Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
II - 93 Tabel 2.104
Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Payakumbuh dari Tahun 2010 - 2014 Km
Kondisi Tahun
2010 2011
2012 2013
2014
Baik 117,28
137,47 142,22
127,96 93,80
Sedang 62,31
72,11 69,95
69,3 95,95
Rusak Ringan 24,44
31,44 29,31
42,57 30,98
Rusak Berat 17,81
20,42 19,96
21,61 16,86
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2015
Pada saat ini telah berfungsinya jalan Lingkar Utara dan Jalan Lingkar Selatan sebagai Jalan Arteri Primer. Sesuai dengan rencana, Jalan
lingkar Utara merupakan jalan dua jalur dengan lebar 40 meter yang lanjutannya dilengkapi dengan median jalan, jalur hijau dan trotoar. Bila
pembangunan jalan lingkar ini telah selesai dan difungsikan untuk rute kendaraan antar wilayah seperti bus dan truk. Jalan Arteri Primer Lama yang
melewati Pusat Kota akan berfungsi sebagai jalan arteri sekunder sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di pusat kota.Kondisi jalan di Kota
Payakumbuh sudah relatif baik dari jalan seluruhnya sepanjang 262,45 km,
2. Perhubungan dan Telekomunikasi
Kondisi angkutan darat umum di Kota Payakumbuh saat ini kurang optimal. Penggunaan angkutan umum sebagai sarana transportasi massal
dapat mengurangi beban lalu lintas, namun jumlahnya yang masih sedikit belum mampu memberikan pelayanan angkutan yang layak. Jumlah angkutan
umum pada tahun 2010 sd 2014 dilihat pada tabel 2.105 :
Tabel 2.105 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum dan Barang di Kota Payakumbuh
Tahun 2010 – 2014
No AngkutanUmum
2010 2011
2012 2013
2014 Jlh
Jlh Kir
Jlh Jlh
Kir Jlh
Jlh Kir
Jlh Jlh
Kir Jlh
Jlh Kir
1 Angkutan Orang 357
351 357
331 357
378 370
330 381
269 2 Angkutan Barang
2.504 3.360
2.684 3.538
2.697 3.879
2.713 3.997
2.782 3.104
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2015
Penurunan penggunaan angkutan umum di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya; kemudahaan memperoleh kendaraan
pribadi terutama sepeda motor, keterbatasan jalur angkutan umum yang ada, ketidaknyamanan menggunakan angkutan umum.
Untuk fasilitas terminal penumpang yang akan dibangun, direncanakan diarahkan untuk mendukung sistem jaringan jalan primer. Kota
Payakumbuh hanya memiliki 1 satu terminal penumpang angkutan kotaperdesaan, yaitu terminal sago di pusat kota dan 2 dua terminal
Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017
II - 94
angkutan penumpang antar kota di Koto Nan Ampek yang saat ini belum optimal pemanfaatannya. Sementara itu, untuk melayani angkutan barang dan
kargo belum tersedia.
3. Energi
Listrik merupakan sumber penerangan dan energi yang sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah. Pembangkit tenaga listrik
yang dimanfaatkan di Kota Payakumbuh bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Maninjau, PLTA Batang Agam, PLTA Ombilin, Pembangkit
Listrik Tanaga Uap PLTU Salak, dan PLTA Koto Panjangyang didistribusikan melalui gardu indukkubikel dengan kapasitas tegangan 20 KV dan berdaya
200 KVA. Jaringan listrik sudah menyebar hampir keseluruh bagian wilayah Kota Payakumbuh.
Secara umum jaringan listrik yang ada di Kota Payakumbuh pada saat ini sudah merata penyebarannya disetiap kecamatan yang ada di
Payakumbuh, terutama pada pusat-pusat kegiatan dan lingkungan perumahan penduduk. Dari data yang ada diketahui bahwa daya terpasang yang ada di
Kota Payakumbuh adalah sebesar 23.529 kwh dan dari hasil analisa yang telah dilakukan terlihat bahwa jumlah kebutuhan listrik Kota Payakumbuh sampai
pada akhir tahun rencana adalah sebesar 25.996 kwh. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya terpasang yang ada di Kota
Payakumbuh tidak mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat setempat akan kebutuhan energi listrik dan dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa
permintaan masyarakat terhadap sambungan listrik masih memerlukan tambahan daya energi listrik dari pihak PLN.
Rumah tangga pengguna listrik meningkat dari tahun ketahun seiiring dengan meningkatnya luas daerah terbangun. Pada tahun 2010 berjumlah
20.415 rumah tangga dan tahun 2011 meningkat menjadi 20.912 rumah tangga dan terus meningkat pada tahun 2012 dan tahun 2013, 27.632 rumah tangga
dan pada tahun 2014 terus meningkat yakni sebanyak 29.512 rumah tangga.
2.4.3 Penataan Ruang