Pengembangan Komoditi Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara

Tabel 4.5. Status dan Kondisi Jalan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2009 Keadaan Propinsi Kabupaten Jenis Permukaan 223,40 1.201,46 a. Aspal 190,30 624,84 b. Kerikil 3,50 103,70 c. Tanah 29,60 334,91 d. Tidak diperinci - 38,01 Kondisi Jalan 223,40 1.201,46 a. Baik 92,50 241,54 b. Sedang 65,00 382,10 c. Rusak 48,90 296,06 d. Rusak Berat 17,00 143,75 e. Tidak diperinci - 138,01 Sumber: Dinas PU Kabupaten Tapanuli Utara 2010

4.2. Pengembangan Komoditi Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara

Program pengembangan sektor pertanian pada hakekatnya adalah rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha-usaha pertanian sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat Petani. Berdasarkan data SUSENAS 2004, jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yang bermata pencaharian sebagai petani mencapai 85,14 persen. Selain itu Visi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara “Terwujudnya masyarakat pertanian yang sejahtera, mandiri, berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi tersebut diterjemahkan kedalam Misi sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Memberdayakan petani menuju peningkatan usaha tani 2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petanikelompok tani 3. Memfasilitasi kemitraan usaha dalam rangka mendorong kegiatan agribisnis 4. mengupayakan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan usaha tani 5. Mendorong kegiatan usaha tani dalam rangka ketahanan pangan. Program pengembangan komoditi unggulan mempertimbangkan aspek kespesifikasian lokasi, dikembangkan sesuai dengan daya dukung lahan dan agroklimat. Percepatan pengembangan komoditi unggulan tersebut tentu saja dilakukan pada kawasan sentra-sentra pengembangan.

4.2.1. Komoditi Tanaman Pangan

Komoditi tanaman pangan di Kabupaten Tapanuli Utara yang menjadi objek penelitian adalah padi sawah dan ladang, tanaman palawija kacang tanah, sayur- sayuran kentang, kolkubis dan tomat, buah-buahan jeruk, pisang dan durian. Produksi padi, ubi kayu dan ubi jalar mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga 2009, begitu juga halnya dengan produksi kacang tanah juga mengalami penurunan dari tahun 2008. Sama halnya dengan produksi sayur-sayuran yang mengalami penurunan. Berdasarkan pengamatan empiris di lapangan, terlihat bahwa terjadinya penurunan produksi padi, kacang tanah dan sayur-sayuran disebabkan semakin menurunnya luas pertanaman setiap tahun. Terutama untuk tanaman padi terjadi Universitas Sumatera Utara konversi atau pengalihan fungsi penggunaan lahan dari tanaman padi ke tanaman perkebunan atau sarana perumahan, disamping itu pendapatan masyarakat dari bertani padi sudah rendah akibat tingginya harga pupuk dan pestisida sehingga masyarakat enggan untuk bertanam padi. Selain itu tidak adanya jaminan harga terhadap produksi padi. Tabel 4.6. Perkembangan Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2009 No. Komoditi Produksi Ton 2005 2006 2007 2008 2009 1. Padi Sawah 131.792 140.386 140.931 141.291 138. 131,53 2. Padi Ladang 11.626 11.627,46 8.516,04 8.978 6.397,76 3. Jagung 9.643 9.777,45 11.899,69 11.899,69 15.601,00 4. Kacang Tanah 4.565 4.613,57 4.801,31 3.643 3.891,28 5. Ubi Kayu 8.100 7.707,81 7.501 12.303 11.516,00 6. Ubi Jalar 14.234 13.328,47 7.891,90 11.221 8.977,58 Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara 2010 Hal yang sama terjadi juga dengan produksi sayur-sayuran yang mengalami penurunan produksi, kecuali tanaman cabe, bawang merah, bawang daun dan bayam. Tabel 4.7. Perkembangan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2009 No. Komoditi Produksi Ton 2005 2006 2007 2008 2009 1. Cabe 1.696,0 2.150,27 4.305,79 4.263,40 4.270,45 2. Bawang Merah 520,0 607,62 543,65 334,25 340,60 3. Bawang Daun 1.036,0 1.245,38 2.525,54 2.319,64 2.566,56 4. Buncis 358,0 655,08 1.192,83 1.700,59 1.631,02 5. Kentang 1143,5 1.396,51 3.198,18 4.222,30 4.164,46 6. Kubis 5.097,0 4.325,97 7.858,00 7.858,00 6.873,78 7. Sawi 3.377,0 4.100,97 5.988,04 4.731,52 4.449,92 8. Kacang Panjang 122,0 176,90 372,53 536,34 528,86 9. Tomat 624,0 638,39 1.377,09 1.303,31 1.235,58 10. Terong 294,0 544,46 1.025,95 1.659,20 1.224,96 11. Bayam 174,0 177,00 147,03 123,70 131,43 Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara 2010 Universitas Sumatera Utara Namun berbeda halnya dengan produksi buah-buahan yang terus mengalami peningkatan produksi, kecuali jambu air yang mengalami penurunan. Tabel 4.8. Perkembangan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2009 No. Komoditi Produksi Ton 2005 2006 2007 2008 2009 1. Alpukat 825,27 679,76 680,05 697,27 715,45 2. Mangga 516,32 823,72 851,35 879,48 886,12 3. Duku 521,82 415,13 415,65 354,63 418,01 4. Jeruk Keprok 10.337,30 4.393,01 4.513,45 4.568,06 4.624,11 5. Salak 48,68 127,01 135,15 137,57 139,05 6. Durian 5.950,41 6.467,37 6.565,84 6.619,72 6.640,93 7. Jambu Air 45,00 131,42 135,17 136,73 108,35 8. Pepaya 72,01 32,99 37,83 39,39 39,82 9. Pisang 624,44 2.805,45 2.809,69 2.815,86 2.881,88 10. Nenas 17.940,28 22.694,70 31.912,59 30.661,01 32.260,60 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara 2010 Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produksi buah-buahan di Kabupaten Tapanuli Utara telah disosialisasikan pertanian organik pada setiap kecamatan dan desa melalui program prima tani sehingga adopsi inovasi pertanian lebih cepat sampai keapada masyarakat dan proses transformasi teknologi tepat guna dari bertani dengan cara tradisional ke pertanian modern dengan menggunakan teknologi tepat guna melalui pertanian organik, sehingga produksi hasil pertanian dapat bersaing di pasar global. Di samping peningkatan mutu dan produksi pertanian melalui program prima tani, pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah mengimplementasikan program pemerintah pusat dalam rangka penanganan hasil-hasil produksi pertanian mulai dari Universitas Sumatera Utara hilir sampai hulu melalui program Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara.

4.2.2. Komoditi Perkebunan

Untuk komoditi hasil perkebunan rakyat yang persentase produksi mengalami kenaikan mencolok dari tahun 2005 hingga tahun 2009 adalah kulit manis. Tabel 4.9. Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2009 No. Komoditi Produksi Ton 2005 2006 2007 2008 2009 1. Karet 4.565,99 4.629,58 4.647,09 4.659,93 4.661,84 2. Kemenyan 3.508,53 3.642,40 3.634,12 3.625,86 3.624,45 3. Kopi 8.249,68 8.935,74 9.755,25 9.794,48 9.799,93 4. Cengkeh 15,86 13,45 8,40 11,08 11,10 5. Kelapa 244,57 287,73 270,94 267,26 267,15 6. Tebu 109,50 151,34 409,22 139,42 409,22 7. Kulit Manis 1.189,51 1.337,26 1.354,52 1.371,94 1.372,13 8. Kemiri 181,49 182,80 186,23 185,43 184,97 9. Tembakau 4,25 4,25 42,38 64,50 42,32 10. Kelapa 0,00 0,00 3,87 3,87 16,22 11. Coklat 530,71 722,42 817,82 848,33 847,86 12. Aren 81,73 122,10 126,09 134,98 134,91 13. Pinang 39,25 48,81 52,37 52,98 56,60 14. Vanili 0,22 0,22 0,38 0,38 0,38 15. Nilam 7,31 10,28 11,51 12,00 13,00 16. Andaliman 5,64 7,53 8,34 9,57 9,62 Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara 2010 Adanya kecenderungan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara pada saat ini memiliki motivasi yang kuat untuk menanam kulit manis. Luas areal tanaman kulit manis dari tahun ke tahun terus mengamali penambahan, begitu juga dengan produksinya juga terus bertambah setiap tahun. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan pasar mancanegara terhadap produksi kulit manis, sehingga Universitas Sumatera Utara mempengaruhi petani di Kabupaten Tapanuli Utara untuk beralih menanam kulit manis.

4.2.3. Komoditi Peternakan

Usaha peternakan umumnya diusahakan oleh rakyat yang bertujuan dikonsumsi serta untuk menambah pendapat rumah tangga. Ternak yang dipelihara masyarakat Tapanuli Utara adalah sapi, kerbau, kambing, babi, kuda, ayam dan itik. Dilihat dari populasi ternak di Kabupaten Tapanuli Utara terdapat trend kecenderungan penurunan produksi, kecuali kerbau, babi, ayam dan itik yang tetap mengalami peningkatan produksi dari antara tahun 2008 sampai tahun 2009. Tabel 4.10. Perkembangan Produksi Peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2009 No. Komoditi Produksi Ekor 2005 2006 2007 2008 2009 1. Sapi 1.991 2.141 2.164 2.193 2.150 2. Kerbau 15.777 15.935 16.132 16.168 16.304 3. Kuda 915 900 843 610 590 4. Kambing 2.093 2.099 2.140 2.151 2.133 5. Domba 762 762 784 771 741 6. Babi 30.791 32.177 32.487 34.034 35.566 7. Ayam 509.354 510.627 417.999 421.134 421.292 8. Itik 24.459 25.154 25.660 27.695 28.249 Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara 2010 Untuk mendukung program pertanian organik di Kabupaten Tapanuli Utara, Dinas Pertanian telah berupaya meningkatkan populasi ternak baik melalui intensifikasi maupun eksentifikasi ternak dengan usaha tani berkelompok, sehingga konsumsi protein hewani masyarakat Tapanuli Utara dapat meningkat. Di samping itu, untuk mendukung pertanian organik, kotoran ternak sangat bermanfaat untuk Universitas Sumatera Utara penyuburan tanah mengingat akhir-akhir ini lahan pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara telah menurun kesuburannya akibat pemakaian lahan yang terus menerus serta pemakaian pestisida serta pupuk yang berlebihan. Pola pertanian organik ini menjadi alternatif untuk mengembalikan kesuburan tanah yang mendukung pengembangan pembangunan pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara.

4.3. Komoditi Unggulan