sebagai alat bantu penelitian, dalam bentuk laporan instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Toba Samosir, data statistik Kantor Badan Pusat Statistik
Kabupaten Toba Samosir, data sebaran lahan kritis BPDAS Asahan Barumun Pematang Siantar, data RTRWK Dinas Tarukim Kabupaten Toba Samosir, data
Tata Guna Hutan Kesepakatan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I Medan dan data informasi pendukung lainnya.
3.5. Pengolahan dan Analisis Data
Penghitungan degradasi dan deforestasi kawasan hutan di Kabupaten Toba Samosir dilakukan dengan analisis data penutupan lahan pada kawasan hutan
Kabupaten Toba Samosir berdasarkan SK Menhut No. 44Menhut-II2005 menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis. Tahap penghitungan dan
penyajian data degradasi dan deforestasi kawasan hutan adalah sebagai berikut: 1.
Interpretasi citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2000 dan Tahun 2009 untuk mendapatkan peta digital penutupan lahan Tahun 2000 dan 2009
2. Overlay data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra Landsat 7 ETM+
Tahun 2000 dengan Tahun 2009. 3.
Overlay data digital penutupan lahan Tahun 2000 dan Tahun 2009 dengan peta digital kawasan hutan Kabupaten Toba Samosir berdasarkan SK. Menhut No.
44Menhut-II2005.
Universitas Sumatera Utara
4. Penghitungan luas dan angka degradasi dan deforestasi kawasan hutan pada
setiap fungsi kawasan hutan. Penghitungan menggunakan proyeksi Mercator, Datum WGS 84.
5. Batasan dalam penghitungan degradasi, deforestasi serta tutupan lahan pada
kawasan hutan berdasarkan SK. Menhut No. 44Menhut-II2005 guna perencanaan penggunaan ruang adalah sebagai berikut :
a. Penghitungan degradasi dilakukan dengan menganalisis perubahan
penutupan kawasan hutan pada citra Landsat Tahun 2000 yang menurun kualitasnya pada citra Landsat Tahun 2009.
b. Penghitungan deforestasi dilakukan dengan menganalisis penutupan lahan
yang berhutan dalam kawasan hutan pada citra Landsat Tahun 2000 yang berubah menjadi tidak berhutan pada citra Landsat Tahun 2009.
c. Penutupan lahan kategori hutan lainnya berdasarkan penafsiran citra
dilakukan pada seluruh lokasi hutan tanaman baik HTIIUPHHK-HT, PIRIUPHHK-HT maupun hutan tanaman hasil reboisasi yang berada pada
kawasan hutan berdasarkan SK. Menhut No. 44Menhut-II2005. d.
Penghitungan tutupan kawasan hutan citra Landsat Tahun 2009 dipadukan dengan hasil perhitungan degradasi dan deforestasi menjadi arahan
penggunaan ruang di Kabupaten Toba Samosir. 6.
Penyajian sebaran dan luas degradasi, deforestasi dan tutupan lahan sesuai citra Landsat Tahun 2009 pada kawasan hutan dalam bentuk tabel, diagram dan peta.
Universitas Sumatera Utara
Sistem klasifikasi penutupan lahan yang digunakan adalah sistem rancangan pengembangan klasifikasi penutupan lahan yang dikeluarkan oleh Dirjen Planologi
Kehutanan, masing-masing kelas dibagi menjadi subkelas pendetilan sebagai berikut :
Tabel 3.1. Sistem Klasifikasi yang Digunakan untuk Penafsiran Citra Resolusi Sedang
Kelas Kode Layer
Toponimi Keterangan
1 2
3
Hutan Lahan Kering Primer
Hp2001 Seluruh kenampakan hutan dataran rendah,
perbukitan dan pegunungan yang belum menampakkan bekas penebangan
Hutan Lahan Kering Sekunder
Hs2002 Seluruh kenampakan hutan dataran rendah,
perbukitan, dan pegunungan yang telah menampakkan bekas penebangan kenampakan
alur dan bercak bekas tebang. Bekas tebangan parah bukan areal HTI, perkebunan atau
pertanian dimasukkan lahan terbuka
Hutan Rawa Primer
Hrp2005 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa,
termasuk rawa payau dan rawa gambut yang belum menampakkan bekas penebangan.
Hutan Tanaman Ht2006
Seluruh kawasan hutan tanaman baik yang sudah ditanami maupun yang belum masih
berupa lahan kosong. Identifikasi lokasi dapat diperoleh dengan Peta Persebaran Hutan
Tanaman
Semak Belukar B2007
Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali atau kawasan dengan liputan
pohon jarang alami atau kawasan dengan dominasi vegetasi rendah alami. Kawasan ini
biasanya tidak menampakkan lagi bekasbercak tebangan
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.1.
Kelas Kode Layer
Toponimi Keterangan
1 2
3
Perkebunan Pk2010
Seluruh kawasan hutan tanaman baik yang sudah ditanami maupun yang belum masih
berupa lahan kosong. Identifikasi lokasi dapat diperoleh dengan Peta Persebaran Perkebunan.
Perkebunan rakyat yang biasanya berukuran kecil akan sulit diidentifikasikan dari citra
maupun peta persebaran, sehingga memerlukan informasi lain termasuk data lapangan.
Permukiman Pm2012
Kawasan pemukiman, baik perkotaan, pedesaan, industri dll. Yang memperlihatkan
pola alur rapat.
Lahan Terbuka T2014
Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi singkapan batuan puncak gunung,
kawah vulkan, gosong pasir, pasir pantai, lahan terbuka bekas kebakaran, dan lahan
terbuka yang ditumbuhi alang-alangrumput. Kenampakan lahan terbuka untuk
pertambangan dikelaskan pertambangan, sedangkan lahan terbuka bekas pembersihan
lahan-land clearing dimasukan kelas pertanian, perkebunan atau hutan tanaman.
Hutan Rawa Sekunder
Hrs20051 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa,
termasuk rawa payau dan rawa gambut yang telah menampakkan bekas penebangan. Bekas
tebangan parah jika tidak memperlihatkan tanda genangan liputan air digolongkan tanah
terbuka sedangkan jika memperlihatkan bekas genangan atau tergenang digolongkan tubuh air
rawa
Semak Belukar Rawa
Br20071 Kawasan bekas hutan rawamangrove yang
telah tumbuh kembali atau kawasan dengan liputan pohon jarang alami atau kawasan
dengan dominasi vegetasi rendah alami. Kawasan ini biasanya tidak menampakkan lagi
bekasbercak tebangan
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.1.
Kelas Kode Layer
Toponimi Keterangan
1 2
3
SavanaPadang Rumput
S3000 Kenampakan non hutan alami berupa padang
rumput, kadang-kadang dengan sedikit semak atau pohon. Kenampakan ini merupakan
kenampakan alami di sebagian Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan bagian
selatan Papua.
Pertanian Lahan Kering
Pt20091 Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti
tegalan, kebun campuran dan ladang.
Pertanian Lahan Kering Campur
Semak Pc20092
Semua jenis pertanian lahan kering yang berselang-seling dengan semak, belukar dan
hutan bekas tebangan. Sering muncul pada areal perladangan berpindah, dan rotasi tanam lahan
karst.
Sawah Sw20093
Semua aktivitas pertanian lahan basah yang dicirikan oleh pola pematang.
Tambak Tm20094
Aktivitas perikanan darat atau penggaraman yang tampak dengan pola pematang di sekitar pantai.
Transmigrasi Tr20095
Seluruh kawasan, baik yang telah diusahakan maupun yang belum, termasuk areal pertanian,
perladangan dan pemukiman di dalamnya.
Pertambangan Tb20141
Lahan terbuka yang di gunakan untuk aktivitas pertambangan terbuka-open pit spt.: batu bara,
timah, tembaga dll., serta lahan pertambangan tertutup yang dapat diidentifikasikan dari citra
berdasar asosiasi kenampakan obyeknya. Lahan pertambangan tertutup skala kecil atau yang tidak
teridentifikasi dikelaskan menurut kenampakan permukaanya.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.1.
Kelas Kode Layer
Toponimi Keterangan
1 2
3 Tubuh Air
A5001 Semua kenampoakan perairan, termasuk laut,
sungai, danau, waduk, terumbu karang, padang lamun dll. Kenampakan tambak, sawah dan
rawa-rawa digolongkan tersendiri.
Rawa Rw50011
Kenampakan lahan rawa yang sudah tidak berhutan
Hutan Rawa Primer
Hrp2005 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa,
termasuk rawa payau dan rawa gambut yang belum menampakkan bekas penebangan
Hutan Rawa Sekunder
Hrs20051 Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa,
termasuk rawa payau dan rawa gambut yang telah menampakkan bekas penebangan. Bekas
tebangan parah jika tidak memperlihatkan tanda genangan liputan air digolongkan tanah
terbuka sedangkan jika memperlihatkan bekas genangan atau tergenang digolongkan tubuh air
rawa
Hutan Mangrove Primer
Hmp2004 Hutan bakau, nipah, dan nibung yang berada di
sekitar pantai yang belum menampakkan bekas penebangan. Pada beberapa lokasi, hutan
mangrove berada lebih ke pedalaman
Hutan Mangrove Sekunder
Hms20041 Hutan bakau, nipah, dan nibung yang berada di
sekitar pantai yang telah memperlihatkan bekas penembangan dengan pola alur, bercak, dan
genangan. Khusus untuk bekas tebangan yang telah berubah fungsi menjadi tambaksawah
digolongkan menjadi tambaksawah
Awan Aw2500
Kenampakan awan yang menutupi lahan suatu kawasan dengan ukuran lebih dari 4 cm pada
skala penyajian. Jika liputan awan tipis masih memperlihatkan kenampakan di bawahnya dan
memungkinkan ditafsir tetap dideliniasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2. Diagram Alur Pengolahan Data Citra Landsat untuk Memperoleh Data Penutupan Kawasan Hutan Tahun 2000 dan Tahun 2009
RBIPDTK
GROUND CHECK
INFORMASI TUTUPAN LAHAN SEMENTARA
KUNCI INTERPRETASI
PENGGABUNGAN BAND DAN PENGGABUNGAN ANTAR SCENE ATAU DIKERJAKAN PER SCENE
KENDALI MUTU
INFORMASI PENDUKUNG : -
DATA KAWASAN HUTAN, -
DATA DIGITAL SEBARAN KEGIATAN KEHUTANAN,
- DATA DIGITAL IUPHHK-HT
PT. TPL -
DATA DIGITAL IUPHHK-HT PT. PIR
EDITING REVISI
INTERPRETASI CITRA
KOREKSI GEOMETRI
PENAJAMAN CITRA ENHANCEMENT
CITRA RESOLUSI SEDANG LANDSAT ETM+ TAHUN 2000 DAN 2009
DATA DIGITAL TUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN TAHUN 2000 DAN 2009
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Diagram Alur Proses Penghitungan Degradasi dan Deforestasi pada Kawasan Hutan dan Arahan Penggunaan Ruang
Kawasan Hutan Kab. Toba Samosir
Data Digital Penutupan Lahan Dari Penafsiran Landsat 7 ETM+
Kab. Toba Samosir Tahun 2000
Data Digital Pernutupan Lahan Multitemporal
Overlay
Analisis Dergradasi dan Deforestasi
Data Digital Penutupan Lahan Dari Penafsiran Landsat 7 ETM+
Kab. Toba Samosir Tahun 2009
Overlay
Hasil Analisis Degradasi dan Deforestasi Tabel dan Diagram
Peta Arahan Perencanaan Penggunaan Ruang Kabupaten Toba Samosir
Peta Degradasi dan Deforestasi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir