4.5. Perubahan Tutupan Kawasan Hutan SK. Menhut No. 44Menhut-
II2005 di Kabupaten Toba Samosir dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2009
Perubahan tutupan kawasan hutan tahun 2000 dan tahun 2009 menunjukkan
adanya perkembangan pembangunan dan pertambahan penduduk sehingga berdampak pada kebutuhan dan tekanan terhadap lahan demi kelangsungan hidup masyarakat.
Tabel 4.17. Tutupan Kawasan Hutan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2000 dan 2009 Berdasarkan SK. Menhut No. 44Menhut-II2005
Tutupan Kawasan Hutan Tahun 2000
Tahun 2009 Perubahan
Luas Luas
Luas
Hutan Lahan Kering Primer 16.060,11
10,06 15.395,15
9,64 -664,96
-0,42 Hutan Lahan Kering Sekunder
44.973,67 28,16
44.586,12 27,92
-387,55 -0,24
Hutan Tanaman 12.209,72
7,65 10.532,68
6,59 -1.677,04
-1,05 Semak Belukar
27.042,24 16,93
31.962,48 20,01
4.920,24 3,08
Perkebunan 282,48
0,18 805,43
0,50 522,96
0,33 Pemukiman
939,01 0,59
970,34 0,61
31,33 0,02
Tanah Terbuka 2.675,61
1,68 4.182,12
2,62 1.506,51
0,94 Air
140,10 0,09
140,10 0,09
- -
Pertanian Lahan Kering 15.221,43
9,53 48.242,63
30,21 33.021,21
20,68 Pertanian Lahan Kering Campur Semak
37.240,53 23,32
- -
-37.240,53 -23,32
Sawah 2.923,25
1,83 2.891,08
1,81 -32,17
-0,02
Total Luas 159.708,15
100,00 159.708,15
100,00
Keterangan: -: penurunan terhadap luas masing – masing penutupan tahun 2009
Berdasarkan hasil klasifikasi citra Landsat tahun 2000 dan tahun 2009 dapat
diketahui perubahan tutupan kawasan hutan sesuai SK. Menhut No. 44Menhut- II2005 di Kabupaten Toba Samosir. Perubahan tutupan kawasan hutan yang sangat
ekstrim terjadi pada tutupan pertanian lahan kering campur semak, pada tahun 2000
Universitas Sumatera Utara
terdapat seluas 37.240,53 Ha dan pada tahun 2009 tutupan ini menjadi nol, penurunan tutupan sangat drastis sebesar 23,32. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
penggunaan lahan dari tutupan pertanian lahan kering berubah ke tutupan lainnya seperti pertanian lahan kering, semak belukar dan menjadi tanah terbuka.
Sedangkan perubahan tutupan kawasan hutan yang bertambah luas terjadi pada tutupan pertanian lahan kering. Pada tahun 2000 pertanian lahan kering seluas
15.221,43 Ha bertambah menjadi 48.242,63 Ha pada tahun 2009, terjadi penambahan luas sebesar 21,78. Penambahan luas ini sebagian besar berasal dari hutan lahan
kering campur semak. Semak belukar pada hutan lahan kering campur semak ditafsirkan pada citra Landsat Tahun 2009 berubah menjadi tutupan pertanian lahan
kering. Perubahan tutupan ini berkaitan dengan program Pemerintah Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2005 – 2010, dengan salah satu pilar utama pembangunan pada sektor pertanian. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir saat itu memilih tanaman jagung
menjadi tanaman unggulan, sehingga banyak lahan-lahan tidur dibuka untuk pengembangan tanaman jangung. Selain itu juga pengembangan ubi kayu mulai
digalakkan seiring dengan adanya rencana pembangunan pabrik tapioka di Kabupaten Toba Samosir. Lahan pertanian masyarakat yang terlantar dan sudah lama tidak
dikelola kembali dibuka untuk dijadikan pengembangan kedua komoditi tanaman pertanian tersebut.
Berdasarkan data BPS Tahun 2010, dijelaskan bahwa terjadi fluktuasi luas panen dan produksi tanaman jagung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 2009 luas panen dan produksi tanaman jangung seluas 6.712 Ha dengan produksi yang dihasilkan sebesar 25.321 ton, dengan tingkat produktivitas sebesar
37,72 Kwha.
Tabel 4.18. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 2009
Kecamatan Luas Panen
Ha Produksi
Ton Produktivitas
KwHa
1. Balige 286
1.077 37,66
2. Tampahan 74
280 37,84
3. Laguboti 821
3.102 37,78
4. Habinsaran 562
2.108 37,51
5. Borbor 141
528 37,51
6. Nassau 94
346 36,81
7. Silaen 158
594 37,59
8. Sigumpar 76
286 37,63
9. Porsea 546
2.066 37,84
10. Pintu Pohan Meranti 116
439 37,84
11. Siantar Narumonda 71
266 37,46
12. Lumban Julu 2.498
9.442 37,80
13. Uluan 343
1.288 37,55
14. Ajibata 926
3.499 37,79
15. Parmaksian 1 -
- 16. Bonatua Lunasi 1
- -
Jumlah 2009 6.712
25.321 37,72
2008 7.856
25.118 31,97
2007 3.710
15.236 41,07
Sumber : Toba Samosir Dalam Angka Tahun 2010 Keterangan 1: Masih bergabung dengan kecamatan induk Porsea dan Lumban Julu
Berdasarkan perubahan tutupan kawasan hutan juga diketahui bahwa terjadi pengurangan luas sawah sebesar 0,02 dari 2.923,25 Ha tahun 2000 menjadi
Universitas Sumatera Utara
2.891,08 Ha tahun 2009. Hal ini disebabkan pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Toba Samosir sehingga terjadi konversi lahan dari sawah menjadi
bangunan pemukimanperumahan khususnya di Kecamatan Tampahan berdasarkan hasil penafsiran citra dan ground checking.
Data BPS Tahun 2010 menjelaskan bahwa luas panen padi sawah di Kabupaten Toba Samosir berkurang sesuai proyeksi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.
Tabel 4.19. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tahun 2009
Kecamatan Luas Panen
Ha Produksi
Ton Produktivitas
KwHa
1. Balige 3.855
19.227 49,88
2. Tampahan 689
3.481 50,52
3. Laguboti 1.781
9.347 52,48
4. Habinsaran 1.398
7.401 52,94
5. Borbor 382
2.082 54,50
6. Nassau 1.336
6.797 50,88
7. Silaen 2.155
11.745 54,50
8. Sigumpar 763
4.158 54,50
9. Porsea 2.284
12.448 54,50
10. Pintu Pohan Meranti 479
2.575 53,76
11. Siantar Narumonda 691
3.765 54,49
12. Lumban Julu 1.888
10.272 54,41
13. Uluan 1.642
8.670 52,80
14. Ajibata 462
2.500 54,11
15. Parmaksian 1 -
- -
16. Bonatua Lunasi 1 -
- -
Jumlah 2009 19.805
104.468 52,75
2008 22.314
103.475 46,94
2007 24.328
133.633 54,93
Sumber : Toba Samosir Dalam Angka Tahun 2010 Keterangan 1: Masih bergabung dengan kecamatan induk Porsea dan Lumban Julu
Pada tutupan pemukiman berdasarkan hasil penghitungan dan penafsiran terjadi penambahan luas sebesar 0,02 dari 939,01 Ha tahun 2000 menjadi 970,34
Ha tahun 2009. Hal ini sangat wajar karena kebutuhan lahan untuk pemukiman
Universitas Sumatera Utara
berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan terjadi pengembangan wilayah.
Pada data BPS Tahun 2010, dijelaskan bahwa proyeksi jumlah desakelurahan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 bertambah.
Tabel 4.20. Jumlah DesaKelurahan Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2009
Kecamatan Banyaknya
Jumlah Desa
Kelurahan
1. Balige 29
6 35
2. Tampahan 6
- 6
3. Laguboti 21
1 22
4. Habinsaran 16
1 17
5. Borbor 7
- 7
6. Nassau 10
- 10
7. Silaen 19
- 19
8. Sigumpar 9
1 10
9. Porsea 12
3 15
10. Pintu Pohan Meranti 7
- 7
11. Siantar Narumonda 13
- 13
12. Lumban Julu 11
- 11
13. Uluan 15
- 15
14. Ajibata 8
1 9
15. Parmaksian 1 10
- 10
16. Bonatua Lunasi 1 10
- 10
Jumlah 2009 203
13 216
2008 203
13 216
2007 179
13 192
Sumber : Toba Samosir Dalam Angka Tahun 2010
Secara grafis persentase tutupan kawasan hutan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2000 dan 2009 dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan 4.10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9. Grafik Tutupan Kawasan Hutan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2000
Gambar 4.10. Grafik Tutupan Kawasan Hutan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009
Secara spasial tutupan kawasan hutan berdasarkan SK. Menhut No. 44Menhut-II2005 di Kabupaten Toba Samosir tahun 2000 dan 2009 disajikan pada
Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11. Peta Tutupan Kawasan Hutan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2000
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12. Peta Tutupan Kawasan Hutan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
4.6. Rencana Penggunaan Ruang Kawasan Hutan SK. Menhut No.