Mendorong Kehadiran Peran Negara

Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat 2011 126 | P a g e niniak mamak tidak salah langkah dalam keikutsertaan mereka dalam penegakan hukum di nagari. Peningkatan kapasitas dan penyediaan perangkat yang diperlukan bagi niniak mamak untuk kembali berperan dalam penyelesaian koflik tentunya tidak akan terwujud begitu saja. Oleh karena itu diperlukan dukungan dari banyak pihak. Perguruan tinggi, aparat penegak hukum terutama kepolisian dan pemerintah daerah mesti membangun kerjasama untuk melaksanakan agenda dimaksud.

2. Mendorong Kehadiran Peran Negara

Peningkatan SDM niniak mamak dibidang penyelesaian konflik juga harus diiringi dengan dukungan dari negara dalam hal ini pemerintah. Tanpa dukungan dan fasilitasi dari pemerintah, upaya peningkatan SDM dan peran niniak mamak akan menemui jalan terjal. Pada level kebijakan, negara harus peka terhadap keberadaan hukum adat maupun eksistensi ninik mamak. Berbagai regulasi yang punya kecenderungan untuk mengkerdilkan peran niniak mamak dalam penyelesaian konflik harus diminimalisir. Pada saat bersamaan harus dirumuskan pula kebijakan-kebijakan yang membuka ruang penegakan hukum adat, di mana niniak mamak adalah stakeholders utamanya. Bahkan sudah sepatutnya pemerintah mengambil peran terdepan terutama dalam memberikan legitimasi formal bagi kedudukan ninik mamak sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa pidana. 166 Pada level tindakan, pemerintah dituntut untuk memfasilitasi pendidikan dan pelatihan pengetahuan hukum adat minangkabau di kalangan ninik mamak. Pada saat bersamaan, pemerintah juga diharapkan memperkuat keberadaan ninik mamak sebagai pihak yang diberi tanggungjawab untuk menyelesaikan perkara- perkara tindak pidana ringan di nagari yang melibatkan anak kemenakannya. Khusus bagi institusi kepolisian, menyediakan perangkat hukum utuk pelibatan niniak mamak dan atau pangulu merupakan sebuah keniscayaan. Peran 166 Wawancara dengan M Zen DT Tumangguang, Ketua KAN Simarasok Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat 2011 127 | P a g e niniak mamak akan lebih baik bila diberikan sebuah landasan hukum melalui kebijakan kepolisian untuk melibatkan niniak mamak untuk kasus-kasus tertentu, khususnya tindak pidana ringan. Lebih jauh dari itu, berdasarkan diskusi yang berkembang, 167 bila perlu pemerintah dan jajarannya termasuk Polri, memfasilitasi sebuah lembaga penyelesaian sengketa ringan di setiap nagari, baik pekara perdata perpering maupun tindak pidana ringan tipiring yang anggotanya terdiri dari niniak mamak, Walijorong, dan Parik Paga atau Dubalang Nagari. Lembaga ini dibentuk sebagai Lembaga Perwakilan Pengadilan LPP dan diberi kewenangan untuk menyelesaikan sengketa ringan dalam tingkat pertama dan terakhir, di mana putusannya mempunyai kekuatan hukum tetap berupa denda, pembayaran ganti rugi dan biaya perkara. Termasuk perkara ringan misalnya perkelahian dengan luka ringan, penghinaan, utang piutang, penipuan timbangan, dan sebagainya. Secara bersamaan, pemerintah maupun pemerintah daerah juga perlu untuk mengalokasikan dana khusus untuk pembiayaan Lembaga Perwakilan Peradilan itu, terutama untuk keperluan administratif.

D. Paradigma Baru Penyelesaian Konflik Hukum Pidana