Catatan Sejarah Kelam
11. Catatan Sejarah Kelam
Selesai shalat Zuhur Ayyas bingung mau ke mana. Mau pulang ke apartemen masih siang, dan ia sudah merasa tidak nyaman lagi kembali ke apartemen. Mau jalan-jalan, tidak ada rencana yang matang. Dia selalu melakukan aktivitas dengan rencana yang jelas dan matang. Mau ke MGU, ia tidak tahu mau apa persisnya di sana kalau Doktor Anastasia mungkin sudah tidak di tempatnya dan ruangan Profesor Tomskii sudah tidak boleh dibuka.
Setelah berpikir beberapa saat, yang paling baik menurutnya adalah pergi ke MGU, dengan syarat ruangan Profesor Tomskii boleh ia gun- akan sampai malam. Untuk memastikan hal itu ia bisa bertanya kepada Doktor Anastasia lewat tel- pon. Maka tanpa membuang waktu lagi ia lang- sung mengontak Doktor Anastasia. Saat itu Dokt- or Anastasia sudah sampai di apartemennya. Doktor muda itu sudah ganti pakaian santai dan sibuk menulis paper yang ia persiapkan untuk Setelah berpikir beberapa saat, yang paling baik menurutnya adalah pergi ke MGU, dengan syarat ruangan Profesor Tomskii boleh ia gun- akan sampai malam. Untuk memastikan hal itu ia bisa bertanya kepada Doktor Anastasia lewat tel- pon. Maka tanpa membuang waktu lagi ia lang- sung mengontak Doktor Anastasia. Saat itu Dokt- or Anastasia sudah sampai di apartemennya. Doktor muda itu sudah ganti pakaian santai dan sibuk menulis paper yang ia persiapkan untuk
"Doktor Anastasia, zdrafstuitet, kak vasha dela (Hallo, apa kabar)? Sapa Ayyas begitu tel- pon di seberang diangkat. Ia menyapa Doktor Anastasia menggunakan bahasa yang sangat formal.
" Ya Vso Kharasyo (Aku baik-baik saja). Siapa ini?" Jawab Anastasia sambil terus men- getik dengan jari-jari tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang ponsel dan menem- pelkannya di telingan kirinya.
"Saya Ayyas Doktor." "Aaa. Eta vi! (Aa. Ini kamu ya!) Bagaimana
pundak kirimu?" Jawab Anastasia antusias tapi lembut. Ia langsung berdiri meninggalkan laptopnya dan menuju ruang tengah. Ia senang sekali mendengar suara Ayyas. Baginya, suara Ayyas seumpama oase di padang sahara bagi para pengelana.
"Sudah baik. Ada orang Indonesia di kedutaan yang bisa membetulkan letak tulang yang salah dengan mengurutnya."
"O hebat orang itu ya."
"Saya beruntung ketemu dia, jadi tidak perlu dibawa ke medical centre"
"Saya ikut senang. Hai, kenapa kau nelpon saya? Ada yang bisa saya bantu, Ayyas?" Selidik Anastasia penasaran.
"Doktor Anastasia masih di kampus?" "Saya sudah pulang. Sudah sampai apartemen
satu jam yang lalu."
"Padahal saya berharap Doktor masih di kam- pus, .tapi tidak apa. Saat ini saya sedang bersiap mau ke kampus, apa ruangan Profesor Tomskii bisa saya gunakan sampai malam? Maaf."
"O bisa. Kau datang saja. Bibi Parlova masih di sana. Dia pulang pukul tujuh malam. Kunci ada padanya, kau bisa memintanya. Kau juga bisa minta dibuatkan teh hangat kalau mau."
"Baik. Terima kasih Doktor." "Ya. Ada hal lain yang perlu bantuan saya
lagi?" tanya Anastasia separo basa-basi, separo mengulur-ulur pembicaraan.
"Tidak. Itu saja Doktor. Terima kasih," jawab Ayyas datar.
"Baiklah. Sama-sama." Setelah mengetahui Ayyas akan ke kampus,
Doktor Anastasia sebenarnya ingin pergi juga ke sana. Ia merasa akan lebih nyaman menulis papei di ruangan Profesor Tomskii, sambil bisa diskusi dengan Ayyas. Tapi lagi-lagi ia merasa, jika ia pergi ke kampus itu berarti ia telah merendahkan harga dirinya sendiri. Ayyas pasti akan bertanya- tanya dalam hati, kenapa Anastasia menyusul ke kampus padahal sudah pulang ke apartemen. Karena berpikiran seperti itu, Doktor Anastasia mengurungkan niatnya pergi ke kampus. Ia ber- harap Ayyas besok juga ada di kampus.
Sementara Ayyas, setelah ia memastikan dir- inya bisa menggunakan ruangan Profesor Tom- skii sampai malam, ia merasa menemukan jalan yang lurus dan indah. Ia minta diri pada Pak Joko Santoso, lalu berjalan cepat menuju stasiun Metro Tretyakovskaya. Dari Tretyakovskaya ia meluncur
mencari jalur metro yang mengantarkannya sampai di stasiun Metro Universitet.
Sampai di kampus ia langsung bergegas ke ru- ang Profesor Tomskii. Di lorong ia berpapasan dengan banyak mahasiswi yang asyik bersenda gurau. Ada juga di antara mereka yang menyapanya dengan nada agak menggoda. Ia hanya melambaikan tangan dan tersenyum pura- pura tidak mengerti bahasa mereka. Di antara mereka, ada mahasiswi yang
wajahnya paling cemerlang di antara yang lain. Rambutnya yang hitam ia potong pendek seperti gaya Demi Moore dalam sebuah filmnya tahun sembilan puluhan. Mahasiswi berwajah ce- merlang itu juga ikut-ikutan seperti teman- temannya. Dengan nada bergurau mahasiswi itu bergurau, "Hei tampan kau sudah punya pacar?"
Ayyas terus berjalan dengan samasekali tidak menghiraukan gurauan gadis-gadis yang sedang usil itu. Sepuluh menit kemudian ia sudah sampai di depan ruangan Profesor Tomskii dan Bibi Par- lova sudah menunggu di sana.
"Bibi menunggu saya?" Tanya Ayyas penasaran.
"Iya. Ini kuncinya." Jawab perempuan tua berkerudung kosinka putih sambil menyerahkan kunci ruangan.
"Bagaimana Bibi tahu saya mau ke sini?" Tan- ya Ayyas penasaran.
"Doktor Anastasia baru saja menelpon. Dia yang memberitahu, dan dia memintaku untuk menunggumu di sini." Jelas Bibi Parlova sambil "Doktor Anastasia baru saja menelpon. Dia yang memberitahu, dan dia memintaku untuk menunggumu di sini." Jelas Bibi Parlova sambil
"Terima kasih Bibi Parlova." "Rencana kau mau sampai jam berapa?" "Bisa jadi sampai jam sebelas malam Bibi." "Baik. Biar aku beritahu bagian keamanan. Oh ya kau mau teh panas?"
"Boleh Bibi." "Baik tunggu sepuluh menit." Ayyas membuka ruangan khusus Profesor
Tomskii itu. Ia copot sepatunya. Melepas paltonya dan meletakkannya pada tempat yang telah disediakan. Setelah itu menyalakan lampu dan pemanas ruangan. Nampaklah sebuah ruan- gan yang didesain indah dan segar. Ruangan yang rapi dan membuat betah para pencinta se- jarah untuk berlama-lama di dalamnya. Ruangan yang didesain dan ditata langsung oleh tangan dingin Profesor Abraham Tomskii.
Ayyas meletakkan tas rase'lnya di dekat sofa lalu merebahkan badannya ke sofa sejenak. Pundak kirinya masih sedikit nyeri tapi sudah jauh lebih nyaman. Ayyas merasa punggungnya Ayyas meletakkan tas rase'lnya di dekat sofa lalu merebahkan badannya ke sofa sejenak. Pundak kirinya masih sedikit nyeri tapi sudah jauh lebih nyaman. Ayyas merasa punggungnya
Ayyas terbangun ketika ponselnya melengking-lengking. Ia memang memasang alarm pada ponselnya untuk menandai datangnya waktu shalat. Ayyas bangun tergagap. Ia lang- sung sadar ia ada di ruangan Profesor Tomskii. Di atas meja ada secangkir teh yang sudah din- gin. Berarti ia terlelap cukup lama. Ia seruput teh itu. Lalu berwudhu dan menegakkan shalat. Ayy- as rukuk dan sujud di ruangan itu dengan penuh rasa khusyuk dan menyatu dengan keagungan rahmat Allah Subhanahu wa Taala.
Setelah shalat Ayyas menyalakan laptopnya. Ia nyalakan bunyi ayat-ayat suci Al-Quran yang dibawakan dengan tartil dan indah oleh Syaikh Sa'ad Al Ghamidi. Suara murattal itu ia nyalakan pelan, dalam batas yang tidak terdengar dari luar ruangan.
Rencana Ayyas kali ini adalah membaca se- jarah Rusia kontemporer. Terutama sejak masa- masa akhir kekaisaran Tsar di Rusia. Lalu runtuhnya kekuasaan Nicolas Romanov, Tsar terakhir Rusia di tangan Lenin. Lalu Lenin mem- bentuk Uni Soviet. Kemudian masa pemerintahan Stalin. Sampai akhir pemerintahan Stalin.
Ayyas melihat buku-buku referensi induk yang dikoleksi oleh Profesor Tomskii. Ia mengambil buku sejarah Rusia yang berjilid-jilid. Ia teliti sebentar lalu ia mengambil satu buku yang menulis kejadian sejarah yang ingin ia baca. Ia lalu mengambil buku yang menulis biografi Lenin dan Stalin. Ia membawa tiga buku lalu du- duk di sofa sambil terus membaca dengan diiringi suara ayat-ayat suci Al-Quran yang diku- mandangkan Syaikh Sa'ad Al Ghamidi. Ia merasa sangat nyaman berada di ruangan itu. Suasananya begitu bersih dan ilmiah.
Setengah jam kemudian Ayyas diliputi rasa mencekam yang dalam. Buku sejarah itu seolah layar bioskop yang lebar. Di sana Ayyas melihat Setengah jam kemudian Ayyas diliputi rasa mencekam yang dalam. Buku sejarah itu seolah layar bioskop yang lebar. Di sana Ayyas melihat
Dengan didasari ideologi komunis yang diga- gas Karl Marx dan dengan slogan "tanah", "roti" dan "perdamaian", Lenin menggerakkan partai Bolshevik yang radikal untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Rusia dengan keker- asan. Pemberontakan pertama gagal. Lenin mer- asa, kekerasan yang digunakannya belum mak- simal. Maka pada bulan Nopember 1917 pem- berontakan kedua dilancarkan dengan kekerasan yang lebih maksimal dan total. Lenin menghalalkan segala cara demi mewujudkan kegilaan ideologi komunisnya.
Lenin lebih keras dari Karl Marx. Jika Karl Marx hanya mengisyaratkan perlunya kediktator- an proletariat sesekali saja, Lenin berbeda, Lenin mempraktikkan kediktatoran total untuk melang- gengkan pemerintahan komunisnya.
Kekerasan berdarah terus terjadi di Rusia yang berubah menjadi Uni Soviet saat itu. Keluarga
Tsar Nicolas Romanov dibantai habis oleh kaum komunis pengikut Lenin dengan cara yang keji. Keluarga Tsar dan pengikutnya yang disekap di pegunungan Urai dibangunkan di tengah malam. Lalu dibawa ke gudang di bawah tanah. Mereka ada yang dibayonet dan dipukuli sampai mati. Kaum perempuannya diperkosa lalu dicincang. Tsar sendiri dan keluarganya dicincang, disiram bensin dan dibakar hidup-hidup lalu dilempar ke sumur bekas tambang. Tak ada keturunan Tsar yang tersisa.
Tragedi kemanusiaan yang mahakejam benar- benar terjadi berkali-kali waktu itu. Nyawa manusia tak ada harganya. Kaum perempuan tak ada nilainya. Siapa yang berani menentang Len- in, sudah bisa dipastikan binasa dalam kondisi mengenaskan; mati dengan jasad tanpa rupa. Di tangan Lenin wajah jahat asli komunis betul- betul menampakkan wujud aslinya.
Kekerasan, kekejaman, dan kebengisan adalah ciri utama rezim komunis Lenin. Bagi Lenin, ide tentang kediktatoran sesungguhnya lebih penting Kekerasan, kekejaman, dan kebengisan adalah ciri utama rezim komunis Lenin. Bagi Lenin, ide tentang kediktatoran sesungguhnya lebih penting
Ya, ciri pokok pemerintahan Lenin yang kemudian dipertahankan para penerusnya yang komunis dan pemerintahan komunis manapun di dunia, adalah pemerintahan diktator total. Yaitu teknik mempertahankan kekuasaan untuk jangka waktu tidak terbatas dengan segala cara yang ada. Semua lembaga dan perangkat yang ada dalam negara harus dikontrol dan diawasi dengan detil. Jika ada yang berbeda dengan pemerintah harus ditumpas habis sampai ke akar-akarnya.
Di negara itu tidak ada yang boleh mengatur kecuali negara, dan negara diatur oleh pemimpin utama. Di negara itu bahkan tidak boleh ada Tuhan, karena yang jadi Tuhan, yang mengatur dan mengendalikan rakyat dan semuanya adalah sang pemimpin negara. Pemimpin negaralah yang menentukan kaya dan miskinnya bawa- hannya. Bahkan sang pemimpin negaralah yang menentukan si A harus mati dan si B boleh hidup. Itulah yang diterapkan oleh Lenin dan kemudian diikuti oleh negara-negara komunis lainnya.
lak heran sejak Lenin memegang kekuasaan, selama dia masih hidup, tidak ada satu negara komunis di dunia ini yang dapat digulingkan setelah merebut pemerintahan. Saat itu teori kediktatoran total benar-benar dijalankan oleh Lenin tanpa boleh kendor sedikit pun. Kelema- han Lenin pasti ada, hanya saat itu Lenin mampu sedemikian ketat menjaga kelemahannya.
Lenin benar-benar nyaris mirip Fir'aun dan Namrud. Bahkan lebih. Ya, ia lebih kejam Lenin benar-benar nyaris mirip Fir'aun dan Namrud. Bahkan lebih. Ya, ia lebih kejam
Ayyas membaca banyak pembantaian men- gerikan yang dilakukan Stalin demi menjaga kekuasaannya. Jutaan nyawa manusia melayang di ujung telunjuknya. Ada banyak catatan sejarah yang menulis kekejaman tokoh komunis psikopat ini.
Saat Stalin berkuasa, ia banyak melakukan penangkapan terhadap ratusan bahkan ribuan or- ang di pelbagai daerah di seantero penjuru Soviet. Mereka yang ditangkap diikat dan dibawa ke tempat-tempat interogasi yang telah dirancang rapi. Stalin banyak belajar dari Lenin. Ia mengadopsi hampir semua cara Lenin, hanya saja Stalin lebih gila lagi dalam melaksanakannya. Ia Saat Stalin berkuasa, ia banyak melakukan penangkapan terhadap ratusan bahkan ribuan or- ang di pelbagai daerah di seantero penjuru Soviet. Mereka yang ditangkap diikat dan dibawa ke tempat-tempat interogasi yang telah dirancang rapi. Stalin banyak belajar dari Lenin. Ia mengadopsi hampir semua cara Lenin, hanya saja Stalin lebih gila lagi dalam melaksanakannya. Ia
Penangkapan besar-besaran warga Soviet yang tak bersalah itu merupakan bagian awal kejahatan mesin teror Stalin. Tujuan mesin teror itu bukan sekadar untuk menghancurkan orang-orang yang dibidik. Namun lebih dari itu; untuk meremukkan mereka, menghina mereka, dan memaksa mereka untuk mengakui diri mereka sebagai "musuh masyarakat." Dan setelah mereka mengakui hal itu, maka Stalin bebas melakukan apa saja pada mereka.
Stalin menggunakan pelbagai macam jenis kekerasan dan penyiksaan guna mempertahankan rezim komunisnya. Cara Stalin itu dikenal seba- gai "pengaruh metode fisik" yang dijalankan Stalin sejak tahun 1937.
Stalin menyiapkan badan polisi rahasia yang dikenal NKVD untuk menyiduk siapa saja yang dicurigai. Setelah diciduk, orang yang dicurigai itu lalu diinterogasi dengan cara menyiksanya Stalin menyiapkan badan polisi rahasia yang dikenal NKVD untuk menyiduk siapa saja yang dicurigai. Setelah diciduk, orang yang dicurigai itu lalu diinterogasi dengan cara menyiksanya
Di bawah tekanan penyiksaan interogator rez- im Stalin, orang-orang yang tidak bersalah terpaksa harus mengakui kesalahan yang tidak mereka lakukan. Setelah mengakuinya, seringkali mereka tetap dibinasakan. Karena sadisnya penyiksaan, mereka lebih memilih segera mati daripada menderita penyiksaan berkepanjangan.
Catatan-catatan sejarah menulis, yang terjadi pada waktu itu, penyidik NKVD menyiksa ta- hanan selama beberapa jam, dan berulang kali. Penyidik yang
kejam bahkan sampai meremukkan tubuh tahanan. Mereka menim- pakan pelbagai macam siksaan kepada tahanan. Mematahkan tangan, atau kaki, mencabuti kuku, memanggang korban dengan besi menyala, bahkan sampai memotong alat vital segala. Sung- guh biadab dan mengerikan.
Kisah mengerikan yang terjadi pada masa itu adalah kisah anak gadis Alikhanova. Kisah nyata yang ditulis di banyak buku di dunia. Disebut di sana, bahwa anak buah Stalin pernah mengambil anak gadis Alikhova yang berusia 16 tahun ke tempat investigasi dan memperkosanya di hadapan sang ayah. Setelah itu, anak gadis itu dibunuh dengan cara yang sangat keji. Dan sang ayah dipaksa menandatangani seluruh pengakuan keji, bahwa anak gadisnya telah dibebaskan dari tahanan, namun tewas karena melindaskan diri pada kereta api.
Korban yang meninggal akibat kekejaman Stalin tercatat sebanyak 20.000.000 orang. Namun versi lain menulis korban yang tewas selama Stalin berkuasa antara 40-50 juta orang. Pendapat terakhir oleh sebagian ahli sejarah di- anggap mendekati kebenaran, jika diperhitun- gkan juga dari korban yang tewas karena keterlibatan Soviet dalam Perang Dunia II, yang sebagian besarnya adalah rakyat sipil biasa, di samping juga para tentara.
Tidak kurang 46 juta rakyat Eropa tewas dalam Perang Dunia II, dan enam puluh persennya dari jumlah itu adalah penduduk Uni Soviet yang dijadikan tumbal oleh Stalin. Tak kurang 20 ribu rakyat sipil dikorbankan oleh Stalin sebagai tameng hidup untuk memperta- hankan dua kota, yaitu Leningrad dan Mokswa dari serbuan Hitler.
Ayyas membaca satu catatan sejarah, ketika tentara Uni Soviet memasuki Jerman, tak kurang dari 2 juta perempuan diperkosa oleh tentara Uni Soviet dan itu menjadi pemerkosaan terbesar dalam sejarah kebiadaban umat manusia di muka bumi. Dan yang paling bertanggung jawab atas kebiadaban itu tak lain adalah Stalin. Sebab telunjuk Stalinlah yang memerintahkan tentaran- ya melakukan tindakan-tindakan biadab itu.
Setiap mengenang Perang Dunia II, sebagian warga Rusia memandang Stalin sebagai pah- lawan yang berperan besar dalam mengalahkan Nazi Jerman. Bahkan, mereka sangat membang- gakan Stalin yang tanpa bantuan sekutu, dapat Setiap mengenang Perang Dunia II, sebagian warga Rusia memandang Stalin sebagai pah- lawan yang berperan besar dalam mengalahkan Nazi Jerman. Bahkan, mereka sangat membang- gakan Stalin yang tanpa bantuan sekutu, dapat
Stalin akhirnya mati tiba-tiba. Ada yang mengatakan ia mati karena virus yang menyerang otaknya. Ada yang menyebutkan ia mati karena diracun. Berbagai macam sebab, tetapi kematian itu tetaplah kematian. Dan siapa pun, sekuat apa pun tentara yang mengawalnya, akhirnya akan mati juga. Tak akan ada yang lolos dari kematian, Stalin mati dengan meninggalkan catatan kelam dalam sejarah peradaban umat manusia.
Ayyas merasa sangat lelah membaca sejarah kelam yang ditorehkan Lenin dan Stalin di atas kanvas kehidupan. Ia bisa membayangkan betapa susah hidup di zaman itu. Khususnya betapa susah hidup sebagai seorang Muslim di zaman itu. Zaman ketika manusia tidak boleh mengakui adanya Tuhan, semua harus ikut satu ideologi yaitu komunis.
Ayyas langsung teringat peristiwa pemberon- takan Partai Komunis Indonesia atau biasa dis- ingkat PKI di Indonesia.
Pemberontakan tabun 1948 dan pemberon- takan tahun 1965. Pada pemberontakan PKI tahun 1948 di Madiun, tidak sedikit umat Islam yang dibunuh, dibantai, dan dicincang dengan cara yang keji dan kejam oleh PKI. Dan pada pemberontakan G 30/S PKI, para perwira tinggi TNI diculik dan dihabisi. Sebelumnya PKI telah lebih dahulu melakukan pembantaian dan intimi- dasi di mana-mana.
Bahkan kakeknya yang hanya petani miskin dan seorang imam mushalla di kampungnya, juga tak luput dari pembantaian PKI. Menurut sumber cerita ibunya, kakeknya digorok lehernya oleh PKI saat melakukan shalat Subuh berjamaah dengan beberapa orang kampung. Tak hanya kakeknya, seluruh jamaah shalat Subuh di mush- alla kakeknya juga dibantai tanpa sisa oleh PKI.
Ibunya sendiri yang saat itu belum genap ber- usia tujuh tahun, bisa selamat karena ia pas Ibunya sendiri yang saat itu belum genap ber- usia tujuh tahun, bisa selamat karena ia pas
Tak hanya menyelamatkan ibunya, Allah juga menyelamatkan Indonesia. Pemberontakan G 30/S PKI digagalkan oleh rakyat Indonesia. Jika tidak, Ayyas tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Indonesia. Mungkin Indonesia akan mengalami sejarah yang lebih kelam dari apa yang dilakukan oleh Lenin dan Stalin di Uni Soviet.
Jika korban kekejaman Stalin sampai 20 juta, mungkin bila PKI berkuasa jumlah manusia yang dibantai bisa dua kali lipatnya. Sebab metode Stalin telah menjadi inspirator bagi hampir selur- uh penguasa komunis di mana pun di dunia, ter- masuk PKI, yang alhamdulillah, atas izin Allah, tak bisa menggulingkan NKRI.
Pol Pot yang sangat kejam itu juga seorang komunis, yang ketika berkuasa meniru apa yang Pol Pot yang sangat kejam itu juga seorang komunis, yang ketika berkuasa meniru apa yang
Pol Pot sebenarnya seorang guru yang dikenal halus budi, tapi setelah ideologi komunis masuk ke dalam otaknya dan teori Stalin mengalir dalam darahnya, jadilah ia manusia yang terkenal ke- jam. Sejarah mencatat, ia telah melakukan pem- bunuhan massal di Kamboja. Ratusan ribu manusia mati karena kekejaman Pol Pot yang kata seorang Kamboja kala itu, "dan dewa-dewa tidak- berbuat apa-apa untuk menghentikannya."
Alarm di ponsel Ayyas melengking-lengking. Ayyas harus shalat Maghrib.Ketika hendak tak- biratul ihram hatinya bergetar hebat. Bahwa ia bisa shalat dan sujud di ruangan seorang guru be- sar Universitas Negeri Moskwa (MGU) adalah nikmat yang agung dari Allah. Sebab itu adalah hal yang mustahil ia lakukan jika hidup di zaman Stalin.
Di zaman Stalin, bahkan Rektor Universitas Negeri Moskwa yang bernama Andrei Vysh- ingky dipilih Stalin untuk menjadi Ketua Pengadilan yang bertugas mengadili orang-orang yang akan dihabisi oleh Stalin. Rektor MGU saat itu adalah bagian dari rezim Stalin yang kejam.
Jika ia shalat di salah satu sudut MGU pada waktu iru, entah siksaan seperti apa yang akan di- terimanya dari para interogator Stalin. Yang jelas ia pasti masuk daftar orang yang harus disirnakan dari muka bumi,
Ayyas shalat dengan mata berkaca-kaca. Betapa mahalnya kesempatan yang dilapangkan oleh Allah kepadanya. Ia bisa rukuk dan sujud