483
2. Pembelajaran biasa
Yaitu pembelajaran
yang menekankan
pada penggunaan
metode ekspositori.
Proses pembelajarannya dimulai dengan
guru menjelaskan konsep-konsep materi yang dipelajari dan beberapa
contoh soal,
guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, kemudian siswa diminta
untuk mengerjakan latihan soal, dan pada akhir pembelajaran siswa
diberi pekerjaan rumah PR.
3.
Kemandirian belajar siswa Yaitu kemampuan siswa berinisiatif
dalam belajar
dan memiliki
pengetahuan tentang
strategi belajar
efektif serta
kapan menggunakan
pengetahuan itu.
Indikator kemandirian belajar siswa yaitu
1 inisiatif
belajar; 2
mendiagnosa kebutuhan belajar; 3 menetapkan tujuan belajar; 4
memonitor, mengatur,
dan mengontrol belajar; 5 memandang
kesulitan sebagai tantangan; 6 memanfaatkan dan mencari sumber
yang relevan; 7 memilih dan menerapkan strategi belajar; 8
mengevaluasi
proses dan
hasil belajar; dan 9 konsep diri.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa:
1. Angket dan skala sikap
2. Lembar wawancara
3. Lembar observasi
3. Hasil
Penelitian dan
Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
perbedaan peningkatan
kemampuan kemandirian belajar siswa Sekolah
Menengah Pertama SMP yang mendapat perlakuan yaitu dengan
pendekatan pembelajaran
metacognitive inner speech MIS dan siswa
yang belajar
melalui pembelajaran
konvensional. Penelitian ini menganalisis tentang
kemandirian belajar siswa pada kelas MIS dan konvensional ditinjau
secara keseluruhan maupun dari KAM siswa.
1. Data
Deskripif Hasil
Pengolahan Kemandirian
Belajar Siswa
Berdasarkan hasil
skor angket
kemandirian belajar siswa di awal dan di akhir, serta gain diperoleh
skor minimum
x
min
, skor
maksimum x
maks
, skor rataan dan deviasi standar S
d
. Statistik deskriptif dari kemandirian belajar
siswa disajikan dalam tabel 1. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
rerata skor
awal kelompok
eksperimen 122.1495 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 102,82.
Selanjutnya, rerata skor akhir kelas eksperimen 134,55 dan untuk kelas
kotrol 96.66. Hal ini menunjukkan bahwa rerata skor awal dan akhir
kelas
eksperimen lebih
baik dibandingkan kelas kontrol. Untuk
penyebaran kemandirian
belajar setelah adanya pembelajaran, kelas
eksperimen lebih
menyebar dibandingkan kelas kontrol karena
simpangan baku kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol.
Tabel 1 Statistik Deskriptif Skor Kemandirian
Awal- Kon
Awal- Eks
Akhir- Kon
Akhir- Eks
N Valid Missing
36 36
36 36
109 109
109 109
Mean 102.83
122.15 96.67
134.56 St.deviasi
5.86 11.41
4.57 7.8
Max 91.61
102.94 90.10
120.05 Min
112.75 142.99
111.86 151.46
484 2.
Analisis Hasil
Angket Kemandirian
Belajar Siswa
Pada Awal Pembelajaran
Analisis uji kesamaan rataan hasil angket
awal bertujuan
untuk memperlihatkan
bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antarkedua
kelompok sebelum
pembelajaran. Sebelum
menguji kesamaan rataan, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk menetukan apakah
data angket
awal kemandirian
belajar kelompok
eksperimen maupun
kelompok kontrol berdistribusi normal atau
tidak. Hal
tersebut digunakan
untuk menentukan jenis uji yang dilakukan
pada kemandirian
belajar, yaitu uji parametrik untuk data berdistribusi normal dan uji
non-parametrik untuk data tidak berdistribusi
normal. Adapun
hipotesisnya adalah sebagai berikut: H
: kemandirian belajar
siswa berdistribusi normal.
H
1
: kemandirian belajar
siswa berdistribusi tidak normal.
Tabel 2 Uji Normalitas Skor Awal Kemandirian Belajar Siswa
Kelas Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Pre- Keman
dirian Eksperi
men 0.94
36 0.12
Kontrol 0.89 36 0.002
Dari tabel 2 terlihat bahwa nilai signifikansi yang lebih besar dari
0,05 hanya skor awal kemandirian belajar
kelompok eksperimen,
sedangkan sisanya lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
data skor awal tidak berdistribusi normal.
b. Uji Kesamaan Rataan Hasil
Angket Kemandirian Belajar Siswa Pada Awal Pembelajaran
Uji ini untuk membuktikan bahwa tidak ada perbedaan signifikan
kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Selanjutnya
apabila terdapat
perbedaan dalam kemandirian belajar siswa antara dua kelompok,
akan dikemukakan konsekuensi- konsekuensi
yang dilakukan.
Adapun hipotesisnya adalah: H
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
mengenai kemampuan
kemandirian belajar siswa dari kelompok
kontrol dan eksperimen H
1
: Terdapat
perbedaan yang
signifikan mengenai
kemampuan awal kemandirian belajar siswa dari kelompok
kontrol dan eksperimen
Adapun hipotesis
statistiknya adalah sebagai berikut:
H :
H
1
: Tabel 3 Uji Kesamaan Kemandirian
Belajar Siswa Secara Keseluruhan
kemampuan awal kemandirian
belajar Asymp. Sig. 2-
tailed 0.0001
Berdasarkan Tabel 3 karena sig 0,05,
maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara
kemandirian belajar
siswa dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Konsekuensi yang terjadi yaitu skor akhir kemandirian belajar siswa
tidak dibandingkan.
Skor yang
dibandingkan adalah peningkatan kemandirian
belajar setelah
pembelajaran, dilihat
secara keseluruhan siswa dan dilihat dari
KAM siswa.