Defenisi Anak Usia Sekolah Perkembangan Anak Usia Sekolah

21 orang tua, dan saran-saran mengenai bagaimana mengahadapi anak tersebut juga sangat akan berguna. Tetapi yang perlu diingat adalah bagaimana sebuah karekteristik dinilai sangat tegantung dengan kesesuaiannya dengan lingkungan. Ketika kita memberi label bahwa seorang anak adalah anak yang “sulit”, hal ini bisa mengakibatkan bahaya timbulnya self-fullfiling prophecy, ketika seorang anak diidentifikasi sebagai anak yang “sulit”, orang lain akan memperlakukan anak dalam cara-cara tertentu yang justru mendorong timbulnya perilaku “sulit” tersebut.

3. Anak Usia Sekolah

3.1 Defenisi Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun Wong, 2009. Sedangkan menurut WHO World Health Organization yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 6-12 tahun.

3.2 Perkembangan Anak Usia Sekolah

Pada periode usia sekolah, anak mulai memasuki dunia yang lebih luas, ditandai anak memasuki lingkungan sekolah yang memberikan dampak perkembangan dan hubungan dengan orang lain Hockenbery Wilson, 2007 dalam Purwandari, 2009. Ball dan Bindler 2003 dalam Purwandari, 2009 menyatakan anak usia sekolah berada pada fase industri, dimana aktivitas dirasakan sangat bermakna bagi anak. Aktivitas akan meningkatkan harga diri anak dan mencegah perasaan rendah diri pada anak sekolah. 22 Karakteristik perkembangan anak usia sekolah ditandai dengan: perkembangan biologis, psikososial, temperamen, kognitif, moral, spiritual, bahasa, sosial, konsep diri dan seksualitas. Perkembangan biologis ditandai dengan perkembangan pertumbuhan berat badan, perubahan proporsi tubuh, dan kematangan sistem tubuh Hockenberry Wilson, 2007 dalam Purwandari, 2009. Perkembangan psikososial anak usia sekolah ditandai dengan pengembangan fase industri. Pada tahap industri anak mengembangkan kemampuan personal dan kemampuan sosial. Perkembangan temperamen anak dikembangkan melalui interaksi dengan lingkungan, pengalaman, motivasi dan kemampuan Hockenbery Wilson 2007 dalam Purwandari, 2009. Perkembangan kognitif usia 7-11 tahun, menurut Pieget berada pada tahap concrete operation. Anak usia sekolah mampu mengembangkan dan memahami hubungan diantara sesuatu dan ide yang ada didalamnya. Perkembangan moral anak usia sekolah ditandai dengan mempelajari standar perilaku dan merasa bersalah apabila melanggar standar perilaku. Perkembangan spiritual anak usia sekolah ditandai dengan menggunakan kata sifat seperti mencintai dan menolong untuk menggambarkan sifat dari Tuhan Hockenbery Wilson, 2007 dalam Purwandari, 2009. Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga peran orang tua sangat besar untuk mengendalikannya yang perlu diperhatikan orang tua adalah menjadi figur dalam sehari. 23 Perkembangan bahasa anak usia sekolah ditandai dengan anak mulai meningkatkan kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan berkembang seiring dengan pendidikan di sekolah. Kemampuan sosialisasi anak usia sekolah ditandai dengan keingintahuan tentang dunia luar keluarga dan pengaruh kelompok sangat kuat pada anak Hockenbery Wilson, 2007 dalam Purwandari, 2009. Perkembangan konsep diri pada anak usia sekolah ditandai anak mulai mengetahui tentang tubuh manusia dan anak mampu menggambarkan figur manusia. Anak usia sekolah juga mulai meningkatkan rasa keingintahuan tentang hubungan seksual Hockenbery Wilson, 2007 dalam Purwandari, 2009 24

BAB 3 KERANGKA KONSEP

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kegiatan konsep- konsep atau variabel-variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang dimaksud Notoatmojo, 2005. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan variabel dependen adalah temperamen. Variabel independen Variabel dependen Skema 3.1 Kerangka Konsep Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti : Berpengaruh Pola Asuh Orang Tua  Otoriter  Permisif  Demokratis Temperamen Anak  Mudah  Lambat  Sulit Faktor-Faktor yang mempengaruhi:  Lingkungan  Pendidikan Orang Tua  Teman sebaya