II - 27 hak pilihnya sebesar 78.824 21,05. Untuk pemilihan
anggota DPRD Provinsi yang menggunakan hak pilih sebesar 313.652, sedangkan yang tidak menggunakan hak
pilihnya sebesarnya 60.845 16,25. Untuk pemilihan anggota DPRD kota yang menggunakan hak pilihnya
mencapai 310.916, sedangkan yang tidak menggunakan hak pilih sebesar 63.581 16,98.
Pemilu presiden pada tahun 2004 yang terbagi menjadi 2 putaran juga mencatat jumlah Daftar Pemilih
Tetap DPT sejumlah 398.030 pada Putaran I, sedangkan Putaran II sejumlah 384.628 dengan perincian pada
putaran I yang menggunakan hak pilihnya sebesar 313.785, sedangkan yang tidak menggunakan hak pilihnya
sebesar 75.245 atau sebesar 19.34. Kemudian pada putaran II yang menggunakan hak pilihnya sebesar
306.693, sedangkan yang tidak menggunakan hak pilihnya sebesar 82.935 atau sebesar 21,29.
2. Kewenangan Daerah
Pelaksanaan otonomi
daerah pada
dasarnya memberikan keleluasaan daerah untuk mengelola seluruh
sumber daya yang dimiliki demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian,
daerah memiliki
kewenangan membuat
kebijakan daerah
untuk memberikan pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa
dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman
pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang diserahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah
meliputi: a.
perencanaan dan pengendalian pembangunan; b.
perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; c.
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan;
II - 28 g.
penanggulangan masalah sosial; h.
pelayanan bidang ketenagakerjaan; i.
fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan;
l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
n. pelayanan administrasi penanaman modal;
o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan
p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan. Sedangkan urusan pemerintahan daerah yang bersifat
pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
3. Tata Pemerintahan
Untuk menjalankan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah perlu ada komitmen
peningkatan kapabilitas aparat pemerintahan. Kapabilitas yang dimaksudkan itu adalah mentalitas dan kapasitas
yang baik untuk mengimplementasikan otonomi daerah yang dibarengi dengan perubahan cara pandang atau
orientasi kerja aparatur yang condong pada perwujudan clean government dan kemandirian yang berpegang pada
prinsip-prinsip
kepemerintahan yang
baik good
governance. Tantangan penyelenggaraan pembangunan yang
semakin berat terkait semakin meningkatnya globalisasi dan sistem informasi menuntut kecepatan dan ketepatan
dalam analisis untuk solusi atas berbagai permasalahan yang
muncul serta
tuntutan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih sesuai prinsip-prinsip good governance yang meliputi antara lain transparansi,
efisisensi, efektivitas, akuntabilitas, partisipatif, taat asas hukum, keadilan dan responsibilitas.
II - 29
4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja SOTK