Estimasi Model VAR Hasil Penelitian .1 Uji Stasioneritas

melihat nilai Akaike Information Criterion AIC dan uji Schwartz Information Criterion SIC. Selanjutnya pengujian dilakukan dimulai dengan melihat nilai AIC dan SIC yang paling minimum. Berikut hasil uji AIC dan SIC: Table 4.5 Hasil Pengujian Lag Optimum Lag AIC SIC 2 23.79510 25.12730 3 20.41585 22.52758 4 18.99848 21.90177 Sumber : Data Diolah Berdasarkan pengujian diatas maka dapat di simpulkan bahwa lag ke 4 adalah tenggat yang paling optimalbaik digunakan dalam model. Hal ini dibuktikan dengan nilai AIC dan SIC yang paaling minimum.

4.3.4 Estimasi Model VAR

Karena variabel yang kita teliti memiliki hubungan kointegrasi diantara setiap variabelnya, maka model VAR yang kita pakai merupakan model VECM. Berikut hasil estimasi model VAR yang kita gunakan: Tabel 4.6 Hasil Estimasi Model VECM Cointegrating Eq: CointEq1 BIRATE-1 1.000000 ER-1 -0.002607 0.00033 [-8.01634] INFLASI-1 -0.456773 0.02851 [-16.0190] PDRB-1 -2.637207 Universitas Sumatera Utara 0.31739 [-8.30894] C 36.43512 Error Correction: DBIRATE DER DINFLASI DPDRB CointEq1 0.477921 -124.3141 2.615995 0.100286 0.17914 145.124 0.33569 0.20008 [ 2.66782] [-0.85660] [ 7.79278] [ 0.50123] DBIRATE-1 0.333049 609.7094 2.457079 -0.587497 0.29684 240.468 0.55624 0.33153 [ 1.12200] [ 2.53551] [ 4.41731] [-1.77209] DBIRATE-2 -0.445556 -63.84940 -1.984082 0.061004 0.28526 231.091 0.53455 0.31860 [-1.56192] [-0.27630] [-3.71170] [ 0.19148] DBIRATE-3 -0.655930 209.6818 -1.841623 0.087347 0.27301 221.166 0.51159 0.30492 [-2.40259] [ 0.94807] [-3.59979] [ 0.28646] DER-1 0.001150 0.427329 0.008019 -0.001552 0.00060 0.48294 0.00112 0.00067 [ 1.92894] [ 0.88486] [ 7.17836] [-2.33059] DER-2 8.81E-06 -0.265596 0.000101 0.001442 0.00023 0.18427 0.00043 0.00025 [ 0.03873] [-1.44131] [ 0.23620] [ 5.67745] DER-3 0.001577 -0.123032 0.007754 -0.001049 0.00055 0.44918 0.00104 0.00062 [ 2.84383] [-0.27390] [ 7.46316] [-1.69460] DINFLASI-1 0.008010 -57.86659 -0.204771 0.245767 0.08075 65.4168 0.15132 0.09019 [ 0.09920] [-0.88458] [-1.35324] [ 2.72504] DINFLASI-2 0.290630 64.99396 0.961924 -0.140474 0.08706 70.5262 0.16314 0.09723 [ 3.33834] [ 0.92156] [ 5.89639] [-1.44472] DINFLASI-3 0.013657 -165.0805 -0.425552 0.188870 0.09994 80.9656 0.18729 0.11163 [ 0.13665] [-2.03890] [-2.27221] [ 1.69200] Universitas Sumatera Utara DPDRB-1 0.340787 190.8593 2.356860 0.147791 0.19084 154.602 0.35762 0.21315 [ 1.78570] [ 1.23452] [ 6.59046] [ 0.69338] DPDRB-2 0.474588 -282.4776 2.263536 0.413382 0.23284 188.624 0.43632 0.26005 [ 2.03827] [-1.49757] [ 5.18784] [ 1.58962] DPDRB-3 0.685779 -36.95596 3.861286 -0.568256 0.24624 199.484 0.46144 0.27502 [ 2.78495] [-0.18526] [ 8.36798] [-2.06621] C -0.327362 150.1281 -0.852285 -0.013423 0.11143 90.2723 0.20881 0.12446 [-2.93775] [ 1.66306] [-4.08156] [-0.10785] R-squared 0.777193 0.839900 0.938159 0.935486 Adj. R-squared 0.535819 0.666459 0.871164 0.865597 Sum sq. resids 1.962949 1288219. 6.892842 2.448580 S.E. equation 0.404449 327.6456 0.757894 0.451717 F-statistic 3.219872 4.842563 14.00347 13.38518 Log likelihood -3.304969 -177.4312 -19.63343 -6.178755 Akaike AIC 1.331151 14.72548 2.587187 1.552212 Schwarz SC 2.008588 15.40291 3.264624 2.229649 Mean dependent -0.259615 14.23077 -0.431923 0.039615 S.D. dependent 0.593636 567.3222 2.111494 1.232144 Determinant resid covariance dof adj. 456.8439 Determinant resid covariance 20.73001 Log likelihood -186.9802 Akaike information criterion 18.99848 Schwarz criterion 21.90177 Sumber : Data Diolah Siginifikan tidaknya lag dari suatu variabel terhadap variabel endogenous lainnya dapat dievaluasi menggunakan nilai mutlak dari statistik-t nilai yang ada dalam tanda kurung [...] . Sebagai perbandingan dapat digunakan nilai kritis rule- of-thumb sebesar 2.00. Jika lebih besar dari 2.00 maka dikatatakan signifikan. Hasil estimasi model VAR menunjukkan bahwa tingkat suku bunga dipengaruhi Universitas Sumatera Utara oleh tingkat suku bungan itu sendiri pada lag 3, nilai tukar mempengaruhi suku bunga pada lag 3, inflasi pada lag 2, sedangkan PDRB berpengaruh pada lag 2 dan lag 3. Dari model diatas terilhat bahwa PDRB tidak dipengaruhi oleh kejutan shock suku bunga pada lag berapapun, sedangkan kejutan nilai tukar mempengaruhi PDRB pada lag 2 dan lag 3. Kejutan shock nilai tukar yang bernilai negatif pada lag 2 menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar akan berakibat pada penurunan PDRB Sumatera Utara. Kejutan shock inflasi mempengaruhi PDRB Sumatera Utara pada lag 1. Sedangkan kejutan shock PDRB Sumatera sendiri tidak mempengaruhi PDRB Sumatera Utara. Maka dapat disimpulkan bahwa kejutan shock nilai tukar dan inflasi lah yang mempengaruhi PDRB

4.3.5 Impulse response