Metode Permainan Kartu Jurnal EDUMAT Vol.4 No.7 2013

495

3. Student’s Team

Achievement Division Student’s Team Achievemnt Division STAD atau pembelajaran divisi prestasi tim siswa merupakan sebuah metode pembelajaran kooperatif efektif Slavin, 1996 diterjemahkan: Pasca UNM 2003. Pembelajaran divisi prestasi tim siswa terdiri atas sebuah siklus pengajaran reguler, kajian kooperatif di dalam tim-tim dengan kemampuan campuran dan kuis- kuis, dengan pengakuan dan imbalan lain yang disediakan untuk tim-tim yang anggotanya jauh melampaui rekornya sendiri pada masa lalunya. Kegiatan pembelajaran devisi prestasi tim siswa terdiri atas sebuah siklus yaitu: 1.Mengajar dengan menyajikan materi pelajaran yang bersangkutan. 2. Kajian tim yaitu Para siswa mengerjakan kertas kerja di dalam tim untuk menguasai bahan materi pembelajaran. 3. Melakukan tes yaitu siswa mengerjakan kuis individual selanjutnya didiskusikan secara tim kelompok untuk di buat laporan jawaban yang benar. 4. Pengakuan tim. Skor tim dihitung atas dasar skor kemajuan anggota tim, dan sertifikat, laporan berkala kelas, atau paparan buletin yang memberikan pengakuan terhadap tim dengan skor tinggi. Selanjutnya dikatakan pula cara memperkenalkan siswa dengan divisi prestasi tim siswa antara lain: 1. Buatlah tim siswa yang anggotanya antara 5 sampai 7 orang. Urutkan siswa berdasarkan ukuran prestasi akademik. Pastikan masing –masing tim berimbang dalam jenis kelamin dan etnis. 2. Buatlah lembar kerja atau kuis singkat dalam pembelajaran matematika. Tugas tim siswa yaitu menguasai bahan yang disajikan dalam pembelajaran. Para siswa mendapatkan lembar kerja dan lembar jawaban yang bisa untuk mempraktekkan keterampilan yang diajarkan dan untuk menilai diri mereka sendiri bersama tim. 3. Ketika memperkenalkan divisi prestasi tim siswa di kelas yang akan di ajar, bacalah tugas-tugas tim antara lain : a. Mengatur tempat duduk harus ada jarak dan beri waktu kepada siswa untuk memberi nama tim. b. Bagilah lembar kerja atau kuis. c. Ingatkan kuis dikerjakan secara tim, bila ada yang tidak bisa menjawab pertanyaan maka rekan-rekan tim dari siswa bersangkutan mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan kepada teman yang belum bisa menjawab kuis. Para anggota pasangan tim bergilir memegang lembar jawaban atau berusaha untuk menjawab pertanyaan. d. Tekankan kepada tim siswa harus selesai mengkaji hingga yakin tim mampu menyelesaikan semua kuis. e. Pastikan kepada tim siswa memahami bahwa lembar kerja untuk dikaji dan bukan untuk mengisi lalu menyerahkannya. f. Mintalah tim siswa saling menjelaskan jawaban, saling memeriksa dengan menggunakan lembar jawaban. g. Bila siswa mendapat pertanyaan, maka mintalah siswa bertanya kepada seorang rekan tim sebelum bertanya kepada guru. h. Sementara tim siswa sedang bekerja dalam tim, guru berkeliling di kelas, berikan pujian kepada tim yang sedang bekerja dengan baik dan duduklah dengan setiap tim untuk mendengarkan cara siswa mengerjakan kuis. 4. Bagilah kuis dan berikan waktu untuk menyelesaikan kuis. Beri kesempatan siswa menjawab kuis secara individu dan jangan diberi kesempatan untuk bekerjasama. Setelah lembar jawaban dikumpul dan diperiksa guru memberi poin skor nilai secara individu. Selanjutnya kuis dibahas bersama 496 tim siswa dan biarkan siswa bertukar lembar jawaban dari tim lain. 5. Hitunglah skor individu dan skor tim siswa. Skor divisi prestasi tim siswa didasarkan pada kemajuan para anggota tim dibanding skor mereka sendiri di masa lalu. Pengumuman skor tim dibuat pada periode pertama setelah kuis. Cara ini membuat hubungan antara bekerja dengan baik dan menerima pengakuan menjadi jelas bagi para tim yang meningkatkan perhatian siswa untuk bekerja sebaik-baiknya. 6. Mengakui prestasi tim. Guru setelah mengalkulasi poin-poin untuk setiap siswa dan menghitung skor-skor tim, maka guru harus memberikan pengakuan kepada tim yang mempunyai rata-rata dua poin kemajuan atau lebih. Guru menulis laporan berkala untuk mengakui tim yang sukses. Guru memberi kesempatan kepada siwa tim skor rendah untuk bekerja sama dengan rekan lainnya dan memelihara program untuk berjalan dengan baik dan tetap segar.

4. Metodologi

Objek tindakan, PTK dilakukan dengan merujuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Matematika Berstandar Isi 2006. Penyajian materi pelajaran kesamaan bentuk aljabar menggunakan permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar melalui divisi prestasi tim siswa, dilakukan pada semester ganjil T.A 2012-2013. Pada pelaksanaan pembelajaran permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar, guru matematika terlebih dahulu mengenalkan pola kartu domino bilangan pecahan aljabar kepada siswa. Selanjutnya guru menjelaskan cara melakukan permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar melalui divisi prestasi tim siswa. Guru membimbing dan memantau siswa melakukan permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar melalui divisi prestasi tim siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Keadaan intelektual yang dimiliki siswa relatif homogen. Jumlah siswa adalah 44 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. Data PTK yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. a. Data kuantitatif Pengumpulan data kuantitatif menggunakan instrumen tes hasil belajar yang telebih dahulu dibuatkan kisi-kisi penilaian kesamaan bentuk aljabar. Selanjutnya dibuat rincian skor siklus 1 dan soal tes siklus 1. Setelah pelaksanaan tes siklus 1 dilakukan pengumpulan lembar jawaban dan diperiksa berdasarkan skor. Prosentase ketercapaian ketuntasan hasil belajar siklus I sebesar 22,72. Rendahnya perolehan ketuntasan hasil belajar pada siklus 1, maka PTK perlu ditindak lanjuti ke siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 melalui sistem: perencanaan, pelaksanaan, obsevasi dan evaluasi, analisis dan refleksi, dan tindakan lanjutan. Setelah pelaksanaan pembelajaran berdasarkan perencanaan berupa silabus dan rencana pelaksanan pelajaran, selanjutnya di analisis dengan menggunakan rincian skor dan soal tes siklus 2. Lembar jawaban soal tes siklus 2 dikumpul dan diperiksa berdasarkan rincian skor. Hasil analisis: 1. Daya pembeda, 2. Diskriptif, 3. Validitas item soal, dan 4. Reliabilitas soal. Perolehan skor dan nilai siklus 2 prosentase ketercapaian ketuntasan hasil belajar sebesar 75 . 497 b. Data Kualitatif Selama permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar berlangsung maka diadakan observasi dengan dibuatkan table cheklist. Hasil observasi siklus 1 dan siklus 2 dicatat tentang kegiatan guru dan siswa. Prosentase keaktifan siswa, jumlah siswa yang hadir, masalah yang dijumpai serta solusi yang diberikan oleh guru matematika sesuai kesulitan siswa dalam penyelesaian kesamaan bentuk aljabar.

5. Pembahasan

Siswa kelas VII.2 berdasarkan peringkat kelas pada urutan ke 7 dari 9 kelas siswa kelas VII SMP N I Makassar T.A 2012-2013. Siswa kelas VII.7 memiliki ciri khas kreatif, berani berbicara, kompak, dan senang situasi bersifat pembaharuan. Pelaksanaan PTK yaitu guru memperkenalkan permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar melalui divisi prestasi tim siswa dan siswa melakukan permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar. Sebelum permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar dilakukan, masing-masing tim siswa mempelajari penyelesaian perhitungan pecahan aljabar yang tetulis pada kartu. Pada pelaksanaan permainan, setiap tim terdapat 9 orang atau 8 orang terdiri atas perempuan dan laki – laki. Satu kali permainan yang pegang kartu bilangan pecahan aljabar adalah 4 orang dan masing-masing punya pendamping untuk membantu penyelesaian soal pada kartu. Selama pembelajaran matematika melalui permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar diadakan observasi dengan dibuatkan gambar table chek list. Gambar 1 Permainan kartu domino bilangan aljabar siklus 1 Pada siklus 1, perencanaan tindakan kelas merujuk pada Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pelajaran RPP. Pelaksanaan siklus 1 sebanyak 2× pertemuan dengan perincian sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama : 2×40 menit; 2 Pertemuan kedua : 3×40 menit. Hasil observasi pada siklus 1 menunjukkan siswa masih mengalami kesulitan dalam penyelesaian kesamaan bentuk aljabar sehingga siswa belum terampil melakukan permainan kartu domino bilangan pecahan aljabar. Evaluasi menggunakan tes hasil belajar selanjutnya lembar jawaban diberi skor dan dianalisis secara komputerisasi. Perolehan analisis daya pembeda pada siklus 1 menunjukkan ketercapaian hasil belajar sbesar 22,72. Hasil analisis daya pembeda menunjukkan nomor 1 dan nomor 2 memberi keterangan baik dan nomor 3, 4, 5 memberi keterangan cukup. Analisis validitas item soal dilakukan untuk mendapatkan data yang valid, artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur sesuatu yang hendak diukur Sugiyono, 2003. Hasil analisis validitas soal soal nomor 3 memberi keterangan tidak valid dan nomor lainnya memberi keterangan valid. Selanjutnya reliabel untuk menentukan ketetapankeajegan data. Data penelitian dianalisis melalui sistem