Keputusan keputusan yang diambil pada level perencanaan yang lebih tinggi dapat memberikan dampak langsung pada proses penjadwalan.
2.4. Operasi Penjadwalan
Penjadwalan adalah suatu proses untuk memutuskan bagaimana menjalankan berbagai sumber daya pada berbagai tugas yang mungkin. Waktu dapat ditentukan
atau dibuat mengambang sebagai bagian dari urutan kejadian. Penjadwalan merupakan hal yang penting dalam organisasi untuk memeroleh pemanfaatan atau
utilisasi yang optimal dari sumber daya produksi dan aset lain yang dimiliki. Penjadwalan diperlukan agar alokasi tenaga operator, mesin dan peralatan produksi,
urutan proses, jenis produk, pembelian material dan sebagainya menjadi efisien. Di samping keputusan perencanaan jangka menengah yang tanpa memperhatikan urutan
kegiatan produksi, ada masalah lain yang disebut penjadwalan yang mana alokasi sumberdaya dan urutan pengerjaan menjadi sangat penting. Dalam hierarki
pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah terakhir sebelum dimulainya operasi.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Klasifikasi Penjadwalan
Penjadwalan produksi dapat diklasifikasikan dilihat dari perbedaan kondisi yang mendasarinya, klasifikasi penjadwalan yang sering terjadi dalam proses
produksi adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan mesin yang digunakan:
a. Penjadwalan pada mesin tungal Single machine shop. b. Penjadwalan pada mesin jamakparalel m machine.
2. Berdasarkan strategi desain proses: a. Flow Shop.
Proses produksi yang berdesain flow shop bergerak dalam satu arah, identik dengan pola aliran dari satu mesin ke mesin lain walaupun
penggunaan mesinnya tidak selalu berurutan, seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Aliran Flow Shop dimana P adalah pekerjaanjob dan M adalah mesin.
Flow Shop ada banyak jenisnya, antara lain adalah:
1. Continuous Flow, ditujukan untuk produksi secara masal, dimana produk yang dibuat hanya untuk satu macam produk saja.
2. Dedicated Repetitive, ditujukan untuk produksi yang jumlahnya masih dapat terhitung part diskrit dan produk yang dibuat terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari satu macam produk tetapi banyak variasi, namun tidak memerlukan waktu setup.
3. Batch Flow, ditujukan untuk produksi masal atau part diskrit untuk satu macam produk dengan banyak variasi lebih banyak dari
dedicated repetitive namun untuk setiap pergantian ariasi
memerlukan waktu setup. dedicated repetitive namun untuk setiap pergantian variasi memerlukan waktu setup.
4. Mixed Model Repetitive Batch Flow, ditujukan untuk produksi yang bisa dihitung, dengan ciri satu fasilitas namun dapat digunakan untuk
banyak jenis produk, dimana waktu setup adalah hampir nol. b. Job Shop.
Proses produksi dengan aliran job shop tidak selalu sama untuk setiap job
nya. Setiap job dikerjakan dengan urutan mesin tertentu sesuai dengan kebutuhan prosesnya. Dengan demikian pola alirannya berbedabeda,
tidak selalu dalam satu arah. Keluaran dari setiap mesin untuk jenis job shop
bisa berarti langsung sebagai produk jadi, dapat juga berarti produk setengah jadi, seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Aliran Job Shop
Universitas Sumatera Utara
3. Berdasarkan product positioning: a. Make to order.
Jumlah dan jenis produk yang dibuat berdasarkan permintaan dari konsumen, biasanya salah satu tujuan kebijakan ini adalah mengurangi
biaya simpan. b. Make to stock.
Jumlah dan jenis produk terus menerus dibuat untuk disimpan dalam inventory
. 4. Berdasarkan pola kedatangan job:
a. Statik, pengurutan job terbatas pada pesan yang ada. Job yang baru tidak mempengaruhi pengurutan job yang sudah dibuat.
b. Dinamik, pengurutan job selalu diperbaharui jika ada job baru yang datang.
5. Berdasarkan waktu proses: a. Deterministik, waktu proses yang diterima sudah diketahui dengan
pasti. b. Stokastik, waktu proses yang diterima belum pasti, oleh karena itu perlu
diperkirakan dengan menggunakan distribusi probabilitas.
2.6 Kriteria Optimalitas