BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Kondisi Ekonomi Sumut
Adanya Master Plan Pengembangan Percepatan dan Perluasan Ekonomi MP3I menjadi tonggak sejarah yang sangat penting bagi perekonomian sumut.
Hal ini menandakan dimulainya era pembangunan yang lebih berkelanjutan, dengan mempertimbangkan aspek potensi dari tiap daerah, dan tidak berhenti
sampai disitu pembangunan wilayah yang terjadi diharapkan akan menciptakan sinergi dan integrasi bagi kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan yang selama ini terpusat diwilayah Jawa dan Sumatera diharapkan akan menyebar juga ke wilayah lain di Indonesia, sehingga tercipta pemerataan
pembangunan. Berdasarkan data BPS pada 2013 struktur perekonomian Indonesia secara
spasial pada triwulan II-2013 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,15 persen, kemudian
diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,90 persen, Pulau Kalimantan 8,73 persen, Pulau Sulawesi 4,81 persen, dan sisanya 4,41 persen di pulau-pulau lainnya
www.bps.go.id Sebenarnya konsep pembangunan yang berkelanjutan dan terintegrasi
antar pusat-pusat pertumbuhan bukanlah konsep yang baru bagi perekonomian Indonesia, kita mengenal konsep RPJP Rencana Pembangunan Jangka Panjang
pada era Orde Baru, hanya saja instabilitas politik dan kurangnya political will dari pemerintah sendiri justru menjadi hambatan bagi perekonomian Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Karena itu MP3I sangat diharapkan menjadi sebuah sejarah awal baru bagi perekonomian Indonesia, tidak berhenti hanya sebatas konsep, namun juga unggul
dalam pengimplementasiannya. Sebagai akibat dari adanya MP3I, hal ini juga tentu akan berdampak pagi
perekonomian Sumatera Utara. Dalam MP3I Sumatera Utara menjadi bagian dari koridor Sumatera, dimana Sumatera Utara akan fokus pada pengembangan
Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit di Sei Mangkei dan Klaster Industri Hilir Karet di Sei Bamban. Selain itu sebagai infrastruktur penunjang akan dibangun
juga Bandara Kualanamu sudah mulai beroperasi sejak 2013, pembangunan Jalan Tol Medan-Kualanamu, Kualanamu-Tebingtinggi dan Medan-Binjai serta
pembangunan Seaport Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara yang akan menjadi international seaport.
Secara umum gambaran perkonomian Sumut selama semester I 2013 menunjukkan hasil yang cukup baik, PDRB selama Produk Domestik Regional
Bruto PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada Semester I tahun 2013 meningkat 6,17 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi,
dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi 8,66 persen, disusul oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 8,49 persen,
sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,93 persen, sektor bangunan 7,10 persen dan sektor pertambangan dan penggalian 6,65 persen. Pertumbuhan terendah
terjadi pada sektor industri, yaitu sebesar 3,34 persen. Sektor pertanian sampai dengan semester I tahun 2013 memberi kontribusi terbesar terhadap PDRB
Sumatera Utara yaitu sekitar 21,70 persen, diikuti oleh sektor industri pengolahan
Universitas Sumatera Utara
sebesar 21,35 persen, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran 19,48 persen. Sektor listrik, gas dan air bersih member kontribusi terendah terhadap
perekonomian yaitu sebesar 0,88 persen. Berdasarkan pendekatan penggunaan expenditure, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal
tetap bruto PMTB sebesar 9,51 persen, disusul oleh konsumsi rumah tangga 7,83 persen, impor barang dan jasa 7,57 persen, konsumsi pemerintah 4,14 persen,
ekspor barang dan jasa 3,65 persen dan konsumsi lembaga swasta nirlaba 2,92 persen. Konsumsi rumah tangga sampai dengan semester I tahun 2013 memberi
kontribusi terbesar, yaitu sekitar 59,66 persen, disusul oleh pembentukan modal tetap bruto 21,68 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 9,90 persen serta
ekspor barang dan jasa neto 8,02 persen ekspor barang dan jasa sebesar 42,47 persen dan impor barang dan jasa 34,45 persen. Pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara pada Semester I tahun 2013 yang mencapai 6,17 persen, dari sisi sektoral bersumber dari sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 1,51 persen,
menyusul dari sektor pertanian 1,16 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,89 persen, sektor keuangan, persewaan danjasa perusahaan sebesar 0,69 persen,
sektor industri pengolahan sebesar 0,68 persen, dan jasa-jasa sebesar 0,63 persen. Sedangkan sektor lainnya masing-masing di bawah 0,5 persen. Sedangkan
menurut penggunaan, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,85 persen, dan terendah bersumber dari konsumsi lembaga
swasta nirlaba sebesar 0,01 persen. Bila dilihat secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada Triwulan II tahun 2013 dibandingkan dengan
Triwulan I tahun 2013 q-to-q mengalami penurunan sebesar 0,09 persen.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan bila dibandingkan PDRB triwulan II tahun 2013 dengan Triwulan II tahun 2012 y-on-y pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara meningkat 6,18
persen www.bps.go.id
Tabel 4.1 Nilai PDRB Sumatera Utara menurut Lapangan UsahaSektor
miliar rupiah
Lapangan UsahaSektor
Atas Dasar Harga berlaku
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Semester I Semester I
Semester I Semester I
2012 2013 2012 2013
1 2 3
4 5
1. Pertanian 37467,89
42128,31 15217,41
15984,93 2.
Pertambangan 2219,59 2529,19
743,28 792,74
3. Industri 37423,58
41440,45 13482,06
13932,94 4.
Listrik,Gas Air 1539,22
1709,95 481,29
504,04 5.
Bangunan 11066,82 13275,57
4546,62 4869,53
6. Perdagangan 32601,60
37817,15 12572,64
13570,25 7.
Pengangkutan 15622,76 18507,19
6760,26 7345.63
8. Keuangan 12539,79
14700,59 5379,80
5836,34 9.
Jasa-jasa 18702,56 22023,70
6804,37 7221,54
PDRB 169183,80
194132,09 65987,74 70057,93
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Kondisi perekonomian Sumatera Utara ini sedikit dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi makro ekonomi Indonesia sendiri vice versa. Maka menjaga momentum perekonomian yang stabil menjadi bagian yang sangat penting dalam
kebijakan makroprudensial. Kebijakan makroprudensial dan didukung oleh kebijakan moneter diharapkan tidak hanya mendukung perekonomian secara
nasional, namun juga tercermin melalui stabilitas perekonomian antar wilayah.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Deskripsi Perkembangan Variabel yang Diteliti 4.2.1 BI Rate