Kesimpulan dan Saran Jurnal EDUMAT Vol.4 No.7 2013

501 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN MATERI OPERASI MATRIKS DI KELAS XII IPA-2 SMA N 3 MOJOKERTO Mohammad Sodiqun SMA N 3 Mojokerto Abstract. This study aims to improve twelth grade students’ achievements and motivation to learning Matrices Operation using cooperative learning model type Student Teams Achievement Division STAD. The study used an action research method consisted of three cycles. Each cycle consists of four phases: planning, action and observation, reflection and revision. Data was obtained from the results of post- test and observation sheets of teaching and learning activities. The analysis showed that student achievements gradually increased from the first to third cycle, the first cycle 31, the second cycle 66, and the third cycle 97. This suggested that 1 cooperative learning model type STAD has a positive effec t on student’s achievement and motivation and 2 the model can be used as an alternative model on learning mathematics. Keyword: achievement, matrix, STAD.

1. Pendahuluan

Pendidikan sangatlah penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan bangsa. Maju mundurnya mutu suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya mutu pendidikan. Menurut Maria Motessori 1870 dalam Zainal Aqib 2002: 10 pendidikan adalah alat pertolongan bagi perkembangan anak didik. Berkembangnya pola pikir seorang anak didik memang sangat dipengaruhi oleh baik tidaknya pendidikan yang ia terima disekolah maupun diluar sekolah. Adapun tujuan pendidikan menurut Jan Lighart dalam Zainal Aqib 2002: 10 adalah pembentukan manusia yang berbudi pekerti. Selain tujuan pendidikan untuk kecerdasan otak, pendidikan juga digunakan untuk pembentukan budi pekerti anak didik. Dalam belajar matematika, sebagian besar orang mengatakan bahwa matematika adalah sulit. Bahkan, di sekolah matematika juga dianggap sebagai pelajaran yang paling ditakuti oleh siswanya. Seolah-olah dengan matematika, manusia bisa dibagi menjadi dua kelompok; kelompok pertama beranggotakan orang-orang yang berminat mengerjakan matematika, sedangkan kelompok kedua adalah orang-orang yang tidak menyukai matematika dan tidak mengerjakannya Sujono, 1988: 1. Seharusnya, dalam pengajaran matematika guru lebih menekankan pada teknik pemberian motivasi pada siswa. Hal ini dilakukan agar siswa merasa tertarik, tergantung dan ingin tahu tentang matematika. Akan tetapi, selain menumbuhkan motivasi dalam proses belajar mengajar, guru juga harus memperhatikan bagaimana cara menyampaikan materi matematika agar lebih mudah diterima, dipahami siswa serta dapat memilih dengan tepat metode apa yang digunakan dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang tepat juga akan 502 lebih meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga perhatian siswa terfokus pada materi ajar saat kegiatan belajar mengajar. Menurut Donald dalam Oemar Hamalik 2001: 158, motivasi adalah perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Selama mengajar di kelas XII-IPA-2 SMA N 3 Mojokerto diperoleh gambaran kondisi sebagai berikut: 1 selama proses belajar mengajar siswa cenderung pasif. 2 dalam mengajar guru hanya menggunakan metode ceramah dengan sedikit tugas, sehingga menciptakan suasana yang monoton. 3 nilai siswa masih jauh dari yang diharapkan. Dengan latar belakang di atas, guru mencoba memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat dijadikan pilihan saat kegiatan belajar mengajar. Guru melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi operasi matriks melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang ditawarkan penulis sebagai pilihan dapat diterapkan di kelas untuk mengetahui secara langsung keaktifan siswa dalam belajar. Pada STAD siswa dilatih umtuk bekerja sama dan aktif dalam diskusi kelompok lalu mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok. Penilaian dilakukan secara bertahap yaitu dengan skor kelompok penghargaan kelompok dan skor pengembangan individu kuistes. Saat dalam kelompok, siswa dituntut untuk dapat mengerjakan LKS sebagai lembar untuk mengetahui aktivitas dan pemahaman siswa tentang materi ajar. Saat pengembangan individu, siswa mengerjakan postes setelah kegiatan kelompok berakhir.

2. Kajian Pustaka

a. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. KBBI, 1996: 14. Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo 1993: 68 mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan orang tersebut belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. Soetomo, 1993: 120. Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

b. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, 1994: 2. Wahyuni 2001: 8 menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil 503 yang memiliki kemampuan berbeda. Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih 2001: 8 mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam proses pembelajaran. Dari tiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah heterogen. Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut: 1 siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2 siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3 siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 4 siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama besarnya diantara para anggota kelompok. 5 siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. 6 siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar. 7 siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson dalam Wahyuni 2001: 10 menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1 Menentukan objek pembelajaran. 2 Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai. 3 Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa. 4 Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas. 5 Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara mendiskusikan cara kerjasama.

c. Metode Pembelajaran

Kooperatif Model STAD Student Teams Achievement Division Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai berikut: 1 Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda. 2 Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan presentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa. 3 Pemahaman konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas- tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas