Impulse Response Function IRF

e e t t , 7 , 1 − : Kesalahan penganggu residual error terms p : Panjang lag t : Kwartal Untuk dapat melakukan estimasi model VAR maka perlu ditentukan seberapa banyak variabel lag length dibutuhkan dalam model. Di dalam model autoregresi dimana peran waktu sangat berpengaruh maka peranan didalam model menjadi sangat penting. Penentuan lag length juga bertujuan untuk mendapatkan model yang tepat untuk diestimasi, dimana model tersebut ditentukan oleh banyaknya jumlah lag yang digunakan. Beberapa rumus yang biasa dipakai untuk menentukan lag optimal yaitu : AIC = 2 T k e X T RSS ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ SIC = T kj T X T RSS ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

3.4.2. Impulse Response Function IRF

Impulse Response Function IRF dilakukan untuk mengetahui respon dinamis dari setiap variabel terhadap satu standar deviasi inovasi Pramono, 2006. Analisis IRF bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel transmit terkointegrasi pada periode jangka pendek maupun jangka panjang. IRF merupakan ukuran arah pergerakan setiap variabel transmit akibat perubahan variabel transmit Universitas Sumatera Utara lainnya Manurung,2009. Nilai peramalan persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut : Y i n t i n t Y E Y − + + ∑ + = ε θ 3.13 Z i n t i n t Z E Z − + + ∑ + = ε θ 3.14 dimana EY dan EZ masing-masing nilai rata-rata dari Y dan Z. 3.4.3. Forecast Error Variance Decomposition FEVD Forecast Error Variance Decomposition FEVD dilakukan untuk mengetahui relative importance dari berbagai shock terhadap variabel itu sendiri maupun variabel lainnya. Identifikasi FEDV menggunakan Cholesky decomposition Pramono,2006. Analisis FEDV bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau kontribusi antar variabel transmit Manurung,2009. Analisis Forecast Error Variance Decomposition FEVD atau sering dikenal dengan istilah Variance Decomposition digunakan untuk memprediksi kontribusi persentase varian setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu di dalam sistem VAR. Persamaan FEVD dapat diturunkan dengan ilustrasi sebagai berikut : 1 1 1 X A A X E t t + = + 3.15 Nilai A dan A 1 digunakan mengestimasi nilai masa depan X t+1 1 1 1 2 2 1 ... .......... + − − + + + + + + = t n n t n t n t t e A e A e X E 3.16 Universitas Sumatera Utara Artinya nilai FEVD selalu 100 persen, nilai FEDV lebih tinggi menjelaskan kontribusi varians satu variabel transmit terhadap variabel transmit lainnya lebih tinggi. 3.5. Definisi Operasional Berdasarkan pada masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel- variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Inflasi INF adalah Inflasi kwartalan yang dihitung BI dalam persen. 2. Tingkat bunga BI BIR adalah suku bunga acuan Bank Indonesia Kwartal 3 bulanan dalam satuan persen 3. Suku bunga pasar uang SBPU adalah suku bunga pasar uang antar bank kwartal 3 bulanan dalam satuan persen. 4. Permintaan domestik DD adalah akumulasi konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah yang diambil secara kwartalan dalam satuan milliar rupiah. 5. Permintaan Eksternal Neto NED adalah selisih antara ekspor dan impor yang diambil secara kwartalan dalam satuan milliar rupiah. 6. Indeks Harga Ekspor IHE adalah perkembangan rasio ekspor Indonesia kwartal dalam satuan persen. 7. Indeks Harga Impor IHI adalah perkembangan rasio impor Indonesia kwartal dalam satuan persen. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Indikator Ekonomi Dan Stabilitas Inflasi

Krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada awal tahun 2008. Sejumlah kebijakan yang sangat agresif di tingkat global telah dilakukan untuk memulihkan perekonomian. Di Amerika Serikat, sebagai episentrum krisis, kebijakan pemerintah baru yang menempuh langkah serius untuk mengatasi krisis, menjadi faktor positif yang dapat mengurangi pesimisme akan resesi yang berkepanjangan dan risiko terjadinya depresi. Sementara itu, kemauan negara-negara industri maju lainnya untuk berkoordinasi dalam kebijakan pemulihan ekonomi juga diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pelaku pasar. Namun, proses berbagai lembaga keuangan memperbaiki struktur neracanya deleveraging yang diperkirakan masih terus berlangsung, serta dampak umpan balik dari sektor riil ke sektor keuangan, menyebabkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi. Di Indonesia, imbas krisis mulai terasa terutama menjelang akhir 2008. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen sampai dengan triwulan III- 2008, perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja permintaan domestik. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Universitas Sumatera Utara