Pola asuh Orang Tua

42 Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi pola asuh orang tua dengan temperamen anak. Hasil tersebut dapat di lihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temperamen Anak Usia Sekolah di Desa Tanjung Rejo Dusun XI Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2013 Pola Asuh Orang Tua Temperamen Anak Total f Nilai p Sulit f Lambat f Mudah f Otoriter 3 2 3 2 0.000 Permessive 24 39.3 5 5.8 29 19.3 Demokratis 37 60.7 81 94.2 118 78.7 Jumlah 3 61 86 150 100.0

2. Pembahasan

Dari data diatas penelitian yang diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan temperamen anak usia sekolah di DesaTanjung Rejo Dusun XI Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2.1 Pola asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua merupakan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak Wiwit, 2003. Pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak Baumrind, 1991 dalam Lestari, 2006. 43 Dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan orang tua menggunakan kombinasi dari semua pola asuh yang ada, akan tetapi satu jenis pola asuh akan terlihat lebih dominan dari pada pola asuh lainnya dan sifatnya hampir stabil sepanjang waktu Boumrind, 1991 dalam Lestari, 2006. Pola asuh yang ditanamkan tiap orang tua berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini tergantung dari pandangan pada diri tiap orang tua. Kebanyakan orang tua mempelajari praktik pengasuhan dari orang tua mereka sendiri. Sebagian praktik tersebut mereka terima, namun sebagian lagi mereka tinggalkan. Sayangnya, ketika metode orang tua diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, praktik yang baik maupun yang buruk diteruskan Santock, 2007. Dari hasil penelitian tentang pola asuh yang dapat dilihat pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 150 responden sebanyak 118 responden 79 memiliki pola asuh orang tua yang otoritatif demokratis, 3 responden 2 memiliki pola asuh orang tua yang otoritarian otoriter dan 29 responden 19 memiliki pola asuh orang tua yang neglectful permessive. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki jenis pola asuh orang tua yang otorotatif demokratis. Pola asuh otoritatif adalah bentuk pola asuh yang bersifat mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas kendali pada tindakan mereka Baumrind, 1971 dalam Santrock, 2007. Oleh karena itu pola asuh orang tua mayoritas menggunakan pola asuh otoritatif demokratis. Menurut Hart dkk, 2003 dalam Santrock 2007, mengatakan pola asuh otoritatif cendrung merupakan gaya yang paling efektif alasannya yaitu orang tua yang otoritatif menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan otonomi, 44 sehingga memberi anak kesempatan untuk membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutuhkan anak Reuter Conger, 1995, dalam Santrock 2007. Orang tua yang otoritatif lebih cendrung melibatkan anak dalam kegiatan memberi dan menerima secara verbal dan memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka Kuczynski Lollis, 2002 dalam Santrock 2007 . Kehangatan dan keterlibatan orang tua yang diberikan oleh orang tua yang otoritatif membuat anak lebih bisa menerima pengaruh orang tua Sim, 2000 dalam Santrock, 2007. Pada penelitian ini orang tua membina hubungan yang baik dengan anaknya yaitu sebanyak 94,7 dan orang tua selalu berbicara kepada anaknya tanpa mengeluarkan kata-kata kasar sebanyak 41,3. Pada penelitian ini juga orang tua kadang-kadang mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap kesulitan serta keluhan yang dialami anaknya sebanyak 14,7, orang tua tidak memberikan alasan kepada anaknya apabila melarang anaknya bermain sebanyak 6, orang tua yang tidak menghargai perbedaan pendapat dengan anaknya yaitu sebanyak 2. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh demokratis tidak selamanya digunakan oleh orang tua. Dari persentase tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan teori pola asuh demokratis bahkan lebih cendrung kepada pola asuh otoriter. Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 150 responden dijumpai 2 responden yang orang tuanya memiliki pola asuh yang otoriter Otoritarian. Pola asuh otoriter Otoritarian yaitu pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan. Pola asuh otoriter adalah pengasuhan yang kaku, diktator dan 45 memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orang tua tanpa banyak alasan. Pada penelitian ini orang tua yang mewajibkan disiplin dalam segala hal pada anaknya terdapat 84, orang tua yang mengatur segala kegiatan anaknya diperoleh sekitar 62 serta mengatur pergaulan anaknya diperoleh sekitar 49,3. Hal itu dapat berdampak buruk pada anak, yaitu anak merasa tidak bahagia, ketakutan, tidak terlatih untuk berinisiatif, selalu tegang, cendrung ragu, tidak mampu menyelesaikan masalah Baumrind, 1991 dalam Lestari, 2006. Pada penelitian ini juga orang tua tidak selalu atau kadang-kadang memberikan peraturan kepada anaknya, tidak boleh membantah dan harus mematuhinya sebanyak 43,3. Kemungkinan alasan ini yang dapat disimpulkan, bahwa orang tua tidak selalu menggunakan pola asuh otoriter Otoritarian. Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 150 responden terdapat 19 responden yang orang tuanya memiliki pola asuh permessive. Pola asuh permessive adalah pola asuh dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Pada penelitian ini orang tua selalu memanjakan anaknya sebanyak 19,3, tidak mewajibkan disiplin dalam segala hal kepada anaknya sebanyak 7,3, apapun yang menjadi keinginan anaknya akan dipenuhi tanpa mempertimbangkan baik ataupun buruknya terlebih dahulu sebanyak 6 dan masih ada orang tua yang tidak perduli dengan anaknya sebanyak 2. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada orang tua yang menggunakan pola asuh permessive. Orang tua tidak mengetahi bahwa pola asuh ini biasanya mengakibatkan inkompetensi sosial anak, terutama kurangnya pengendalian diri. 46

2.2 Temperamen Anak Usia Sekolah