1. Ramalkan fungsi regresi linear biasa 2. Hitung nilai indeks untuk unsure musiman yang ada
3. Gabungkan nilai perolehan indeks, lalu ramalkan nilai baru dengan mengalikan nilai indeks dengan nilai peramalan memakai fungsi regresi
linear tersebut.
3.1.2.3. Kriteria Pemilihan Trend
Untuk menentukan teknik atau metode permalan yang paling mendekati, digunakan harga Standard Error of Estimate SEE. Rumus yang akan digunakan
yaitu :
SEE = Dimana :
SEE = Standard Error of Estimate
Y
i
= Realisasi kebutuhan masa lalu = Nilai trend atau ramalan kebutuhan
n = Jumlah Pengamatan
f = Derajat kebebasan
f = 1, untuk data konstan f = 2 untuk data linear
f = 3 untuk data eksponensial Trend permalan yang dipilih adalah trend yang memiliki nilai SEE yang terkecil.
Universitas Sumatera Utara
3.1.2.4. Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi r digunakan untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel-variabel x dan variabel y dari fungsi. Rumus yang digunakan adalah :
r = dimana :
r = Koefisien korelasi
X = Periode atau waktu, sebagai variabel bebas
Y = Realisasi Kebutuhan, sebagai variabel terikat
n = jumlah data
Koefisien korelasi mempunyai nilai antara -1 sampai +1. Bila r = +1, berarti x dan y memiliki korelasi linear yang kuat dan positif. Bila r = 0, berarti
tidak terdapat korelasi linear antara x dan y, dan bila r = -1, berarti antara x dan y terdapat korelasi linear yang kuat dan negative.
3.1.2.5. Verifikasi Pola Peramalan
Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah fungsi yang diperoleh dari hasil peramalan representative terhadap data. Oleh sebab itu ada beberapa
criteria yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Jika sebaran data masih berada di dalam batas control, maka data tersebut
dikatakan baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Jika sebaran data berada di luat batas kontrol, maka fungsi tersebut tidak sesuai. Ini berarti pada peramalan terhadap data Y-Y’ tersebut tidak
representative atau salah. 3. Batas control adalah batasab perbedaan sebaran data yang dapat ditolerir.
Kondisi-kondisi disebut diluar batas kontrol adalah apabila ada titik sebarab Y-Y’ yang berada di luar batas kontrol, yaitu nilainya lebih besar dari
nilai batas kontrol atas atau lebih kecil dari nilai batas kontrol bawah. Meskipun semua titik sebaran berada dalam batas kontrol, suatu fungsi trend peramalan
belum dijamin representatif, maka untuk menganalisis hal ini, digunakan proses verifikasi dengan metode peta sebaran bergerakMoving Range Chart MRC.
Peta MRC ini berguna untuk melihat pola pergeseran data dan menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada deret berkala. Flowchart proses verifikasi
dengan MRC dapat dilihat pada gambar 2.6.
Y - Y’
A B
C A
C BKA = 2,66 MR
23 x 2,66 MR 13 x 2,66 MR
CL = Central Line B
- 13 x 2,66 MR - 23 x 2,66 MR
BKB = - 2,66 MR
Gambar 3.6. Penentuan Titik Sebaran Daerah A, B, C Metode MRC
Universitas Sumatera Utara
Moving Range , rumus :
= MRt =
Batas kotrol atas BKA = 2,66 Batas kontrol bawah BKB = - 2,66
MRC
Out of control
Fungsi penyebab diketahui ?
Ganti dengan fungsi baru
Menghitung kembali parameter fungsi tersebut dengan menghilangkan titik-titik
out of control, sehingga diperoleh fungsi yang baru dengan jumlah data baru data
berkurang Gunakan fungsi yang
diperoleh untuk meramal
Gejala tersebut bukan bersifat random sehinggan data
menyimpang Tidak
Ya Ya
Ulangi kembali Mis : pada titik tersebut
ada pesanan khusus
Cenderung data in control
Tidak
Gambar 3.7. Flowchart Proses Verifikasi Metode MRC
Pada metode MRC, titik sebaran yang diluar batas kontrol seperti ditunjukkan pada gambar 2.7., dapat diperiksa dengan empat aturan beriktu ini :
Universitas Sumatera Utara
1. Aturan Satu Titik Bila ada titik sebaran Y-Y’ berada diluar BKA dan BKB walaupun jika
semua titik sebaran dalam batas kontrol, belum tentu fungsi representative. Untuk itu penganalisaan perlu dilanjutkan dengan membagi MRC dalam tiga
daerah, yaitu A, B dan C. 2. Aturan Tiga Titik
Apabila ada tiga buah titik secara berurutan terdapat pada satu sisi, dan dua diantaranya jatuh pada daerah A, maka termasuk kondisi out of control.
3. Aturan Lima Titik Apabila terdapat lima buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi,
empat diantaranya jatuh pada daerah B, maka termasuk kondisi out of control. 4. Aturan Delapan Titik
Apabila terdapat delapan buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi pada daerah C, maka termasuk kondisi out of control.
3.2. Persediaan 3.2.1. Pengendalian Persediaan