nilai terendah 0. Maka untuk komponen ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
9 – 12 = Baik 5 – 8 = Cukup
0 – 4 = Buruk
5.2. Validitas dan reliabilitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur Notoatmodjo, 2010. Uji validitas
dilakukan untuk kuisioner perilaku caring, sedangkan untuk kuisioner kecerdasan spiritual tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena
kuisioner kecerdasan spiritual diadopsi dari skala kecerdasan Safaria 2007, tetapi pada kuisioner tersebut tidak diketahui validitas dan reliabilitasnya. Uji
validitas yang dilakukan untuk kuisioner perilaku caring pada penelitian ini adalah validitas isi yaitu subtansi pengukuran itu mewakili konsep yang
sudah dirumuskan dan didasarkan pada landasan teoritis. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur data dari variabel secara tepat.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi oleh dosen dari bagian keperawatan jiwa Fakultas Keperawatan USU, dengan content
validity index sebesar 0,97. Dengan demikian instrumen ini dikatakan valid, karena suatu instrumen dikatakan valid apabila content validity index-nya
lebih besar dari 0,70 Polit Hungler , 1999. Tes reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh
Universitas Sumatera Utara
mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sama
Notoatmodjo, 2010. Uji reliabilitas telah dilakukan kepada 20 orang perawat di ruang rawat inap RSUP Haji Adam Malik Medan yang sesuai
dengan kriteria sampel penelitian dan tidak termasuk dalam sampel penelitian. Instrumen yang diuji yaitu kuisioner perilaku caring yang
berjumlah 43 pernyataan. Peneliti menggunakan uji reliabilitas dengan cronbach’s alpha dengan menggunakan sistem komputerisasi, didapat nilai
reliabilitasnya sebesar 0,931 lampiran 8. Dengan demikian instrumen ini dikatakan reliabel karena suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki
reliabilitas lebih dari 0,70 Polit dan Hungler, 1999. 6.
PENGUMPULAN DATA
Peneliti melakukan pengumpulan data penelitian setelah mendapat izin dari pimpinan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Selanjutnya
peneliti mendatangi setiap ruangan rawat inap dan bertemu dengan koordinator perawat di setiap ruangan untuk memohon izin melakukan pengumpulan data.
Peneliti bekerjasama dengan koordinator perawat dalam hal menemui responden yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian di setiap ruangan rawat inap.
Setelah menemui responden, selanjutnya peneliti menjelaskan pada responden tersebut mengenai tujuan dan manfaat penelitian serta proses pengisian kuisioner,
kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden dan peneliti membagikan kuisioner kepada responden.
Universitas Sumatera Utara
Selama proses pengisian kuisioner, peneliti mendampingi responden agar apabila ada pernyataan yang tidak jelas, peneliti dapat menjelaskan kembali
dengan tidak mengarahkan jawaban responden. Namun, ada limapuluh lima responden yang proses pengisian kuisioner tidak dilakukan secara langsung
karena keterbatasan waktu dari responden yang mempunyai aktivitas kerja yang padat sehingga peneliti dibantu oleh koordinator perawat dari tiap-tiap ruangan
dalam pembagian dan pengumpulan kuisioner tersebut. Sebelumnya peneliti telah memberikan penjelasan kepada koordinator perawat tersebut mengenai cara
pengisian kuisioner dan telah menentukan perawat yang menjadi sampel penelitian. Peneliti mengumpulkan seluruh kuisioner, kemudian data yang
diperoleh akan diolah.
7. ANALISA DATA