METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul ”Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964” yang dilakukan dengan

cara studi pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai tempat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, antara lain perpustakaan :

a. Program Pendidikan Sejarah FKIP UNS

b. FKIP UNS

c. Pusat UNS

d. Kolese St. Ignasius Yogyakarta

e. Pusat UGM

f. Propinsi Jawa Tengah

g. Arsip dan Perpustakaan Jawa Tengah

h. Daerah Kabupaten Kudus

i. Nasional Jakarta j. Persatuan Perusahaan Rokok Kudus

2. Waktu Penelitian

Rencana waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejak proposal disetujui pembimbing yaitu bulan April 2009 sampai dengan Januari 2010 (sepuluh bulan). Adapun kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tersebut diantaranya adalah mengumpulkan sumber, melakukan kritik untuk menyelidiki keabsahan sumber, menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian.

Dengan jadwal penelitian, sebagai berikut :

Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun 2009

No Jenis Kegiatan

April

Juli-

September- Januari

Mei Juni

Agustus Desember 2010

1. Pengajuan Judul Penyusunan

2. Proposal

Pengajuan Surat

3. Ijin

4. Pengumpulan Data

5. Analisis Data

6. Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian

Menurut kamus Webster’s, Third New International Dictionary of the English Language , yang dimaksud dengan metode adalah :

1. Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu obyek.

2. Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai cabang logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subyek.

3. suatu prosedur, teknik, dan cara melakukan penyelidikan sistematis. (Helius Sjamsuddin, 2007 : 12)

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Methodos” yang artinya cara atau jalan. Karena berhubungan dengan cara ilmiah, maka yang dimaksud dengan

metode adalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu penelitian yang sistematis mengacu pada aturan baku yang sesuai dengan permasalahan

hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Koentjaraningrat, 1983 : 72). Menurut kamus The New Lexicon, metode adalah suatu cara untuk membuat sesuatu, suatu

ilmiah

yang

bersangkutan

dan dan

Menurut Mardalis (2002 : 24), metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Metode dapat diartikan jalan, cara, atau petunjuk pelaksanaan atau merupakan petunjuk teknis (Dudung Abdurrahman, 1999 : 43). Metode dapat diartikan tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan, yang melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian (Iqbal Hasan, 2002 : 21).

Dari beberapa pengertian di atas, maka metode dapat didefinisikan sebagai cara, jalan, dan teknik yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Berdasarkan permasalahan yang hendak dikaji serta tujuan yang akan dicapai, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Pemilihan metode historis didasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji yaitu peristiwa masa lampau, untuk direkonstruksikan menjadi cerita sejarah melalui langkah atau metode historis.

Menurut Kuntowijoyo (1994 : 24), metode sejarah didefinisikan sebagai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi dan penyajian sejarah. Menurut Gilbert J. Garraghan dalam Dudung Abdurrahman (1999 : 43), metode sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip yang sistematis yang digunakan secara efektif untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992 : 4), metode sejarah adalah bagaimana memperoleh pengetahuan sejarah atau bagaimana mengetahui sejarah.

Metode penelitian historis menurut Louis Gottschalk dalam Dudung Abdurrahman (1999 : 44) adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan penilaian masa lampau. Rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses yang disebut dengan historiografi. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Helius Sjamsuddin, 1996 :

17). Metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menyatakan kembali fakta- fakta masa lampau, dan penulisan sejarah merupakan cara untuk merekonstruksi gambaran masa lampau berdasarkan bukti-bukti dan data yang diperoleh dari peninggalan masa lampau.

Metode historis bertujuan merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menempatkan fakta sejarah dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan. Penelitian dengan metode historis merupakan metode kritis terhadap keadaaan-keadaan dan perkembangan, serta pengalaman masa lampau dan menimbang secara teliti hati-hati terhadap validitas sumber-sumber sejarah agar fakta yang diperoleh bersifat obyektif.

Berdasarkan penjelasan tentang metode historis di atas, maka metode historis dipergunakan dengan alasan penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi peristiwa yang terjadi di Kudus, yaitu : ”Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908- 1964”. Sedangkan obyek penelitian dan waktu terjadinya peristiwa yang diteliti adalah awal mula pendirian industri rokok kretek Kudus, perkembangan industri rokok kretek Kudus awal dekade 1900an, dan sistem pemasaran, serta perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus dekade 1900-an. Di tengah kesulitan pra-kemerdekaan, pengusaha rokok kretek pribumi berusaha muncul dengan kekuatan sendiri hingga akhirnya mendulang keberhasilan dalam industri rokok kretek. Perkembangan industri rokok kretek Kudus oleh pengusaha pribumi telah menarik perhatian pengusaha Tionghoa untuk ikut serta dalam pengembangan usaha industri rokok kretek Kudus. Terjadi persaingan yang cukup hebat antara pengusaha pribumi dan pengusaha Tionghoa, hingga mencapai suatu titik perusuhan di Kudus. Persaingan usaha dan kesalahpahaman kepentingan etnis menjadi pemicu terjadinya perubahan kekuatan usaha industri rokok kretek di Kudus. Keadaan tersebut membawa dampak menguatnya pengusaha Tionghoa dalam industri rokok kretek Kudus, dan sebaliknya semakin melemahnya pengusaha pribumi. Kondisi tersebut berlanjut dengan kepemilikan perusahaan rokok kretek besar milik Tionghoa, diikuti dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat pribumi masyarakat Kudus sebagai Berdasarkan penjelasan tentang metode historis di atas, maka metode historis dipergunakan dengan alasan penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi peristiwa yang terjadi di Kudus, yaitu : ”Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908- 1964”. Sedangkan obyek penelitian dan waktu terjadinya peristiwa yang diteliti adalah awal mula pendirian industri rokok kretek Kudus, perkembangan industri rokok kretek Kudus awal dekade 1900an, dan sistem pemasaran, serta perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus dekade 1900-an. Di tengah kesulitan pra-kemerdekaan, pengusaha rokok kretek pribumi berusaha muncul dengan kekuatan sendiri hingga akhirnya mendulang keberhasilan dalam industri rokok kretek. Perkembangan industri rokok kretek Kudus oleh pengusaha pribumi telah menarik perhatian pengusaha Tionghoa untuk ikut serta dalam pengembangan usaha industri rokok kretek Kudus. Terjadi persaingan yang cukup hebat antara pengusaha pribumi dan pengusaha Tionghoa, hingga mencapai suatu titik perusuhan di Kudus. Persaingan usaha dan kesalahpahaman kepentingan etnis menjadi pemicu terjadinya perubahan kekuatan usaha industri rokok kretek di Kudus. Keadaan tersebut membawa dampak menguatnya pengusaha Tionghoa dalam industri rokok kretek Kudus, dan sebaliknya semakin melemahnya pengusaha pribumi. Kondisi tersebut berlanjut dengan kepemilikan perusahaan rokok kretek besar milik Tionghoa, diikuti dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat pribumi masyarakat Kudus sebagai

C. Sumber Data

Sumber data yang merupakan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai penulisan peristiwa sejarah, merupakan suatu hasil penyelidikan untuk mendapatkan data apa saja yang ditinggalkan manusia pada masa lampau. Menurut Sidi Gazalba (1981 : 105) sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu : (1) sumber tertulis yang mempunyai fungsi mutlak dalam sejarah, (2) sumber lisan, yaitu sumber tradisional dalam pengertian luas, (3) sumber visual atau benda, yaitu semua warisan masa lalu yang berbentuk dan berupa seperti candi dan prasasti. Sumber sejarah merupakan bahan mentah yang mencakup segala macam bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukkan segala aktivitas manusia masa lalu baik tertulis, lisan maupun benda. Sumber sejarah sebagai produk dari kegiatan manusia baik sengaja maupun tidak yang mampu memberikan informasi pada generasi berikutnya. Menurut Helius Sjamsuddin (1996 : 62), sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi : (1) sumber dokumenter, berupa bahan sejarah dalam bentuk tulisan; (2) sumber korporal, berwujud benda; dan (3) sumber lisan, berupa cerita sejarah lisan oleh subyek sejarah baik yang mengalaminya langsung maupun saksi mata. Sumber sejarah merupakan bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi sebenar-benarnya tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Jadi, sumber sejarah merupakan sesuatu yang dapat menceritakan tentang kenyataan pada masa lalu yang diperoleh dari peninggalan dan data pada masa lalu.

Sumber sejarah merupakan peninggalan masa lampau yang kejadiannya telah terjadi, maka terdapat keterbatasan dalam pengungkapan peristiwa karena tidak semua peristiwa mendapat perhatian secara menyeluruh. Hanya sebagian peristiwa sejarah yang mampu direkam dalam ingatan manusia, maka informasi Sumber sejarah merupakan peninggalan masa lampau yang kejadiannya telah terjadi, maka terdapat keterbatasan dalam pengungkapan peristiwa karena tidak semua peristiwa mendapat perhatian secara menyeluruh. Hanya sebagian peristiwa sejarah yang mampu direkam dalam ingatan manusia, maka informasi

Menurut Louis Gottschalk (1975 : 35), sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi mata dengan mata kepala sendiri atau saksi dari panca indera yang lain, yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakannya. Sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi mata yakni dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan.

Sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara yaitu : (1) kontemporer (contemporary) dan lama (remote), (2) formal (resmi) dan informal (tidak resmi), (3) pembagian menurut asalnya (dari mana asalnya), (4) isi (mengenai apa), (5) tujuan (untuk apa) yang masing-masing dibagi lagi lebih lanjut menurut waktu, tempat dan cara atau produknya. Sumber sejarah secara garis besar dibedakan menjadi peninggalan-peninggalan (relics atau remains) dan catatan-catatan. (Helius Sjamsudin, 2007 : 96).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber tertulis primer maupun sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah beberapa arsip perusahaan rokok kretek Kudus milik Nitisemito yang dibuat saat perusahaan tersebut masih beroperasi, arsip pemerintahan Jepang dan Belanda mengenai kebijakan terhadap industri rokok kretek Kudus, dan wawancara, misalnya : (1) Sumber subyek wawancara : (a) Bp. Masturi penjaga makam Sunan Kedu yang mengetahui proses dan peranan Sunan Kedu dalam memperkenalkan tembakau sebagai bahan baku rokok kretek Kudus, (b) Bp. Afif Masluri, sejarawan industri rokok kretek Kudus yang banyak mengetahui sejarah dan perkembangan industri rokok kretek Kudus baik oleh pengusaha pribumi maupun pengusaha Tionghoa, (2) Arsip Belanda Betreffende Eene Behouden Enquete naar de Arbeids Toestanden in de Industrie van Strootjes en inheemsche Sigaretten op Java, (3) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Jepang, Gunseikan Zamubutyo

No. 10421/F di Jakarta 19 Oktober 2603, (4) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat balasan keputusan Gunseikan Zamubutyo No. TAI/16/19 di Jakarta 19 Oktober 2603, (5) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Belanda. No. 619/TA di Jakrta 13 Mei 2603, (6) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang Surat Pemberitahuan tentang tjap dan boengkoes etjeran rokok kretek No 3/drie/26/149 di Kudus 1949, (7) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat laporan adanya pendapatan uang rokok Bulan Oktober 1934 di Kudus oleh M. Karmaen, (8) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang M. Nitisemito yang disarikan dari buku Der Kretek Koening, (9) Arsip Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tentang Peroesahaan Rokok Kretek di Koedoes , (10) Arsip PPRK yatiu artikel Asal-Usul Tembakau, artikel Almarhum Nitisemito, artikel tentang Asal Mula Rokok.

Sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku literatur yang relevan dengan penelitian ini. Adapun buku-buku literatur yang relevan, antara lain : (1) Buku karangan Lance Castle yang berjudul Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa : Industri Rokok Kudus yang menguraikan tentang sejarah dan persoalan-persoalan industri kretek Kudus serta fakta lingkungan Kudus dalam persoalan pembangunan di Indonesia, (2) Buku Rokok Kretek Lintasan Sejarah dan Artinya Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara karangan Amen Budiman dan Onghokham menguraikan tentang penemuan rokok kretek di Kudus, lahirnya industri rokok kretek di Kudus, perkembangan industri rokok kretek di Kudus dari tahun ke tahun dilihat dari sisi : pengusaha, buruh, inovasi produksi dari rokok kretek, (3) Sumber subyek wawancara : pihak PPRK (Persatuan Perusahaan Rokok Kudus) Bapak Dhani yang mengetahui sejarah dan perkembangan industri rokok kretek Kudus (4) ”Indonesia Sekarang” karangan Parada Harahap, (5) ”Kudus dan Kekunoan Islam” karangan Solichin Salam, (6) John Multiplysite (13 Maret 2008), (7) ”Museum Kretek Ing Kudus” karangan Suharyanto BP 1991 dalam Djoko Lodang 1009, (8) ”Kudus dan Sejarah Rokok Kretek” karangan Solichi n Salam, (9) ”Islam di Jawa Dilihat dari Kudus” karangan Marcel Bonneff, (10) ”Kretek The Culture and Heritage of Indonesia Clove Cigarretes” karangan

Mark Hanuzs, serta buku-buku lain yang relevan terhadap penelitian ini.

Pengumpulan data berdasarkan sumber data yang ditetapkan yaitu teknik studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data tertulis menggali data dari buku-buku dan bentuk pustaka lainnya. Sumber-sumber ini diperoleh melalui kunjungan pustaka, analisis dan lain-lain.

D. Teknik Pegumpulan Data

Dalam penelitian historis, pengumpulan data dinamakan heruistik. Teknik pengumpulan data adalah ketrampilan mencari, menemukan, mengumpulkan, menganalisa dan mengklarifikasikan data. Dalam penelitian ini digunakan teknik kepustakaan atau studi pustaka. Menurut Koentjaraningrat (1986 : 36), keuntungan dari studi pustaka ini ada empat hal, yaitu : (1) memperdalam kerangka teoritis yang digunakan sebagai landasan pemikiran, (2) memperdalam pengetahuan akan masalah yang diteliti, (3) mempertajam konsep yang digunakan sehingga mempermudah dalam perumusan, (4) menghindari terjadinya pengulangan suatu penelitian. Pengumpulan data atau heruistik dapat dilakukan dengan membaca bibliografi mengenai topik penelitian. Melalui bacaan tersebut dapat dikumpulkan sebagian data, dapat membaca sumber-sumber terkait yang dipergunakan dalam karya-karya terdahulu, dan dapat menjaring sebanyak mungkin jejak atau data sejarah yang sesuai dengan obyek kajian. Dalam pengumpulan data harus mencari sumber primer maupun sumber sekunder yang berguna untuk mengungkapkan fakta sejarah.

Menurut Dudung Abdurrahman (1999 : 56) mengutip pendapat Florence M.A. Hillbish, mengemukakan bahwa catatan-catatan dalam pengumpulan data ada tiga bentuk, yaitu : (1) quation (kutipan langsung), (2) citation atau indirect quation (kutipan tidak langsung), (3) summary (ringkasan) dan comment (komentar).

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dilakukan terhadap buku dan subyek yang berkaitan dengan obyek penelitian, juga terhadap buku-buku literatur yang berkaitan dengan obyek penelitian. Berkaitan dengan buku primer yang digunakan, pengumpulan sumber dilakukan di Kolese St. Igansius Yogyakarta, Badan Arsip dan Perpusatakaan Jawa Tengah,

Persatuan Perusahaan Rokok Kudus, Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Perpustakaan Daerah Kabupaten Kudus, Perpustakaan Pusat UNS. Untuk mencarinya, peneliti terlebih dahulu membaca katalog, mencatat nomor kode buku maupun arsip dan menyerahkan pada petugas, yang kemudian akan membantu mengambilkan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dengan membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain peneliti berusaha untuk memahami isi dan peristiwa sebenarnya yang terjadi di dalam obyek penelitian. Peneliti membaca, mencatat atau membuat catatan ringkas, meminjam, dan memfoto copi bagian buku-buku literatur yang dianggap penting dan sesuai dengan tema penelitian yang tersimpan di perpustakaan-perpustakaan yang ada di Surakarta, Kudus, Semarang, Yogyakarta.

E. Teknik Analisis Data

Sumber data baik sumber primer maupun sumber sekunder yang telah terkumpul, kemudian dianalisis. Analisis dalam proses penelitian sangat penting karena dengan analisis data akan nampak manfaatnya baik dalam pemecahan masalah penelitian dan pencapaian tujuan akhir penelitian. Proses analisis data dilakukan setelah melalui proses klasifikasi data yang telah diperoleh.

Di dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis historis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasi data sejarah. Interpretasi diperlukan mengingat fakta sejarah tidak mungkin berbicara sendiri. Kategori fakta-fakta sejarah mempunyai sifat yang sangat kompleks, sehingga suatu fakta tidak dapat dimengerti atau dilukiskan oleh fakta itu sendiri. Fakta merupakan bahan utama yang dijadikan para sejarawan sebagai bahan menyusun cerita sejarah. Fakta sejarah merupakan suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari dokumen sejarah dan dianggap kredibel setelah pengujian yang saksama sesuai dengan hukum metode sejarah (Louis Gottschalk, 1975 : 96). Pengkajian fakta sejarah tidak dapat dilepaskan dari unsur subyektivitas sejarawan, sehingga tidak diperlukan konsep-konsep dan teori sebagai kriteria penyeleksi dan pengklasifikasian fakta sejarah (Sartono Kartodirdjo, 1992 : 85).

Penulisan sejarah yang dapat dipercaya memerlukan analisis data sejarah yang obyektif, sehingga unsur-unsur subyektivitas dalam menganalisis data sejarah dapat diminimalisir. Dalam proses analisis data harus diperhatikan unsur- unsur yang sesuai dengan sumber data sejarah dan kredibilitas unsur tersebut. Unsur yang kredibel, maksudnya apabila unsur tersebut paling dekat dengan peristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi. Unsur tersebut dapat diketahui kredibelnya berdasarkan penyelidikan kritis terhadap sumber data sejarah yang ada (Louis Gottschalk, 1975 : 95).

Analisa data dapat dilakukan dengan aturan-aturan : fakta sejarah harus diseleksi, disusun, diberi atau dikurangi tekanannya (tempat atau bahasanya) dan ditempatkan dalam urutan kausal. Dari keempat aturan menyusun fakta tersebut, seleksi merupakan masalah penting sehingga peneliti harus mampu memilih dan memilah fakta mana yang lebih relevan dari sejumlah data (Dudung Abdurahman, 1999 : 25).

Interpretasi dilakukan karena fakta sejarah merupakan bukti-bukti sejarah yang masih berdiri sendiri-sendiri sehingga perlu dirangkaikan menjadi fakta yang terkait sebelum ditulis dalam rangkaian hasil penelitian. Berdasarkan sintesa fakta muncullah interpretasi yang tidak dapat terlepas dari unsur subyektivitas, sehingga dalam melakukan interpretasi diperlukan pengetahuan konsep teori dan metodologi yang tepat guna memfokuskan pada posisi tertentu yang menjadi obyek penelitian serta meningkatkan unsur obyektivitas dalam historiografi sejarah.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasikan sumber data yang telah terkumpul yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Langkah selanjutnya adalah kritik sumber, baik kritik intern maupun kritik ekstern . Sumber data tersebut kemudian dibandingkan dengan sumber data yang lain guna memperoleh kredibilitas sumber data.

Dalam penelitian ini analisa dilakukan setelah kegiatan pengumpulan dan pengklasifikasian data. Analisa dimulai dengan menyeleksi dan membandingkan data kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan berbagai keterangan lengkap mengenai data yang dijadikan fakta sejarah. Mengacu pada kajian teori, fakta Dalam penelitian ini analisa dilakukan setelah kegiatan pengumpulan dan pengklasifikasian data. Analisa dimulai dengan menyeleksi dan membandingkan data kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan berbagai keterangan lengkap mengenai data yang dijadikan fakta sejarah. Mengacu pada kajian teori, fakta

F. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian perlu dibuat suatu prosedur penelitian karena dapat mempermudah cara kerja dan memperlancar jalannya penelitian. Menentukan tema yang akan diteliti merupakan langkah awal sebelum membuat suatu rencana kerja dari persiapan membuat proposal sampai dengan penulisan hasil penelitian. Untuk mempermudah penelitian langkah yang perlu dijalankan guna mendapatkan hasil penelitian yang optimal diperlukan adanya prosedur yang digambarkan dalam bagan persiapan. Bagan persiapan tersebut berisi langkah sistematis yang menggambarkan kegiatan dari awal perncanaan sampai dengan pembuatan laporan hasil penelitian. Karena penelitian ini merupakan penelitian historis maka skema dalam metode historis digambarkan sebagai berikut :

Fakta Sejarah

Keterangan :

1. Heruistik

Heruistik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis, tercetak atau sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. Menurut G.J. Reiner dalam Dudung Abdurrahman (1999 : 55), heruistik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Menurut Sidi Gazalba (1981 : 15) heruistik adalah kegiatan mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan bahan penelitian. Menurut Ernest Berschen dalam Helius Sjamsuddin (2007 : 19), heruistik adalah proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah.

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan menemukan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan dengan tema penelitian. Sumber berupa buku-buku literatur diperoleh dari beberapa perpustakaan diantaranya Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Daerah Kabupaten Kudus, Perpustakaan Propinsi Jawa Tengah, Badan Arsip dan Perpustakaan Jawa Tengah, Perpustakaan Kolese St Ignasius Yogyakarta, Persatuan Perusahaan Rokok Kudus, dan lain-lain.

2. Kritik

Kritik merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyelidiki jejak-jejak sejarah yang telah dikumpulkan, yaitu yang menyangkut apakah jejak-jejak sejarah itu dapat dipercaya atau tidak, kegiatan menganalisis secara kritis sumber sejarah yang telah terkumpul. Kritik terbagi menjadi dua macam yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern berhubungan dengan kredibilitas dan reabilitas isi dari suatu sumber sejarah. Kritik intern merupakan suatu analisis atas isi dokumen dan suatu pengujian positif maupun negatif mengenai apa yang ditulis penulis. Kritik ini bertujuan untuk menguji apakah isi, fakta dan cerita dari suatu sumber sejarah dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang diperlukan. Kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber (otensitas) yang berkenaan dengan keberadaan sumber apakah masih asli atau sudah turunan. Kriritk ekstern berusaha untuk menegakkan kembali teks yang benar, menetapkan di mana dan kapan, serta oleh siapa dokumen ditulis. Kritik ini dilakukan dengan meneliti bahan yang dipakai, jenis tulisan, gaya bahasa, dan lain-lain. Hal tersebut dapat diuji berdasarkan pertanyaan yaitu dimana sumber itu dibuat dan kapan sumber itu dibuat.

Dalam penelitian ini, pada tahap kritik intern dilakukan dengan melihat kredibilitas dan reliabilitas isi dari sumber sejarah yang terkumpul. Kritik intern dilakukan dengan menganalisis isi sumber sejarah, antara lain : (1) Sumber subyek wawancara : (a) Bp. Masturi penjaga makam Sunan Kedu yang mengetahui proses dan peranan Sunan Kedu dalam memperkenalkan tembakau sebagai bahan baku rokok kretek Kudus, (b) Bp. Afif Masluri, sejarawan industri

rokok kretek Kudus yang banyak mengetahui sejarah dan perkembangan industri rokok kretek Kudus baik oleh pengusaha pribumi maupun pengusaha Tionghoa, (2) Arsip Belanda Betreffende Eene Behouden Enquete naar de Arbeids Toestanden in de Industrie van Strootjes en inheemsche Sigaretten op Java, (3) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Jepang, Gunseikan Zamubutyo No. 10421/F di Jakarta 19 Oktober 2603, (4) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat balasan keputusan Gunseikan Zamubutyo No. TAI/16/19 di Jakarta 19 Oktober 2603, (5) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat ijin berusaha dari pemerintah Belanda. No. 619/TA di Jakrta 13 Mei 2603, (6) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang Surat Pemberitahuan tentang tjap dan boengkoes etjeran rokok kretek No 3/drie/26/149 di Kudus 1949, (7) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang surat laporan adanya pendapatan uang rokok Bulan Oktober 1934 di Kudus oleh M. Karmaen, (8) Arsip Propinsi Jawa Tengah tentang M. Nitisemito yang disarikan dari buku Der Kretek Koening, (9) Arsip Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tentang Peroesahaan Rokok Kretek di Koedoes , (10) Arsip PPRK yatiu artikel Asal-Usul Tembakau, artikel Almarhum Nitisemito, artikel tentang Asal Mula Rokok. Dengan kritik intern ini dapat diketahui fakta sejarah yang terpercaya dan diperoleh informasi yang mendukung dalam penelitian ini, yaitu mengenai : sejarah industri rokok kretek Kudus, kondisi awal dan sistem pemasaran industri rokok kretek Kudus awal dekade 1900, serta perubahan manajemen industri rokok kretek Kudus sejak 1920-an.

Pada tahap kritik ekstern dilakukan dengan melihat penulis atau pengarang tentang hasil karyanya sesuai dengan keahliannya atau tidak, sehingga diketahui keasliannya dan sikap untuk menerima atau menolak sumber tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan sumber yang berasal dari karya : Lance Castle, Amen Budiman, Ong Hok Ham, dan Solichin Salam yang sekiranya diketahui hasil karyanya sesuai dengan keahliannya dan fakta yang diungkapkan dalam hasil karyanya tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Pada langkah kritik ekstern yang berkenaan dengan isi sumber dilakukan dengan melihat apakah keaslian sumber tersebut dari pengarangnya asli atau turunan karya orang lain dari tahap ini akan didapatkan validitas data. Beberapa arsip yang digunakan dalam penelitian ini Pada tahap kritik ekstern dilakukan dengan melihat penulis atau pengarang tentang hasil karyanya sesuai dengan keahliannya atau tidak, sehingga diketahui keasliannya dan sikap untuk menerima atau menolak sumber tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan sumber yang berasal dari karya : Lance Castle, Amen Budiman, Ong Hok Ham, dan Solichin Salam yang sekiranya diketahui hasil karyanya sesuai dengan keahliannya dan fakta yang diungkapkan dalam hasil karyanya tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Pada langkah kritik ekstern yang berkenaan dengan isi sumber dilakukan dengan melihat apakah keaslian sumber tersebut dari pengarangnya asli atau turunan karya orang lain dari tahap ini akan didapatkan validitas data. Beberapa arsip yang digunakan dalam penelitian ini

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sejarah sering disebut dengan analisis sejarah. Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori disusunlah fakta ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Interpretasi dapat dilakukan dengan membandingkan data guna mengungkapkan kronologi peristiwa sejarah. Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menafsirkan data yang diperoleh, kemudian mencari kaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Setelah itu data yang saling berkaitan dihubungkan sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh.

4. Historiografi

Tahap historiografi merupakan langkah terakhir dalam prosedur penelitian sejarah. Historiografi merupakan karya sejarah dari hasil penelitian, dipaparkan dengan bahasa ilmiah dan seni yang khas untuk menjelaskan apa yang telah ditemukan beserta argumentasi secara sistematis. Historiografi merupakan langkah merangkai fakta sejarah menjadi cerita sejarah yang memberikan gambaran sejarah yang terjadi pada masa lampau. Dalam penelitian ini historiografi diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul ”Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964”.

Kegiatan historiografi dalam penelitian ini dilakukan dengan memaparkan hasil interpretasi penulis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan Kegiatan historiografi dalam penelitian ini dilakukan dengan memaparkan hasil interpretasi penulis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan