PENGERTIAN SAMPAH STANDARISASI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN SAMPAH

Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan sampah dapur, daun-daunan, ranting pohon, kertaskarton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dsb SNI 19-2454-1993. Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses. Wikipedia Sampah padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan dari aktivitas manusia dan binatang yang secara normal padat dan di buang ketika tak dikehendaki atau sia-sia Tchobanoglous, G. dkk 1993.

2.2 JENIS SAMPAH

Sampah pada umumnya dibagi 2 jenis, yaitu :

2.2.1 Sampah organik , yaitu sampah yang mengandung senyawa-

senyawa organik, karena itu tersusun dari unsur-unsur seperti C, H, O, N, dll. Umumnya sampah organik dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, contohnya sisa makanan, karton, kain, karet, kulit, sampah halaman.

2.2.2 Sampah anorganik

, yaitu sampah yang bahan kandungannya non organik, umumnya sampah ini sangat sulit terurai oleh Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara mikroorganisme. Contohnya kaca, kaleng, alumunium, debu, logam-logam lain.

2.3 FAKTOR–FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI JENIS DAN JUMLAH SAMPAH. Jenis dan jumlah sampah umumnya di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

2.3.1 Letak Geografi

Letak geografi mempengaruhi tumbuh-tumbuhan dan kebiasaan masyarakat, didataran tinggi umumnya banyak sayur-sayuran, buah-buahan dan jenis tanaman lain yang akhirnya akan mempengaruhi jenis dan jumlah sampah.

2.3.2 Iklim

Iklim yang banyak hujan akan membuat tumbuhan bertambah banyak dibandingkan didaerah kering sehingga sampahnya juga lebih banyak.

2.3.3 Tingkat sosial ekonomi

Pada ekonomi yang baik maka daya beli masyarakat akan tinggi dan sampah yang dihasilkan akan tinggi pula.

2.3.4 Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk kota jumlahnya tinggi maka akan menghasilkan sampah yang banyak pula.

2.3.5 Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi mempengaruhi industri, dimana selanjutnya akan menggunakan peralatan yang lebih baik, sehingga bahan Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara makanan tidak banyak yang terbuang dan hasil buangannya dapat di gunakan kembali.

2.4 SUMBER-SUMBER SAMPAH

2.4.1 Pemukiman Rumah Tangga

Biasanya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampahkebunhalaman, dan lain-lain.

2.4.2 Pertanian dan Perkebunan.

Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lungkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.

2.4.3 Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung

Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Sampah Anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.

2.4.4 Perdagangan dan Perkantoran

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dari restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta, biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis bolpoint, pensil, spidol, dll, toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.

2.4.5 Industri

Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi bahan- bahan kimia serpihanpotongan bahan, perlakuan dan pengemasan produk kertas, kayu, plastik, kainlap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan. Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.

2.5 KOMPOSISI, KARAKTERISTIK DAN TIMBULAN SAMPAH.

2.5.1 Komposisi Sampah

Komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas, karbon, kayu, kain tekstil, karet kulit, plastik, logam besi, non besi, kaca dan lain-lain misalnya tanah, pasir, batu dan keramik. Komposisi sampah ini umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan non organik. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara Pengertian sampah organik seperti tercantum dalam Tabel di atas lebih bersifat untuk mempermudah pengertian umum, untuk menggambarkan komponen sampah yang cepat terdegradasi cepat membusuk, terutama yang berasal dari sisa makanan. Sampah yang membusuk garbage adalah sampah yang dengan mudah terdekomposisi karena aktivitas mikroorganisme. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan, pembuangan, maupun pengangkutannya. Pembusukan sampah ini dapat menghasilkan bau tidak enak, seperti ammoniak dan asam-asam volatil lainnya. Selain itu, dihasilkan pula gas-gas hasil dekomposisi, seperti gas metan dan sejenisnya, yang dapat membahaykan keselamatan bila tidak ditangani secara baik. Penumpukan sampah yang cepat membusuk perlu dihindari. Sampah kelompok ini kadang dikenal sebagai sampah basah, atau juga dikenal sebagai sampah organik. Kelompok inilah yang berpotensi untuk diproses dengan bantuan mikroorganisme, misalnya dalam pengomposan atau gasifikasi. Sampah yang tidak membusuk atau refuse pada umumnya terdiri atas bahan-bahan kertas, logam, plastik, gelas, kaca, dan lain-lain. Sampah kering refuse sebaiknya didaur ulang, apabila tidak maka diperlukan proses lain untuk memusnahkannya, seperti pembakaran. Namun pembakaran refuse ini juga memerlukan penanganan lebih lanjut, dan berpotensi sebagai sumber pencemaran udara yang bermasalah, khususnya bila mengandung plastik PVC. Kelompok sampah ini dikenal pula sebagai sampah kering, atau sering pula di sebut sebagai sampah anorganik. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Karakteristik Sampah

Selain komposisi, maka karakteristik lain yang biasa ditampilkan dalam penanganan sampah adalah karakteritik fisika dan kimia. Karakteristik tersebut sangat bervariasi, tergantung pada komponen-komponen sampah. Kekhasan sampah dari berbagai tempatdaerah serta jenisnya yang berbeda-beda memungkinkan sifat-sifat yang berbeda pula. Sampah kota di negara-negara yang sedang berkembang akan berbeda susunannya dengan sampah kota di negara-negara maju. Karakteristik sampah dapat dikelompokkan menurut sifat-sifatnya, seperti: 1. Karakteristik fisika: yang paling penting adalah densitas, kadar air, kadar volatil, kadar abu, nilai kalor, distribusi ukuran Gambar 2.1 merupakan skematis berat bahan. 2. Karakteristik kimia: khususnya yang menggambarkan susunan kimia sampah tersebut yang terdiri dari unsur C, N, O, P, H, S, dsb.

2.5.3 Timbulan Sampah

Semua orang setiap hari menghasilkan sampah. Rata-rata sampah yang dihasilkan oleh setiap orang dalam sehari disebut timbulan sampah, yang dinyatakan dalam satuan volume maupun dalam satuan berat. Istilah timbulan sampah pasar dapat diartikan sebagai banyaknya sampah total yang dihasilkan perhari dalam satu pasar, dinyatakan dalam satuan volume atau satuan berat. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara Dalam pengambilan data di lapangan, frekuensi pengambilan sebaiknya dilakukan selama 8 hari berturut-turut, guna menggambarkan fluktuasi harian yang ada. Dilanjutkan dengan kegiatan bulanan guna menggambarkan fluktuasi dalam satu tahun. Namun, penerapan yang dilaksanakan di Indonesia biasanya telah disederhanakan, seperti: • Hanya dilakukan 1 hari saja • Dilakukan dalam seminggu, tetapi pengambilan sampel setiap 2 atau 3 hari. • Dilakukan dalam 8 hari berturut-turut. Data timbulan sampah dalam penelitian ini dibutuhkan untuk menentukan wadah sampah yang sesuai dengan kondisi pasar, serta untuk menentukan potensi daur ulang, maka perlu diupayakan untuk pengukuran langsung di sumbernya. Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analisis timbulan sampah adalah adalah dengan pendekatan statistika, yaitu: a. Metode stratified random sampling: yang biasanya didasarkan pada komposisi pendapatan penduduk setempat, dengan anggapan bahwa kuantitas dan kualitas sampah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat. b. Jumlah sampel minimum: ditaksir berdasarkan berapa perbedaan yang bisa diterima antara yang ditaksir dengan penaksir, berapa derajat kepercayaan yang diinginkan, dan berapa derajat kepercayaan yang bisa diterima. c. Pendekatan praktis: dapat dilakukan dengan pengambilan sampel sampah berdasarkan atas jumlah minimum sampel yang dibutuhkan untuk penentuan komposisi sampah, yaitu minimum 500 liter atau sekitar 200 kg. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber sampahnya.

2.6 TEKNIK PENGAMBILAN DATA SAMPLING

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik sampling dibedakan menjadi dua, yaitu :

2.6.1 Probality Sampling

Probality sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: a. Simple random sampling Dikatakan simple sederhana karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. b. Proportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggotaunsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Cluster sampling Area sampling Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Nonprobality Sampling

Nonprobality sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi : a. Sampling sistematis Pengambilan sampel secara sistematis adalah suatu metode di mana hanya unsur pertama dari sampel yg dipilih secara acak sedang unsur-unsur selanjut dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu. b. Sampling kuota Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan c. Sampling aksidental Teknik pengambilan sampel berdasar kejadian kebetulan, yaitu siapa saja yang dianggap tepat dan secara kebetulan bertemu peneliti dapat dijadikan sampel. d. Purposive Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. e. Sampling jenuh Merupakan teknik penentuan sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel. f. Snowball sampling Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara Teknik penentuan sampel yang mula-mula kecil kemudian para sampel awal diminta untuk merekomendasikan sampel berikutnya. Dalam penelitian ini digunakan simple random sampling dan purposive sampling untuk memperoleh informasi pengelolaan sampah, dan untuk memperoleh data volume timbulan sampah digunakan cara pengukuran langsung dari sejumlah sampel di pasar setia budi tanjung rejo yang ditentukan secara simple random sampling selama satu minggu dengan tiga kali pengambilan.

2.7 STANDARISASI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN.

Standar yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan telah diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Badan Standarisasi Nasional, yaitu : 1. SK-SNI. S-04-1991-03, tentang spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan kota sedang di indonesia, standar ini mengatur tentang jenis sumber sampah, besaran timbulan sampah berdasarkan komponen sumber sampah serta besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota. 2. SNI 19-2454-1991, tentang tata cara pengelolaan teknik sampah perkotaan. Standar ini mengatur tentang persyaratan teknis yang meliputi : a. Teknik Operasional b. Daerah pelayanan Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara c. Tingkat pelayanan d. Pewadahan Sampah e. Pengumpulan Sampah f. Pemindahan sampah g. Pengangkutan sampah h. Pengolahan sampah i. Pembuangan akhir Kriteria penentuan kualitas operasional pelayanan adalah : a. Penggunaan jenis peralatan b. Sampah terisolasi dari lingkungan c. Frekuensi pelayanan d. Frekuensi penyapuan e. Estetika f. Tipe kota g. Variasi daerah pelayanan h. Pendapatan dari retribusi i. Timbulan sampah musiman 3. SNI 03-3241-1994, tentang cara pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir sampah. Standar ini mengatur tentang ketentuan pemilihan lokasi TPA, kriteria pemilihan lokasi yang meliputi kriteria regional dan kriteria penyisih. 4. SNI 19-3964-1994, tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. standar ini mengatur tentang tata cara pengambilan dan pengukuran contoh Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Universitas Sumatera Utara timbulan sampah yang meliputi lokasi, cara pengambilan, jumlah contoh, frekuensi pengambilan serta pengukuran dan perhitungan.

2.8 PENGELOLAAN SAMPAH