Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Temperamen Anak Usia

48 kearah tempat yang baru misalnya ke toko atau tempat permainan yang baru dan 19 anak tidak pernah beralih dari permainan ketika handphone berbunyi.

2.3 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Temperamen Anak Usia

Sekolah Pada penelitian ini pola asuh orang tua dibagi atas 3 jenis yaitu otoritarian otoriter, otoritatif demokratis dan neglectful permessive, sedangkan temperamen anak juga terbagi kepada tiga jenis temperamen yaitu the easy child mudah, the difficult child sulit dan the slow-to-warm-up child lambat. Hasil penelitian menunjukkan dari 3 2 pola asuh orang tua otoriter Otoritarian, semuanya temperamen anak sulit the difficult child. Dari 29 19,3 pola asuh orang tua permessive neglectful, 24 39,3 temperamen anak lambat the slow-to-warm-up child dan 5 5,8 temperamen anak mudah the easy child. Dan dari 118 78,7 pola asuh orang tua demokratis Otoritatif, 37 60,7 temperamen anak lambat the slow-to-warm-up child dan 81 94,8 temperamen anak mudah the easy child. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pola asuh otoriter menghasilkan temperamen anak sulit. Hal ini sejalan dengan pendapat Baumrind 1991 dalam Lestari, 2006 yang menjelaskan pola asuh otoriter dapat berdampak buruk pada anak, yaitu anak merasa tidak bahagia, ketakutan, tidak terlatih untuk berinisiatif, selalu tegang, cendrung ragu, tidak mampu menyelesaikan masalah, kemampuan komunikasinya buruk serta gugup, akibat seringnya mendapat hukuman dari orang tua. Orang tua memaksa anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk tingkah lakunya serta cendrung mengekang keinginan anak. 49 Orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian Tarmudji, 1991 dalam Lestari, 2006. Dari hasil penalitian di atas untuk tipe pola asuh demokratis mengasilkan 37 60,7 temperamen anak lambat the slow-to-warm-up child dan 81 94,8 temperamen anak mudah the easy child. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola asuh demokratis mayoritas menghasilkan anak yang bertemperamen mudah the easy child. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian oleh Lestari, 2006 yang menunjukkan bahwa dari 144 responden, sebanyak 135 responden 93,75 yang memiliki pola asuh demokratis banyak digunakan oleh orang tua. Hal ini sejalan dengan pendapat Hart, Newell Olsen, 2003 dalam Santrock, 2007, yang mengatakan bahwa pola asuh otoritatif demokratis cendrung merupakan pola asuh yang paling efektif. Anak yang memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, dan berorientasi pada prestasi. Anak yang memiliki orang tua yang otoritatif juga cendrung untuk mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya Santrock, 2007. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka didapatkan adanya perbedaan proporsi pada pola asuh orang tua dengan temperamen anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanson dan Rothbart 1995 dalam Santrock, 2007 yang mengatakan strategi pengasuhan terbaik berkaitan dengan temperamen anak. Hal yang diperhatikan di dalam strategi pengasuhan anak yaitu perhatian dan menghargai individualitas. Implikasinya adalah tidak mungkin kita menyebutkan satu cara pola asuh “terbaik”. Sebuah tujuan dapat dicapai dengan cara tertentu pada anak tertentu tetapi baru dapat dicapai dengan cara yang lain, tergantung dari 50 temperamen anak tersebut. Pengaturan lingkungan di sekitar anak yang terlalu ramai dan bising dapat menyebabkan masalah yang lebih besar bagi beberapa orang anak seperti pada anak yang difficult dibandingkan bagi sebagian anak yang lain easy going. Dengan menyadari bahwa ada anak yang lebih sulit dibandingkan anak lain memang akan membantu orang tua, dan saran-saran mengenai bagaimana mengahadapi anak tersebut juga sangat akan berguna. Tetapi yang perlu diingat adalah bagaimana sebuah karekteristik dinilai sangat tergantung dengan kesesuaiannya dengan lingkungan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Firmansyah 2008 yaitu hubungan pola asuh orang tua dengan temperamen anak usia sekolah di SDN 02 Singkawang Tengah Kalimantan Barat juga menunjukkan adanya perbedaan proporsi data dengan nilai yang significance p=0,000. 51

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Karakteristik responden orang tua yang memiliki anak usia sekolah di Desa Tanjung Rejo Dusun XI Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang mayoritas berumur 34 – 36 tahun, pendidikan mayoritas SMP dan jenis pekerjaan mayoritas petani atau buruh tani. Hasil yang diperoleh dari 150 responden orang tua 79 memiliki pola asuh orang tua yang otoritatif demokratis, 2 memiliki pola asuh orang tua yang otoritarian otoriter dan 19 memiliki pola asuh orang tua yang neglectful permessive. Mayoritas temperamen anak mudah the easy child sebanyak 57, 2 memiliki temperamen the difficult child sulit dan 41 memiliki temperamen the slow-to-warm-up chlid lambat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000, maka dapat disimpulkan ada proporsi pola asuh orang tua dengan temperamen anak usia sekolah.

2. Saran

2.1 Orang Tua

Orang tua sebagai pemberi pola asuh kepada anak-anaknya tidak perlu mengubah temperamen anak. Biarlah mereka memiliki temperamennya masing- masing. Namun demikian, temperamen harus dimodifikasi agar lebih dapat adptif.