Kecerdasan Spiritual Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Haji

2. PEMBAHASAN

2.1. Kecerdasan Spiritual Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Haji

Adam Malik Medan Hasil analisis deskriptif dari kecerdasan spiritual tabel 5 menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual responden mayoritas dalam kategori tinggi dan tidak ada responden yang memiliki kecerdasan spiritual yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan seluruh responden adalah umat beragama, karena bila dilihat data karakteristik responden tabel 4 menunjukkan bahwa semua responden menganut agama, yang pada dasarnya memiliki penghayatan ketuhanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gunawan 2004 bahwa manusia dapat merasa memiliki makna dari berbagai hal, agama religi mengarahkan manusia untuk mencari makna dengan pandangan yang lebih jauh dan bermakna di hadapan Tuhan. Inilah makna sejati yang diarahkan oleh agama, karena sumber makna selain Tuhan tidaklah kekal. Hal yang senada juga diungkapkan Ahmad 2006 bahwa yang paling sempurna, kecerdasan spiritual harus bersumber dari ajaran agama yang dihayati sehingga seseorang yang beragama sekaligus akan menjadi orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Sehingga Saifullah 2005 menyatakan bahwa kecerdasan spiritual yang sejati merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, tidak saja terhadap manusia, tetapi juga dihadapan Tuhan. Perawat yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi akan mampu menempatkan hidupnya menjadi lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan yang Universitas Sumatera Utara diungkapkan Yosef 2005 bahwa perawat yang memiliki taraf kecerdasan spiritual tinggi mampu lebih bahagia dalam menjalani hidup termasuk juga dalam pekerjaannya sehingga ia akan berupaya memaknai bahwa mencari karunia Tuhan dengan memperhatikan dan meringankan beban klien. Begitu pula dengan penelitian Rudyanto 2010 yang menyatakan bahwa perawat yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi akan sangat menghargai profesinya dengan cara bersikap positif terhadap pekerjaannya bahkan mampu memberi makna kehidupan dalam bekerja. Bekerja bukan hanya rutinitas yang membosankan tetapi justru menyediakan kesempatan untuk perkembangan pribadi.

2.2. Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Sepuluh Faktor Karatif di