501
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN
MATERI OPERASI MATRIKS DI KELAS XII IPA-2 SMA N 3 MOJOKERTO
Mohammad Sodiqun SMA N 3 Mojokerto
Abstract.
This study aims to improve twelth grade students’ achievements and motivation to learning Matrices Operation using cooperative learning model type
Student Teams Achievement Division STAD. The study used an action research method consisted of three cycles. Each cycle consists of four phases: planning, action
and observation, reflection and revision. Data was obtained from the results of post- test and observation sheets of teaching and learning activities. The analysis showed
that student achievements gradually increased from the first to third cycle, the first cycle 31, the second cycle 66, and the third cycle 97. This suggested that 1
cooperative learning model type STAD has a positive effec
t on student’s achievement and motivation and 2 the model can be used as an alternative model on learning
mathematics.
Keyword: achievement, matrix, STAD.
1. Pendahuluan
Pendidikan sangatlah penting dan tidak
dapat dipisahkan
dari kehidupan seseorang. Pendidikan
merupakan salah satu tolok ukur kemajuan bangsa. Maju mundurnya
mutu suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya mutu pendidikan.
Menurut Maria Motessori 1870 dalam
Zainal Aqib
2002: 10
pendidikan adalah alat pertolongan bagi perkembangan anak didik.
Berkembangnya pola pikir seorang anak
didik memang
sangat dipengaruhi
oleh baik
tidaknya pendidikan yang ia terima disekolah
maupun diluar sekolah. Adapun tujuan pendidikan menurut Jan
Lighart dalam Zainal Aqib 2002: 10 adalah pembentukan manusia yang
berbudi
pekerti. Selain
tujuan pendidikan untuk kecerdasan otak,
pendidikan juga digunakan untuk pembentukan budi pekerti anak
didik.
Dalam belajar matematika, sebagian besar orang mengatakan bahwa
matematika adalah sulit. Bahkan, di sekolah matematika juga dianggap
sebagai pelajaran
yang paling
ditakuti oleh siswanya. Seolah-olah dengan matematika, manusia bisa
dibagi menjadi
dua kelompok;
kelompok pertama beranggotakan orang-orang
yang berminat
mengerjakan matematika,
sedangkan kelompok kedua adalah orang-orang yang tidak menyukai
matematika dan
tidak mengerjakannya Sujono, 1988: 1.
Seharusnya, dalam
pengajaran matematika guru lebih menekankan
pada teknik pemberian motivasi pada siswa. Hal ini dilakukan agar
siswa merasa tertarik, tergantung dan ingin tahu tentang matematika.
Akan tetapi, selain menumbuhkan motivasi
dalam proses
belajar mengajar,
guru juga
harus memperhatikan
bagaimana cara
menyampaikan materi matematika agar lebih mudah diterima, dipahami
siswa serta dapat memilih dengan tepat metode apa yang digunakan
dalam
pembelajaran. Model
pembelajaran yang tepat juga akan
502
lebih meningkatkan
minat dan
motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran, sehingga
perhatian siswa terfokus pada materi ajar saat kegiatan belajar mengajar.
Menurut Donald
dalam Oemar
Hamalik 2001:
158, motivasi
adalah perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai
tujuan. Selama mengajar di kelas XII-IPA-2
SMA N
3 Mojokerto
diperoleh gambaran kondisi sebagai berikut:
1 selama proses belajar mengajar
siswa cenderung pasif. 2
dalam mengajar guru hanya menggunakan metode ceramah
dengan sedikit tugas, sehingga menciptakan
suasana yang
monoton. 3
nilai siswa masih jauh dari yang diharapkan.
Dengan latar belakang di atas, guru mencoba
memberikan alternatif
model pembelajaran yang dapat dijadikan
pilihan saat
kegiatan belajar mengajar. Guru melakukan
suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan
hasil belajar
matematika siswa
pada materi
operasi matriks
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang ditawarkan penulis sebagai
pilihan dapat diterapkan di kelas untuk mengetahui secara langsung
keaktifan siswa dalam belajar. Pada STAD siswa dilatih umtuk bekerja
sama
dan aktif
dalam diskusi
kelompok lalu mempresentasikan hasil
diskusi dalam
kelompok. Penilaian dilakukan secara bertahap
yaitu dengan
skor kelompok
penghargaan kelompok dan skor pengembangan individu kuistes.
Saat dalam kelompok, siswa dituntut untuk
dapat mengerjakan
LKS sebagai lembar untuk mengetahui
aktivitas dan pemahaman siswa tentang
materi ajar.
Saat pengembangan
individu, siswa
mengerjakan postes setelah kegiatan kelompok berakhir.
2. Kajian Pustaka
a. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Sedangkan belajar adalah
berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. KBBI, 1996: 14.
Sependapat dengan
pernyataan tersebut
Sutomo 1993:
68 mengemukakan
bahwa pembelajaran
adalah proses
pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan
sehingga memungkinkan
orang tersebut belajar untuk melakukan
atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar
adalah suatu
proses yang
menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisik,
tetapi perubahan
dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah,
berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. Soetomo, 1993: 120.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan
siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan
pada situasi tertentu.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
adalah suatu pengajaran yang melibatkan
siswa untuk
bekerja dalam
kelompok-kelompok untuk
menetapkan tujuan
bersama. Felder, 1994: 2.
Wahyuni 2001: 8 menyebutkan bahwa
pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok
kecil
503
yang memiliki kemampuan berbeda. Sependapat
dengan pernyataan
tersebut Setyaningsih
2001: 8
mengemukakan bahwa
metode pembelajaran
kooperatif memusatkan aktivitas di kelas pada
siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam
proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu metode pembelajaran
dengan cara
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok
kecil untuk
bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam
setiap kelompok adalah heterogen. Pembelajaran kooperatif mempunyai
unsur-unsur
yang perlu
diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
1 siswa harus memiliki persepsi
bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
2 siswa memiliki tanggung jawab
terhadap siswa
lain dalam
kelompoknya, disamping
tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi
yang dihadapi. 3
siswa harus berpandangan bahwa mereka
semuanya memiliki
tujuan yang sama. 4
siswa harus membagi tugas dan berbagai
tanggungjawab sama
besarnya diantara para anggota kelompok.
5 siswa
akan diberikan
satu evaluasi atau penghargaan yang
akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi
seluruh anggota
kelompok. 6
siswa berbagi
kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerjasama selama belajar.
7 siswa
akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif. Berdasarkan
unsur-unsur dalam
pembelajaran kooperatif, Johnson dalam
Wahyuni 2001:
10 menyebutkan peranan guru dalam
pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
1 Menentukan objek pembelajaran.
2 Membuat
keputusan menempatkan
siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
sebelum pembelajaran dimulai. 3
Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.
4 Menguasai kelompok belajar dan
menyediakan keperluan tugas. 5
Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara
mendiskusikan cara kerjasama.
c. Metode Pembelajaran
Kooperatif Model STAD Student Teams Achievement
Division
Langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai berikut:
1 Kelompokkan
siswa dengan
masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima
orang. Anggota-anggota kelompok dibuat
heterogen meliputi
karakteristik kecerdasan,
kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis kelamin,
atupun latar belakang etnis yang berbeda.
2 Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa
paparan masalah,
pemberian data, pemberian contoh. Tujuan
presentasi adalah
untuk mengenalkan
konsep dan
mendorong rasa ingin tahu siswa. 3
Pemahaman konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-
tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan
tugas-tugas