SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964, dapat diambil kesimpulan :

1. Pembentukan industri rokok kretek Kudus diawali dengan penemuan rokok kretek Kudus oleh Haji Jamahri dan Mbok Nasilah sekitar tahun 1880-an. Industri rokok kretek Kudus berdiri sejak 1908. Nitisemito, pioneer pengusaha pribumi yang membangun industri rokok kretek Kudus dengan mendirikan pabrik rokok kretek Bal Tiga. Usaha rokok kretek yang dikelola Nitisemito berkembang pesat.

Tahun 1914, usaha rokok kretek Nitisemito telah mampu mendirikan sebuah pabrik rokok kretek besar di desa Jati Kudus. Semangat dagang dan keberhasilan Nitisemito mengelola perusahaan rokok kretek Bal Tiga menarik warga pribumi untuk ikut beradu nasib dalam usaha rokok kretek.

2. Kudus bukan merupakan wilayah penghasil bahan baku rokok kretek, tapi mampu untuk menghasilkan produksi rokok kretek. Tembakau menjadi barang dagangan industri rokok kretek Kudus karena diperkenalkan oleh Sunan Kedu. Bahan baku produksi rokok kretek Kudus, terdiri dari : (1) tembakau didatangkan dari wilayah : Kedu, Weleri, Bojonegoro, Mojokerto, Madura, Temanggung; (2) cengkeh diimpor dari Zanzibar, Madagaskar; (3) Klobot didatangkan dari wilayah Undaan (Kudus) dan Purwodadi (Grobogan); (4) saus didatangkan dari Amerika dan Inggris yang memberikan aroma khas masing-masing produksi rokok kretek Kudus.

Proses produksi industri rokok kretek Kudus tahun 1900-an, masih sangat sederhana. Industri rokok kretek Kudus menerapkan sistem abon. Proses pengerjaan rokok klobot masih sangat sederhana, campuran cengkeh dan tembakau dilinting dalam daun jagung kering (klobot). Tahun 1930-an sistem abon dihapuskan dan diganti dengan sistem pabrik untuk menghemat produksi Proses produksi industri rokok kretek Kudus tahun 1900-an, masih sangat sederhana. Industri rokok kretek Kudus menerapkan sistem abon. Proses pengerjaan rokok klobot masih sangat sederhana, campuran cengkeh dan tembakau dilinting dalam daun jagung kering (klobot). Tahun 1930-an sistem abon dihapuskan dan diganti dengan sistem pabrik untuk menghemat produksi

3. Perkembangan industri rokok kretek Kudus didukung oleh sistem pemasaran yang modern. Nitisemito dan menantunya M. Karmaen telah berhasil membuat inovasi sistem pemasaran dengan promosi, iklan, pendirian stand dalam setiap event di berbagai daerah, memasarkan rokok kretek lewat seni dan pemberian hadiah. Industri rokok kretek Kudus menerapkan sistem agen dalam mendistribusikan produksi rokok kretek ke berbagai wilayah. Agen mendistribusikan rokok kretek kepada pedagang besar. Pedagang besar menjual rokok kretek kepada pedagang asongan, pedagang kelontong, warung, sampai kedai nasi. Kenikmatan rokok kretek Kudus tersebar luas ke berbagai wilayah, permintaanpun berdatangan dari berbagai wilayah di seluruh pelosok negeri.

4. Keberhasilan pengusaha pabrik kretek pribumi menarik etnis Tionghoa untuk beradu nasib pada industri rokok kretek. Pada tahun 1918, terjadi persaingan pengusaha pabrik kretek pribumi dan pengusaha pabrik kretek Tionghoa, hingga menjadi salah satu faktor penting penyebab munculnya kerusuhan di Kudus pada tanggal 31 Oktober 1918. Perubahan kepemilikan industri rokok kretek Kudus pribumi, bermula ambruknya pasaran Bal Tiga yang mendapat saingan rokok Minak Djinggo milik Tionghoa. Kho Djie Siong mendirikan pabrik rokok kretek milik Tionghoa yang pertama kali pada tahun 1930, yang diberi nama Minak Djinggo. Keberhasilan industri rokok kretek milik Tionghoa, melemahkan posisi pengusaha pribumi dalam industri rokok kretek Kudus. Industri rokok kretek Kudus memberikan pengaruh besar tehadap perubahan sosial dan ekonomi masyarakat yang mendukung industri rokok kretek Kudus.

B. Implikasi

1. Teoritis

Secara teoritis implikasi dari hasil penelitian tentang Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908-1964 adalah penemuan rokok kretek Kudus mendukung berdirinya industri rokok kretek Kudus. Terbentuknya industri rokok kretek Kudus, mengakibatkan terjadi pergeseran dari masyarakat agraris ke masyarakat modern. Pergeseran dari masyarakat petani ke masyarakat industri di daerah Kudus dan di sekitar Kudus terutama para petani penghasil bahan baku rokok kretek di luar wilayah Kudus. Adanya industri mengakibatkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan di wilayah kota Kudus dan di sekitar penghasil bahan baku rokok kretek mengalami kemajuan pesat. Pemerintah mendapatkan keuntungan dengan pemungutan pajak cukai rokok, pajak sebagai income terbesar pemerintah pusat dalam pembangunan bangsa salah satunya berasal dari industri rokok kretek Kudus. Selain itu, industri rokok kretek Kudus mendukung berkembangnya kemajuan di berbagai bidang dengan peran swasta seperti : olahraga, seni, teknik, otomotif, pendidikan, dan sebagainya. Perkembangan industri rokok kretek Kudus oleh pengusaha pribumi maupun pengusaha Tionghoa telah menunjukkan pengaruh positif bagi kemajuan masyarakat.

2. Praktis

Implikasi praktis dari hasil penelitian tentang “Perkembangan Industri Rokok Kretek Kudus 1908- 1964” adalah adanya kemajuan kehidupan ekonomi. Adanya industri rokok kretek Kudus memberikan nilai positif bagi pengusaha, pemerintah, dan rakyat. Secara tidak langsung kemajuan kehidupan ekonomi berdampak luas bagi semua aspek kehidupan masyarakat.

Implikasi praktis dari hasil penelitian ini terhadap pendidikan adalah memperkaya khasanah sejarah nasional yang bidang kajiannya multidimensional. Sejarah lokal dari Kudus ini dapat memberikan pengetahuan asal mula dan sejarah Implikasi praktis dari hasil penelitian ini terhadap pendidikan adalah memperkaya khasanah sejarah nasional yang bidang kajiannya multidimensional. Sejarah lokal dari Kudus ini dapat memberikan pengetahuan asal mula dan sejarah

3. Metodologis

Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Pemilihan metode historis didasarkan pada pokok-pokok permasalahan yang dikaji yaitu peristiwa masa lalu untuk direkonstruksikan menjadi cerita sejarah berdasarkan fakta sejarah yang didapatkan. Pengumpulan bahan menggunakan arsip, dokumen/buku perpus, dan wawancara.

Kesulitan yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah data yang tersebar di beberapa kota mengakibatkan ekstra tenaga khusus untuk mencari di berbagai kota. Beberapa sumber berbahasa Belanda dan Inggris mengakibatkan penulis harus menelaah data dengan seksama agar tidak terjadi penyelewengan fakta.

C. Saran

1. Pemerintah

Pemerintah sebagai pihak penguasa yang ikut andil dalam pengaturan usaha terutama industri rokok kretek Kudus hendaknya bersikap bijaksana. Pemerintah sebagai penerima income terbesar hasil pembayaran cukai rokok diharapkan dapat bertindak adil dalam pembagian hasil dengan daerah lokal industri rokok kretek Kudus. Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah Kabupaten Kudus, pengusaha rokok kretek Kudus, masyarakat Kudus dan pemerintah pusat akan mewujudkan pembangunan daerah Kudus dan pembangunan bangsa yang seutuhnya. Ribuan buruh, puluhan petani tembakau dan cengkeh menggantungkan hidupnya pada industri rokok kretek Kudus. Keberlangsungan dan kemajuan industri rokok kretek Kudus bergantung pada kemantapan pengelolaan seluruh aspek pendukung industri rokok kretek Kudus yang didukung kebijakan pemerintah. Kerjasama antara pemerintah dan Pemerintah sebagai pihak penguasa yang ikut andil dalam pengaturan usaha terutama industri rokok kretek Kudus hendaknya bersikap bijaksana. Pemerintah sebagai penerima income terbesar hasil pembayaran cukai rokok diharapkan dapat bertindak adil dalam pembagian hasil dengan daerah lokal industri rokok kretek Kudus. Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah Kabupaten Kudus, pengusaha rokok kretek Kudus, masyarakat Kudus dan pemerintah pusat akan mewujudkan pembangunan daerah Kudus dan pembangunan bangsa yang seutuhnya. Ribuan buruh, puluhan petani tembakau dan cengkeh menggantungkan hidupnya pada industri rokok kretek Kudus. Keberlangsungan dan kemajuan industri rokok kretek Kudus bergantung pada kemantapan pengelolaan seluruh aspek pendukung industri rokok kretek Kudus yang didukung kebijakan pemerintah. Kerjasama antara pemerintah dan

2. Pengusaha

Pengusaha sebagai produsen rokok kretek yang memproduksi dan memperoleh banyak keuntungan dari usaha merokok hendaknya memperhatikan para pendukung berlangsung lancarnya industri rokok kretek Kudus. Tidak hanya pengaruh negatif saja yang diambil dari barang yang diproduksi oleh mereka tapi pengaruh positif bagi masyarakat harus terus mereka ciptakan untuk memajukan sumber daya manusia Indonesia yang handal.

Kesejahteraan buruh, para agen rokok, para konsumen, masyarakat sekitar tempat produksi harus diperhatikan dengan baik. Dukungan swasta terhadap kemajuan bangsa harus terus ditingkatkan, demi mencapai masyarakat Indonesia yang berkompetensi global. Lingkungan juga membutuhkan perhatian pengusaha, di mana industri yang baik adalah industri yang dapat memelihara kelestarian lingkungannya.

3. Masyarakat

Masyarakat sebagai konsumen rokok kretek hendaknya mampu mengambil manfaat sebaik mungkin dari hasil ciptaan rokok kretek tersebut. Budaya merokok boleh saja, asal kita tahu kekuatan diri sejauh mana diri kita mampu menghisap asap rokok tersebut dan jangan sampai dari kegiatan merokok tersebut menimbulkan kerugian besar pada diri sendiri atau bahkan kepada orang lain.

Budaya merokok masyarakat Indonesia sudah merambah berbagai golongan, hendaknya kontrol terhadap generasi penerus bangsa diperketat. Kesadaran terhadap konsumsi rokok yang berbahaya bagi kesehatan hendaknya menjadi perhatian bagi masyarakat, demi terciptanya generasi baru Indonesia yang lebih baik.