Jumlah jaringan irigasi Fokus Pelayanan Urusan Wajib

Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 43 Tabel 2.41 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Jalan Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Kondisi Jalan Panjang Jalan km 2010 2011 2012 2013 2014 1. Kondisi Baik 115,73 137,46 135,98 136,9 112,53 2. Kondisi Rusak Sedang 62,31 72,11 76,09 67,79 84,29 3. Kondisi Rusak Ringan 24,44 31,45 28,77 41,72 49,22 4. Kondisi Rusak Berat 17,81 20,42 20,58 15,01 15,41 5. Jalan secara keseluruhan nasional, provinsi, dan kabupatenkota 219,66 261,44 261,44 261,44 262,45 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2015 Di dalam hal terjadinya kerusakan jalan baik rusak sedang, rusak ringan dan rusak berat pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan oleh volume kendaraan yang melebihi tonase, sedangkan jalan di Kota Payakumbuh rata-rata klasifikasinya adalah kelas II dan kelas III. Disamping itu juga terjadinya peningkatan lintas harian rata-rata LHR di Kota Payakumbuh. Tabel 2.42 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kota Payakumbuh NO Kecamatan Kondisi Baik m Kondisi Rusak Sedang m Kondisi Rusak Ringan m Kondisi Rusak Berat m Jalan secara keseluruhan m 1 Payakumbuh Barat 31.004 33.594 12.479 2.902 79.979 2 Payakumbuh Timur 28.433 17.339 10.709 3.134 59.615 3 Payakumbuh Utara 20.219 18.707 8.001 2.116 49.043 4 Payakumbuh Selatan 12.09 3.288 5.696 3.11 24.184 5 Latina 6.033 6.557 8.032 4.146 24.768 Jumlah 97.779 79.485 44.917 15.408 237.589 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2015 b. Rasio jaringan irigasi Rasio jaringan irigasi ini dapat dilihat dari panjang saluran irigasi m dibandingkan dengan luas lahan budidaya pertanian hektar. Rasio jaringan irigasi di Kota Payakumbuh selama tahun 2010 s.d. 2014 dapat dilihat pada tabel 2.43 Tabel 2.43 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Jaringan Irigasi Panjang Jaringan 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jaringan primer m 58.919,7 50.356,7 50.356 55.303 49.309,70 2. Jaringan Sekunder m 48.504,5 55.718 55.772 55.772 54.314,00 3. Jaringan Tersier m 46.415 45.100 45.100 45.100 54.967,00

4. Jumlah jaringan irigasi

153.839,2 151.175 151.228 156.175 147.627,00 5. Luas lahan budidaya ha 4.226,3 5.211 5.211 5.211 5.598 6. Rasio 36,40 29,01 29,02 29,97 28,33 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2015 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 44 Berdasarkan tabel 2.43 terlihat bahwa rasio jaringan irigasi memiliki angka yang fluktuatif, hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan akibat pengembangan pembangunan permukiman dan bencana alam. Untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi per kecamatan pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.44. Tabel 2.44 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kota Payakumbuh NO Kecamatan Panjang Jaringan Irigasi Total Panjang Jaringan Irigasi Luas lahan budidaya Rasio Primer Sekunder Tersier 1 2 3 4 5 6=3+4+5 7 8=67 1 Payakumbuh Barat 1.785,00 7.087,00 10.067,00 18.939,00 793,00 23,88 2 Payakumbuh Timur 12.746,00 17.710,00 7.120,00 37.576,00 1.132,00 33,19 3 Payakumbuh Utara 5.958,00 12.095,50 16.830,00 34.883,50 1.457,00 23,94 4 Payakumbuh Selatan 28.775,70 15.584,50 11.250,00 55.610,20 1.653,00 33,64 5 Latina 45,00 1.837,00 9.700 11.582,00 563,00 20,57 Jumlah 49.309,70 54.314,00 54.967,00 158.590,70 5.598,00 28,33 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2015 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi merupakan tolok ukur keberhasilan dalam pengelolaan jaringan irigasi, untuk Kota Payakumbuh efisiensi dan efektifitasnya pada tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel 2.45 dan efisiensi dan efektifitas per kecamatan pada tabel 2.45 Tabel 2.45 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Tahun 2014 Kota Payakumbuh NO Pasokan Irigasi Jumlah Satuan 1. Pasok Irigasi per Area 6,15 LtrdtkHa 2. Pasok Irigasi Relatif 3,8 LtrdtkHa 3. Pasok Air Relatif 3,8 LtrdtkHa 4. Indek Luas Areal 3,8 5. Rancangan Luas Areal 5,598 Ha Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2015 Tabel 2.46 Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kota Payakumbuh Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2015 NO Kecamatan Luas Rancangan Ha Luas Lahan Terairi Ha Kebutuhan Air Tanaman Ha Pasok Air Irigasi lt dtk Pasok Air Irigasi Total lt dtk Total Pasok Air lt dtk PIA lt dtkha PIR lt dtkha PAR lt dtkha IA 1 2 3 4 5 6 7 8 9=64 10=75 11=85 12=43 1 Payakumbuh Barat 793,00 634,40 991,25 793,00 793,00 793,00 1,25 0,80 0,80 0,80 2 Payakumbuh Timur 1.132,00 792,40 1.358,40 950,88 950,88 950,88 1,20 0,70 0,70 0,70 3 Payakumbuh Utara 1.457,00 1.165,00 1.821,25 1.457,00 1.457,00 1.457,00 1,25 0,80 0,80 0,80 4 Payakumbuh Selatan 1.653,00 1.157,10 1.983,60 1.388,52 1.388,52 1.388,52 1,20 0,70 0,70 0,70 5 Latina 563,00 450,40 703,75 563,00 563,00 563,00 1,25 0,80 0,80 0,80 Jumlah 5.598,00 4.199,90 6.858,25 5.152,40 5.152,40 5.152,40 6,15 3,80 3,80 3,80 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 45 Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor : 14PRTM2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi. Maka untuk Kota Payakumbuh terdapat 65 DI yang menjadi kewenangan Kota dan 5 DI menjadi kewenangan propinsi Sumbar, dapat terlihat pada tabel 2.47 ini : Tabel 2.47 Status Daerah Irigasi menurut kewenangan di Kota Payakumbuh No Status Jumlah DI Luasan Ha Keterangan 1 Provinsi 5 6.637 Kota Payakumbuh Kabupaten 50 Kota 2 Kota 65 2.455 Tersebar pada 5 kecamatan di Kota Payakumbuh Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2015 c. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Rasio tempat ibadah per satuan penduduk dapat dilihat dari jumlah tempat ibadah dibandingkan dengan jumlah penduduk. Rasio tempat ibadah angkanya naik turun karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk, seperti yang terdapat pada tabel 2.48 . Tabel 2.48 Rasio Tempat Ibadah Persatuan Penduduk Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Tempat Ibadah 337 369 389 389 389 2. Jumlah Penduduk 117.876 119.986 122.450 124.694 125.690 3. Rasio 2,9 3,1 3,2 3,1 3,1 Sumber :Payakumbuh dalam Angka, 2015 d. Persentase rumah tinggal bersanitasi Persentase rumah tinggal bersanitasi dapat dilihat dari jumlah rumah tinggal berakses sanitasi dibandingkan dengan jumlah rumah tinggal. Persentase rumah tinggal bersanitasi tahun 2010 s.d. 2014 di Kota Payakumbuh dapat dilihat pada tabel 2.49 Tabel 2.49 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 . Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi 19.436 19.501 21.444 21.831 23.022 2. Jumlah rumah tinggal 23.234 23.699 25.305 26.403 27.530 3. Persentase 83,65 82,29 84,62 82,68 83,63 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, 2015 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 46 e. Rasio Permukiman Layak Huni Rasio permukiman layak huni dapat dilihat dari luas permukiman layak huni hektar dibandingkan luas wilayah permukiman hektar. Rasionya cenderung meningkat, hal ini disebabkan oleh bertambahnya luas permukiman dibandingkan luas permukiman layak huni, seperti dalam tabel 2.50 Tabel 2.50 Rasio Permukiman Layak Huni Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Luas Permukiman Layak Huni 2.034 2.092 2.092 2.092 2.092 2. Jumlah luas permukiman 3.320 3.325 3.328 3.328 3.328 3. Rasio 0,61 0,62 0,63 0,63 0,63 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2015 f. Rasio rumah layak huni Rasio rumah layak huni dapat dilihat dari jumlah rumah layak huni unit dibandingkan jumlah penduduk jiwa. Pada periode 2010 s.d. 2014 terjadi peningkatan rumah layak huni yang cukup signifikan, namun peningkatan rasionya tidak terlalu tinggi karena diiringi oleh pertumbuhan jumlah penduduk. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.51. Tabel 2.51 Rasio Rumah Layak Huni Tahun 2010 - 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Rumah Layak Huni unit 19.936 20.586 24.870 25.791 26.398 2. Jumlah Penduduk Jiwa 117.876 120.051 122.450 124.694 125.690 3. Rasio 0,17 0,17 0,20 0,21 0,21 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2015 g. Panjang jalan dilalui roda empat Rasio panjang jalan yang dilalui roda empat dilihat dari perbandingan panjang jalan dengan jumlah penduduk. Panjang jalan yang dilalui roda empat di Kota Payakumbuh periode 2010-2014 pada umumnya meningkat, namun rasio panjang jalan yang dilalui roda empat dibandingkan dengan jumlah penduduk selama periode tersebut sama. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.52 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 47 Tabel 2.52 Rasio Panjang Jalan Dilalui Roda Empat Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah panjang jalan Km 219,66 261,44 261,44 261,44 262,45 2. Jumlah Penduduk Jiwa 117.876 120.051 122.450 124.694 125.690 3. Rasio 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2015 h. Panjang jalan kota menurut status jalan Panjang jalan di Kota Payakumbuh menurut Status jalan pada tahun 2010 - 2014 untuk jalan dengan status Nasional, Propinsi dan kotakabupaten, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.53 berikut: Tabel 2.53 Panjang Jalan Menurut Status Jalan di Kota Payakumbuh km Tahun 2010-2014 No. Status Pemerintahan yang berwenang Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jalan Nasional 15,438 15,438 15,438 15,438 15,438 2. Jalan Propinsi 9,414 9,414 9,414 9,414 9,414 3. Jalan KabKota 196,988 236,585 236,585 236,585 236,585 4. Jalan DesaLokal 9,340 9,763 9,936 9,936 9,936 Sumber: Dinas PU Kota Payakumbuh, 2015 i. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainasesaluran pembuangan Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase di Kota Payakumbuh dari tahun 2010 sampai 2014 terjadi peningkatan setiap tahunnya. Namun persentase panjang jalan yang memiliki trotoar berfluktuasi, hal ini disebabkan oleh adanya pengalihan status jalan seperti yang terdapat pada tabel 2.54 Tabel 2.54 Persentase Panjang Jalan yang Memiliki Trotoar dan Drainase Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase 70,38 72,16 72,16 72,36 142,072 2. Panjang jalan seluruhnya 219,66 261,44 261,44 261,44 262,45 3. Persentase 32,04 27,60 27,60 27,68 54,13 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2015 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 48 j. Drainase dalam kondisi baikpembuangan aliran air tidak tersumbat Persentase drainase dalam kondisi baik di Kota Payakumbuh terus meningkat. Hal ini disebabkan karena pemerintah Kota Payakumbuh dalam meningkatkan kualitas drainase tidak hanya didanai dari APBD Kota juga banyak memperoleh sumber dana dari APBN. Persentase drainase dalam kondisi baik tersebut tetera dalam tabel 2.55 Tabel 2.55 Persentase Drainase dalam Kondisi Baik Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Panjang drainase dalam Kondisi baik 61,48 66,54 69.94 74,94 140,27 2. Panjang drainase seluruhnya 63,30 68,36 71,38 76,78 142,072 3. Persentase 97,12 97,34 97,98 97,60 98,73 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 k. Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Persentase dapat dilihat dari jumlah lokasi pembangunan turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor. Jumlah turap yang dibangun terus bertambah karena tingginya jumlah lokasi rawan lonsor. Pembangunan turap ini tidak hanya didanai oleh APBD Kota juga banyak memperoleh sumber dana dari APBN. Jumlah turap yang dibangun selama tahun 2010- 2014 dapat dilihat pada tabel 2.56. Tabel 2.56 Jumlah Turap yang Dibangun Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah lokasi turap yang dibangun 24 31 31 39 39 2. Jumlah lokasi rawan longsor 48 48 48 42 42 3. Persentase 50 64,48 64,48 92,86 92,86 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 . 4. Perumahan dan Pemukiman a. Cakupan Pelayanan Air Minum Cakupan pelayanan air minum terus meningkat dari tahun ketahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan penambahan jaringan pelayanan. Hal ini sejalan dengan peningkatan jaringan PDAM dan adanya jaringan dari Program Pamsimas. Peningkatan akses air minum dapat dilihat pada tabel 2.57 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 49 Tabel 2.57 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum 102.681 112.906 115.103 117.837 123.930 2. Jumlah penduduk 117.876 119.986 122.450 124.694 125.690 3. Persentase 87,10 94,09 94,00 94,50 98,60 Sumber : Dinas Kesehatan 2014 Berdasarkan tabel 2.57 diatas persentase cakupan pelayanan air minum PDAM Kota Payakumbuh sudah mencapai 98,60, yang merupakan cakupan pelayanan untuk Kota Payakumbuh sebesar 92,2 dan Kabupaten Lima Puluh Kota sebesar 6,40. b. Rumah tangga pengguna listrik Perkiraan kebutuhan beban tenaga listrik Kota Payakumbuh tahun 2010 s.d. 2014 dapat dilihat dalam tabel 2.58 . Tabel 2.58 Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga ListrikTahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 1. Kebutuhan GWH - rumah tangga GWH 179,006 179,007 179,010 179,015 83 - Komersial GWH 17,46 17,46 17,46 17,49 18 - Public GWH 8,73 8,73 8,74 8,76 9 - Industri GWH 13,09 13,09 13,09 13,10 2 2. Susut Losses TD 6,05 6,05 6,05 6,06 2,97 3. Susut Pemakaian Sendiri 0,09 0,09 0,09 0,10 0,09 4. Total Susut Losses 6,13 6,14 6,14 6,15 3,06 5. Faktor Beban 54 54 54 55 58,8 6. Produksi GWH 245,52 245,69 245,69 245,70 119 7. Beban Puncak MW 19,7 19,8 19,8 19,9 8. Kapasitas Terpasang Existing MW 4,5 4,6 4,6 4,7 Sistem tenaga listrik sudah terkoneksi se- Sumatera Barat 9. Cummulated Commited Projects MW 10. TOTAL KAPASITAS SISTEM MW 30 30 30 30 11. DAYA YANG DIBUTUHKAN MW Sumber : PT. PLN Cabang Kota Payakumbuh, 2015 Rumah tangga pengguna listrik meningkat dari tahun ketahun seiiring dengan meningkatnya luas daerah terbangun. Pada tahun 2010 berjumlah 20.415 rumah tangga dan tahun 2011 meningkat menjadi 20.912 rumah tangga dan terus meningkat pada tahun 2012 dan tahun 2013, 27.632 rumah tangga dan pada tahun 2014 terus meningkat yakni sebanyak 29.512 rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 2.59 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 50 Tabel 2.59 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. RT dengan daya 450 watt 8.820 8.162 8.643 8.643 8.096 2. RT dengan daya 900 watt 10.034 10.358 15.302 15.310 18.211 3. RT dengan daya 1.300 watt 1.405 2.136 2.643 2.650 4.082 4. RT dengan daya 2.200 watt 139 236 634 638 1.234 5. RT dengan daya 2.200 watt 17 20 410 412 91 6. Total Jumlah Rumah Tangga menggunakan listrik 20.415 20.912 27.632 27.653 31.714 7. Jumlah Rumah Tangga 28.163 28.667 29.388 29.408 29.596 8. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik 67 72,79 72,95 94,02 94,03 107 Sumber : PT. PLN Cabang Kota Payakumbuh, 2015 5. Penataan Ruang a. Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB Jenis pemanfaatan ruang yang diarahkan dalam ruang terbuka hijau yang diarahkan pengembangannya di Kota Payakumbuh terdiri dari :  RTH taman kota, terdapat pada kawasan ngalau  RTH taman kota pada kawasan eks perkantoran Bupati Lima Puluh Kota.  RTH jalur hijau Sempadan Sungai TPAS Kawasan Padang Karambia dan Kapalo Koto, jalan kereta api dan jalur sutet  RTH tempat pemakaman umum  RTH jalur hijau jalan  RTH ruang pejalan kaki Rasio ruang terbuka hijau diukur dari perbandingan luas ruang terbuka hijau dengan luas wilayah ber HPLHGB. Rasio ruang terbuka hijau di Kota Payakumbuh untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.60. Tabel 2.60 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh Ha No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Luas Ruang Terbuka Hijau 480,28 702,29 702,29 719,21 719,33 2. Luas wilayah ber HPLHGB 17,42 17,42 17,42 16,95 16,96 3. Luas wilayah 8.043 8.043 8.043 8.043 8.043 4. Rasio Ruang Terbuka Hijau 1:2 27,57 40,31 40,31 42,43 42,44 5. Persentase ruang terbuka hijau 1:3 5,97 8,73 8,73 8,94 8,95 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2015 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 51 Untuk mengetahui rasio ruang terbuka hijau per kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.61 Tabel 2.61 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kota Payakumbuh No Kecamatan Luas Wilayah Luas wilayah ber HPLHGB Luas Ruang Terbuka Hijau Rasio Ruang Terbuka Hijau 1 2 3 4 5 6=54 1 Payakumbuh Barat 1.908 3,14 478,45 152,37 2 Payakumbuh Timur 2.273 0,67 93,36 139,34 3 Payakumbuh Utara 1.453 0,02 49,39 24.69,5 4 Payakumbuh Selatan 1.467 13,12 50,20 44,82 5 Latina 942 0,01 48,47 4.847 Jumlah 8.043 16,96 719,87 42.44 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2015 b. Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Jumlah bangunan ber-IMB dibandingkan dengan jumlah bangunan terjadi peningkatan dari tahun ketahun, baik untuk bangunan yang sudah ada maupun yang baru dibangun. Hal ini karena adanya peningkatan kinerja dalam pembinaan, pengawasan, dan pengendalian IMB. Dengan meningkatnya jumlah bangunan yang memiliki IMB sehingga menjadi prioritas untuk peningkatan kinerja pengawasan dan perizinan di Dinas Tata Ruang dan Kebersihan. Untuk mengetahui rasio bangunan ber-IMB dapat dilihat dalam tabel 2.62. Tabel 2.62 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan BangunanTahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Bangunan ber-IMB 2.130 2.774 3.434 4.372 4.730 2. Jumlah Bangunan 23.502 25.305 25.965 26.923 27.530 3. Rasio bangunan ber-IMB 1:2 0,091 0,110 0,132 0,16 0,17 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2015 6. Perencanaan Pembangunan Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah serta Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 52 Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah dituntut untuk mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif participatory planning. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sistem perencanaan pembangunan mencakup lima pendekatan, yaitu : Politik; Teknokratik; Partisipatif; Atasbawah top-down; dan Bawah atas bottom-up. Sedangkan perencanaan pembangunan terdiri dari empat 4 tahapan yakni :  Penyusunan rencana;  Penetapan rencana;  Pengendalian pelaksanaan rencana; dan  Evaluasi pelaksanaan rencana; Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh, penyusunan perencanaan pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, secara umum, kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah di Kota Payakumbuh cukup mengalami peningkatan. Beberapa indikator yang menyebabkan adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi :  Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya mekanisme perencanaan partisipatif;  Terselenggaranya forum SKPD, dan Forum Musrenbang;  Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran; Selama lima tahun terakhir perencanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan tersebut adalah disamping membuat perencanaan umum RPJPD, RPJMD, RKPD, dan KUAPPAS, juga telah membuat perencanaan RTRW. 7. Perhubungan a. Jumlah arus penumpang angkutan umum Salah satu yang menentukan lancarnya perekonomian suatu kota adalah kondisi arus barang dan orang yang akan didistribusikan dari daerah sumber daya ke lokasi – lokasi pusat perekonomian, hal ini dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum yang masukkeluar daerah Kota Payakumbuh selama 1 tahun. Jenis angkutan umum yang digunakan adalah bis. Pada tahun 2010 sebanyak 655.789 orang, sedangkan tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 52.724 orang atau berjumlah 642.950 orang. Pada tahun 2012 dan 2013 kembali terjadi peningkatan masing- Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 53 masing menjadi 643.076 orang dan 650.608 orang dan pada tahun 2014 terjadi penurunan penumpang menjadi 487.956 orang, hal ini disebabkan banyaknya pemakaian kendaraan pribadi oleh masyarakat, sehingga minat masyarakat berkurang ke angkutan umum karena mereka memiliki kendaraan sendiri. b. Rasio izin trayek Dilihat dari jumlah izin trayek yang dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah penduduk. Tahun 2010 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 258 dibandingkan dengan jumlah penduduk 117.876 jiwa atau sebesar 0,22. Sedangkan tahun 2011 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 258 dibandingkan dengan jumlah penduduk 120.051 jiwa atau hanya sebesar 0,21, sedangkan tahun 2012 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 258 dibandingkan dengan jumlah penduduk 122.450 jiwa atau hanya sebesar 0,21. Tahun 2013 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sama dengan tahun sebelumnya dengan rasio 0,20. Pada tahun 2014 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 121 ijin trayek dibandingkan jumlah penduduk yakni 125.690 jiwa atau rasionya sebesar 0,10. c. Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor baik yang dibuat dan atau dirakit didalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan. Pada tahun 2010 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 351 kendaraan, sedangkan tahun 2011 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 331 kendaraan, sedangkan tahun 2012 jumlah kir angkutan umum naik menjadi 378 kendaraan. Tahun 2013 jumlah kir angkutan umum 331 dan pada tahun 2014 jumlah kir angkutan umum menjadi 269 terjadi penurunan, Kir angkutan umum ini terdiri dari mobil penumpang umum dan bus. Jumlah kir berfluktuasi karena yang melakukan kir tidak hanya angkutan umum yang ada di Kota Payakumbuh tapi juga angkutan umum daerah lain yang melakukan kir di Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh. d. Jumlah terminal bis Di Kota Payakumbuh terdapat 3 buah terminal yang terdiri dari satu terminal bis antar kota antar propinsi dan 2 terminal angkutan kotapedesaan. e. Angkutan Darat Dapat dilihat dari jumlah angkutan darat dibandingkan dengan jumlah penumpang angkutan darat. Angkutan darat yang dimaksudkan disini adalah semua jenis angkutan umum yang terdiri dari mobil penumpang umum, mobil bus dan mobil barang. Tahun 2010 jumlah angkutan darat sebanyak 2.832 unit dibandingkan dengan jumlah penumpang 655.789 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 54 orang dengan rasio 0,432, tahun 2011 jumlah angkutan darat meningkat menjadi 3.007 unit dibandingkan dengan jumlah penumpang 642.950 orang dengan rasio 0,468. Untuk tahun 2012 jumlah angkutan darat berkurang menjadi 2.973 unit dibandingkan dengan jumlah penumpang 643.076 orang dengan rasio 0,462. Tahun 2013 jumlah angkutan darat kembali berkurang menjadi 2.875 unit dibandingkan jumlah penumpang 650.608 dengan rasio 0,442 , dan pada tahun 2014 jumlah angkutan darat mengalami peningkatan menjadi 3.163 unit yang di dominasi oleh angkutan barang dibanding dengan jumlah penumpang 487.956 orang dengan rasio 0,65. 8. Lingkungan Hidup a. Persentase penanganan sampah. Volume sampah yang dihasilkan belum seluruhnya dapat ditangani oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Hal ini disebabkan karena armada sampah yang ada kurang memadai sehingga belum semua kelurahan yang terlayani. Untuk mengetahui jumlah sampah yang ditangani dapat dilihat dalam tabel 2.63 Tabel 2.63 Jumlah Volume Sampah dan Produksi SampahTahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah sampah yang ditangani ton 23.964 27.042 30.613 34.179 46.170 2. Jumlah volume produksi sampah ton 34.996 38.120 39.437 40.224 54.318 Persentase 70,58 70,93 77,6 84,97 84,99 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2015 b. Persentase penduduk berakses air minum Seiring peningkatan jumlah penduduk Kota Payakumbuh, cakupan pelayanan air minum juga meningkat dari tahun ketahun. Tahun 2010 jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum adalah sebesar 102.618 jiwa atau sebesar 87,10. Tahun 2011 terdapat 112.906 jiwa atau sebesar 94,09. Untuk tahun 2012 terdapat 115.103 jiwa atau 94, tahun 2013 terdapat 117.837 jiwa atau 94,50, sedangkan tahun 2014 penduduk yang terlayanan air minum sebesar 123.635 atau 92,2 , penyesuaian persentase perbedaan layanan air minum terjadi karena ini terjadi karena termasuk layanan pada Kabupaten 50 Kota yakni sebesar 2,3. c. Pencemaran status mutu air Pencemaran status mutu air dilihat dari jumlah kawasan permukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau mutu airnya dibandingkan dengan jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber-sumber mata air. Pada tahun 2010 pencemaran sebesar 25. Sedangkan tahun 2011 pencemaran status mutu air sebesar 27. Untuk tahun 2012 pencemaran mutu air sebesar 28. Ini dilihat dari sungai Batang Agam Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 55 dan Batang Lampasi. Sedangkan data status mutu air tahun 2014 belum tersedia, karena data ini dikeluarkan oleh Bapedalda Propinsi Sumatera Barat. d. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air dilihat dari jumlah penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air, dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor dan sumber mata air. Pada tahun 2009 cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air sebesar 10 dan pada tahun 2010 sebesar 20. Sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi 27, tahun 2012 diproyeksikan meningkat menjadi 32 dan tahun 2013 menjadi 34. e. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Cakupan ini dilihat dari jumlah perusahan wajib AMDAL yang telah diawasi dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL. Pada tahun 2009 dan 2010 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL sebesar 100 karena di Kota Payakumbuh hanya ada satu dokumen AMDAL yaitu sutet PLN. Sedangkan tahun 2011 juga ada satu dokumen AMDAL, yaitu pembangunan kantor Balaikota, yang analisanya telah dilaksanakan mulai tahun 2010. Untuk tahun 2012 tidak ada analisa Amdal yang dilaksanakan, analisa pengawasan lingkungan yang dikeluarkan adalah dalam bentuk SPPL Surat Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup dan UKLUPL yang pada tahun 2012 sebanyak 33 SPPL dan 16 UKLUPL, sedangkan tahun 2013 sebanyak 35 SPPL dan 20 UKLUPL. f. Tempat pembuangan sampah TPS per satuan penduduk Wadah yang digunakan untuk tempat pembuangan sampah TPS terbuat dari tembok dan logam atau material lain seperti kayu dan fiber. Dilihat dari jumlah daya tampung TPS M3 dibandingkan dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2009 tempat pembuangan sampah sebesar 1,23 per satuan penduduk. Tahun 2010 sampai tahun 2013 terjadi penurunan disebabkan penambahan daya tampung TPS lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk melihat rasio TPS per satuan penduduk dapat dilihat pada tabel 2.64 Tabel 2.64 Rasio Tempat Pembuangan Sampah TPS per Satuan Penduduk Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah tempat pembuangan sampah-TPS unit 180 180 182 194 215 2. Jumlah Daya Tampung TPS ton 135 135 139 151 75,48 3. Jumlah penduduk 117.876 120.051 122.450 124.694 125.690 4. Rasio 1,14 1,12 1,13 1,21 0,17 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2015 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 56 g. Penegakan hukum lingkungan Penegakan hukum lingkungan dilihat dari jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan Pemerintah Daerah dibandingkan dengan jumlah kasus lingkungan yang ada. Pada tahun 2009 penegakan hukum lingkungan sebesar 25 dan pada tahun 2010 sebesar 40. Tahun 2011 tidak ada kasus dan tahun 2012 ada 6 kasus penegakan hukum lingkungan. Sedangkan pada tahun 2013 ada 8 kasus dengan 7 kasus yang terselesaikan 87,5. 9. Pertanahan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2008, urusan pertanahan yang dilakukan pemerintah daerah harus terukur. Kondisi urusan pertanahan di Kota Payakumbuh dengan luas wilayah sebesar 80,43 Ha, permasalahan dan penyelesaiannya sudah dapat diselesaikan. Pada tahun 2009 telah terselesaikan 1 kasus tanah negara, yaitu permasalahan pembebasan tanah Jalan Lingkar Selatan. Pada tahun 2011 diselesaikan pula permasalahan pembebasan tanah untuk Jalan Lingkar Utara dan Lapangan Kapten Tantawi. Sementara itu pada tahun 2009 diterbitkan 1 buah ijin lokasi, yaitu untuk Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Regional. Pada Tahun 2010 diterbitkan 3 buah izin lokasi, yaitu SMP 10, Kantor Camat Payakumbuh selatan dan Kantor Camat Lamposi Tigo Nagori. Dan pada tahun 2011 diterbitkan 4 buah izin lokasi, yaitu untuk Rumah Potong Hewan, PLN, Rehabilitasi dan Jalan Lingkar Utara. Pada tahun 2010 dilaksanakan pekerjaan kerjasama dalam bentuk KSO dengan Badan Pertanahan Nasional Kota Payakumbuh berupa Konsoludasi Tanah Perkotaan di Kelurahan Padang Tinggi, Kelurahan Payolansek dan Kelurahan Tanjung Gadang Kecamatan Payakumbuh Barat. Pada tahun 2011, Pemerintah Kota Payakumbuh menerima bantuan dari Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Barat sebanyak Rp 1.061.630.000,- yang dialokasikan untuk pengadaan tanah trase jalan nasional di Kota Payakumbuh yaitu Jalan Lingkar Utara seluas 3.199 meter persegi. Beberapa permasalahan yang ditemui dalam penyelenggaraan urusan pertanahan di Kota Payakumbuh selama lima tahun terakir antara lain yaitu keterbatasan dana untuk pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, sering ditemui ketidakcocokan penetapan besaran ganti rugi tanah dengan pemilik tanah, sulitnya memperoleh kelengkapan data seperti bukti alas hak sehingga menghambat proses pengurusan sertifikat dan belum tersedianya sistem informasi pertanahan tentang persil tanah status tanah, luasan, penggunaan lahan dan zoning site sehingga memperlambat pengambilan keputusan. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 57 Khusus untuk penyerasian penata gunaan tanah dengan rencana tataruang diperlukan pola pemetaan spasial berbasis Geographical Information Sistem GIS 10. Kependudukan dan Catatan Sipil Pelaksanaan program peningkatan administrasi kependudukan yang baik dan terkonsep mempunyai peranan yang sangat strategis bagi perkembangan pembangunan kependudukan di masa datang. Database yang lengkap dan akurat akan sangat membantu tugas-tugas pemerintahan dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pencatatan sipil daerah yang meliputi pendaftaranpencatatan kependudukan dan pelayanan umum. Kegiatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil pada tahun 2010 sampai dengan 2014 membawa dampak meningkatnya penerbitan dokumen kependudukan dan akta-akta catatan sipil seperti pada Tabel 2.65. Tabel 2.65 Penerbitan Dokumen dan Akta pada tahun 2010-2014 di Kota Payakumbuh No Uraian 2010 Lembar 2011 Lembar 2012 Lembar 2013 Lembar 2014 Lembar 1. Kartu Tanda Penduduk KTP 13.086 5.743 23.785 80.903 73.273 2. Akta Kelahiran 7.391 9.200 5.677 4.531 3.436 3. Akta Kematian 4 5 9 15 18 4. Akta Perkawinan 29 28 25 990 951 5 Akta Perceraian - 2 3 1 4 6 Akta Pengakuan dan Pengangkatan Adopsi Anak 1 3 2 - - 7 Akta Ganti Nama 1 6 9 5 - 8 Jumlah Kartu Keluarga yang diterbitkan 5.000 3.030 12.000 11.338 34.143 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh tahun 2015 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arah pembangunan yang dirumuskan dalam inpres No 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional dengan jelas menempatkan pengarusutamaan gender dalam setiap kebijakan pembangunan yang terimplementasikan dalam program dan strategi pembangunan ditingkat Kabupaten dan Kota, dimana dikuatkan dan dipertegas kembali dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang sistim perencanaan pembangunan nasional. Pembangunan dengan pendekatan Gender Gender And DevelopmentGaD merupakan pendekatan pembangunan yang saat ini digunakan oleh Indonesia dan terumuskan dalam kebijakan-kebijakan yang menjadi landasan hukum dan teknis. Pendekatan Pembangunan ini dalam implementasinya menekankan kepada proses penyusunan perencanan, implementasi, monitoring dan evaluasi pembangunan yang mengintegrasikan aspirasi, kepentingan dan peranan laki- Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 58 laki dan perempuan didalamnya, serta memperhatikan akses, manfaat dan dampak pembangunan terhadap laki-laki dan perempuan. Selanjutnya pendekatan pembangunan Gender and Development tidak hanya dilihat dalam arti peningkatan akses pada sumber daya dan perbaikan tingkat kesejahteraan, tetapi juga menyangkut proses bagaimana manfaat pembangunan tersebut diperoleh. Artinya bagaimana akses, manfaat, kontrol dan dampak pembangunan dapat dirasakan oleh laki- laki dan perempuan sesuai kebutuhan, aspirasi dan kepentingannya. Dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diperlukan akses seluas-luasnya terhadap perempuan untuk berperan aktif di semua bidang kehidupan dalam rangka pemberdayaan untuk menuju kesetaraan gender. Untuk mengetahui peran aktif perempuan dapat diukur dari partisipasi perempuan di lembaga pemerintah maupun swasta, besarnya angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT. a. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan. Selanjutnya dapat dilihat di tabel 2.66. Tabel 2.66 Perbandingan Jumlah Perempuan dan Laki-Laki Pada SKPD di Lingkungan Pemerintahan Kota Payakumbuh Tahun 2013 dan 2014 No Tahun 2013 Tahun 2014 Laki laki Perempuan Jumlah Laki laki Perempuan Jumlah 1 1.448 2.601 4.049 1.438 2.645 4.083 Sumber : BKD tahun 2015 Selanjutnya untuk perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki dalam partai di DPRD dapat digambarkan pada Tabel 2.67. Tabel 2.67 Perbandingan Jumlah Perempuan dan Laki-laki Dalam Partai di DPRD No FraksiPartai di DPRD Tahun 2004 - 2009 Tahun 2009 – 2014 L P Jml L P Jml 1 Partai Golkar 5 1 6 3 - 3 2 PAN 5 1 6 2 1 3 3 Partai Demokrat - - - 3 - 3 4 PKS 3 1 4 3 - 3 5 PPP 4 1 5 3 - 3 6 PBR 4 - 4 - - - 7 Gerindra 2 1 3 8 Nasdem 2 - 2 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 59 No FraksiPartai di DPRD Tahun 2004 - 2009 Tahun 2009 – 2014 L P Jml L P Jml 9 PDIP 2 - 2 10 PBB 2 - 2 11 Hanura 1 - 1 Jumlah 21 4 25 23 2 25 Sumber : BPMP KB b. Partisipasi perempuan di lembaga swasta Pada Tahun 2014 pekerja perempuan di lembaga swasta di Kota Payakumbuh adalah sebanyak 15.710 orang dan jumlah pekerja perempuan total adalah sebanyak 18.404 orang, maka jumlah persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta adalah sebesar 85,36. c. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam rumah tangga. Jenis kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya meliputi:  Kekerasan fisik; adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat  Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, danatau penderitaan psikis berat pada seseorang.  Kekerasan seksual meliputi : I pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut; II pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial danatau tujuan tertentu.  Penelantaran rumah tangga dimana setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, pemeliharaan kepada orang tersebut. Penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi danatau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 60 Rasio KDRT adalah jumlah KDRT yang dilaporkan dalam periode 1 satu tahun per jumlah rumah tangga. d. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur Persentase tenaga kerja dibawah umur adalah proporsi pekerja anak usia 5-14 tahun terhadap jumlah pekerja usia 5 tahun ke atas. Hal ini mengindikasikan masih belum ada perlindungan anak. Anak dianggap masih memiliki nilai ekonomi dan seringkali anak dieksploitasi. 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Rata-rata jumlah anak per keluarga Salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana adalah penurunan rata-rata jumlah anak per keluarga. Pada Tabel 2.68 digambarkan data rata-rata jumlah anak perkeluarga di Kota Payakumbuh. Tabel 2.68 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga Tahun 2014 NO KabupatenKota Jumlah Anak Jumlah Keluarga Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga 1 Kota Payakumbuh 73.806 31.407 2,35 Sumber Data : BPMP KB b. Rasio akseptor KB Rasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1 satu tahun per 1000 pasangan usia subur pada tahun yang sama. Besarnya angka partisipasi KB akseptor menunjukkan adanya pengendalian jumlah penduduk. Perbandingan jumlah akseptor KB peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur PUS untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2013 adalah : jumlah PUS 21.519 pasang sedangkan jumlah peserta KB 16.664 akseptor dengan persentase 77,40 di tahun 2014 terjadi penurunan dimana jumlah PUS 19.896 pasang, sedangkan jumlah peserta KB 15.196 akseptor dengan presentase 76,38, selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel 2.69 Tabel 2.69 Rasio Akseptor KB Kota Payakumbuh Tahun 2010 s.d 2014 NO Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah akseptor KB 14.327 14.604 15.631 16.664 15.196 2 Jumlah pasangan usia subur 19.594 20.043 20.674 21.519 19.896 3 Rasio akseptor KB 73.12 72,86 75.61 77,44 76,38 Sumber Data : BPMP KB Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 61 c. Cakupan peserta KB aktif Pelaksanaan Peserta KB aktif menurut kategorinya dapat dibagi dua yaitu jalur Pemerintah dan Swasta. Untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2014 jumlah akseptor KB sebanyak 15.196 akseptor. Dari angka tersebut jumlah pasangan yang dilayani jalur swasta yaitu sebanyak 9.986 akseptor sedangkan sisanya 5.210 akseptor dilayani di klinik – klinik KB Pemerintah secara gratis. Program keluarga berencana pelaksanaannya mampu menekan laju pertumbuhan penduduk yang secara signifikan akan berpengaruh terhadap potensi peningkatan kesejahteraan. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan antara lain manajemen pelaksanaan program, berkembangnya tuntutan masyarakat dalam pelayanan KB, tuntutan kualitas pelayanan dan jaminan ketersediaan alat kontrasepsi dalam pengayomannya. Dalam pelaksanaan pelayanan KB pemasangan alat kontrasepsi merupakan langkah strategis dalam rangka mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, baik lokal maupun nasional. Pemerintah Kota Payakumbuh melalui SKPD BPMP KB melaksanakan program keluarga berencana dan melaksanakan pendataan terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan KBKS secara berkesinambungan terhadap pasangan usia subur PUS setiap tahun terjadi peningkatan. Berikut dapat dilihat pencapaian peserta KB baru untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2010- 2014, seperti Tabel 2.70. Tabel 2.70 Pencapaian Peserta KB Baru Untuk Kota Payakumbuh Tahun 2010-2014 No Mix Kontrasepsi 2010 2011 2012 2013 2014 PPM Pencap aian PPM Pencap aian PPM Pencap aian PPM Pencap aian PPM Pencap aian 1 I U D 480 724 743 620 720 707 651 641 500 674 2 M O P 5 5 5 12 22 22 18 32 85 190 3 M O W 26 47 34 105 103 98 45 150 22 17 4 I M P 260 260 328 250 381 283 252 325 750 296 5 SUNTIK 1.239 1.568 1.386 1.686 1.196 1.526 1.258 1.706 650 1.290 6 P I L 666 351 325 329 269 363 380 421 384 187 7 KONDOM 429 504 458 478 595 653 55 370 225 181 Jumlah 3.105 3.459 3.279 3.480 3.286 3.652 3.159 3.645 2.626 2.835 Pencapaian 111,4 106,13 111,14 115,38 108,37 Sumber : BPMP KB Kota Payakumbuh Tahun 2015 Ket : PPM Perkiraan Permintaan MasyarakatTarget 13. Sosial Pembangunan berbagai bidang di Kota Payakumbuh pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, namun disadari upaya pembangunan tersebut belum sepenuhnya meningkatkan kesejahteraan Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 62 masyarakat sehingga masih perlu diupayakan peningkatannya. Kota Payakumbuh pada tahun 2010 masih dihadapi pada berbagai permasalahan seperti belum pulihnya kondisi ekonomi, tingginya tingkat kemiskinan serta tinggi angka pengangguran. Sejalan dengan upaya pemecahan masalah tersebut di atas maka prioritas pembangunan adalah Peningkatan Kesejahteraan Rakyat khususnya PMKS, karena kesejahteraan merupakan dua sisi yang saling terkait satu sama lainya, dimana semakin tinggi tingkat perekonomian akan menjadi semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk mendukung pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan melalui program kesejahteraan sosial sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang mencakup 4 empat kriteria: a. Rehabilitasi Sosial; b. Jaminan Sosial; c. Pemberdayaan Sosial; d. Perlindungan Sosial; Permasalahan kesejahteraan sosial PMKS yang terdapat di Kota Payakumbuh diantaranya adalah kemiskinan, ketunaan, penyandang cacat, lanjut usia, anak terlantar, anak jalanan, dan anak nakal. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Kota Payakumbuh Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.71. Tabel 2.71 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Tahun 2014 No Uraian Jumlah 1. Anak Terlantar 179 2. Anak Jalanan 9 3. Penyandang Cacat 443 4. Anak Nakal 17 Total 648 Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Payakumbuh 2014 data sementara Sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 34 bahwa setiap warga negara berhak memperoleh penghidupan yang layak. Sehubungan dengan hal itu salah satu program nasional yang diberikan untuk masyarakat miskin adalah Pemberian beras miskin raskin. Di Kota Payakumbuh jumlah penduduk yang memperoleh raskin pada tahun 2014 sebanyak 6383 KK. Raskin ini diberikan kepada masyarakat miskin setiap bulan ditambah raskin ke 13 dari Pemerintah pusat sebanyak 15 kgKK. Untuk lebih jelasnya data KK Miskin per kecamatan yang memperoleh raskin, dapat dilihat seperti pada Tabel 2.72. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 63 Tabel 2.72 Data Keluarga Miskin Yang Memporoleh Beras Miskin Kota Payakumbuh Tahun 2014 No Kecamatan RTS Pagu RaskinBulan 1. Payakumbuh Utara 1.600 24.000 2. Payakumbuh Barat 2.250 33.750 3. Payakumbuh Timur 1.097 16.455 4. Payakumbuh Selatan 568 8.520 5. Lamposi Tigo Nagori 868 13.020 Jumlah 6.383 95.745 Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Payakumbuh 2014 14. Ketenagakerjaan Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah angkatan kerja juga ikut meningkat. Lebih rinci perkembangan penduduk Kota Payakumbuh usia 15 tahun ke atas yang bekerja selama 5 tahun dapat dilihat pada Tabel 2.73 Tabel 2.73 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang bekerja dirinci menurut Jenis Kelamin dan lapangan usaha No Jenis Kegiatan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk 1. Pertanian Agriculture 4.826 2.547 7.439 3.911 7.369 3.991 4.245 5.983 4.398 8.087 2. Industri 2.190 2.693 2.348 2.179 2.394 2.223 1.784 2.248 1.687 2.129 3. Perdagangan, Rumah Makan hotel 10.642 8.208 9.128 7.591 9.305 7.747 6.479 8.999 5.557 9.320 4. Jasa Kemasyarakatan 7.507 7.141 5.547 5.546 5.654 5.660 7.714 7.980 8.029 8.531 5. Lainnya 6.435 1.319 7.498 469 7.644 479 552 7.670 8.151 465 Jumlah 31.600 21.908 32.014 19.696 32.366 20.100 20.774 32.880 27.822 28.532 Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2014 Ket : Pr Perempuan Lk Laki-Laki data sementara Pada tahun 2010 persentase angka kesempatan kerja 93,51 kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 93,22 selanjutnya pada tahun 2012 juga sebesar 93,22 sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi 92,88 dan pada tahun 2014 menjadi 92,67. Penurunan angka rasio penduduk yang bekerja disebabkan meningkatnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan penambahan dan perluasan lapangan kerja sebagai upaya mengatasi pengangguran. Penduduk yang bekerja tersebar pada beberapa lapangan Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 64 usaha seperti perdagangan, pertanian, jasa-jasa, industri, dan lapangan usaha lainnya angkutan dan komunikasi, bangunan, pertambangan dan pengendalian, keuangan, listrik, gas dan air minum. Uraian perkembangan ratio penduduk yang bekerja selama 5 tahun 2010- 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.74. Tabel 2.74 Rasio Penduduk Bekerja selama tahun 2010-2014 Kota Payakumbuh No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1. Angkatan Kerja orang 57.222 55,468 56.569 57.770 57.971 2. Penduduk Yang Bekerja orang 53.508 51.710 52.736 53.654 53.719 3. Rasio 93,51 93,22 93,22 92,88 92,67 Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2014 data sementara Masalah tenaga kerja perlu menjadi perhatian dan mesti dicarikan penyelesaiannya, seperti : a Semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja produktif setiap tahunnya baik dari lulusan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi yang tidak tersalurkan secara maksimal dikarenakan sangat terbatasnya kesempatan kerja berakibat tingginya angka pengangguran. b Sulitnya mendapatkan jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk pasar kerja pada periode tertentu. Lembaga pendidikan dan keterampilan belum ada menjamin lulusannya untuk ditempatkan pada lapangan kerja yang tersedia . 15. Koperasi dan Usaha Kecil Pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro kecil dan Menengah diwujudkan dalam bentuk, keterlibatan sumber-sumber daya masyarakat, diselenggarakan dan dibawah kendali masyarakat dan bermuara pada hasil yang dinikmati seluruh anggota masyarakat. Dalam pelaksanaannya, masyarakat Kota Payakumbuh tergabung dalam keanggotaan koperasi dan berusaha pada level Mikro, Kecil dan Menengah. Koperasi di Kota Payakumbuh sampai akhir tahun 2014 berjumlah 151 unit. Koperasi aktif berjumlah 121 unit atau 80,10 . Persentase koperasi aktif dari tahun 2010-2014 menunjukkan peningkatan, hal ini memberi makna bahwa dengan komitmen pemerintah dalam memberdayakan koperasi dan memasyarakatkan koperasi di tengah masyarakat terjadi peningkatan kualitas koperasi dan timbul minat berkoperasi di tengah masyarakat. Sebagai gambaran mengenai perkembangan Koperasi di Kota Payakumbuh selama periode 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.75. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 65 Tabel 2.75 Perkembangan Koperasi Tahun 2010 – 2014 Kota Payakumbuh NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah koperasi aktif 104 117 117 120 121 2 Jumlah koperasi 143 148 148 150 151 3 Persentase koperasi aktif 73 79 79 80 80,10 Sumber : Dinas Koperasi,UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh, 2015 Pada tahun 2010 koperasi di Kota Payakumbuh berjumlah 143 unit usaha, kemudian tahun 2011 berjumlah 148 unit, tahun 2012 berjumlah 148 unit, tahun 2013 berjumlah 150 unit dan tahun 2014 berjumlah 151 unit. Bila diuraikan lebih lanjut berdasarkan aktif dan non aktifnya, koperasi aktif meningkat jumlahnya dari 104 unit tahun 2010 menjadi 121 unit tahun 2014. Peningkatan jumlah koperasi aktif disebabkan adanya peningkatan kinerja koperasi non aktif, sehingga menurunkan jumlah koperasi non aktif. Penurunan jumlah koperasi non aktif ini, juga disebabkan pembubaran koperasi non aktif yang sudah kehilangan management of trust terhadap kepengurusannya. Untuk Perkembangan usaha mikro di Kota Payakumbuh sangat berfluktuatif. Fluktuatif diartikan kehidupan usaha tidak berlangsung lama musiman. Perkembangan UMKM di Kota Payakumbuh disajikan dalam Tabel 2.76. Tabel 2.76 Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2010 s.d. 2014 Jenis usaha 2010 2011 2012 2013 2014 Usaha Mikro Kecil Unit 13.222 13.883 14.160 14.529 14.935 Usaha Kecil Unit 4.680 4.914 4.963 5.075 5.217 Usaha Menengah-Besar Unit 200 200 200 202 207 Total UMKM 18.102 18.997 19.323 19.806 20.359 Sumber : Dinas Koperasi,UMKM, Perindustrian dan PerdaganganKota Payakumbuh, 2015 Dari Tabel 2.76 diatas dapat dilihat perkembangan atau dinamika Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan besar di Kota Payakumbuh selama lima tahun periode 2010 s.d. 2014. Perkembangan usaha mikro kecil dan Usaha kecil periode 2010 s.d. 2014 sangat dinamis. 16. Penanaman Modal Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2008, capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyelenggarakan urusan penanaman modal selama tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.77. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 66 Tabel 2.77 Pencapaian Indikator Kinerja Kunci-Urusan Penanaman Modal Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh No. Indikator Satuan Capaian Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 1 Realisasi penanaman modal dalam negeri Milyar Rp NA NA 14 88 12 2 KenaikanPenurunan Nilai Realisasi PMDN Milyar Rp 74 -76 3 Perda yang mendukung iklim usaha Perda 7 7 1 1 1 4 Rata-rata lama proses perizinan Hari 5 5 4 4 4 Sumber: Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Payakumbuh 2015 Ket : waktu maksimal proses perizinan bisa lebih cepat tergantung kelengkapan berkas pesyaratan pemohon Penyelenggaraan urusan penanaman modal di Kota Payakumbuh mulai dikelola oleh SKPD khusus yaitu sejak terbentuknya Kantor Penanaman Modal dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu pada tahun 2009. Dan pada tahun 2012 kedua kantor ini telah bergabung menjadi Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Rata-rata lama proses perizinan investasi lebih hemat waktu sejak berdirinya Kantor Penanaman Modal dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dimana proses perizinan maksimal 14 empat belas hari dan bisa cepat tergantung kelengkapan berkas pesyaratan pemohon. 17. Kebudayaan a. Penyelenggaraan festival seni dan budaya Penyelenggaraan festival seni dan budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dari tahun 2010 s.d. 2014 sebanyak 15 hingga 16 kali setiap tahun,seperti festival pop minang, saluang dendang, festival tari tradisional, festival tari kreasi, festival qasidah rebana, festival nasyid, lomba puisi, lomba melukis, lomba busana muslim, lomba uni uda duta Payakumbuh, pacu terbang itik, pacu jawi, selaju sampan, lomba burung berkicau, lomba pawai alegoris dan Payakumbuh Award Music Festival sebagai promosi seni daerah. Untuk mendukukung pelestarian seni dan budaya, Pemerintah menilai sekolah, Gedung Olah Raga dan pengadaan peralatan musik sebagai sarana penting pendukung seni dan budaya. Harapan untuk masa yang akan datang, secara khusus seperti gedung kesenian diupayakan terwujud nantinya. b. Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Di Kota Payakumbuh jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dibandingkan dengan total benda, situs dan cagar budaya yang Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 67 dimiliki sampai tahun 2014 sebesar 100 . Seni Budaya yang ada dan berkembang di Kota Payakumbuh terdiri dari :  Kesenian tradisional seperti saluang, dendang, rabab, dikia, dabuih, talempong sikatuntung, sanggar tari, randai.  Kesenian moderen seperti musikorgen tunggal, band, teater. Sedangkan untuk budaya sejarah ditandai dengan adanya mesjid gadang, rumah gadang, perkampungan tradisional Minangkabau dan atraksi wisata antara lain pacu itik, pacu jawi dan selaju sampan tradisionil yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat penggemar atraksi tersebut serta pacu kuda yang dari dulu sampai sekarang merupakan kalender resmi pemerintah Kota Payakumbuh untuk penyelenggaraannya. Tabel 2.78 Indikator Kinerja Urusan kebudayaan Tahun 2010 – 2014 Kota Payakumbuh No Indikator Satuan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Pameran Expo per tahun Kali 6 5 1 1 1 2. Jumlah Penyelenggaraan Festival seni dan Budaya Kali 7 7 4 4 4 3. Jumlah Sarana penyelenggaraan Seni dan Budaya Buah 1 1 1 1 1 4. Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yg dilestarikan Unit 18 18 18 18 18 5. Total benda, situs dan kawasan yg dimiliki Unit 18 18 18 18 18 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Payakumbuh 2015 Berbagai upaya yang telah dilakukan selama 5 lima tahun terakhir untuk melestarikan budaya daerah telah menunjukkan hasil yang cukup baik, seperti :  PameranExpo dalam rangka memperkenalkan Payakumbuh melalui seni budaya yang diselenggarakan pemerintah daerah terus diadakan setiap tahun.  Penyelenggaraan festival seni dan budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah sebanyak 4 hingga 7 kali setiap tahun, akan terus digali dan diciptakan, guna melestarikan seni dan budaya serta memenuhi kebutuhan hiburan untuk masyarakat Jika dilihat ratio jumlah group kesenian terhadap 10.000 jumlah penduduk memang masih relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya respon masyarakat terhadap kesenian tradisional. Upaya pengembangan kesenian tradisional diharapkan akan mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi para pelaku seni. Demikian pula dengan perkembangan sarana prasarana gedung kesenian yang tidak menunjukkan perkembangan yang berarti dari tahun ketahun. Untuk melihat perkembangan seni dan budaya di Kota Payakumbuh, dapat dilihat pada Tabel 2.79. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 68 Tabel 2.79 Perkembangan Seni Dan Budaya tahun 2013 dan 2014 Kota Payakumbuh No Jenis Spesifikasi Jumlah Ket 2013 2014 1 Kesenian Tradisional Randai 5 5 Kota Payakumbuh Sanggar Tari 6 8 Kota Payakumbuh Saluang Dendang 6 9 Kota Payakumbuh Talempong Sikatuntuang 2 2 Padang alai Rabab 1 1 Kota Payakumbuh Dikia 1 1 Talang Dabuih 2 2 Kota Payakumbuh Komunitas Seni 2 2 Kota Payakumbuh Gamat 2 2 Kota Payakumbuh 2 Kesenian Modern Musik Orgen Tunggal 14 13 Kota Payakumbuh Band 6 6 Kota Payakumbuh Teater 3 3 Kota Payakumbuh 3 Atraksi Wisata Pacu Itik 6 6 Kota Payakumbuh Pacu Jawi 9 3 Kota Payakumbuh Pacu Kuda Tradisional 1 1 Kubu Gadang Selaju Sampan Tradisional 2 2 Kel daya bangun Burung berkicau 2 Prit rantng dan aur kuning batng agam 4 Budaya Masjid Gadang 1 1 Bl Nan Duo Rumah Gadang Regent 1 Bl Nan Duo Perkampungan Tradisional Minang Kabau 1 1 Bl Kaliki Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kota Payakumbuh 2015 Pembangunan kebudayaan diarahkan untuk memperkuat karakter dan jati diri bangsa, membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkukuh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa, serta melestarikan budaya nusantara dan daerah. Untuk melakukan hal tersebut tidak hanya tugas pemerintah dan pemerintah daerah saja tapi termasuk tugas kita bersama dengan elemen masyarakat. Di Kota Payakumbuh penyelenggaraan urusan budaya secara kelembagaan dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah raga, namun dalam prakteknya budaya daerah juga dipelajari di setiap sekolah dan dalam penyelenggaran berbagai event seni dan budaya, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga selalu berkerjasama dengan Dinas Pendidikan. Di Kota Payakumbuh cukup banyak berdiri Kesenian Tradisional, yang akan menjaga dan melestarikan budaya daerah di bidang seni. Berdasarkan data terakhir, ada 9 sembilan jenis kesenian tradisional yang tetap eksis berkembang di Kota Payakumbuh, yaitu : randai, salung dendang, talempong sikantuntuang dan lain-lain. Jumlah group seni tradisional ini pada tahun 2014 sebanyak 32 tiga puluh dua group yang tersebar di setiap Kecamatan. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 69 Untuk membina group seni ini pemerintah daerah setiap tahun terus memfasilitasi dan memberi bantuan kepada group seni yang aktif, diantaranya dalam bentuk bantuan sarana peralatan seni, mengadakan lomba atau seleksi group seni ditingkat daerah, pengiriman group seni mengikuti lomba di tingkat provinsi dan nasional. 18. Pemuda dan Olah Raga Pembinaan kepemudaan dan olah raga sejak terbentuknya Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah menunjukan peningkatan. Pembinaan kepemudaan yang telah dilakukan adalah membina kelembagaan Karang Taruna dan Pengurus OSIS tingkat SMA dan SMK Negeri di Kota Payakumbuh, pemilihan dan pengiriman pemuda pelopor tingkat daerah dan nasional sejak tahun 2009. Di bidang olah raga, pembinaan dilakukan pada cabang olah raga prestasi melalui induk organisasi olah raga, yaitu KONI dan masing-masing Pengurus Cabang Olah Raga. Selain pembinaan atlit melalui KONI dan masing-masing Pencab, juga dilakukan fasilitasi terhadap penyelenggaraan Pekan Olah Raga Propinsi Porprov dan memberikan bonus bagi atlit yang berprestasi baik ditingkat daerah maupun nasional. Selain itu pembinaan dan pemasyarakatan olah raga di tengah masyarakat juga terus ditingkatkan dengan memberikan bantuan sarana olah raga maupun hadiah pada penyelenggara pertandingan di tingkat masyarakat baik tingkat kelurahan, kecamatan maupun tingkat kota. Untuk peningkatan prasarana olah raga telah dilakukan pembangunan lapangan Tenis In Door dan lapangan Basket di kawasan Gelanggang Olah Raga M. Yamin Kubu Gadang Payakumbuh, dan pemeliharaan sarana dan prasarana olah raga yang ada seperti GOR M. Yamin, lapangan tenis, kolam renang dan lapangan basket. Selain itu semangat berolah raga ditengah masyarakat dalam rangka peningkatan kesegaran jasmani cukup pesat peningkatannya yang ditandai oleh berkembangnya jumlah prasarana olah raga yang dibangun oleh masyarakat baik secara pribadi maupun swadaya, seperti lapangan Volly Ball, lapangan bulutangkis, lapangan futsal, Hall bulutangkis dan Hall Futsal yang secara keseluruhan sampai tahun 2014 sudah berjumlah 82 unit. Capaian kinerja urusan kepemudaan dan olah raga di Kota Payakumbuh selama 5 lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :  Jumlah Gelangang Balai Remaja tetap sebanyak 2 Unit dari tahun 2010 sampai tahun 2011 dan menjadi 3 dari tahun 2012 hingga tahun 2014;  Jumlah Lapangan Olah Raga tetap sebanyak 82 unit pada tahun 2010 sampai tahun 2013 dan menjadi 83 hingga tahun 2014. Secara keseluruhan capaian kinerja urusan Kepemudaan dan Olah raga adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.80 berikut : Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 70 Tabel 2.80 Indikator kinerja Urusan kepemudaan dan Olah Raga Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh No. Indikator Satuan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Gelanggang Balai Remaja Unit 2 2 3 3 3 2. Jumlah Lapangan Olah Raga Unit 82 82 82 82 83 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Payakumbuh 2015 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pada tahun 2014 untuk urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan pada tiga SKPD terkait, yaitu : Kantor Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri, Badan Penanggulan Bencana Daerah dan Kantor Satpol Pamong Praja. Adapun dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat meliputi : a. Pembinaan Wawasan Kebangsaaan, Politik dan Keurukunan Beragama 1 Peningkatan Toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama dengan penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan terhadap aliran kepercayaan melalui Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB dan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat PAKEM bagi Toga, Tomas, LSM untuk lima kecamatan. 2 Menciptakan kebersamaan dan solidaritas sesama Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Organisasi Masyarakat ORMAS Tokoh Masyarakat TOMAS dengan peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat. 3 Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan bagi Tokoh Masyarakat TOMAS Tokoh Agama TOGA Tokoh Adat TODAT Organisasi Intra Sekolah OSIS dan Karang Taruna melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa. 4 Terjalinnya kemitraan antara 12 Partai Politik dengan Pemerintah Kota melalui Koordinasi forum-forum diskusi politik. b. Pengendalian Ketertiban dan Keamanan Lingkungan 1 Peningkatan peranan dan fungsi anggota Muspida dan Pejabat Pemerintah Daerah sebagai fasilitator, mediator dan komunikator bagi segenap lapisan masyarakat melalui pengendalian keamanan lingkungan bersama. 2 Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan untuk mewujudkan deteksi dini hambatan tantangan ancaman dan gangguan dibidang politik, ekonomi, sosial, pertahanan keamanan dan ketertiban masyarakat. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 71 3 Menciptakan pengendalian kemanan lingkungan dalam rangka Mewujudkan lingkungan masyarakat Kota Payakumbuh yang bebas penyakit masyarakat. 4 Pelaksanaan kegiatan penegakkkan perda keputusan Kepala Daerah dan penanggulangan Trantibum melalui peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan. 5 Meningkatkan pengembangan kemampuan beladiri 99 orang aparat Pol PP melalui kerjasama pengembangan kemampuan aparat polisi Pamong Praja dengan TNIPolri dan kejaksaaan.. 6 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 7 Polisi Pamong Praja adalah Aparat Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menjalankan peraturan daerah dan keputusan daerah. Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk mencerminkan kapasitas dan kemampuan Pemerintah Daerah untuk menjamin, memelihara, menjalankan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah. Semakin tinggi rasio jumlah Pamong Praja, maka akan semakin besar ketersediaan Polisi Pamong Praja daerah dalam memberikan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan daerah penegakan peraturan daerah. Berikut rasio Polisi Pamong Praja Kota Payakumbuh Tahun 2009-2013. Tabel 2.81 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2010 – 2014 Kota Payakumbuh No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Petugas Pol PP 59 65 59 79 99 2. Jumlah Penduduk 117.876 120.051 122.450 123.654 125.690 3. Rasio Jumlah Petugas Pol PP 10.000 Penduduk 5.01 5.41 4.82 6.39 7.88 Sumber : Kantor Satpol PP Kota Payakumbuh 8 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Perlindungan masyarakat adalah komponen khusus pertahanan keamanan negara yang mampu berungsi membantu masyarakat menanggulangi bencana maupun memperkecil akibat petaka. Perlindungan masyarakat berfungsi menyelenggaran pembinaan ketentraman, ketertiban masyarakat, penegakan peraturan daerah dan perlindungan masyarakat. Ratio jumlah Linmas per 10.000 peduduk tahun 2010 – 2014 Kota Payakumbuh sebagaimana tertera pada tabel 2.82. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 72 Tabel 2.82 Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2010 – 2014 Kota Payakumbuh No. Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Linmas 679 813 712 630 630 2. Jumlah Penduduk 117.876 120.051 122.450 123.654 125.690 3. Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Peduduk 57.60 67.72 58.15 50.95 50.12 Sumber : Kesbangpol Linmas Kota Payakumbuh Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat dilaksanakan untuk memastikan tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat. Pos kamling adalah salah satu penyelenggaraan keamanan masyarakat dengn pola peningkatan partisipasi mayarakat dalam menjaga keamanan lingkungan sekitar. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM non pemerintah yang bergerak dalam bidang pembangunan bertujuan mengakomodasi aspirasi dan memberdayakan masyarakat. LSM dapat mencerminkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satu faktor penghambat investasi di suatu daerah adalah angka kriminalitas, perlunya kepastian jaminan keamanan dalam berinvestasi. Dalam hal ini situasi daerah yang tidak aman dan tidak kondusif para investor enggan untuk menanamkan modal di daerah. Tabel 2.83 Jumlah Pos Kamling, LSM dan tindak kriminal dalam 1 tahun Kota Payakumbuh Tahun 2010 – 2014 No Indikator Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 1 . Jumlah pos kamling pos 76 76 76 76 76 2 . Jumlah LSM unit 5 5 5 5 13 3 . Jumlah tindak kriminal dalam 1 tahun. yang terdaftar di kepolisian kasus 939 905 770 911 732 Sumber : Kesbangpol Linmas Kota Payakumbuh 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Keberhasilan mewujudkan proses pembangunan kelembagaan politik demokrasi pada jalur dan arah yang benar selama rentang waktu 5 lima tahun yakni dari tahun 2009 - 2014, menuntut tanggung jawab yang tidak ringan pada tahun – tahun mendatang, yakni : a. Tanggung jawab memelihara proses pembangunan kelembagaan politik demokrasi yang ada agar tetap pada jalur dan arah yang benar sesuai amanat Konstitusi; Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 73 b. Meningkatkan kualitas praktek–praktek kelembagaan, agar makin mampu memenuhi harapan perbaikan dan perubahan yang terjadi di masyarakat, lebih jauh lagi wacana yang cukup mendasar adalah harapan bagi perlunya penajaman pola kerjasama antara eksekutif dan legislatif, sehingga memperbesar kapastian politis dan memperkecil potensi kesalah pahaman yang berimplikasi negatif bagi kinerja kedua lembaga penting tersebut pada setiap persoalan yang timbul. Perlunya mekanisme kontrol politis dari lembaga legislatif seringkali belum mendapatkan keseimbangan dengan harapan bagi peningkatan efektifitas lembaga eksekutif, serta berbagai dimensi perumusan dan penerapan kebijakan kelembagaan lainnya Penyelesaian berbagai persoalan kelembagaan demokrasi yang ada, serta mempertahankan dan meningkatkan kinerja kelembagaan yang sudah mantap akan membantu menghasilkan dan melaksanakan kebijakan publik yang tepat yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat yang dihadapi. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi dan kabupatenkota terdiri atas Kepala Daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah. 21. Ketahanan Pangan Secara umum kondisi ketahanan pangan di Kota Payakumbuh 2010 s.d. 2014 cenderung semakin baik dan kondusif, dan kualitas konsumsi pangan masyarakat berdasarkan Pola Pangan Harapan PPH pada tahun 2010 s.d. 2013 mengalami kenaikan menjadi 88,4. Urusan Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi, berikut ini diuraikan kondisi ketahanan pangan Kota Payakumbuh dilihat dari masing-masing subsistem. a. Subsistem Ketersediaan dan Kerawanan pangan Ketersediaan pangan di Kota Payakumbuh secara makro menunjukkan surplus terutama untuk kelompok padi-padian, sayuran, buah-buahan dan ikan, sedangkan untuk kelompok pangan lainnya masih terjadi kekurangan. Secara kedaerahan Kota Payakumbuh telah menjadi swasembada pangan, bahkan membuka peluang untuk dijual ke luar daerah dan luar provinsi. Gambaran ketersediaan bahan pangan untuk dikonsumsi dapat ditunjukkan dari hasil Neraca Bahan Makanan NBM. Berdasarkan Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 74 hasil analisis NBM dalam 4 empat tahun terakhir, rata-rata kuantitas ketersediaan pangan perkapita per hari relatif stabil. b. Subsistem Distribusi, Harga dan Cadangan Pangan Distribusi pangan berfungsi mewujudkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien sebagai persyaratan untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memproleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi pangan, sehingga pangan tersedia sepanjang waktu diseluruh wilayah. Kinerja subsistem distribusi dipengaruhi oleh kondisi prasarana dan sarana kelembagaan dan peraturan perundang-undangan. Kelembagaan pemasaran bahan pangan belum berperan optimal sebagai penyangga kestabilan distribusi dan harga pangan, hal ini berpotensi menyebabkan penurunan harga secara signifikan di sentra produksi pada saat panen dan sebaliknya meningkatkan harga secara tajam pada musim paceklik. Selain itu masih terdapat kelembagaan pemasaran yang dikuasai oleh kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan sistem yang adil diantara pelakunya. Selanjutnya informasi harga pangan sangat diperlukan oleh produsen yaitu untuk melihat kapan memproduksi bahan pangan tersebut melalui pengaturan pola tanam, melihat peluang pasar yang ada, dan memperhatikan gejolak harga yang terjadi, sedangkan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan antisipasi terjadinya gejolak harga pada saat-saat tertentu. Dengan demikian diperlukan penataan jaringan informasi harga pangan tersebut, sehingga informasi harga sampai ke tangan produsen dan pemerintah tepat waktu. Dalam rangka menstabilkan harga gabah yang layak di tingkat petani, maka Kota Payakumbuh sejak tahun 2011 mengembangkan lembaga distribusi pangan masyarakat LDPM melalui pendekatan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan dalam bentuk bansos serta pendampingan oleh penyuluh pendamping dengan 3 tahapan yakni tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan tahap mandiri. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 75 Tabel 2.84 Data Gapoktan Penerima Dana Penguatan-LDPM Tahun 2011 s.d. 2014 Gapoktan KelKec Dana Bansos Rp Ket 2011 2012 2013 2014 Koba Jaya Koto Baru Kec. Pyk Timur 150.000.000,- 75.000.000, - - - APBN 20.000.000,- - - - APBD Kota Payakumbuh dana pendamping Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, 2015 Pada tahun 2015 Gapoktan Koba Jaya sudah sampai pada tahap kemandirian, dan Gapoktan pelaksana penguatan LDPM bertambah menjadi 2 dua gapoktan, selain Gapoktan Koba Jaya, Gapoktan Tigo Sapilin penerima dana penguatan LDPM tahun 2015 tahap penumbuhan Secara rutin Kota Payakumbuh melalui Kantor Ketahanan Pangan melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga pangan pokok terutama berasgabah, dimana pada tahun 2010 s.d. 2014 menunjukkan bahwa perkembangan Harga Gabah Kering Panen GKP di tingkat petani selalu berada diatas HPP, seperti pada Tabel 2.85. Tabel 2.85 Perkembangan Harga GKP di Tingkat PetaniTahun 2009 s.d. 2014 Tahun HPP GKP RpKg Harga GKP Petani Ratio Harga dengan HPP 2010 2.950,- 3.500,- 118,6 2011 3.150,- 4.000,- 126,91 2012 3.300,- 4.300,- 130,3 2013 3.300,- 4.500,- 136,36 2014 3.700,- 5.450,- 147,29 Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, 2015 Cadangan pangan sesuai PP No. 682002 terdiri dari cadangan pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat. Program cadangan ini baru sebagian dilaksanakan di Kota Payakumbuh. Untuk tahun selanjutnya program cadangan pangan ini merupakan program utama untuk dikembangkan terutama pengembangan lumbung pangan masyarakat fisik DAK. c. Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Perkembangan konsumsi energi dan protein selama 5 lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.86. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 76 Tabel 2.86 Perkembangan Konsumsi Energi dan Protein Penduduk per Kapita Perhari dan skor PPH Tahun 2010 s.d. 2014 Kota Payakumbuh Uraian Perkembangan Konsumsi Kapitahari Pertumbuha n 2010 2011 2012 2013 2014 Energi kklkaphr 2.094 2.101 2.107 2.134 4.196 100,38 Protein grkaphr 51,7 54 56 63,8 78,40 51,64 Skor PPH 83,7 85,4 87 88,4 88,4 Sumber : Hasil Olahan Kantor Ketahanan Pangan, 2015 Data Sementara Secara umum kualitas Keragaman dan Keseimbangan konsumsi pangan masyarakat Payakumbuh ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan PPH terus mengalami peningkatan dengan skor 83,7 tahun 2010 menjadi 88,40 pada tahun 2014. Dalam rangka penanganan keamanan pangan, Kota Payakumbuh telah menfokuskan pada penanganan keamanan pangan segar melalui : 1. Sosialisasi, promosi dan apresiasi tentang pangan segar 2. Pengawasan keamanan pangan segar di pasar 3. Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah PJAS. 22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pembangunan pada dasarnya ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Berbagai kebijakan dan program pembangunan melalui berbagai pendekatan telah dilakukan agar dapat mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Pada Tahun 2008 di Kota Payakumbuh terjadi pemekaran wilayah kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 dan 13 tahun 2008. Pada tahun 2014 dilaksanakan penggabungan kelurahan dari 76 kelurahan menjadi 62 kelurahan, dengan rincian sebagai berikut : a Kecamatan Payakumbuh Barat dengan 20 Kelurahan; b Kecamatan Payakumbuh Timur dengan 9 Kelurahan; c Kecamatan Payakumbuh Utara dengan 20 Kelurahan; d Kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 7 Kelurahan; e Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 Kelurahan. Hal ini benar- benar terlihat peranan organisasi masyarakat seperti LPM yang ada di Kota Payakumbuh. Masing-masing kelurahan memiliki satu organisasi LPM yang berjumlah 62 LPM, LPM tersebut aktif dan sangat berperan dalam menunjang pembangunan. Selain itu di setiap kelurahan juga ditunjang oleh ibu- ibu yang mengadakan kegiatan yang tergabung dalam kelompok PKK Kelurahan yang jumlahnya 62 kelompok. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 77 23. Statistik Urusan Statistik dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melalui program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik tiap tahun dilaksanakan kegiatan yaitu Penyusunan Buku Payakumbuh Dalam Angka dan penyusunan PDRB. Penyusunan Buku Payakumbuh Dalam Angka bertujuan memberikan informasiyang berkaitan dengan data Kota Payakumbuh sedangkan Penyusunan PDRB bertujuan memberikan gambaran perekonomian Kota Payakumbuh yang digunakan sebagai referensi perencanaan pembangunan ke depan dalam pengambilan kebijakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam berbagai sektor usaha. 24. Kearsipan Arsip merupakan dokumen otentik dan legal tercipta karena pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Arsip juga merupakan akuntabilitas kinerja aparatur yang dapat dijadikan sebagai saksi abadi terhadap keberhasilan dan kegagalan tugas aparatur negara. Arsip juga dapat dijadikan sebagai budaya dan sejarah. Untuk itu arsip harus diselamatkan dan dikelola dengan baik. Di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh, urusan kearsipan diselenggarakan oleh kantor Arsip dan Perpustakaan. Pengelolaan kearsipan bertujuan untuk tracking suratarsip serta memudahkan pencarian, pendokumentasian data secara baik, tepat dan akurat serta menjaga data tersimpan dengan baik Perkembangan kearsipan Tahun 2010 sd 2014 di Kota Payakumbuh dapat dilihat pada Tabel 2.87. Tabel 2.87 Perkembangan kearasipan Tahun 2010 s.d. 2014 di Kota Payakumbuh No. Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 1. SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku SKPD 26 26 26 26 26 2. Jumlah SKPD SKPD 30 30 29 30 30 3. Penerapan pengelolaan arsip secara baku 86,67 86,67 89,66 86,67 86,67 4. Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan Kegiatan 1 - - - - Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Payakumbuh 2014 Dari Tabel 2.92 dapat digambarkan bahwa hampir semua SKPD di lingkungan pemerintah Kota Payakumbuh yang menerapkan arsip secara baku. Hal ini menandakan adanya keseriusan dari pemerintah daerah untuk melakukan Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 78 pengelolaan arsip secara tertib, walaupun dilihat dari sumber daya yang mengelola kearsipan di masing-masing SKPD masih terbatas. Yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari SDM yang mengelola arsip di setiap SKPD, karena dari tabel di atas pada tahun 2010 hanya 1 kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan SDM pengelola kearsipan, sedangkan pada Tahun 2011 sampai 2014 tidak ada kegiatan tersebut. 25. Komunikasi dan Informatika a. Jumlah surat kabar nasionallokal Salah satu kewenangan urusan komunikasi dan informatika adalah koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan media skala kabupatenkota. Dalam menyelenggarakan urusan ini, Pemerintah Kota Payakumbuh telah bekerjasama dengan surat kabar nasional dan lokal serta radioTV lokal dan nasional. Perkembangan jumlah dan jenis surat kabar yang masuk ke Kota Payakumbuh tahun 2010 sd 2014 dapat dalam Tabel 2.88. Tabel 2.88 Jumlah Dan Jenis Surat Kabar yang Masuk ke Kota Payakumbuh No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional 4 2 2 3 3 2 Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal 18 22 29 29 29 3 Total jenis surat kabar 1+2 22 24 31 32 32 Sumber: Bagian Humas Setdako Payakumbuh 2014 b. Jumlah penyiaran radioTV lokal Untuk penyebarluasan informasi dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat, di Kota Payakumbuh telah dapat diterima beberapa siaran radio nasional, lokal begitupun dengan TV lokal dan nasional, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.89. Tabel 2.89 Jumlah Penyiaran Radio dan TV di Kota Payakumbuh No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah penyiaran radio lokal 8 6 6 6 6 2 Jumlah penyiaran radio nasional 2 2 2 - 1 3 Jumlah penyiaran TV lokal 1 1 1 1 1 4 Jumlah penyiaran TV nasional 11 11 11 11 22 5 Total penyiaran radioTV lokal 1+2+3+4 22 20 20 18 30 Sumber: Bagian Humas Setdako Payakumbuh 2014 Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 79 c. Website Milik Pemerintah Daerah. Dalam upaya menyebarluaskan informasi mengenai potensi dan penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Kota Payakumbuh telah membuat web site Kota Payakumbuh yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Web site ini juga bertujuan sebagai media promosi Kota Payakumbuh kepada dunia luar karena menampilkan berbagai potensi dan keragaman budaya daerah yang diharapkan mampu menarik minat investor dan wisatawan untuk berkunjung ke Payakumbuh. Masyarakat dapat mengakses melalui alamat web site www.payakumbuhkota.go.id. d. Rasio ketersediaan wartelwarnet. Rasio ketersediaan wartelwarnet yang diukur dari jumlah wartelwarnet per 1.000 penduduk, menunjukkan angka yang menurun dari tahun 2010 – 2013. Penurunan ini antara lain disebabkan meningkatnya pemakaian speedy dan telepon seluler di tengah masyarakat, seperti tergambar pada Tabel 2.90. Tabel 2.90 Jumlah Wartel Warnet di Kota Payakumbuh No. Indikator Satuan Capaian Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah wartelwarnet Unit 128 298 194 74 74 Sumber : Dinas Perhubungan dan Infokom 2014 26. Urusan Perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktifinteraktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya, maka perpustakaan harus diubah sistem operasionalnya dari perpustakaan manual tradisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi perpustakaan digital. Dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan setiap perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketertinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat. Selain hal tersebut diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang sesuai dengan standar dalam mengelola perpustakaan. Salah satu kewenangan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan perpustakaan adalah pembinaan teknis semua jenis perpustakaan di Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 80 wilayah KabupatenKota. Sehubungan dengan itu, maka ruang lingkup urusan perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah daerah adalah: a Pengelolaan perpustakaan sesuai standar; b Pengembangan SDM; c Pengembangan sarana dan prasarana sesuai standar; d Kerjasama dan jaringan perpustakaan; e Pengembangan minat baca. Kantor arsip dan perpustakaan Kota Payakumbuh mencoba meningkatkan minat dan budaya baca dengan menambah koleksi buku-buku dan mengadakan kerjasama dengan Badan Perpustakaan Propinsi Sumatera Barat dalam bentuk pembinaan-pembinaan terhadap taman-taman bacaan dan perpustakaan yang ada di Kota Payakumbuh. Taman-taman bacaan dan perpustakaan yang ada di Kota Payakumbuh : 1. Taman Bacaan Seroja di Kec. Payakumbuh Timur. 2. Taman Bacaan Bunga Mawar di Kec. Payakumbuh Utara. 3. Taman Bacaan Fatwa Bunda di Kec. Payakumbuh barat. 4. Taman Bacaan Nagari Koto Nan Gadang. 5. Taman Bacaan Karang Taruna di Kelurahan Koto Panjang Payobasung. 6. Taman bacaan Iqra’ di kelurahan Payobasung Perkembangan perpustakaan di Kota Payakumbuh pada tahun 2010 s.d. 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.91. Tabel 2.91 Perkembangan Perpustakaan 2010 s.d. 2014 No Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 1 Koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah Judul 6.500 7.411 8.084 8.353 12.070 Jumlah Koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah Buku 13.432 14.328 15.485 15.974 17.100 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 48,39 51,72 52,2 52.29 70.58 2 Kunjungan perpustakaan Orang 9.768 11.880 13.800 15.846 24.166 Orang dalam populasi yang harus dilayani Orang 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 Pengunjung perpustakaan 19,54 23,76 27.6 31.69 48.33 3 Jumlah perpustakaan Unit 23 23 27 39 43 Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Payakumbuh 2014 Dari Tabel 2.92 terlihat bahwa judul koleksi buku yang ada pada perpustakaan dibandingkan dengan jumlah buku, persentasenya masih rendah yaitu dibawah 55. Hal ini berarti masih terbatasnya judul koleksi buku yang ada Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 81 diperpustakaan. Kemudian dari jumlah perpustakaan yang ada ternyata masih jauh dari target populasi yang harus dilayani. Dilihat dari jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2010 sd 2012 masih dibawah 30. Tahun 2013 telah mengalami peningkatan menjadi 38.80, tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup besar menjadi 48.33. berarti minat membaca masyarakat sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi walaupun masih dibawah 50.

2.3.2. Fokus Pelayanan Urusan Pilihan a.