Pada dasarnya persediaan pengaman mempunyai dua aspek yang saling bertolak belakang, yaitu :
1. Persediaan pengaman akan mengurangi biaya yang timbul akibat kekosongan persediaan.
2. Persediaan pengaman akan menambah carrying cost. Pengurangan baiaya dapat dilakukan dengan mengurangi banyaknya
jumlah persediaan, sedang biaya ekstra carrying cost merupakan hasil kali nilai persediaan pengaman dengan persentse inventory carrying cost.
3.2.8.2. Penentuan Besarnya Persediaan Pengaman
Untuk menentukan jumlah persediaan pengaman, ada dua pendekatan yang bias ditetapkan, yaitu : probability of stock out approach dan level of service
approach .
a. Probaility of Stock Out Approach
Dalam menggunakan pendekatan ini dipakai asumsi bahwa lead time konstan dan seluruh barang yang dipesan diserahkan oleh supplier pada saat yang
sama. Jadi jelas bahwa terjadinya kekosongan persediaan bukan disebabkan karena adanya fluktuasi lead time atau penyerahan bahan yang dipesan tidak
pada saat yang sama, akan tetapi kekosongan persediaan lebih dikarenakan adanya penambahan dalam pemakaian bahan selama lead time. Dalam gambar
2.15. dapat dilihat bahwa terjadinya kekosongan persediaan karena adanya pemakaian berlebih setelah dilakukannya pemesanan, sedangkan perusahaan
tidak mengadakan persediaan pengaman.
Universitas Sumatera Utara
Q
Time
Normal Lead Time
Re-Order Point
Re-Order Received Inventory level dengan permintaan yang konstan
Inventory level dengan permintaan yang sebenarnya
Stock Out
Gambar 3.15. Inventory Level Dengan Pendekatan Pemakaian Bahan Setelah Pemesanan Dilakukan
7
b. Level of Service Approach
Kebijakan pendekatan ini menentukan jumlah persediaan pengaman optimal dari hasil perhitungan probabilitas yang diolah dari data historis perusahaan
mengenai jumlah pemakaian bahan setelah diadakan pemesanan kembali. Kebijakan ditentukan berdasarkan jumlah total biaya persatuan waktu akibat
adanya kekosongan persediaan ditambah dengan biaya pemnyimpanan. Dari penggabungan kedua biaya tersebut diambil yang paling rendah.
Penentuan kebijakan umum yang dilakukan untuk menjamin kelangsungan produksi, haruslah ditentukan dan diukur dengan tingkat pelayanan level of
service yang dapat diberikan oleh adanya persediaan pengaman tersebut.
Penentuan besarnya persediaan pengaman yang sebaiknya diadakan perusahaan akan lebih tepat dan rasional apabila diketahui hubungan antara
tingkat pelayanan dengan tingkat persediaan pengaman. Hubungan ini
7
Ibid, Hal. 188
Universitas Sumatera Utara
memerlukan suatu ukuran dari fluktuasi permintaan yang diharapkan dapat diserap atau dipenuhi dari adanya persediaan. Ukuran tersebut menggunakan
teori statistik. Rumus yang dipakai untuk demand frequency distribution yang sangat berguna adalah :
1. Distribusi Normal, dipergunakan untuk barang-barang yang cepat bergerak fast-moving.
2. Distribusi Chi-Square, dipergunakan untuk barang-barang yang lambat bergerak.
Masing-masing distribusi ini tergantung atas perhitungan rata-rata varians dan deviasi standar dari pola permintaan. Cara menghitung deviasi standar adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
σ
=
dimana :
σ
= Deviasi Standar Y
i
= Data hasil pengamatan sebanyak i = Nilai rata-rata dari seluruh data
n = banyaknya pengamatan
Sebelum persediaan pengaman dapat ditentukan, ada dua faktor dasar lain yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Jarak waktu penyerahan delivery lead time, yaitu jarak waktu yang terdapat antara saat pengadaan pesanan untuk pengisian persediaan dengan
saat penerimaan barang yang dipesan ada di gudang.
Universitas Sumatera Utara
2. Waktu keseluruhan coverage time, yaitu jangka waktu yang efektif dimana persediaan pengaman dapat menutup fluktuasi permintaan tanpa
dibantu oleh penambahan perngisian persediaan. Tingkat persediaan pengaman adalah :
S = K.
σ
T
Dimana K adalah Policy factor yang diambil dari table 2.1. tergantung pada frequency level of service
, dan
σ
T
σ
adalah Deviasi standar selama masa pengisian coverage time yang besanya adalah :
T
=
8
dimana : = Lead time rata-rata
= Penggunaan rata-rata
σ
D
= Deviasi standar penggunaan selama lead time
σ
L
= Deviasi standar lead time Rumus di atas digunakan untuk menentukan persediaan pengaman bagi bahan-
bahan yang bergerak cepat, yakni dengan menggunakan distribusi normal. Selanjutnya untuk bahan-bahan yang bergerak lambat dipergunakan chi-
square distribution. Apabila E adalah rata-rata permintaan per minggu, dan σ
adalah deviasi standar dari permintaan perminggu, serta T adalah coverage time
, maka : Degrees of Freedom
: f
=
8
Ibid, 193
Universitas Sumatera Utara
Faktor konversi : C =
Table 3.1. Policy Factor K pada Frequncy Level of Service
9
Frequncy Level of Service K
70 0,52
75 0,67
80 1,84
85 1,04
90 1,28
95 1,65
97,5 1.96
98 2,05
99 2,33
99,5 2,58
99,86 3
99,99 4
Tingkat persediaan pengamatan dapat ditentukan dengan S = X – fC, dimana X diambil dari Tabel 3.2. Policy Factor dari chi-square distribution.
Penentuan frequency level of service ini ialah berdasarkan pengalaman terjadinya stockout, sebagai contoh apabila dalam satu tahun terjadi stockout
sebanyak 3 kali, maka diperoleh persentase sebesar 1 - 352 x 100 = 94,23
≈ 95
10
3.2.9. Standar Kulitas