Deskripsi Rokok Kretek
B. Deskripsi Rokok Kretek
1. Pengertian Rokok Kretek
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dirajang. Nama rokok sendiri mulanya berasal Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dirajang. Nama rokok sendiri mulanya berasal
tanaman pemeliharaan orang-orang berharta di Spanyol (Solichin Salam, 1983 : 13).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad ke-15 ketika bangsa Eropa Columbus beserta rombongannya menemukan benua Amerika untuk pertama kalinya mereka melihat penduduk asli orang Indian membungkus semacam rempah-rempah yang telah dikeringkan dengan potongan daun jagung kering, sehingga terbentuk gulungan silinder dan penggunaannya dibakar salah satu ujungnya serta menghisap asap dari ujung yang lain. Perbuatan seperti itu dipercaya dapat menimbulkan kenikmatan pada anggota tubuh, dapat membuat mereka mabuk, dan mengurangi kelelahan atau kepenatan (Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 1). Kebiasaan menghisap tersebut sesungguhnya merupakan kebiasaan merokok yang sejak dulu telah mereka lakukan, walaupun belum diketahui kapan pastinya. Sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Orang-orang Eropa membawa pulang rokok ini dengan sebutan cigarro atau cerutu. Kebiasaan merokok kemudian mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa, terutama cerutu karena menghisap cerutu dianggap sebagai perlambangan kekayaan. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata (Arsip PPRK : Asal Mula Rokok).
Kalau cerutu dikenal dengan kemewahannya, maka rokok justru dikenal secara primitif oleh suku Indian. Bentuk rokok yakni tembakau yang dijejalkan dalam buluh atau batang tebu yang dikeringkan. Bentuk lainnya yaitu tembakau kering yang dimasukkan dalam batang gandum kering atau sejenis sayuran lain yang sudah dikeringkan. Rokok hanya dihisap oleh penduduk miskin yang kantongnya tipis, mereka bahkan memungut puntung cerutu milik orang kaya untuk dihisap. Kondisi menghisap cerutu sisa yang telah pendek tersebut disebut Kalau cerutu dikenal dengan kemewahannya, maka rokok justru dikenal secara primitif oleh suku Indian. Bentuk rokok yakni tembakau yang dijejalkan dalam buluh atau batang tebu yang dikeringkan. Bentuk lainnya yaitu tembakau kering yang dimasukkan dalam batang gandum kering atau sejenis sayuran lain yang sudah dikeringkan. Rokok hanya dihisap oleh penduduk miskin yang kantongnya tipis, mereka bahkan memungut puntung cerutu milik orang kaya untuk dihisap. Kondisi menghisap cerutu sisa yang telah pendek tersebut disebut
Abad 17 dari Amerika Selatan kebiasaan merokok menyebar ke berbagai negara di Eropa, seperti : Spanyol, Portugal, Inggris, Perancis, Jerman, Swedia, Swiss, Turki, dan seluruh daratan Eropa. Kebiasaan merokok akhirnya masuk ke Turki dan saat itu pula kebiasaan merokok mulai masuk ke negara-negara Islam.
Di Indonesia kebiasaan merokok sulit diketahui kapan pastinya mulai berkembang. Bagi masyarakat Indonesia budaya merokok diperkirakan dimulai dengan budaya mengunyah sirih, injet dan gambir atau mengunyah buah pinang yang ada sejak dahulu kala warisan nenek moyang kita. Bahan baku rokok, tembakau bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Dimana Portugislah bangsa yang pertama kali memasukkan tembakau dan budaya merokok ke Indonesia. Dari orang jaman dahulu, tanaman tembakau dipakai untuk kepentingan pengobatan. Pada awal abad ke-17 merokok tembakau dan menghisap madat telah dikenal di Pulau Jawa. Pembesar-pembesar Jawa juga telah diketahui gemar mengkonsumsi rokok. Abad ke-18 merokok telah menjadi salah satu kebutuhan hidup primer kalangan masyarakat Jawa, tidak ubahnya dengan makan sirih. Hal ini dapat dideteksi dari besarnya jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli rokok dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Pekerjaan yang sangat sederhana tidak menghalangi mereka untuk menikmati hidup dalam ketentraman dan kenyamanan. Seorang bujangan bisa hidup dengan dua belas duit sehari, tanpa memikirkan makan makanan yang bergizi bagi tubuhnya. Jika dapat diumpamakan dua belas duit tadi digunakan untuk : tiga duit untuk membeli tembakau sebagai bahan merokok yang dibungkus dengan selembar kulit jagung kering/klobot, tiga duit untuk membeli nasi dan garam/tempe, enam duit untuk membeli beras (Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 87).
Merokok tidak hanya merupakan kesenangan pribadi, namun juga menjadi hidangan penting yang disajikan kepada para tamu. Rokok dalam kepercayaan tradisional mempunyai arti sebagai barang dagangan sekaligus sebagai salah satu komponen upacara sesajen serta sebagai pelengkap berbagai macam kepentingan dan ditaruh di berbagai macam tempat. Rokok kadang juga Merokok tidak hanya merupakan kesenangan pribadi, namun juga menjadi hidangan penting yang disajikan kepada para tamu. Rokok dalam kepercayaan tradisional mempunyai arti sebagai barang dagangan sekaligus sebagai salah satu komponen upacara sesajen serta sebagai pelengkap berbagai macam kepentingan dan ditaruh di berbagai macam tempat. Rokok kadang juga
Orang-orang Indonesia mempunyai cara tersendiri untuk membuat rokok sendiri yang akan dihisapnya. Cara yang digunakan amat sederhana, baik susunan maupun bentuknya. Pada umumnya tembakau dan campuran rempah digulung menggunakan daun jagung kering atau yang lebih biasa disebut klobot, kemudian digulung atau dilinting dengan bentuk lancip pada salah satu ujungnya, dan ujung untuk menghisap ditali menggunakan jinggo. Oleh sebab itu, rokok yang dibuat sendiri penduduk asli Indonesia pada awal penemuannya belum merupakan barang dagangan yang menarik (Solichin Salam, 1983 : 16).
Tahun 1880-an, setelah adanya usaha untuk mencampur tembakau dan rempah-rempah terbaik seperti cengkeh, bentuk kesederhanaan rokok mulai beralih ke arah barang yang lebih berarti dan menguntungkan untuk diperdagangkan. Pencampuran tembakau dan cengkeh oleh orang Indonesia merupakan penemuan rokok yang tergolong paling enak, paling tua, dan paling terkenal di berbagai penjuru. Rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh, serta dibungkus dengan daun jagung kering terkenal dengan nama rokok kretek. Bunyi kretek-kretek akibat pembakaran cengkeh waktu rokok itu dihisap, menjadikan nama rokok tersebut terkenal dengan sebutan rokok kretek.
Pada umumnya rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini dapat didasarkan atas : bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
a) Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
b) Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
c) Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
d) Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau (Solichin Salam, 1983 : 18).
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi :
a) Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b) Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
c) Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Solichin Salam, 1983 : 18).
Rokok berdasarkan proses pembuatannya :
a) Sigaret Kretek Tangan (SKT) : rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
b) Sigaret Kretek Mesin (SKM) : rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Hasil keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan telah dalam bentuk pak ataupun dalam bentuk pres (Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 182).
Rokok berdasarkan penggunaan filter :
a) Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus.
b) Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus (www.demirtas.com : 11/3/09 ).
Rokok kretek pada umumnya diproduksi tanpa menggunakan filter seperti rokok-rokok lainnya. Minat rokok kretek adalah kecenderungan seseorang Rokok kretek pada umumnya diproduksi tanpa menggunakan filter seperti rokok-rokok lainnya. Minat rokok kretek adalah kecenderungan seseorang
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap minat rokok kretek adalah :
a) Rasa yang berbeda dengan rokok filter
b) Kemurnian pada komposisi rokok kretek dibandingkan dengan rokok filter yang memiliki komposisi cengkeh dan tembakaunya yang sedikit.
c) Faktor prestise yang didapat oleh individu yang mengkonsumsinya.
d) Harga yang lebih mahal menjadikannya tingkat faktor yang cukup diperhatikan dan memberi kepuasan tersendiri bagi individu yang mengkonsumsi.
e) Individu tersebut tidak pernah mengkonsumsi rokok lain selain rokok kretek.
f) Usia peminat rokok kretek lebih dewasa (telah menginjak usia > 23 tahun) (www.demirtas.com : 11/3/09 ). Semakin lama dari waktu ke waktu rokok kretek tidaklah lagi milik dari orang-orang yang sudah dewasa dan tua. Namun sekarang para remaja sudah mulai banyak yang mengkonsumsi rokok kretek. Tidak lepas dari pantas-tidak pantasnya rokok kretek dikonsumsi oleh anak remaja, tapi ini mengenai selera dan gaya hidup remaja saat ini.
Bisa dikatakan rokok dapat memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Merokok biasanya dilakukan dengan membakar salah satu ujungnya dan membiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Semakin keras, semakin lama, dan semakin dalam seseorang menghisap asap rokok, maka semakin besar kebutuhan adiktif terhadap rokok tersebut. Rokok di Indonesia saat ini biasanya diperdagangkan dalam bentuk bungkusan kotak kertas berisi sekitar 12 batang. Kemasan kertas rokok didesign dalam kotak kecil agar dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Dalam bungkusan- bungkusan rokok tersebut umumnya telah disertai pesan kesehatan yang
merupakan aturan yang ditetapkan dunia internasional pada semua perusahaan rokok di dunia. Dimana pesan tersebut memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung, kecanduan, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema. Pesan kesehatan ini sejak awal merupakan hasil penelitian mengenai rokok oleh Amerika, bahwa rokok menjadi penyebab berbagai macam penyakit terutama kanker pau-paru. Setelah hasil penelitian ini disebarluaskan penjualan rokok merosot tapi cerutu dalam penelitian tersebut memiliki kandungan bahaya yang lebih kecil. Orang-orang kembali keranjingan mengkonsumsi rokok. Segala macam peringatan, slogan, pamflet bahaya merokok tampak sia-sia belaka. Pada kenyataannya pesan kesehatan itu lebih berfungsi sebagai hiasan semata karena banyak masyarakat yang kurang peduli akan dampak negatif dan sulit untuk meninggalkan budaya merokok yang telah mengakar kuat di keseharian hidup masyarakatnya (Arsip PPRK : Asal-Usul Tembakau).
Merokok dilakukan dengan berbagai alasan, antara lain : a.) Pengaruh lingkungan, ajakan teman, dan sebagainya
b.) Rasa ingin tahu dan coba-coba, yang berujung pada ketagihan c.) Agar lebih terlihat jantan d.) Keadaan ekonomi yang semakin sulit, mendorong semakin banyak
orang mengalami stress sehingga dengan merokok diharapkan stress yang mendera dapat hilang sesaat
e.) Tingkat aktivitas sosial yang tinggi, juga mendorong orang untuk sedikit melepas penat dengan merokok
f.) Tingkat sosial yang tinggi yang memungkinkan orang dapat membeli rokok, untuk alasan mendapatkan suatu kenikmatan rasa (www.wikipedia/rokok_kretek:11/3/2009).
Pada rokok setidaknya terdapat beberapa zat yang dapat merugikan kesehatan tubuh, antara lain : tar, nikotin, dan karbonmonoksida (www.wikipedia/rokok_kretek:11/3/2009). Di balik kegunaan atau manfaat rokok Pada rokok setidaknya terdapat beberapa zat yang dapat merugikan kesehatan tubuh, antara lain : tar, nikotin, dan karbonmonoksida (www.wikipedia/rokok_kretek:11/3/2009). Di balik kegunaan atau manfaat rokok
a.) Perokok pasif secara tidak langsung dirugikan dengan menghisap asap rokok dari perokok aktif yang bahayanya hampir sama dengan perokok aktif.
b.) Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
c.) Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok.
d.) Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan tempat ia bersosialisasi. Sehingga orang lain ikut merasakan enaknya atau menderitanya dalam menghisap asap rokok (www.wikipedia/rokok_kretek:11/3/2009).
Perubahan akibat timbulnya sarana baru yang menunjang kehidupan masyarakat seperti industri rokok kretek Kudus ini sangat besar. Industri rokok kretek Kudus mengakibatkan : (1) pertumbuhan masyarakat di suatu daerah, (2) adanya suatu proses pertumbuhan atau kemunduran di bidang sosial ekonomi serta kesejahteraan masyarakat Kudus. Bagi pemerintah rokok yang diproduksi oleh perusahaan rokok merupakan sumber pendapatan yang sangat penting artinya. Berbagai macam pajak dapat ditarik dari industri ini. Mulai dari cukai tembakau, pajak perseroan, pajak reklame, pajak pekerja, dsb. Selama bertahun- tahun jelas dapat dilihat dukungan pemerintah untuk selalu meningkatkan hasil produksi rokok. Industri rokok memberi kesempatan kerja yang begitu luas terhadap ribuan masyarakat kelas bawah. Mulai dari pekerja kasar pembuat rokok, para pedagang besar/kecil yang menjual rokok, para petani tembakau yang
mendukung produksi rokok. Perusahaan rokok kretek Kudus juga mempengaruhi perkembangan pertanian di daerah lain, seperti : di daerah Temanggung, Kedu, Madura, Bojonegoro, Muntilan, Weleri, dan Magelang. Karena hubungan industri rokok kretek Kudus tidak dapat dipisahkan dengan petani di daerah tersebut, khususnya petani tembakau dan petani cengkeh yang menghasilkan bahan baku utama rokok kretek. Perusahaan rokok kretek Kudus juga memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di pedesaan di daerah Kudus dan sekitarnya. Wilayah pedesaan sangat berpengaruh, pembangunan di berbagai sektor untuk mendukung kelancaran sektor produksi dan pemasaran. Daerah penghasil bahan baku rokok kretek dan daerah asal buruh rokok kretek juga menikmati hasilnya, terutama naiknya taraf hidup petani bahan baku rokok kretek Kudus serta keberhasilan daerahnya karena barang hasil pertaniannya dibutuhkan industri rokok kretek Kudus (wawancara Bapak Afif Masluri : 12 Oktober 2009).
Peran industri rokok tehadap kebanggaan bangsa berupa keberhasilan mencetak para atlet bulu tangkis yang handal yang membawa harum nama Indonesia di kancah dunia Internasioal. Di bidang seni industri rokok mendukung kreativitas musik Indonesia hingga menjadi sangat maju dan bervariasi seperti saat ini. Di bidang lingkungan, industri rokok berpartisipasi menghijaukan sekaligus menerangi fasilitas jalan-jalan raya dibeberapa tempat. Perkembangan industri rokok kretek didukung dengan permintaan konsumen rokok dari golongan masyarakat kelas bawah semakin meningkat, karena desakan kebutuhan hidup yang begitu sulit sehingga mengakibatkan stress dan dilampiaskan dengan merokok untuk sedikit menenangkan pikiran (Amen Budiman & Onghokham, 1987 : 192-201).
Pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang merupakan dampak dari setiap penemuan. Di satu sisi keuntungan besar yang didapat berbagai pihak, namun di sisi lain kerugian juga menghantui akibat aktivitas merokok. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan fungsi tertentu, salah satu diantaranya adalah tembakau yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan rokok. Sungguh, bila manusia dapat memanfaatkan karunia Tuhan dengan penuh Pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang merupakan dampak dari setiap penemuan. Di satu sisi keuntungan besar yang didapat berbagai pihak, namun di sisi lain kerugian juga menghantui akibat aktivitas merokok. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan fungsi tertentu, salah satu diantaranya adalah tembakau yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan rokok. Sungguh, bila manusia dapat memanfaatkan karunia Tuhan dengan penuh