Spesifikasi dan Bahan Penelitian

Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat 2011 20 | P a g e

F. METODE PENELITIAN

1. Spesifikasi dan Bahan Penelitian

Berdasarkan sifatnya penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran tentang permasalahan dan pembahasan hasil penelitian secara lengkap dan sistematis 51 . Pada satu sisi karena penelitian ini merupakan penerapan hukum kebijakan penegakan hukum, maka penelitian ini tergolong penelitian hukum empiris socio-legal research. Di sisi lain, karena kajiannya juga menyangkut peraturan perundang-undangan terkait kekuasaan kehakiman, maka penelitian ini juga menggunakan pendekatan studi hukum normatif. Sebab, bagaimana pun setiap penelitian hukum tidak dapat dilepaskan dari pendekatan normative legal research. Sebagai suatu penelitian hukum empiris, yang menggunakan data primer, cara penelitian ini dapat juga mengikuti sebagian cara penelitian ilmu sosial. Pendekatan penelitian dan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sinergi antara socio-legal research dan normative-legal research, yang diuraikan secara rinci sesuai perumusan masalahnya sebagai berikut ini. Permasalahan pertama, karena menyangkut faktor yang melatarbelakangi turunnya peran ninik mamak dalam menyelesaikan konflik hukum pidana, maka analisisnya menggunakan pendekatan sosio-legal. Pendekatan ini digunakan menelusuri berbagai variabel yang mempengaruhi perubahan peran niniak mamak, seperti aspek budaya, politik, hukum dan intervensi negara. Oleh karena masalah peranan niniak mamak juga terkait interaksi hukum adat dan hukum negara, maka penelitian ini menggunakan pendekatan normative-legal research, khususnya pendekatan perundang-undangan. Kedua, menyangkut sumber daya apa saja yang masih tersisa sehingga institusi niniak mamak masih bertahan sampai saat ini. Untuk menjawab permasalahan ini maka penelitian ini kembali akan menggunakan pendekatan socio-legal. Di samping itu, data sekunder yang didapatkan melalui studi dokumen 51 Maria S.W. Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Sebuah Panduan Dasar, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, hlm. 26 Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat 2011 21 | P a g e akan dijadikan sebagai tambahan untuk memperdalam analisis dalam membahas permasalan ini. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sumatera Barat yang lebih dikenal dengan Minangkabau ini merupakan propinsi yang paling aktif memanfaatkan otonomi daerah, khususnya dalam merombak sistem pemerintahan terendah. 52 Dengan kembali ke sistem pemerintahan nagari sebagai pemerintahan terendah, masyarakat Minangkabau juga aktif untuk memfungsikan kembali institusi dan lembaga adat yang ada. Institusi dan lembaga-lembaga adat tersebut ada di nagari-nagari. Oleh karena masyarakat hukum adat itu ada di nagari-nagari, maka lokasi penelitian ini difokuskan pada beberapa nagari yang dianggap mampu mewakili berbagai ragam karaktek yang ada. Untuk itu nagari yang dipilih adalah sebagai berikut : 1 nagari-nagari yang terletak di daerah luhak atau darek, meliputi: Kabupaten Tanah Datar Lima Kaum, Kabupaten Agam Simarasok, Kota Payakumbuh Batang Tabik. 2 Nagari-nagari yang terletak di daerah rantau seperti Kabupaten Padang Pariaman Kapalo Hilalang, Kota Padang Lubuk Kilangan, dan Kabupaten Solok Batu Banyak. Dipilihnya nagari-nagari di atas sebagai lokasi penelitian karena pembenaran sebagai berikut : Pertama, secara kultural Nagari Simarasok, Nagari Lima Kaum dan Nagari Batang Tabik merupakan nagarinA-nagari yang terletak di daerah luhak. Daerah luhak merupakan tempat asal-usul keberadaan hukum adat yang berlaku di Minangkabau. Sedangkan Nagari Kapalo Hilalang, Nagari Batu Banyak Kabupaten Solok, Nagari Lubuk Kilangan Kota Padang merupakan nagari yang terletak di daerah rantau. Sebagai daerah rantau, cara masyarakat setempat melaksanakan adat dan memposisikan niniak mamak berbeda dengan daerah luhak. 52 Kurnia Warman, Hukum Agraria dalam Masyarakat Majemuk Dinamika Interaksi Hukum Adat dan Hukum Negara di Sumatera Barat, Huma-Van Vollenhoven Institute-KITLV Jakarta, Jakarta, 2010, hlm. 29 Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat 2011 22 | P a g e Kedua, berdasarkan kondisi objektiffaktual nagari, Nagari Simarasok Agam merupakan nagari yang memiliki sumber daya alam berupa Goa Sarang Burung Walet. Pengelolaan goa pernah diintervensi dengan menggunakan kekuatan TNIPolri. Di kedua nagari tersebut juga pernah terjadi konflik horizontal terkait pengelolaan goa walet. Saat ini di kedua nagari tersebut pengelolaan goa walet oleh masyarakat setempat masih terus berlangsung dengan potensi konflik yang tetap terbuka lebar. Sedangkan Nagari Batang Tabik Kota Payakumbuh dan Nagari Batu Banyak Kabupaten Solok merupakan dua nagari dimana niniak mamaknya pernah berupaya menegakan hukum adat terhadap pelaggaran yang dilakukan anak kemenakannya. Namun penegakan hukum adat tersebut justru berujung dengan dilaporkannya para niniak mamak kepada polisi. Niniak mamak pun akhirnya dikriminalisasi karena menegakkan hukum adat di nagarinya. Adapun Kapalo Hilalang merupakan nagari yang memiliki tanah ulayat nagari seluas + 800 ha dan sumber daya mata air yang dimanfaatkan perusahaan air. Pengelolaan ulayat tersebut berdasarkan informasi awal dari masyarakat setempat di intervensi oleh pemerintah daerah kabupaten. Sementara tokoh adat nagari tidak berkenan atas intervensi tersebut. Sementara Sedangkan dipilihnya Nagari Lubuk Kilangan Kota Padang karena Lubuk Kilangan merupakan nagari tempat terletakkannya PT. Semen Padang. Hubungan masyarakat adat dengan PT. Semen Padang selalu mengalami pasang surut. Dimana dalam hubungan tersebut, peluang konflik selalu terbuka. Ketiga, kondisi geografis. Secara geografis, Nagari Lubuk Kilangan Kota Padang, Nagari Batang Tabik Kota Payakumbuh merupakan dua nagari yang terletak di daerah perkotaan. Sebagai daerah yang berada di perkotaan, pengaruh pola interaksi masyarakat tentunya akan mempengaruhi posisi niniak mamak di mata anak kemenakannya. Sementara Nagari Kapalo Hilalang dan Nagari Simarasok merupakan dua nagari yang sedang berkembang. Keberadaannya yang tidak terlalu jauh dari kota menyebabkan pola interaksi masyarakat juga dipengaruhi pola perkotaan. Sementara di sisi lain, hukum adat masih tetap dihormati. Sedangkan Lima Kaum dan Nagari Batu Banyak Kabupaten Solok merupakan nagari yang jauh dari perkotaan. Dimana hukum adat dan pengaruh niniak mamak masih cukup siginifikan. Sinergitas Ninik Mamak dan Aparat Kepolisian dalam Menyelesaian Konflik Hukum Pidana di Sumatera Barat 2011 23 | P a g e

3. Alat Pengumpulan Data