Tenggang Waktu lag Efek Dari Kebijaksanaan Moneter Implementasi Kebijaksanaan Moneter

d. Jalur Langsung Teori Monetarist

Menurut teori ini pengaruh kebijaksanaan moneter terhadap GNP secara langsung. Jalur mekanisme langsung, ini sifatnya lebih sederhana. Menurut pendapatnya, karena sebenarnya mekanisme transmisi itu begitu kompleks sehingga sukar untuk digambarkan, maka tidak bias dinyatakan secara spesifik. Oleh karena itu tidak bisa digambarkan secara terperinci. Sumber : Ekonomi moneter, Nopirin Gambar : 2.4 Skematis Mekanisme Transmisi Versi Monetaris

2.4.1 Tenggang Waktu lag Efek Dari Kebijaksanaan Moneter

Kebijaksanaan moneter untuk tujuan stabilitas ekonomi tergantung pada , pertama kuat tidaknya hubungan antara perubahan kebijaksanaan moneter dengan kegiatan ekonomi dan kedua jangka waktu antara perubahan kebijaksanaan moneter dengan efeknya terhadap kegiatan ekonomi. Kebijaksanaan dengan perubahan kegiatan ekonomi sering disebut tenggang waktu lag. Ada beberapa komponen unsur dalam lag efek kebijaksanaan moneter ini Kebijaksanaan monetaris membeli surat berharga GNP naik Pengeluaran total naik Jumlah uang naik Universitas Sumatera Utara Sumber : Ekonomi moneter, Nopirin Gambar 2.5 Skematis Total Lag

2.4.2 Implementasi Kebijaksanaan Moneter

a. Masalah dalam Implementasi Penentuan kebijaksanaan moneter seperti pertumbuhan inflasi serta neraca pembayaranyang sehat hanyalah merupakan salah satu bagian dari kebijaksanaan moneter. Masih banyak masalah yang harus dipecahkan, terutama dalam hal implementasinya. Masalah ini mencakup, pertama bahwa penguasa moneter harus menentukan arah yang hendak dituju untuk mencapai sasaran kebijaksanaan, seperti misalnya output, employment serta harga. Kedua, mereka harus menentukan bagaimana cara mengatur mengubah instrument kebijaksanaan moneter seperti cadangan minimum, politik diskonto serta jual beli surat berharga agar supaya tujuan sasaran kebijaksanaan moneter tercapai. Bagi Bank Sentral akan mengalami kesuitan didalam mengatur kebijaksanaan moneter dikarenakan kurangnyainformasi atau kurangnya kepastian mengenai proses implementasi kebijaksanaan moneter. Oleh karena Total Lag Inside Lag Outside Impact Administrative Lag Recognition Lag Need for action Changein Economic Activity Recognition of Need for Action Change in Policy instrument waktu t t 1 t t Universitas Sumatera Utara itu untuk mengatasi masalah ini beberapa penelitian telah memberikan dasar teori dan empirik tentang indikator serta target operasional dari implementasi kebijaksanaan moneter. Penguasa moneter biasanya tertarik pada dua pertanyaan yang berkitan dengan masalah implementasi, yakni pertama bagaimana efek kebijaksanaan terhadap tujuan yang ingin dicapai, apakah sudah mengarah pada sasaran atau belum. Suatu indikator diperlukan untuk mengetahui hal ini. Kedua ingin mengetahui hal ini. Kedua ingin mengetahui bagaimana mereka harus mengubahmemanipulasi instrument kebijaksanaan moneter supaya tujuansasaranya tercapai. b. Indikator Dalam Implementasi Kebijaksanaan Moneter Indikator kebijaksanaan moneter adalah variabel ekonomi yang memberikan informasi tentang gerakan perubahan dalam sektor rill apakah sudah bergerak ke arah sasaran yang diinginkan atau belum. Pemilihan indikator sebenarnya merupakan pemilihan fariabel moneter yang secara konsisten memberi informasi tentang pengaruh kebijaksanaan moneter terhadap perekonomian. Ini memerlukan adanya hubungan yang pasti dapat diperkirakan antara indikator tersebut dengan tujuan sasaran kebijaksanaan moneter. Perubahan sektor rill dapat diperkirakan dari adanya perubahan dalam indikator. Dengan melihat indikator ini dapat diperkirakan apakah arah kebijaksanaan moneter itu sejalan menuju ke sasaran yang ingin dicapai atau tidak. Kalau tidak, penguasa moneter dapat mengubah instrument Universitas Sumatera Utara kebijaksanaan moneter. Dengan demikian indikator ini memberikan informasi apakah sasaranya akan trcapai atau tidak. Biasanya variabel moneter yang dipakai sebagai indikator adalah tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. c. Target Operasional Target operasional adalah variabel ekonomi moneter yang selalu diawasi tiap hari oleh penguasa moneter Bank Sentral dalam menjalankankebijaksanaan jual-beli surat berharga open market operasional. Beberapa syarat harus dipenuhi agar supaya sesuatu variabel dapat dipakai sebagai target operasional, antara lain : Bank Sentral harus dapat mengukur target operasional ini dalam jangka yang relatif pendek. Bank Sentral harus dapat mengatur volume targer operasional ini dengan cara merubah insterumen kebijaksanaan moneter. Perubahan volume target operasional dari waktu ke waktu mempuanyai pengaruh yang besar terhadap perubahan dalam variabel indikator.Target ini diperlukan oleh penguasa moneter dikarenakan adanya informasi yang kurang lengkap. Informasi mengenai pengaruh politik pasar terbuka terhadap output, harga serta employment misalnya, sangat tidak pasti, dan penguasa moneter sering tidak mempunyai informasi yang lengkap. Kurangnya informasi tentang jalur pengaruh mekanisme transmisi kebijaksanaan moneter terhadap kegiatan ekonomi yang tercermin dengan output, harga dan employment menyebabkan timbunya beberapa dugaan hipotesa yang mencoba menjelaskan jalur pengaruh ini. Universitas Sumatera Utara Dua hipotesa yang utama adalah jalur tingkat bunga dan jalur jumlah uang yang beredar. 1. Jalur Tingkat Bunga Menurut hipotesa ini variabel indikatornya adalah tingkat bunga sedangkan dana perbankan sebagai target operasionalnya. Pada prinsipnya hipotesa ini mengatakan bahwa pengaruh kebijaksanaan moneter ditransfer melalui perubahan dana perbankan, yang kemudian akan mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga pada gilirannya akan mempengaruhi permintaan agregat melalui pengeluaran investasi dan atau konsumsi 2. Jalur Jumlah Uang Beredar Menurut hipotesa ini variabel indikatornya adalah pertumbuhan jumlah uang beredar, sedangkan uang inti monetari base sebagai target operasionalnya. Pengaruh kebijaksanaan moneter pertama mempengarui uang inti, kemudian jumlah uang beredar. Perubahan jumlah uang beredar langsung mempengarui permintaan agregat. Universitas Sumatera Utara Sumber : Ekonomi Moneter,Nopirin Gambar : 2.6 Skematis Kedua Hipotesa Tersebut Target operasional Tingkat bunga Hipotesa tingkat bunga Hipotesa Jumlah uang Instrumen kebijaksanaan moneter - Politik pasar terbuka -politik cadangan minimum -politik diskonto Uang inti monetary base Dana Perbankan Jumlah uang beredar Sasaran kebijaksanaan moneter - kestabilan harga - full employment - pertumbuhan - neraca pembaayaran Variabel indikator Target operasional Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di sumut, yaitu dengan mengamati dampak shock moneter terhadap perekonomian sumatera utara. Variable yang dijadikan sebagai shock moneter adalah suku bunga SBI, inflasi, dan nilai tukar.

3.2 Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini kurun waktu per kwartal periode tahun 2005-2012. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Perpustakaan Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik BPS, dan beberapa sumber bacaan lainnya seperti media internet.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan pencatatan langsung dari sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.4 Pengolahan Data

Dalam pengelolaan data , penulis menggunakan program Eviews 6.0. Universitas Sumatera Utara