meningkatnya impor, khususnya minyak, seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Sementara itu, pasokan valas yang terbatas terutama bersumber dari pelaku
asing sejalan dengan aliran masuk modal asing dalam instrumen keuangan domestik. Terbatasnya pasokan valas tersebut dipicu oleh krisis likuiditas global dan
berkurangnya minat investasi asing sebagai imbas lanjutan dari krisis subprime yang muncul sejak pertengahan tahun 2007. Dengan terus berlanjutnya kenaikan harga
minyak, terbatasnya pasokan juga didorong oleh sentimen negatif terhadap sustainabilitas fiskal dan meningkatnya ekspektasi inflasi.
Dalam kondisi neraca transaksi berjalan pada paruh pertama tahun 2008 yang masih mencatat surplus cukup besar dan respons kebijakan ekonomi makro yang
cukup berhati-hati serta kebijakan stabilisasi di pasar valuta asing secara terukur dan berhati-hati, dapat menahan tekanan depresiasi nilai tukar.
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Bagian ini menguraikan hasil-hasil selama periode penelitian, yaitu mengenai hasil analisis terhadap tingkat bunga BI BIR, permintaan domestik DD,
permintaan eksternal neto NED, indeks harga ekspor IHE, indeks harga impor IHI, tingkat bunga pasar uang SBPU dan inflasi INF.
4.2.1 Perkembangan Tingkat Bunga BI
Tingkat bunga BI BIR adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui rapat dewan gubernur BI. Perubahan dari tingkat bunga BI BIR
Universitas Sumatera Utara
akan sangat mempengaruhi pencapaian stabilitas inflasi. Perkembangan tingkat bunga BI BIR ini disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perkembangan Tingkat Bunga BI Periode BI
Rate Persen Periode
BI Rate Persen
2001:1 14.74 2005:3 8.75 2001:2 16.09 2005:4 12.75
2001:3 17.67 2006:1 2.75 2001:4 17.62 2006:2 2.75
2002:1 17.09 2006:3 11.75 2002:2 16.61 2006:4 9.75
2002:3 14.35 2007:1 9.50 2002:4 12.99 2007:2 9.00
2003:1 12.69 2007:3 8.25 2003:2 11.06 2007:4 8.00
2003:3 8.91 2008:1 8.00 2003:4 8.31 2008:2 8.00
2004:1 7.86 2008:3 8.00 2004:2 7.33 2008:4 8.25
2004:3 7.37 2009:1 8.75 2004:4 7.43 2009:2 7.50
2005:1 7.42 2009:3 6.50 2005:2 7.7 2009:4
6.50 Sumber :
www.bi.go.id Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa tingkat bunga BI BIR mengalami rata-
rata penurunan sebesar 0.24 persen. Nilai tingkat bunga BI BIR yang paling rendah terjadi pada kwartal 4 tahun 2009 sedangkan nilai tingkat bunga BI BIR
yang paling tinggi terjadi pada kwartal 3 tahun 2001. Visualisasi perkembangan tingkat bunga BI BIR ditunjukkan pada gambar
4.1. Dari gambar 4.1 ditunjukkan bahwa tingkat bunga BI BIR mengalami pertumbuhan negatif.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Perkembangan BI Rate 2001 Kwartal 1 Sampai 2009 Kwartal 4
4.2.2 Perkembangan Permintaan Domestik
Permintaan domestik DD adalah penjumlahan investasi, konsumsi dan belanja pemerintah. Perkembangan permintaan domestik disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perkembangan Permintaan Domestik Periode DD
Milyar Rp Periode DD
Milyar Rp
2001:1 328523.9 2005:3
409313.0 2001:2 331482.5
2005:4 387216.1
2001:3 330114.4 2006:1
402943.7 2001:4 318133.5
2006:2 419464.2
2002:1 331915.4 2006:3
436625.0 2002:2 336785.3
2006:4 414442.8
2002:3 350107.3 2007:1
425877.1 2002:4 342491.4
2007:2 439217.8
2003:1 346173.9 2007:3
464246.8 2003:2 342249.6
2007:4 448213.8
2003:3 364040.8 2008:1
456414.9 2003:4 354065.2
2008:2 471486.3
2004:1 376828.3 2008:3
492864.8
Universitas Sumatera Utara
2004:2 378791.9 2008:4
462291.8 2004:3 381971.3
2009:1 510345.9
2004:4 381488.2 2009:2
532949.2 2005:1 395516.2
2009:3 548836.7
2005:2 404858.9 2009:4
613941.8 Sumber : www.bi.go.id
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa permintaan domestik mengalami rata- rata peningkatan sebesar 1.8 persen. Nilai permintaan domestik DD yang paling
rendah terjadi pada kwartal 1 tahun 2001 sedangkan nilai permintaan domestik DD yang paling tinggi terjadi pada kwartal 4 tahun 2009. Visualisasi perkembangan
permintaan domestik DD ditunjukkan pada gambar 4.2. Dari gambar 4.2 ditunjukkan bahwa permintaan domestik DD mengalami pertumbuhan positif.
Gambar 4.2 Perkembangan Permintaan Domestik DD 2001 Kwartal 1 Sampai 2009 Kwartal 4
Lanjutan Tabel 4.2
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Perkembangan Permintaan Eksternal Neto