Sistem Pemasaran Rokok Kretek Industri Rokok Kretek Kudus awal

E. Sistem Pemasaran Rokok Kretek Industri Rokok Kretek Kudus awal

Dekade 1900-an

1. Sistem Pemasaran Rokok Kretek Kudus awal Dekade 1900-an

Laku tidaknya suatu produk, tidak hanya bergantung pada kualitas produk tersebut tetapi juga ditentukan oleh strategi pemasaran yang diterapkan agar dapat menjaring konsumennya. Dalam perkembangan industri rokok kretek Kudus,

tercatat bahwa Nitisemito sebagai pelopor sistem pemasaran modern industri rokok kretek di Kudus. Perkembangan perusahaannya kian maju karena Nitisemito mengadakan sistem promosi berhadiah sejak 1930. Pada setiap bungkus rokok kretek Bal Tiga di belakangnya diberi keterangan : setiap bungkus rokok kretek harus disimpan setelah mencapai jumlah tertentu dapat ditukar dengan hadiah menarik. Hadiahnya, antara lain : sepeda, arloji, gelas, piring, T- shirt. Semua barang hadiah diberi cap rokok kretek Bal Tiga. Untuk menunjang promosi ini perusahaan mempunyai bus khusus yang berkeliling dari kota ke kota yang lain untuk membawa contoh-contoh hadiah. Bus ini dibuat khusus dengan kaca lebar, hadiah digantungkan dalam jendela kaca tersebut sehingga dapat terlihat dengan jelas benda promosi itu dari luar. Selain itu, orang-orang dapat menukarkan hadiah di bus tersebut (Arsip foto dan benda-benda promosi milik perusahaan Bal Tiga di Museum Kretek Kudus).

Setiap ada pekan raya, pasar malam, Sekatenan, rokok kretek cap Bal Tiga membuka stand dengan mempergunakan sistem hadiah atau loterij. Hadiahnya bahkan kadang berupa mobil sedan baru dan hadiah lain yang menarik. Penjualan ketika mengikuti pasar malam bisa mencapai 500.000 batang habis (Solichin Salam, 1983 : 26).

Sistem hadiah dapat diberlakukan karena : (1) jika pembelian melalui agen tentu ada korting bila membeli dalam jumlah banyak, (2) jika rokok kretek dijual eceran berarti ada extra profit, (3) dan dari keuntungan yang diperoleh inilah dipergunakan sebagai hadiah oleh pabrik rokok kretek Bal Tiga (wawancara Bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Setiap tahun diadakan pasar malam di Surabaya (Jaarmarkt), Solo (Sekatenan), dan di Semarang pabrik rokok kretek Nitisemito selalu ikut serta membuat stand untuk mempromosikan dan menjual rokok kreteknya. Selain itu, sistem periklanan melalui reklame juga telah dilakukan oleh perusahaan rokok kretek milik Nitisemito. Di Jakarta dan Bandung rokok kretek Bal Tiga menyebarkan selebaran melalui udara dengan menyewa pesawat jenis Fokker baling-baling seharga 150-200 Gulden. Untuk menarik perhatian pembeli Setiap tahun diadakan pasar malam di Surabaya (Jaarmarkt), Solo (Sekatenan), dan di Semarang pabrik rokok kretek Nitisemito selalu ikut serta membuat stand untuk mempromosikan dan menjual rokok kreteknya. Selain itu, sistem periklanan melalui reklame juga telah dilakukan oleh perusahaan rokok kretek milik Nitisemito. Di Jakarta dan Bandung rokok kretek Bal Tiga menyebarkan selebaran melalui udara dengan menyewa pesawat jenis Fokker baling-baling seharga 150-200 Gulden. Untuk menarik perhatian pembeli

Sandiwara keliling juga dibentuk dalam rangka menjalankan promosi. Sandiwara keliling biasanya mendatangkan lakon terkenal. Industri rokok kretek sebagai sponsor, ikut membentangkan spanduk atau reklame promosi perusahaan rokok kretek. Penonton sandiwara keliling biasanya tidak dipungut biaya karcis, cukup dengan menukar bekas pembungkus rokok kretek Bal Tiga Nitisemito untuk dapat menyaksikan sandiwara keliling tersebut (wawancara Bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Ketika tahun 1937 rokok kretek Bal Tiga mendirikan R.V.K ”Radio Vereniging Koedoes”. Sekalipun zender radio ini tidak boleh secara resmi

digunakan sebagai reklame pabrik. Tapi setiap siaran disebutkan radio Bal Tiga Kudus maka dengan sendirinya rokok Bal Tiga dikenal dimana-mana (Solichin Salam, 1983 : 26).

Pemasaran rokok kretek melalui berbagai pedagang perantara, antar lain : asongan, kaki lima, toko kelontong, pedagang keliling sebagai media promosi, setiap ada pameran di berbagai daerah selalu mendirikan stand rokok kretek, media penyebaran melalui kumpul-kumpul para pesepeda ontel, ngopi-ngopi, malalui seni (pementasan drama, musik, teatrical) (Arsip foto Propinsi Jawa Tengah : promosi pabrik Bal Tiga Nitisemitos).

Pasar perdagangan industri rokok kretek Kudus masa 1900-an berkembang dikalangan para agen, warung, pedagang asongan. Masa 1920-an, disetiap kampung/desa ataupun dikota sudah terdapat banyak penjual rokok. Di kota khususnya penjual rokok tersebar di berbagai penjuru, mulai dari kios-kios kecil penjual rokok, warung penjual barang kelontong, sampai kedai nasi dimana biasanya para konsumen rokok sering membeli rokok sebatang sebagai pelengkap setelah makan nasi.

Pemasaran rokok kretek Kudus tidak hanya terbatas di wilayah pulau Jawa saja, tapi sampai keluar Jawa. Pada masa jayanya rokok kretek milik Nitisemito, hampir tersebar ke seluruh Jawa bahkan sampai Lampung. Berdasarkan kondisi geografis, adat istiadat, dan minat, setiap daerah pemasaran rokok kretek Kudus Pemasaran rokok kretek Kudus tidak hanya terbatas di wilayah pulau Jawa saja, tapi sampai keluar Jawa. Pada masa jayanya rokok kretek milik Nitisemito, hampir tersebar ke seluruh Jawa bahkan sampai Lampung. Berdasarkan kondisi geografis, adat istiadat, dan minat, setiap daerah pemasaran rokok kretek Kudus

Pemasaran rokok kretek di Pulau Sumatra karena sebagian masyarakatnya terdiri atas transmigran dari Pulau Jawa, maka hampir sama dengan minat rokok kretek terutama Jawa Barat. Daerah pemasarannya terbatas sekitar propinsi Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Lampung. Hal ini tidak jauh beda dengan wilayah pemasaran di Kalimantan dan Nusa Tenggara (Arsip Propinsi Jawa Tengah : surat permintaan dan tembusan rokok kretek Bal Tiga Nitisemito).

Ramai tidaknya pasaran hasil produksi rokok kretek Kudus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : (1) Musim Konsumen rokok kretek Kudus yang masa itu para petani mempengaruhi ramai tidaknya pasaran rokok kretek Kudus. Adanya musim dalam dunia pertanian sangat mempengaruhi ramai tidaknya pemasaran produksi rokok kretek Kudus. Kalau musim sesudah panen, pemasaran rokok kretek Kudus sangat ramai. Kantong para petani setelah panenan juga masih tebal. Bila musim hujan tiba pemasaran rokok kretek Kudus menjadi sepi. Banyak petani musim hujan kembali bekerja ke sawah. Bila musim tandur seperti itu, Ramai tidaknya pasaran hasil produksi rokok kretek Kudus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : (1) Musim Konsumen rokok kretek Kudus yang masa itu para petani mempengaruhi ramai tidaknya pasaran rokok kretek Kudus. Adanya musim dalam dunia pertanian sangat mempengaruhi ramai tidaknya pemasaran produksi rokok kretek Kudus. Kalau musim sesudah panen, pemasaran rokok kretek Kudus sangat ramai. Kantong para petani setelah panenan juga masih tebal. Bila musim hujan tiba pemasaran rokok kretek Kudus menjadi sepi. Banyak petani musim hujan kembali bekerja ke sawah. Bila musim tandur seperti itu,

(2) Bulan Besar Pada bulan Besar banyak masyarakat yang menyelenggarakan pesta sunatan dan perkawinan. Rokok kretek sangat dibutuhkan sebagai suguhan bagi para tamu undangan dan orang-ornag yang membantu dalam penyelenggaraan hajat tersebut (Wawancara Bapak Afif Masluri : 25 Oktober 2009).

Selama perkembangannya 1970-an, pasar perdagangan industri rokok kretek Kudus tidak hanya terbatas dalam negeri dan baru meluas ke berbagai negara (Amen Budiman & Onghokham : 1987, 196). Sistem pemasaran hasil produksi rokok kretek Kudus dari perusahaan ke perantara adalah dengan mengangkat agen-agen penjualan di berbagai daerah. Agen-agen tersebut bertanggung jawab terhadap kelancaran penjualan rokok kretek. Agen perusahaan rokok kretek diangkat langsung oleh pengusaha rokok kretek. Agen-agen dalam memperoleh hasil produksi rokok kretek tidak langsung dari pusat, tapi harus melalui Tempat Pemasaran Rokok (TPR). Kalau daerah tempat agen berada tidak ada TPR maka agen dapat memperoleh rokok langsung dari pusat.

TPR didirikan oleh pengusaha rokok kretek dengan tujuan untuk memudahkan pengontrolan pemasaran di daerah-daerah yang jauh dari pusat perusahaan. TPR diberi wewenang penuh oleh perusahaan rokok kretek untuk mengangkaat pegawai, membeli alat inventaris, dan mengatur jalannya pemasaran dengan mengkoordinir agen-agen di wilayah kekuasaannya. TPR diberi komisi 2% oleh perusahaan dari rokok kretek yang terjual. Sedangkan, agen mendapat komisi langsung dari perusahaan rokok kretek.

Kunci keberhasilan pemasaran rokok kretek terletak pada kecakapan pegawai TPR dan agen perusahaan. Peran agen dan TPR diberbagai daerah amat penting bagi kelangsungan perusahaan. TPR dan agen dapat menjatuhkan perusahaan rokok kretek dengan menjual hasil produksi yang telah rusak ke pasaran bebas. Hubungan baik antara perusahaan rokok kretek, TPR, dan agen Kunci keberhasilan pemasaran rokok kretek terletak pada kecakapan pegawai TPR dan agen perusahaan. Peran agen dan TPR diberbagai daerah amat penting bagi kelangsungan perusahaan. TPR dan agen dapat menjatuhkan perusahaan rokok kretek dengan menjual hasil produksi yang telah rusak ke pasaran bebas. Hubungan baik antara perusahaan rokok kretek, TPR, dan agen

Pada dasarnya, pemasangan iklan dan promosi perusahaan rokok kretek terutama perusahaan besar sangat efektif dilakukan dan akan semakin berkembang berkat adanya penyebarluasan dari satu orang ke orang lain secara lisan. Pembicaraan demi pembicaraan dimana rokok kretek tersebut terkenal di suatu daerah secara tidak langsung akan menyebarluaskan kualitas rokok kretek dan merk rokok kretek secara lisan akan menarik konsumen satu ke konsumen yang lain (Lance Castle, 1982 : 47).