Pertambangan penggalian Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 5 Tabel 2.4 Perkembangan Nilai Indek Koefisien Lokasi LQMenurut Sektor dan Subsektor di Kota Payakumbuh Tahun 2010-2014 No Sektor Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 Rata rata 1. Pertanian 0,44 0,45 0,45 0,46 0,44 0,45 a. Tanaman Pangan 0,58 0,58 0,59 0,59 0,57 0,58 b. Perkebunan 0,06 0,06 0,06 0,06 0,05 0,06 c. Peternakan 1,39 1,42 1,43 1,54 1,48 1,45 d. Perikanan 0,26 0,26 0,26 0,53 0,59 0,38

2. Pertambangan penggalian

0,12 0,12 0,12 0,13 0,13 0,12 a. Penggalian 0,14 0,14 0,14 0,15 0,14 0,14 Industri Pengolahan 0,55 0,55 0,56 0,57 0,55 0,56 a. Industri Tanpa Migas 0,55 0,55 0,56 0,57 0,55 0,56 Listrik, Gas Air Minum 1,25 1,28 1,29 1,29 1,23 1,27 a. Listrik 1,00 1,02 1,04 1,06 1,00 1,02 b. Air Bersih 3,54 3,68 3,6 3,40 3,29 3,50 Bangunan 1,39 1,37 1,37 1,34 1,24 1,34 Perdagangan, hotel dan restoran 1,04 1,04 1,05 1,05 1,01 1,04 a. Perdagangan Besar dan Eceran 1,02 1,03 1,03 1,04 0,99 1,02 b. Hotel 0,40 0,39 0,41 0,41 0,39 0,40 c. Restoran 1,79 1,78 1,86 1,87 1,79 1,82 Angkutan dan Komunikasi 1,42 1,36 1,3 1,25 1,14 1,29 a. Angkutan 1,65 1,57 1,48 1,41 1,29 1,48 b. Komunikasi 0,78 0,81 0,81 0,82 0,75 0,79 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 2,00 2,07 2,11 2,17 2,10 2,09 a. Bank 2,82 2,94 3,02 3,08 2,96 2,96 b. Lembaga Keu. Tanpa Bank 0,51 0,51 0,51 0,51 0,5 0,51 c. Sewa Bangunan 2,28 2,34 2,38 2,43 2,38 2,36 d. Jasa Perusahaan 0,81 0,83 0,84 0,85 0,83 0,83 Jasa – Jasa 1,41 1,38 1,38 1,37 1,29 1,37 a. Pemerintahan Umum dan Pertahanan 1,39 1,37 1,37 1,37 1,28 1,36 b. Swasta 1,45 1,42 1,39 1,38 1,30 1,39 Sumber : data PDRB Kota Payakumbuh tahun 2010 – 2014 Dari tabel 2.4 terlihat bahwa nilai LQ dalam periode waktu 5 tahun terakhir sedikit mengalami fluktuasi. Sektor yang memiliki potensi ekonomi wilayah yang cukup penting untuk dikembangkan pada saat ini dan akan datang di Kota Payakumbuh adalah yang memiliki nilai LQ lebih besar dari satu, yaitu sektor listrik, gas dan air minum dengan nilai LQ rata-rata = 1,27, sektor bangunan dengan nilai LQ rata-rata = 1,34, sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai LQ rata-rata = 1,04, sektor angkutan dan komunikasi dengan nilai LQ rata-rata 1,29, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan nilai LQ rata-rata 2,09 dan sektor jasa-jasa dengan nilai LQ rata-rata 1,37. Angka koefisien ini memperlihatkan bahwa sektor tersebut mempunyai keunggulan komperatif yang cukup tinggi dibandingkan dengan sektor yang sama secara rata-rata di tingkat provinsi Sumatera Barat dan merupakan sektor basis di Kota Payakumbuh. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 6 Dilihat dari nilai LQ yang kurang dari satu, sektor pertanian merupakan sektor non basis di Kota Payakumbuh, tetapi didalam sektor pertanian tersebut terlihat bahwa subsektor peternakan ternyata mempunyai potensi pengembangan yang cukup tinggi dengan nilai LQ rata-rata sebesar 1,45. Pada subsektor peternakan, saat ini Kota Payakumbuh telah terbentuk Sentra Pemasaran Peternakan Terpadu yang mengintegrasikan Pasar Ternak, Rumah Potong Hewan RPH, laboratorium percontohan, BPP dan pabrik Pengolahan Pakan ikan di kawasan Kelurahan Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur, dan juga telah dikembangkan breeding farm di Kelurahan Kapalo Koto Kecamatan Payakumbuh Selatan. Meskipun nilai LQ sektor pertanian kurang dari satu, tetapi sektor pertanian masih potensial untuk dikembangkan. Sebagai wilayah perkotaan yang cepat berkembang dan semakin terbatas lahan pertaniannya, bahkan semakin lama akan semakin berkurang dengan tumbuhnya kota sebagai pusat pelayanan ekonomi, sosial, pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, maka pola pengembangan agribisnis yang prospektif perlu untuk dikembangkan adalah pengembangan agribisnis yang terintegrasi dengan komoditi peternakan dan perikanan yaitu dengan memadukan beberapa kelompok komoditi pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu siklus dengan prinsip zero waste atau tak ada bahan terbuang. Prinsip tersebut dilakukan dengan pengelolaan pertanian, mulai dari penanaman hingga pascapanen, pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak, serta pemanfaatan limbah ternak menjadi bioenergi. P emasaran produk pertanian dan permodalan perlu juga diperhatikan dalam rangka pengembangan agribisnis. Sektor industri pengolahan selama lima tahun terakhir ini belum menjadi sektor basis ekonomi Kota Payakumbuh dilihat dari LQ dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang relatif tetap dan nilai LQ rata-rata sebesar 0,56. Namun kedepan sektor industri pengolahan ini akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan, terutama industri yang mengolah produk pertanian menjadi produk setengah jadi dan barang jadi industri agro, seperti usaha pengolahan, pengawetan dan pengemasan hasil pertanian serta produksi bioenergi. Hal ini merupakan tuntutan sebuah kota yang terus berkembang dimana sektor pertanian terus terdesak dan bertransformasi menjadi kota industri dan jasa. Kondisi ini telah disikapi oleh Pemerintah Kota Payakumbuh dengan penetapan Kawasan Industri dalam Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 01 Tahun 2012 tentang RTRW disepanjang koridor jalan lingkar utara tepatnya di Kelurahan Parambahan Kecamatan Lamposi Tigo Nagori. Pada saat ini industri yang ada di Kota Payakumbuh umumnya masih tergolong menengah dan industri kecil. Mayoritas dari UKM didominasi oleh usaha rumahtangga home industry. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 7 Sektor listrik dan air bersih merupakan sektor basis di Kota Payakumbuh dengan nilai LQ rata-rata 1,27. Tetapi secara subsektor, subsektor listrik masih kurang untuk memenuhi kebutuhan listrik rumahtangga, perkantoran dan dunia usaha yang terus berkembang. Untuk kedepan tenaga listrik yang merupakan infrastruktur kota yang penting untuk mendukung perkembangan semua sektor ekonomi mesti tersedia dalam jumlah yang cukup. Potensi pengembangan subsektor air bersih cukup besar dalam perekonomian Kota Payakumbuh. Kota Payakumbuh disuplai dari empat sumber, yaitu Batang Tabik, Sungai Dareh, Sikamarunciang dan Embung Bulakan. Kapasitas produksi air bersih yang ada pada saat ini telah mampu melayani sekitar 94,1 jumlah penduduk Kota Payakumbuh. Sektor bangunan dengan nilai LQ rata-rata mencapai 1,34 pada lima tahun terakhir ini menunjukkan potensi pengembangan yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah masyarakat yang mengurus Izin Mendirikan Bangunan IMB dan peningkatan Advice Planning. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor basis dengan nilai LQ rata-rata 1,04, kecuali pada subsektor hotel belum cukup berkembang dengan nilai LQ rata-rata lebih kecil dari satu. Namun kedepan, subsektor perhotelan punya prospek untuk dapat dikembangkan, mengingat Kota Bukittinggi sebagai daerah wisata sudah jenuh karena keterbatasan lahan. Subsektor perdagangan besar dan eceran cukup berkembang di Kota Payakumbuh yang lokasinya menyebar di berbagai wilayah kota, baik Pasar Tradisional Ibuh, Pasar Pusat Pertokoan, Pasar Modern Mall Payakumbuh maupun yang tersebar di sepanjang ruas jalan utama dan diberbagai kelurahan di Kota Payakumbuh. Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor basis dan potensial untuk dikembangkan di Kota Payakumbuh. Perkembangan sektor ini terutama pada subsektor pengangkutan cukup pesat karena semakin pesatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Kota Payakumbuh Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan termasuk sektor basis utama di Kota Payakumbuh dengan nilai LQ rata-rata tertinggi dibandingkan sektor lain yaitu 2,09. Namun yang lebih dominan dan pesat perkembangannya adalah subsektor keuangan terutama jasa perbankan. Pesatnya perkembangan jasa perbankan dikarenakan penambahan jumlah bank dan meningkatnya kucuran kredit yang disalurkan dunia perbankan serta kesadaran masyarakat untuk menabung semakin meningkat. Potensi pengembangan sektor jasa cukup besar dalam perekonomian Kota Payakumbuh dengan nilai LQ rata-rata nomor dua tertinggi setelah Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 II - 8 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 1,37. Sektor jasa disini banyak dihasilkan dari peranan sektor pemerintahan dalam melayani kebutuhan publik seperti jasa pelayanan administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa rumah sakit, dan jasa pelayanan masyarakat lainnya. Sedangkan peranan sektor swasta masih belum cukup berarti terutama dari jasa hiburan dan rekreasi yang masih cukup rendah.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana