Sarana dan Prasarana Drainase

II - 22 dari Samsat dan Dinas LLAJ pada tahun 2004 tercatat sejumlah 190.927 unit dengan jenis kendaraan sebagai berikut : sepeda motor sejumlah 148.630 unit, mobil penumpang sejumlah 26.755 unit, mobil barang sejumlah 13.234 unit, mobil bus umum besar sejumlah 564 unit, mobil bus umum sedang sejumlah 297 unit, mobil bus umum kecil sejumlah 412 unit, mobil bus bukan umum sejumlah 333 unit, kendaraan khusus sejumlah 52 unit, mobil penumpang umum 432 unit. Kendaraan pribadi yang ada, didominasi oleh sepeda motor dimana jumlahnya mencapai 148.630 unit 77,84 dari keseluruhan jumlah kendaraan. Kendaraan tidak bermotor tahun 2004 sepeda 53.298 unit, becak 7.952 unit, lain-lain 1.469 unit. Permasalahan yang dihadapi antara lain meningkatnya jumlah kendaraan yang pesat sedangkan kapasitas jalan relatif tetap, dan masih lemahnya manajemen transportasi perkotaan. Untuk bidang telekomunikasi sampai dengan tahun 2004 telah terpasang 64.775 sambungan telepon rumah. Animo kebutuhan masyarakat dan dunia usaha akan sambungan telepon terus meningkat, sedangkan jumlah satuan sambungan telepon masih jauh dari kebutuhan. Namun, dengan perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi sebagaian dapat dipenuhi oleh sambungan telepon seluler baik GSM maupun CDMA. Selain bidang telekomunikasi, perkembangan bidang pos sampai dengan tahun 2004, cukup pesat, utamanya jasa pos pengiriman surat, paket dan wesel pos. Jumlah kiriman surat pada tahun 2004 sejumlah 3.989.184 pucuk surat, paket sejumlah 29.471 koli, dan wesel pos sejumlah 22.766 wesel.

2. Sarana dan Prasarana Drainase

Sistem drainasi di wilayah Kota Surakarta pada awalnya dibangun untuk kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota. Jaringan drainase di Kota Surakarta dibedakan menjadi dua bagian yaitu drainase alam dan drainase kota. Drainase alam didukung dengan sungai-sungai yang melintas di tengah kota seperti Sungai Pepe, Sungai Anyar dan Kali Sumber yang berfungsi sebagai penampung aliran drainase kota dan air hujan yang kemudian diteruskan ke laut melalui Bengawan Solo melintas II - 23 perbatasan kota sebelah timur. Sedangkan drainase kota dibangun untuk mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air buangan dari rumah tangga. Beberapa lokasi di wilayah Kota Surakarta merupakan pertemuan anak sungai dengan sungai Bengawan Solo yang letaknya relatif lebih rendah sehingga secara periodik mengalami banjir akibat limpahan air dari sungai Bengawan Solo dengan ketinggian genangan antara 0,2 – 1,3 m Wilayah Kelurahan Jagalan, Pucangsawit, Sewu, Gandekan, Semanggi dan Sangkrah. Pada bagian wilayah kota yang lain seperti Kelurahan Sumber dan Kadipiro berpotensi terjadinya genangan air dengan ketinggian 0,2 – 1 m, akibat tidak tertampungnya air permukaan pada saluran yang ada terutama pada saat curah hujan tinggi di dalam kota. Selain itu beberapa genangan air banyak terjadi di bagian wilayah kota lainnya terutama karena: 1 adanya bangunan liar yang didirikan di atas badan saluran dan di atas tanah negara yang merupakan daerah hijau kota atau daerah resapan air, 2 tumbuhnya daerah pemukiman baru yang tidak didukung dengan pola penanganan drainase yang baik, 3 perkerasan di hampir seluruh wilayah kota dengan bangunan dan jalan, tanpa menyisakan lahan yang cukup untuk peresapan air permukaan, 4 kecenderungan sikap destruktif dan kemerosotan disiplin masyarakat yang mengakibatkan kerusakan dan terganggunya aliran air.

3. Sarana dan Prasarana Perumahan dan Pemukiman