Penyesuaian Pola Asuh Terhadap Perubahan Perkembangan

10 perilakunya. Mereka mungkin mendominasi, egosentris, tidak menuruti aturan, dan kesulitan dalam hubungan teman sebaya peer. Keempat klasifikasi pola asuh ini melibatkan kombinasi antara penerimaan dan sikap Responif di satu sisi serta tuntutan dan kendali di sisi lain Maccoby Martin dalam Santrock, 2007. Pola asuh otoritatif cendrung merupakan pola asuh yang paling efektif, berikut alasannya Hart, Newell Olsen, 2003; Steinberg Silk, 2002: a. Orang tua yang otoritatif menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi anak kesempatan untuk membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutuhkan anak Reuter Conger, 1995 dalam Santrock, 2007. b. Orang tua yang otoritatif lebih cendrung melibatkan anak dakam kegiatan memberi dan menerima secara verbal dan memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka Kuczynski Lollis, 2002 dalam Santrock, 2007. Jenis diskusi keluarga ini membantu anak memahami hubungan sosial dan apa yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang kompeten secara sosial. c. Kehangatan dan keterlibatan orang tua yang otoritatif membuat anak lebih bisa menerima pengaruh orang tua Sim, 2000 dalam Santrock, 2007.

1.3 Penyesuaian Pola Asuh Terhadap Perubahan Perkembangan

Anak-anak berubah ketika mereka tumbuh dari bayi ke masa kanak-kanak, pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, serta masa dewasa. Anak usia 5 tahun dan anak usia 2 tahun memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Orang 11 tua yang baik menyesuaikan diri terhadap perubahan perkembangan anak tersebut Maccoby, 1984 dalam Santrock, 2007. Pada tahun pertama, interaksi orang tua terhadap anak bergeser dari fokus yang besar pada perawatan rutin seperti memberi makan, mengganti popok, memandikan dan menenangkan Bornstein, 2002 dalam Santrok, 2007. Selama tahun kedua dan ketiga kehidupan anak, orang tua sering kali menerapkan disiplin dengan manipulasi fisik seperti menjauhkan anak dari aktivitas yang membahayakan ke tempat yang mereka inginkan dan menjauhkan benda yang mudah pecah atau berbahaya dari jangkauan anak. Ketika anak memasuki masa sekolah dasar, orang tua menunjukkan kasih sayang fisik yang semakin sedikit. Interaksi orang tua dan anak selama awal masa kanak-kanak berfokus pada hal- hal seperti kerendahan hati, aturan tidur, pengendalian amarah, perkelahian saudara dan teman sebaya Santrok, 2007. Banyak hal yang muncul mulai usia 7 tahun, hal-hal tersebut mencakup apakah anak harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan jika demikian apakah mereka harus dibayar, bagaimana membantu anak belajar berpikir sendiri alih-alih bergantung pada orang tua untuk segala hal. Ketika anak beranjak ke pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, orang tua menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan mereka Collins Madsen, 2002, dalam Santrok 2007. Walaupun orang tua menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan anak pada pertengahan dan akhir masa kanak-kanak dibanding dengan pada awal masa kanak-kanak, orang tua tetap menjadi agen sosialisasi 12 yang sangat penting dalam kehidupan anak Collins, Harris Susman, 1995 dalam Santrock, 2007. Selama pertengahan atau akhir masa kanak-kanak, sebagian kendali berpindah dari orang tua kepada anak, walaupun prosesnya bertahap dan melibatkan regulasi bersama coregulation Maccoby, 1984 dalam Santrock, 2007. Selama pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, orang tua terus menerapkan pengawasan umum dan melakukan kendali sementara anak mulai diperbolehkan untuk mengatur dirinya sendiri. Selama masa regulasi bersama ini, orang tua harus memantau, membimbing dan mendukung anak dari jauh. Menggunakan waktu secara efektif ketika mereka memiliki kontak langsung dengan anak, dan menguatkan kemampuan anak untuk memantau perilakunya sendiri, menghindari resiko yan berbahaya, dan merasakan ketika dukungan orang tua dan kontak sudah tepat.

2. Temperamen Anak