495
3. Student’s Team
Achievement Division
Student’s Team Achievemnt Division STAD atau pembelajaran divisi
prestasi
tim siswa
merupakan sebuah
metode pembelajaran
kooperatif efektif
Slavin, 1996
diterjemahkan: Pasca UNM 2003. Pembelajaran divisi prestasi tim
siswa terdiri atas sebuah siklus pengajaran reguler, kajian kooperatif
di
dalam tim-tim
dengan kemampuan campuran dan kuis-
kuis, dengan
pengakuan dan
imbalan lain yang disediakan untuk tim-tim
yang anggotanya
jauh melampaui rekornya sendiri pada
masa lalunya.
Kegiatan pembelajaran devisi prestasi tim
siswa terdiri atas sebuah siklus yaitu:
1.Mengajar dengan
menyajikan materi pelajaran yang bersangkutan. 2. Kajian tim yaitu
Para siswa mengerjakan kertas kerja di dalam tim untuk menguasai
bahan
materi pembelajaran.
3. Melakukan
tes yaitu
siswa mengerjakan
kuis individual
selanjutnya didiskusikan secara tim kelompok untuk di buat laporan
jawaban yang benar. 4. Pengakuan tim. Skor tim dihitung atas dasar
skor kemajuan anggota tim, dan sertifikat, laporan berkala kelas,
atau
paparan buletin
yang memberikan pengakuan terhadap
tim dengan skor tinggi. Selanjutnya dikatakan pula cara
memperkenalkan siswa dengan divisi prestasi tim siswa antara lain: 1.
Buatlah tim siswa yang anggotanya antara 5 sampai 7 orang. Urutkan
siswa berdasarkan ukuran prestasi akademik. Pastikan masing
–masing tim berimbang dalam jenis kelamin
dan etnis. 2. Buatlah lembar kerja atau
kuis singkat
dalam pembelajaran matematika. Tugas tim
siswa yaitu menguasai bahan yang disajikan dalam pembelajaran. Para
siswa mendapatkan lembar kerja dan lembar jawaban yang bisa untuk
mempraktekkan keterampilan yang diajarkan dan untuk menilai diri
mereka sendiri bersama tim. 3. Ketika
memperkenalkan divisi
prestasi tim siswa di kelas yang akan di ajar, bacalah tugas-tugas
tim antara lain : a. Mengatur tempat duduk harus ada jarak dan beri
waktu kepada siswa untuk memberi nama tim. b. Bagilah lembar kerja
atau
kuis. c.
Ingatkan kuis
dikerjakan secara tim, bila ada yang tidak bisa menjawab pertanyaan
maka rekan-rekan tim dari siswa bersangkutan mempunyai tanggung
jawab untuk menjelaskan kepada teman yang belum bisa menjawab
kuis. Para anggota pasangan tim bergilir memegang lembar jawaban
atau berusaha untuk menjawab pertanyaan. d. Tekankan kepada
tim siswa harus selesai mengkaji hingga
yakin tim
mampu menyelesaikan
semua kuis.
e. Pastikan
kepada tim
siswa memahami bahwa lembar kerja
untuk dikaji dan bukan untuk mengisi lalu menyerahkannya. f.
Mintalah tim
siswa saling
menjelaskan jawaban,
saling memeriksa dengan menggunakan
lembar jawaban. g. Bila siswa mendapat
pertanyaan, maka
mintalah siswa bertanya kepada seorang rekan tim sebelum bertanya
kepada guru. h. Sementara tim siswa sedang bekerja dalam tim,
guru berkeliling di kelas, berikan pujian kepada tim yang sedang
bekerja dengan baik dan duduklah dengan
setiap tim
untuk mendengarkan
cara siswa
mengerjakan kuis. 4. Bagilah kuis dan
berikan waktu
untuk menyelesaikan
kuis. Beri
kesempatan siswa menjawab kuis secara individu dan jangan diberi
kesempatan untuk
bekerjasama. Setelah lembar jawaban dikumpul
dan diperiksa guru memberi poin skor
nilai secara
individu. Selanjutnya kuis dibahas bersama
496
tim siswa
dan biarkan
siswa bertukar lembar jawaban dari tim
lain. 5. Hitunglah skor individu dan skor tim siswa. Skor divisi prestasi
tim siswa
didasarkan pada
kemajuan para
anggota tim
dibanding skor mereka sendiri di masa lalu. Pengumuman skor tim
dibuat pada periode pertama setelah kuis. Cara ini membuat hubungan
antara bekerja dengan baik dan menerima pengakuan menjadi jelas
bagi para tim yang meningkatkan perhatian
siswa untuk
bekerja sebaik-baiknya.
6. Mengakui
prestasi tim.
Guru setelah
mengalkulasi poin-poin untuk setiap siswa dan menghitung skor-skor
tim, maka guru harus memberikan pengakuan
kepada tim
yang mempunyai
rata-rata dua
poin kemajuan atau lebih. Guru menulis
laporan berkala untuk mengakui tim yang
sukses. Guru
memberi kesempatan kepada siwa tim skor
rendah untuk bekerja sama dengan rekan
lainnya dan
memelihara program untuk berjalan dengan baik
dan tetap segar.
4. Metodologi
Objek tindakan,
PTK dilakukan
dengan merujuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Mata Pelajaran Matematika Berstandar Isi 2006.
Penyajian materi
pelajaran kesamaan
bentuk aljabar
menggunakan permainan
kartu domino bilangan pecahan aljabar
melalui divisi prestasi tim siswa, dilakukan pada semester ganjil T.A
2012-2013. Pada
pelaksanaan pembelajaran
permainan kartu
domino bilangan pecahan aljabar, guru matematika terlebih dahulu
mengenalkan pola kartu domino bilangan pecahan aljabar kepada
siswa.
Selanjutnya guru
menjelaskan cara
melakukan permainan kartu domino bilangan
pecahan aljabar
melalui divisi
prestasi tim
siswa. Guru
membimbing dan memantau siswa melakukan permainan kartu domino
bilangan pecahan aljabar melalui divisi prestasi tim siswa dalam
pembelajaran matematika di kelas. Keadaan intelektual yang dimiliki
siswa relatif homogen. Jumlah siswa adalah 44 orang yang terdiri dari 18
orang siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.
Data PTK yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif
Pengumpulan data
kuantitatif menggunakan instrumen tes hasil
belajar yang
telebih dahulu
dibuatkan kisi-kisi
penilaian kesamaan
bentuk aljabar.
Selanjutnya dibuat rincian skor siklus 1 dan soal tes siklus 1.
Setelah pelaksanaan tes siklus 1 dilakukan
pengumpulan lembar
jawaban dan diperiksa berdasarkan skor.
Prosentase ketercapaian
ketuntasan hasil belajar siklus I sebesar
22,72. Rendahnya
perolehan ketuntasan hasil belajar pada siklus 1, maka PTK perlu
ditindak lanjuti
ke siklus
2. Pelaksanaan
siklus 2
melalui sistem: perencanaan, pelaksanaan,
obsevasi dan evaluasi, analisis dan refleksi, dan tindakan lanjutan.
Setelah pelaksanaan pembelajaran berdasarkan perencanaan berupa
silabus dan rencana pelaksanan pelajaran, selanjutnya di analisis
dengan menggunakan rincian skor dan soal tes siklus 2. Lembar
jawaban soal tes siklus 2 dikumpul dan diperiksa berdasarkan rincian
skor.
Hasil analisis:
1. Daya
pembeda, 2. Diskriptif, 3. Validitas item soal, dan 4. Reliabilitas soal.
Perolehan skor dan nilai siklus 2 prosentase ketercapaian ketuntasan
hasil belajar sebesar 75 .
497
b. Data Kualitatif
Selama permainan kartu domino bilangan
pecahan aljabar
berlangsung maka
diadakan observasi dengan dibuatkan table
cheklist. Hasil observasi siklus 1 dan
siklus 2
dicatat tentang
kegiatan guru dan siswa. Prosentase keaktifan siswa, jumlah siswa yang
hadir, masalah yang dijumpai serta solusi yang diberikan oleh guru
matematika sesuai kesulitan siswa dalam
penyelesaian kesamaan
bentuk aljabar.
5. Pembahasan
Siswa kelas
VII.2 berdasarkan
peringkat kelas pada urutan ke 7 dari 9 kelas siswa kelas VII SMP N I
Makassar T.A 2012-2013. Siswa kelas VII.7 memiliki ciri khas kreatif,
berani
berbicara, kompak,
dan senang
situasi bersifat
pembaharuan. Pelaksanaan
PTK yaitu
guru memperkenalkan permainan kartu
domino bilangan pecahan aljabar melalui divisi prestasi tim siswa dan
siswa melakukan permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar.
Sebelum permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar dilakukan,
masing-masing
tim siswa
mempelajari penyelesaian
perhitungan pecahan aljabar yang tetulis
pada kartu.
Pada pelaksanaan permainan, setiap tim
terdapat 9 orang atau 8 orang terdiri atas perempuan dan laki
– laki. Satu kali permainan yang pegang kartu
bilangan pecahan aljabar adalah 4 orang dan masing-masing punya
pendamping untuk
membantu penyelesaian soal pada kartu.
Selama pembelajaran matematika melalui permainan kartu domino
bilangan pecahan aljabar diadakan observasi dengan dibuatkan gambar
table chek list.
Gambar 1 Permainan kartu domino
bilangan aljabar siklus 1 Pada siklus 1, perencanaan tindakan
kelas merujuk pada Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pelajaran
RPP. Pelaksanaan
siklus 1
sebanyak 2× pertemuan dengan perincian
sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama : 2×40 menit; 2
Pertemuan kedua : 3×40 menit. Hasil
observasi pada
siklus 1
menunjukkan siswa
masih mengalami
kesulitan dalam
penyelesaian kesamaan
bentuk aljabar sehingga siswa belum
terampil melakukan
permainan kartu domino bilangan pecahan
aljabar. Evaluasi menggunakan tes hasil
belajar selanjutnya lembar jawaban diberi skor dan dianalisis secara
komputerisasi. Perolehan analisis daya
pembeda pada
siklus 1
menunjukkan ketercapaian
hasil belajar sbesar 22,72. Hasil analisis
daya pembeda menunjukkan nomor 1 dan nomor 2 memberi keterangan
baik dan nomor 3, 4, 5 memberi keterangan cukup. Analisis validitas
item
soal dilakukan
untuk mendapatkan
data yang
valid, artinya instrumen dapat digunakan
untuk mengukur
sesuatu yang
hendak diukur Sugiyono, 2003. Hasil analisis validitas soal soal
nomor 3 memberi keterangan tidak valid dan nomor lainnya memberi
keterangan
valid. Selanjutnya
reliabel untuk
menentukan ketetapankeajegan
data. Data
penelitian dianalisis melalui sistem