Inflasi Perdagangan Sistematika Penulisan BAB I

II - 14 tahun 2003 dan meningkat pada tahun 2004 menjadi sebesar 43,48 .

4. Inflasi

Tingkat perkembangan harga atau inflasi sebelum krisis ekonomi di Kota Surakarta sudah menampakkan ada kenaikan setidaknya dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1997 yaitu sebesar 8,62 1995, 8,63 1996 dan 9,07 1997. Tahun 1998 inflasi meningkat sangat tinggi karena dampak krisis ekonomi, yaitu mencapai angka sebesar 66,38 . Seiring dengan pemulihan ekonomi daerah, inflasi dapat ditekan sampai sebesar 7,89 pada tahun 2000, namun pada tahun 2001 inflasi tersebut meningkat lagi menjadi sebesar 15,58 . Kemudian sejak tahun 2002 tingkat perkembangan harga ini dapat dikendalikan lagi sampai di bawah 10 sampai tahun 2004. Pada tahun 2002 tingkat inflasi mencapai 8,64; tahun 2003 dapat ditekan menjadi 1,73 dan pada tahun 2004 meningkat lagi menjadi sebesar 5,15 .

5. Perdagangan

Pembangunan bidang perdagangan di Kota Surakarta menunjukkan kinerja yang semakin membaik. Selama kurun waktu 2003 – 2004, kontribusi sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebagai bagian dari Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada PDRB Kota Surakarta menurut harga berlaku, terus menerus mengalami peningkatan. Tahun 2003, kontribusi sub sektor Perdagangan ini mencapai 20,18 , dan meningkat menjadi 20,52 pada tahun 2004. Peran pasar tradisional di Kota Surakarta dalam mendorong kelancaran distribusi barang kebutuhan masyarakat masih cukup strategis, walaupun harus bersaing dengan pasar toko modern yang semakin berkembang. Perhatian Pemerintah Kota Surakarta terhadap keberadaan pasar tradisional dengan menerbitkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pasar, dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 3 Tahun 1993 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pasar serta pembangunanrehabilitasi pasar II - 15 tradisional secara berkesinambungan. Kontribusi pasar tradisional terhadap PAD sebesar 14.84 atau Rp. 8.727.720.907,- dari total PAD sebesar RP. 58.815.718.383,- pada tahun 2004. Kegiatan perdagangan luar negeri ditandai dengan kecenderungan adanya peningkatan volume dan nilai ekspor dari tahun ke tahun sebelum terjadinya krisis ekonomi pertengahan tahun 1997. Kegiatan ekspor di Kota Surakarta sebelum krisis ada kecenderungan meningkat, dimana pada tahun 1994 nilai ekspor Kota Surakarta sebesar US 29,741,388.79 dan meningkat menjadi sebesar US 31,285,417.38 atau meningkat sebesar 5,19 . Tahun 1996 nilai ekspor Kota Surakarta mengalami peningkatan lagi menjadi lebih besar yaitu mencapai 32,57 dan puncak kejayaan kegiatan ekspor Kota Surakarta terjadi pada tahun 1997 yaitu mencapai 118,73 . Kegiatan impor di Kota Surakarta tercatat pada tahun 2004 terdapat 1 importir, terdiri dari dua jenis komoditi dengan volume import 282.132,12 kg dengan nilai import sebesar US 266.330,84. Dua jenis komoditi tersebut adalah benang cotton dan suku cadang mesin tekstil. Dengan adanya krisis ekonomi, kegiatan perdagangan baik dalam maupun luar negeri mengalami berbagai kesulitan, sehingga pada tahun 1998 nilai ekspor Kota Surakarta menurut sangat tajam yaitu sebesar 66,99 . Nilai ekspor yang sudah mencapai US 90,717,496.09 pada tahun 1997 jatuh menjadi sebesar US 29,941,727.79 pada tahun 1998. Kegiatan ekspor ini nampaknya belum dapat bangkit kembali, karena sampai dengan tahun 2004 nilai ekspor Kota Surakarta hanya mencapai jumlah US 33,742,243.07 atau hanya meningkat sebesar 11,26 dari tahun 1998.

6. Perindustrian