yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data, merupakan batas seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam bila berada diantara kedua batas
kontrol, dimana data berasal dari sistem sebab yang sama dan data dikatakan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda jika berada di luar batas
kontrol. Data yang telah diperoleh dari pengukuran waktu kerja, sebelum digunakan
untuk perhitungan selanjutnya, lebih dahulu diadakan pengontrolan atau pengujian terhadap keseragaman data. Pengujian keseragaman data ini, diteliti dengan peta
kontrol. Peta kontrol tujuannya untuk menentukan batas atas dan batas bawah daripada suatu pengukuran waktu kerja dari seorang operator. Dalam menentukan
suatu asumsi perlu kita memperhatikan peta kontrol pengukuran waktu kerja dari operator yang terlibat suatu pekerjaan, supaya asumsi yang digunakan tepat.
2.8 Penentuan Waktu Standar
Setelah pengambilan data melalui pengamatan waktu kerja, maka dilakukan pengolahan data sehingga memberikan waktu standar yang diharapkan. Untuk
mendapatkan waktu standar bagi elemen-elemen pekerjaan yang diamati, maka diperlukan langkah-langkah berikut:
2.8.1 Rating Performance Kerja
Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa “dinormalkan” kembali. Ketidaknormalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh
operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan
Universitas Sumatera Utara
yang tidak sebagaimana semestinya. Rating adalah satu persoalan penilaian yang merupakan bagian dari aktivitas pengukuran kerja dan untuk menetapkan waktu
standar penyelesaian kerja terhadap tempo kerja operator. Rating Performance
diukur dengan cara mengalikan jumlah siklus rata-rata atau elemen rata-rata dengan faktor Rating Performance, tentunya sedemikian
sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau normal. Jika pengukur operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas batas
kewajaran maka nilai P akan lebih besar dari pada satu. Namun apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dengan kecepatan dibawah kewajaran normal
maka nilai P akan lebih kecil dari pada satu. Tetapi bila operator bekerja dengan wajar, maka nilai P sama dengan satu.
Salah satu cara untuk menentukan faktor Rating Performance adalah dengan Salah satu cara untuk menentukan faktor Rating Performance adalah dengan cara
Westinghouse. Dengan cara Westinghouse ini, faktor Rating Performance ditentukan berdasarkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau
ketidakwajaran dalam bekerja.
Wignjosoebroto, Sritomo
, 2003 yaitu: a. Keterampilan.
Keterampilan adalah kemampuan pekerja atau operator untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis pada suatu unit kerja.
b. Usaha. Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator
ketika melakukan pekerjaannya sehingga mampu memaksimalkan target yang ditetapkan suatu unit kerja.
Universitas Sumatera Utara
c. Kondisi Kerja. Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan
pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. d. Konsistensi Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat
pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama. Besar nilai secara terperinci faktor Rating Performance dengan cara
Westinghouse dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Faktor Rating Performance Menurut Westinghous
e
Faktor Kelas
Lambang Rating Performance
Skill Super Skill
Excellent Good
Average Fair Fair
Poor
A1 A2
B1 B2
C1 C2
D E1
E2 F1
F2
+0,15 +0,13
+0,11 +0,08
+0,06 +0,03
0,00
-0,05 -0,01
-0,16 -0,22
Effort Exccessive
Excellent Good
Average Fair Fair
Poor
A1 A2
B1 B2
C1 C2
D E1
E2 F1
+13 +12
+10 +0,08
+0,05 +0,02
0,00
-0,04 -0,08
-0,12
Universitas Sumatera Utara
Condition Ideal
Excellent Good
Average Fair
Poor
A B
C D
E F1
F2
+0,06 +0,04
+0,02 +0,00
-0,03 -0,07
-0,17
Consistency Perfect
Excellent Good
Average Fair
Poor
A B
C D
E F
+0,04 +0,03
+0,01 +0,00
-0,02 -0,04
2.8.2 Penetapan Kelonggaran