BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT. Semen Andalas Indonesia atau juga sekarang dikenal sebagai PT. Lafarge Cement Andalas LCI Indonesia Lhoknga, telah menghasilkan produk PT. Semen
Andalas Indonesia LCI mereka hingga mencapai 1,78 juta ton pertahun hingga seterusnya. PT. Semen Andalas Indonesia memiliki fasilitas pelabuhan sendiri di
Lhoknga, juga beberapa terminal pengantongan yang dilengkapi dengan fasilitas pengiriman di Lhokseumawe, Belawan, Batam, dan Dumai.
PT. Semen Andalas Indonesia mempunyai 19 distributor semen kantong untuk wilayah Aceh yang mengambil langsung ke pabrik. Pendistribusian kepada
distributor tersebut langsung di unit terminal pengantongan pabrik, yaitu pihak distributor mengambil sendiri ke pabrik di terminal pengantongan, dengan af–
canveyor yaitu barang diambil dari conveyor berjalan langsung dimasukkan dalam
truk, yang sudah disediakan oleh ditributor. Penjadwalan distribusi kepada distributor dengan sistem kuota, dengan
menentukan batas maksimal loading, untuk satu distributorhari. Antara satu distibutor dengan distributor yang lain berbeda kuotahari yang bisa diambil, karena
antara satu distributor berbeda nilai kontraknya. Semakin besar kontrak yang telah sepakati, maka makin besar koutahari yang dialokasikan ke distributor tersebut.
Pihak distributor diberi kebebasan mengambil semen setiap hari di unit terminal pengantongan dengan batas maksimal yang diizinkan perhari. Ada kalanya
Universitas Sumatera Utara
sebagian distributor, tidak mengambilmemuat semen pada hari-hari tertentu, sehingga mesin rotary parker berhenti beroperasi pada jam tertentu.
Pihak manajemen pabrik seharusnya, menjadwalkan pengambilan semen kepada pihak distributor, untuk meminimalkan mesin rotary parker berhenti
beroperasi karena tidak ada saluran distribusi truk. semakin sering mesin rotary parker
berhenti, maka semakin rendah produktivitas unit terminal pengantongan semen.
Penjadwalan pengiriman produk yang dapat mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga diperoleh solusi rute yang dapat meminimasi total
ongkos transportasi Wirdianto, E., dkk 2007. Penjadwalan pengiriman distribusi barang, dapat
meminimalkan waktu pemrosesan data serta menghasilkan data yang lebih akurat, dan dapat mengurangi kesalahan
pengiriman yang terjadi
Julia, dkk 2006 Pada unit terminal PT. Semen Andalas Indonesia, ada 2 dua unit mesin
pengantongan rotary packer, setiap satu mesin rotary packer terdiri dari 2dua lintasan, dengan 4 orang operator mesin dan empat orang operator di ujung conveyor.
Satu unit mesin pengantongan dikerjakan oleh seorang operator pengantongan, dua orang operator diujung conveyor untuk mengatur semen yang sudah dikantongi yang
langsung dimasukkan kedalam truk dan satu orang operator yang mengendalikan
.
Universitas Sumatera Utara
conveyor. Jumlah keseluruhan operator pengisian bag adalah 8 orang terdiri dari 4
orang untuk shift 1 dan 4 orang untuk shift 2. Unit terminal pengantongan PT. Semen Andalas Indonesia, dalam satu hari,
mesin rotary parker hanya dioperasikan 13 jam, sedangkan proses produksi nonstop. Mesin rotary parker dioperasikan mulai jam 9.00 Wib s.d 12.30 Wib, dan jam 12.30
Wib s.d 13.30 Wib waktu istirahat pertama. Selanjutnya 13.30 Wib s.d jam 18.30 Wib dioperasikan kembali, sesudah itu jam 18.30 Wib sd 19.30 Wib, waktu istirahat
kedua dan dilanjutkan 19.30 Wib s.d jam 24.00 Wib. Ada empat jenis truk yang mengambil semen, yaitu colt, engkel, tronton dan
interculer. Kapasitas colt 250 saktruk, engkel 400 saktruk, tronton 600 saktruk dan
interculer 700 saktruk.
Kapasitas terpasang mesin pengantongan semen permenit 40 sak dengan kecepatan putar mesin rotary parker 5 Rpm, dari hasil penelitian diperoleh, kapasitas
aktual mesin rotary parker yang mampu didistribusikan rata-rata sebanyak 37 sak permenit. Lamanya waktu pengisian kedalam satu truk kapasitas 250 sak selama 6,75
menit, truk kapasitas 400 sak selama 10,81 menit, truk kapasitas 600 sak selama 16,21 menit dan truk kapasitas 700 sak selama 19 menit dengan asumsi kapasitas
aktual mesin rotary parker rata-rata hanya bisa mendistribusi 37 sakmenit. Fasilitas pengangkutan masing–masing distributor berbeda-beda, ada yang
mempunyai armada sendiri, ada yang memakai jasa transporter, bagi distributor yang menggunakan jasa transforter, kemungkinan sering tidak bisa mengambil semen saat
membutuhkan semen, disebabkan waktu distributor ingin menggunakan jasa trasporter,
tidak ada truk yang akan memuat semen karena bisa jadi mogok atau
Universitas Sumatera Utara
dipakai untuk keperluan yang lain, ini akibat tidak terjadwalnya pengambilan semen dari distributor yang bersangkutan, dan juga berakibat kepada mesin rotary parker
berhenti operasi pada jam tertentu. Menurut hasil penelitian didapat bahwa, seorang operator pengisian bag kebin
berdasarkan jumlah kapasitas truk yang memuat semen. Jumlah maksimal operator pengisian kantong semen ke bin pada mesin rotary parker adalah 700 sak, atau
sekitar 19 menit, setelah itu digantikan dengan operator lain, dari hasil survei terlihat bahwa penggantian operator pengisian kantong semen ke bin pada mesin rotary
parker dilakukan pertruk. Mareka tidak memperhitungkan berapa jumlah bag yang
harus dimasukkan ke bin, begitu satu truk selesai diganti truk lain, maka operator pengantongan juga diganti dan begitu seterusnya.
Tabel 1.1 dapat terlihat bahwa, kapasitas terpasang berbeda dengan kapasitas aktual, target penjualan berbeda jauh dengan kapasitas aktual, dan realisasi distribusi
juga berbeda dengan target penjualan. Data dari Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa target penjualan bulan Januari
2012 s.d bulan Desember 2012 rata-rata adalah 29.813 tonbulan sedangkan realisasi distribusi rata-rata adalah 23.579 ton bulan, sedangkan kapasitas aktual mesin rotary
parker adalah 65.000 tonbulan, dengan asumsi jumlah rata-rata distribusi 37
sakmenit, waktu distribusi per hari 13 jam dan waktu distribusi perbulan 30 hari kerja, dengan berat persak, 40kg dan 50 kg.
Disini dapat terlihat, perbedaan antara kapasitas aktual dengan dengan target penjualan mencapai 35.209 tonbulan.
Universitas Sumatera Utara
Jika dibandingkan selisih antara target penjualan bulan Januari 2012 s.d Desember 2012 rata-rata adalah 29.791 tonbulan, sedangkan realisasi rata-rata yang
ada 23.566,7 tonbulan, ini menunjukkan belum maksimalnya realisasi distribusi pada unit terminal pengantongan. Sehingga perlu diambil langkah-langkah perbaikan
yaitu meningkatkan target realisasi distribusi sama dengan target penjualan, dengan melakukan penjadwalan pendistribusian secara terencana dan terukur, supaya
produktivitas unit terminal pengantongan semen bisa dimaksimalkan. Tabel 1.1. Terminal out put target Januari s.d Desember 2012
No Bulan
Kapasitas terpasang
tonbulan Kapasitas
aktual
tonbulan
Target penjualan
tonbulan
Realisasi distribusi
tonbulan 1
Januari 84.340
65.000 31.000
25.700
2 Februari
84.340 65.000
30.500 22.700
3 Maret
84.340 65.000
29.500 23.500
4 April
84.340 65.000
28.500 22.300
5 Mai
84.340 65.000
27.500 15.900
6 Juni
84.340 65.000
30.000 22.850
7 Juli
84.340 65.000
28.500 21.900
8 Agustus
84.340 65.000
32.500 26.500
9 September
84.340 65.000
30.500 25.600
10 Oktober
84.340 65.000
31.000 26.300
11 November
84.340 65.000
30.000 26.100
12 Desember
84.340 65.000
28.500 23.450
Sumber: PT. Semen Andalas Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fakta diatas maka perlu adanya suatu solusi, bagaimana memaksimalkan target realisasi distribusi dengan target penjualan. Dengan adanya
penjadwalan secara terukur dan terencana, sehingga bisa memaksimalkan realisasi distribusi di unit terminal pengantongan PT. Semen Andalas Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah