Analisis Data METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup analisis sektor pertanian beserta subsektor pertanian yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2005 sampai dengan 2009. 3.2. Sumber dan Pengumpulan Data Sumber data penelitian ini mengandalkan data sekunder berupa visi, misi dan program kerja Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara; data sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara dan sebagainya yang dikumpulkan melalui berbagai sumber, antara lain Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara, BPS Kabupaten Tapanuli Utara dan hasil-hasil penelitian maupun literatur yang mendukung studi ini.

3.3. Analisis Data

Untuk menganalisis komoditi yang diunggulkan sekaligus menjawab hipotesis pertama serta untuk menganalisis sentra produksi menjadi prioritas utama pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara sekaligus menjawab hipotesis kedua, dilakukan analisis dengan menggunakan analisis location quotient LQ Analysis. Universitas Sumatera Utara Metode LQ digunakan untuk mengkaji kondisi perekonomian di sektor pertanian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan pertanian. Sehingga nilai LQ yang sering digunakan untuk penentuan sektor basis dapat dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan metode yang mengacu pada formula yang dikemukakan oleh Bendavid-Val dalam Kuncoro 2004 sebagai berikut: Perhitungan LQ menggunakan rumus sebagai: SiS LQ = --------- NiN Keterangan: LQ: Nilai Location Quotient Si : Produksi sektor tertentu i di kecamatan lokasi penelitian S : Produksi sektor seluruhnya di setiap kecamatan Ni : Produksi sektor tertentu di Kabupaten Tapanuli Utara N : Produksi sektor seluruhnya di Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka ada tiga kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh Bendavid-Val dalam Kuncoro, 2004, yaitu: 1. Nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa produksi pertanian tertentu di kecamatan bersangkutan sama dengan produksi pertanian yang sama di Kabupaten Tapanuli Universitas Sumatera Utara Utara. Memperlihatkan kecamatan yang bersangkutan memiliki produksi pertanian yang sama sehingga kecamatan tersebut menjadi basis daerah sendiri. 2. Nilai LQ 1. Ini berarti bahwa produksi pertanian tertentu di kecamatan bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan produksi pertanian yang sama di Kabupaten Tapanuli Utara. Memperlihatkan kecamatan yang bersangkutan memiliki produksi pertanian yang lebih baik sehingga kecamatan tersebut menjadi basis daerah sendiri dan di Kabupaten Tapanuli Utara. 3. Nilai LQ 1. Ini berarti bahwa produksi pertanian tertentu di kecamatan bersangkutan lebih rendah dibandingkan dengan produksi pertanian yang sama di Kabupaten Tapanuli Utara. Memperlihatkan kurang baik sehingga kecamatan tersebut bukan menjadi basis daerah sendiri maupun di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk menganalisis hipotesis ketiga dilakukan dengan menggunakan analisis deskripitif, dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dan Perencanaan Strategis Sektor Pertanian. 3.4. Definisi Operasional 1. Tanaman bahan pangan dalam penelitian ini merupakan komiditi padi, padi ladang, jagung, ubi kayu dan kacang tanah. Tanaman sayur-sayuran dalam penelitian ini adalah komoditi cabai, bawang merah, kentang, sawi, tomat dan terong. Universitas Sumatera Utara 2. Tanaman buah-buahan dalam penelitian ini merupakan komiditi alpukat, nenas, mangga, jeruk dan durian. Tanaman Perkebunan dalam penelitian ini merupakan komoditi yang meliputi perkebunan karet, kemenyan, kopi, kakao, dan aren. 3. Peternakan dan hasilnya dalam penelitian ini merupakan komoditi yang meliputi antara lain peternakan sapi, kerbau, babi, ayam dan itik. Perikanan dalam penelitian ini merupakan komoditi yang bersumber dari 3 jenis, yaitu kolam, mina padi dan kerambah jaring apung. 4. Sentra produksi untuk tanaman bahan pangan, tanaman sayur-sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman perkebunan, dan peternakan terdapat pada Kecamatan yang mempunyai nilai produksi paling tinggi. 5. Sentra produksi untuk sektor perikanan terdapat pada Kecamatan yang memiliki luas dan jumlah unit sektor perikanan terbesar. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN