4.6. Rencana Penggunaan Ruang Kawasan Hutan SK. Menhut No.
44Menhut-II2005 di Kabupaten Toba Samosir Informasi perubahan tutupan hutan yang disebabkan oleh degradasi dan
deforestasi dapat dipakai dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan sumber daya hutan dan acuan dalam melaksanakan perencaanaan penggunaan ruang Puntodewo,
A.,dkk,2003 Hasil interpretasi citra Landsat tahun 2009 merupakan kondisi tutupan kawasan
hutan terakhir dan dapat digunakan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan penggunaan ruang.
Tabel 4.21. Tutupan Kawasan Hutan Berdasarkan Hasil Interpretasi Citra Landsat Tahun 2009
Nama Kecamatan
Tutupan Kawasan Hutan Total
Luas Ha
H B
Pk Pm
T A
Pt Sw
Ajibata 250,44
194,74 141,87
32,12 4.171,64
4.790,80 3,00
Balige 573,82
772,01 48,09
1.114,49 1.430,48
267,36 4.206,25
2,63 B. Lunasi
3.505,14 12,19
3.517,33 2,20
Borbor 14.158,93
8.352,19 134,87
1.680,68 7.479,74
402,89 32.209,31
20,17 Habinsaran
13.965,89 4.750,24
68,35 947,25
7.055,59 720,07
27.507,39 17,22
Laguboti 652,81
300,54 12,27
709,22 217,58
1.892,42 1,18
Lumban Julu 3.672,40
61,63 52,10
21,40 4.741,96
8.549,49 5,35
Nassau 16.005,34
6.518,70 284,75
194,69 99,24
6.421,31 120,09
29.644,12 18,56
Parmaksian 192,21
89,13 0,01
281,35 0,18
PP. Meranti 13.651,22
9.920,82 520,68
50,19 98,55
24,16 7.620,02
344,68 32.230,32
20,18 S. Narumonda
39,16 399,15
2,04 278,77
719,58 0,45
Silaen 3.469,66
569,58 69,87
2.926,89 413,61
7.449,61 4,66
Tampahan 324,84
21,56 123,98
241,91 36,96
1.699,65 404,81
2.853,72 1,79
Uluan 51,63
74,07 23,41
3.707,35 3.856,46
2,41
Total Luas 70.513,95
31.962,48 805,43
970,34 4.182,12
140,10 48.242,63
2.891,08 159.708,15 100,00
44,15 20,01
0,50 0,61
2,62 0,09
30,21 1,81
Keterangan: H = Hutan, B = Semak Belukar, Pk = Perkebunan, Pm = Pemukiman, T = Tanah Terbuka, A = Air, Pt = Pertanian Lahan Kering, Sw = Sawah
Universitas Sumatera Utara
Luas kawasan hutan yang masih berhutan di Kabupaten Toba Samosir berdasarkan interpretasi citra Landsat tahun 2009 adalah 70.513,95 Ha 44,15 dari
luas kawasan hutan sebelumnya 159.708,15 Ha. Luas kawasan yang berhutan tersebut merupakan gabungan dari luas Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering
Sekunder dan Hutan Tanaman termasuk areal kerja konsesi PT. TPL, Tbk.. Sedangkan luas kawasan hutan di Kabupaten Toba Samosir berdasarkan
register adalah seluas 85.197,52 Ha atau 41,05 dari 207.524,34 Ha luas wilayah administrasi Kabupaten Toba Samosir perhitungan luas menggunakan perangkat
GIS. Berdasarkan kondisi faktual di lapangan dan hasil penafsiran citra Landsat tahun 2009, tutupan kawasan hutan register beragam berupa pertanian lahan kering dan tanah
terbuka. Kawasan hutan register merupakan kawasan hutan yang secara nyata lebih
diakui oleh masyarakat sebagai kawasan hutan karena memiliki batas – batas otentik di lapangan. Kawasan hutan register sudah dikenal sejak zaman Belanda oleh masyarakat
dengan istilah batas “rintis” antara lahan masyarakat dengan kawasan hutan negara. Untuk mempertahankan kawasan hutan register dan kawasan hutan yang masih
berhutan hasil interpretasi citra Landsat tahun 2009 untuk dijadikan sebagai kawasan hutan, maka arahan rencana penggunaan ruang di Kabupaten Toba Samosir disajikan
pada Tabel 4.22.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.22. Arahan Penggunaan Ruang di Kabupaten Toba Samosir per Kecamatan
Nama Kecamatan
Arahan Penggunaan Ruang Total
Luas Ha
H B
Pk Pm
T A
Pt Sw
Ajibata 1.154,47
35,91 141,87
24,60 3.433,95
5.090,91 3,19
Balige 1.368,25
559,33 48,09
655.93 1.307,59
267,06 3.623,79
2,27 B. Lunasi
3.517,33 3.529,52
2,21 Borbor
19.427,69 4.570,42
134,87 542,96
7.133,70 399,66
32.209,31 20,17
Habinsaran 16.101,69
4.102,70 68,35
175,10 6.340,42
719,14 27.507,39
17,22 Laguboti
757,24 202,09
12,27 706,52
214,30 1.892,42
1,18 Lumban Julu
3.810,36 49,99
52,10 21,40
4.615,64 8.549,49
5,35 Nassau
18.057,56 4.555,20
284,75 194,69
95,86 6.335,97
120,09 29.644,12
18,56 Parmaksian
216,28 65,07
281,35 0,18
PP. Meranti 17.171,96
7.580,48 520,68
50,19 24,16
6.538,18 344,68
32.230,32 20,18
S. Narumonda 687,33
28,64 3,60
719,58 0,45
Silaen 4.294,49
510,39 69,87
2.177,48 397,38
7.4499,61 4,66
Tampahan 435,18
2,02 123,98
164.69 36,96
1.688,11 402,78
2.853,72 1,79
Uluan 1.599,75
74,07 9,34
2.173,31 3.856,46
2,41
Total Luas 88.599,59
22.262,24 805,43
970,34 1.634,54
116,46 42.454,47
2.865,08 159.708,15 100,00
55,48 13,94
0,50 0,61
1,02 0,07
26,58 1,79
100,00
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka luas kawasan hutan di Kabupaten Toba Samosir menjadi 88.599,59 Ha atau menjadi 42,69 dari 207.524,34 Ha luas wilayah
administrasi Kabupaten Toba Samosir. Luas kawasan hutan telah berkurang dari luas sebelumnya 159.708,15 Ha berdasarkan SK Menhut No. 44Menhut-II2005.
Kawasan hutan yang ditunjuk berdasarkan SK. Menhut No. 44Menhut-II2005 direncanakan untuk menjadi pertanian lahan kering seluas 44.265,17 Ha 27,72 dan
tertinggi terdapat di Kecamatan Borbor seluas 7.133,70 Ha. Hal ini sesuai dengan kondisi struktur lapangan di Kabupaten Toba Samosir yang menunjukkan bahwa
sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan yang paling menonjol, jika
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan sektor lainnya. Tingginya persentase pekerja pada sektor pertanian di Kabupaten Toba Samosir, antara lain disebabkan potensi yang cukup
besar dalam bidang pertanian dan didukung daerahnya yang cukup luas. Tutupan semak belukar seluas 22.262,24 Ha 13,94, yang tertinggi terdapat
di Kecamatan Pintu Pohan Meranti seluas 7.580,48. Secara umum bila dilihat dari keadaan geografis dan lahan yang ada bahwa Kecamatan Pintu Pohan Meranti
merupakan kecamatan yang cukup potensial untuk jenis tanaman palawija seperti ubi kayu, ubi jalar dan jagung. Namun masyarakat cenderung untuk bertani padi, berkebun
kopi, karet dan sawit. Seperti yang terdapat di Desa Meranti Utara dan Meranti Timur, tanaman karet dan sawit.
Menurut Sunarko 2007, bahwa tanaman sawit merupakan tanaman perkebunan yang dapat tumbuh secara optimal pada ketinggian tempat maksimum 400
m dpl. Ketinggian Kecamatan Pintu Pohan Meranti berada pada 150 – 1.200 m dpl sehingga pada beberapa daerah tertentu tanaman sawit tumbuh dengan baik.
Berdasarkan kondisi dan kesesuaian lahan tersebut, tutupan lahan semak belukar dan pertanian lahan kering baik diarahkan menjadi perkebunan kelapa sawit
maupun karet. Sedangkan tutupan semak belukar pada daerah ketinggian yang tidak sesuai untuk tanaman perkebunan maka dapat diarahkan menjadi hutan rakyat.
Hasil arahan penggunaan ruang ini terbatas pada kondisi tutupan lahan hasil interpretasi citra Landsat tahun 2009 dan kawasan hutan register yang memiliki bukti-
bukti otentik untuk dipertahankan menjadi kawasan hutan, sehingga perlu dikaji lebih
Universitas Sumatera Utara
lanjut dengan evaluasi kesesuaian lahan, skoring jenis tanah, kelerengan lahan dan skoring berdasarkan intensitas curah hujan.
Proporsi luas yang direncanakan untuk menjadi kawasan hutan yaitu 88.599,59 Ha 42,69 masih sesuai dengan Undang Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang mengamanatkan bahwa dalam rangka pelestarian lingkungan,
sosial, budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas daerah aliran
sungai. Hal tersebut juga sesuai dengan Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan bahwa Pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas
kawasan hutan dan penutupan hutan untuk setiap daerah aliran sungai, dan atau pulau guna optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi
masyarakat setempat. Secara spasial arahan penggunaan ruang di Kabupaten Toba Samosir disajikan
pada Gambar 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13. Peta Arahan Penggunaan Ruang di Kabupaten Samosir
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan