Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat
2011
7 | P a g e
1. Terbangunnya sinergitas antara masyarakat adat dengan pemerintah dalam
penyelesaian konflik, khususnya di bidang hukum pidana. 2.
Penyelesaian konflik oleh niniak mamak akan dapat mengurangi beban kerja aparat penegak hukum, khususnya penyidik Polri.
3. Menjadi salah satu alternatif upaya mengurangi penumpukan perkara di
pengadilan, khususnya di Mahkamah Agung. 4.
Terwujudnya keadilan restoratif restorative justice dan pulihnya
keseimbangan masyarakat restitutio des integrum dalam tiap penyelesaian konflik hukum pidana.
E. KERANGKA TEORI
Teori yang digunakan dalam memahami faktor yang melatarbelakangi menurunnya peran ninik mamak dalam penyelesaian konflik hukum pidana
adalah: pertama, teori-teori perubahan sosial. Kedua, teori Antonio Gramsci tentang hegemoni dan dominasi. Ketiga, Konsep Restorative Justice. Teori-teori
tersebut dianggap membantu dalam menganalisis perubahan-perubahan apa yang terjadi dalam masyarakat hukum adat khususnya institusi ninik mamak. Teori
tersebut diharapkan mampu menjelaskan secara teoritik mengapa terjadi penurunan peran ninik mamak dalam penyelesaian konflik hukum pidana, serta
pentingnya mengembalikan peran tersebut dalam upaya mencari keadilan restoratif.
1. Teori Perubahan Sosial
Teori perubahan sosial adalah teori tentang bagaimana suatu masyarakat berubah serta dinamika dan proses sekitar perubahan tersebut.
16
Wilbert Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial,
dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial.
17
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa perubahan tersebut mengenai struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural.
18
Sedangkan Emile Durkheim mengemukakan bahwa perubahan utama manusia itu menyangkut persoalan
16
Mansour Faqih, Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta, 2003, hlm. 11
17
Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial Edisi Kedua, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm.4
18
Ibid.
Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat
2011
8 | P a g e
hukum, moralitas, profesi, keluarga dan kepribadian, ilmu pengetahuan, seni dan juga agama.
19
Banyak pendapat yang berbicara tentang kenapa dan bagaimana perubahan sosial tersebut terjadi. Thorstein Veblen berpendapat bahwa pola keyakinan dan
perilaku manusia terutama dibentuk oleh cara mencari nafkah dan mendapatkan kesejahteraannya, yang selanjutnya adalah fungsi teknologi.
20
Veblen menilai adanya hubungan yang tidak terelakkan antara teknologi dan ekonomi di satu
pihak, dan perubahan sosial di pihak lain. Veblen melihat lebih pada bahwa perubahan sosial terjadi karena faktor materiil.
Sementara itu, Whitehead dengan menggunakan perspektif lain berpendapat bahwa perubahan terjadi karena adanya peranan ide, ideologi atau
nilai-nilai. Ia menekankan peranan ideologi atau nilai-nilai sebagai faktor yang
mempengaruhi perubahan. Selain faktor materiil dan ide, beberapa pemikir juga melihat bahwa interaksi sosial sebagai mekanisme yang menggerakkan
perubahan, terutama menggerakkan konflik. Hubungan antara konflik dan perubahan cenderung menjadi satu proses yang berlangsung dengan sendirinya
terus-menerus, karena perubahan dapat menimbulkan konflik baru, dan seterusnya.
21
Walaupun demikian, Anderson melalui penelitiannya menilai bahwa perubahan juga dapat terjadi tanpa konflik.
22
Lain lagi halnya dengan apa yang disampaikan Hage dan Aiken. Dalam studi yang mereka lakukan disimpulkan bahwa sifat struktural seperti sentralisasi,
formalisasi, dan statifikasi, jauh lebih erat hubungannya dengan perubahan.
23
Dari studi tersebut dipahami bahwa struktur organisasi lebih penting peranannya
dalam mempengaruhi perubahan ketimbang kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi. Dalam hal ini, pemerintah di semua tingkatan benar-benar
adalah faktor yang teramat penting sebagai perintang atau sebagai pemimpin perubahan.
19
Hujair Sanaky, Sakral Sacred dan Profan Studi Pemikiran Emile Durkheim Tentang Sosilogi Agama, Makalah dalam Diskusi Program Doktor S3 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 6
Oktober 2005
20
Robert H. Lauer, Op.cit., hlm. 206
21
Ibid., hlm. 290
22
Ibid., hlm. 292
23
Ibid., hlm. 313
Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat
2011
9 | P a g e
Selain pemerintah, elit non-politik dan pemuda juga dapat menggunakan tekanan yang akhir menimbulkan perubahan. Karl Mannheim menilai bahwa
dalam masyarakat demokratis di dunia modern terdapat bermaca-mcam elit; yang terpenting adalah elit politik, organisator, intelektual, seniman, moralis dan elit
agama.
24
Menurutnya jalannya perubahan disebabkan aktivitas elit tersebut.
2. Teori Hegemoni dan Dominasi