17
1. Teori Irrelevansi Dividen Irrelevance Theory
Brigham dan Houston 2001 : 66 menuliskan bahwa “beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham perusahaan ataupun nilai perusahaan.” Oleh karena kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan, maka dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan. Pendukung utama teori irrelevansi dividen dividend irrelevance theory
ini adalah Merton H.Miller dan Franco Modigliani, sehingga teori ini juga biasa disebut sebagai teori MM. Teori MM, menunjukkan bahwa
dalam dunia yang sempurna ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pasar lain yang sempurna, dikatakan
bahwa nilai dari suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh distribusi dividen. Menurut teori ini, seperti yang dikutip dari Sundjaja 2002 : 337
bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba dan resiko dari aktiva investasi dan cara ini memisahkan antara dividen
dan dana internal yang ditahan yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Sesuai dengan teori ini, maka perusahaan tidak harus
menerapkan kebijakan dividen.
2. Teori Relevansi Dividen Bird-in-the-hand Theory
Teori MM mendapatkan pertentangan di kalangan akademik. Khususnya, Myron J.Gordon dan John Lintner, yang berpendapat dalam
Brigham dan Houston 2001 : 67 bahwa ”nilai perusahaan dapat dimaksimalkan dengan menentukan pembagian dividen yang tinggi.”
Universitas Sumatera Utara
18
Teori relevansi dividen oleh Gordon dan Lintner ini dikenal dengan teori bird-in-the-hand
. Dikatakan bahwa pemegang saham menyukai dividen sekarang dan ada hubungan langsung antara kebijakan dividen dan nilai
pasarnya. Dasar pemikirannya adalah bahwa investor umumnya menghindari resiko dan dividen yang diterima sekarang memiliki resiko
yang jauh lebih kecil daripada dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi
ketidakpastian investor. Sebaliknya, jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan
menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham. Karenanya, sesuai dengan teori ini, maka setiap
perusahaan harus mengembangkan kebijakan dividennya untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaannya.
3. Tax Preference Theory