Dari kurva diatas terlihat bahwa terjadi kenaikan permintaan yang ditunjukkan melalui kenaikan D
1
ke D
2
, namun dalam keadaan kenaikan permintaan tersebut tidak dibarengi dengan supply barang yang ada. Akibatnya
harga mengalami kenaikan dari P
1
menjadi P
2
. Jumlah barang yang tidak bias dipenuhi ini sebesar Q
1
– Q
2
menyebabkan terjadinya celah inflasioner inflationary gap. Candra haris, 2012
C. Teori Strukturalis
Teori ini dikembangkan dari struktur perekonomian negara-negara berkembang, khususnya strukturpengalaman perekonomian Negara-negara
Amerika latin. Ada dua factor yang menjadi masalah utama yang dapat menyebabkan inflasi dalam Negara berkembang berdasarkan teori strukturalis ini
yaitu:
1. Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor
Ketidakelastisan penerimaan ekspor yaitu ekspor berkembang secara lamban dibanding sektor lain dalam perekonomian. Hal ini disebabkan naiknya
harga barang-barang komoditi Negara-negara berkembang hasil alam, dalam jangka panjang perkembangannya sangat lamban dibanding harga barang industri.
Adanya perkembangan ekspor yang lamban juga merupakan penyebab adanya kelambanan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkanterutama barang
modal untuk mengubah struktur perkonomian. Akibatnya Negara tersebut terpaksa mengambil kebijaksanaan yang menekankan pemakaian produksi dalam
negeriuntuk memajukan industri dalam negeri dan sebelumnya diimpor walaupun hasil produksi dalam negeri lebih mahal harganya karena kurang
Universitas Sumatera Utara
efisien. Biaya produksi yang tinggi menyebabkan harga yang lebih tinggi. Disamping itu, bila proses subsitusi impor ini makin meluas , kenaikan biaya
produksi juga akan makin meluas, sehingga makin banyak harga barang yang naik. Dengan demikian terjadi inflasi dalam perekonomian yang berkepanjangan.
2. Ketidakelastisan Dari Supply Atau Produksi Bahan Makanan Dalam Negeri
Akibat pertumbuhan produksi bahan makanan tidak secepat pertumbuhan penduduk dan pendapatan, sehingga harga bahan makanan cenderung untuk
meningkat melebihi kenaikan harga barang-barang lain. Kenaikan harga bahan makanan ini mengakibatkan tuntutan kenaikan upah kaum buruh atau pekerja
yang dampaknya akan menaikkan biaya produksi. Jika demikian, otomatis harga hasil produksi pertanian dan industri akan naik lagi, sehingga kenaikan harga
barang menuntut kembali tingkat upah untuk dinaikkan.Begitu seterusnya, proses ini hanya akan berhenti apabila harga bahan makanan tidak ikut naik kembali.
Akan tetapi, faktor struktural perekonomian tidak bisa menghentikan kenaikan harga bahan makanan, sehingga akan terjadi dorong-mendorong antara upah dan
kenaikan harga,dan tidak akan berhenti sampai struktur perekonomian dapat diubah.
2.1.3 Hubungan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi yang terjadi didalam suatu perekonomian memiliki beberapa pengaruh sebagai berikut :
a Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota
Universitas Sumatera Utara