mengalami kemajuan pesat yang kemudian berganti menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan IKIP Jakarta cabang Medan. Dan kemudian terjadi
perubahan untuk menjadikan IKIP sebagai universitas yang dimaksudkan sebagai upaya peningkatan mutu penyelenggaraan dan mutu lulusan yang dipandang
4.2. Profil Informan
4.2.1. Informan Kunci Key Informan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa informan kunci yang mengetahui banyak hal mengenai permasalahan yang bisa diungkapkan dalam penelitian ini.
Informan ini mempunyai keterlibatan langsung dan pengetahuan tentang ayam kampus.
A. Germo Penghubung
HP Sinaga nama samaran mahasiswa tidak aktif.
Penghubung mempunyai banyak sebutan dimana – mana, seperti Germo, GM, Mucikari, Broker, Cong atau mami penghubung wanita, papi penghubung pria.
Hp. Sinaga, seorang penghubung germo yang menghubungkan peneliti pada 4 orang ayam kampus yang dikenalnya. HPS, saat ini berumur 25 tahun, dan sudah 1 tahun
belakangan ini ia berstatuskan mahasiswa tidak aktif karena kesibukannya bermain di sebuah klub sepak bola. HPS seorang penduduk asli Medan dan bertempat tinggal di
daerah Binjai. Dilihat dari nama belakang keluarganya, ia seorang bersuku Batak dan ia beragama Kristen Protestan. Masuk kuliah pada tahun 2003.
HPS mempunyai lingkungan pergaulan yang diakuinya cukup bebas. Mungkin dikarenakan ia seorang laki – laki dan orangtuanya tidak terlalu memperhatikan semua
Universitas Sumatera Utara
tingkah laku yang diperbuatnya. Sebenarnya HPS mempunyai cita-cita ingin menjadi pesepak bola sesuai dengan kegiatan yang dijalaninya saat ini
”Kalo bisa aku jadi seperti barca. Sampe sekarang aku pun masih pengen tapi mungkin memang nasib berkata lain. Aku cuma bisanya sampe
tingkatan lapangan antar kampus aja”.
Hasil wawancara, September 2008 Perkenalannya dengan seorang mahasiswi ayam kampus yang mengarahkan HPS
menjadi seorang germo. Ia pernah menggunakan ayam kampus yang bernama Oni bukan nama sebenarnya yang berasal dari kampusnya sendiri. Satu tahun belakangan ini, HPS
mempunyai ±10 ayam kampus yang menggunakan jasanya. Tetapi ia juga mempunyai beberapa teman satu stambuknya yang ia tahu mempunyai double job ini. Ia sangat tahu
bagaimana keadaan semua ayam kampus yang dikenalnya. Ia sangat tahu bagaimana butuhnya para ayam kampus tersebut akan uang untuk semua kebutuhan – kebutuhannya.
Disini HPS mengatakan : ”Sejauh yang kukenal cewek – cewek itu, semua memang murni karena
butuh uang aja. Kalo sekarang jd melenceng, jadi buat gaya hidup orang itu... yaa itu buat harga jual orang itu makin tinggi ajanya.”
Hasil wawancara, September 2008. Saat ini HPS sedang fokus pada pekerjaannya sebagai pelatih sepakbola anak –
anak dan pada lapangan futsal yang ia dirikan sebagai lahan usahanya.
B. Ayam Kampus
1. Oni
nama samaran – faktor ekonomi.
Oni adalah mahasiswi perantau asal tanah Karo. Tinggal di kost-kostan daerah Jamin Ginting. Mahasiswa stambuk 2004 ini mengambil ilmu sosial di UNIMED. Oni
Universitas Sumatera Utara
termasuk perempuan yang cukup pendiam dilihat dari caranya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dari peneliti.
Oni adalah seorang penganut agama Kristen suku Batak dan anak pertama dari 5 bersaudara. Biaya perbulannya hanya sebesar 500.000 yang disadarinya belakangan ini
jumlah segitu sangat minim untuk menghidupi kebutuhannya sehari – hari, namun itu diterimanya karena orangtuanya seorang petani. Menurut pengakuan oni, semakin hari ia
semakin tidak kuat menahan beratnya hidup dikota dengan bermodalkan 500.000bulan. Selama peneliti melakukan wawancara dengan informan, tampak sekali tekanan
berat dari raut mukanya saat menceritakan kehidupan keuangan keluarganya yang beberapa bulan belakangan ini ia sokong dari hasil menjadi ayam kampus.
Pada saat wawancara, Oni yang dijumpai di kamar kost menunjukkan foto – foto dirinya sebelum menjadi ayam kampus. Tampak perubahan drastis pada fisik :
”Dulu pas kali lah wajah anak petani. Itam, legam, kriting gak jelas, kulit lain- lain warnanya, gak punya apa-apa. ”
Hasil wawancara, bulan oktober 2008.
Dan selama wawancara berlangsung, ia berpenampilan biasa saja layaknya wanita cantik yang alami. Ia tidak menonjolkan kecantikannya dengan berlebihan karena ia tidak mau
menjadi bahan perhatian banyak orang.
2. Jasmine
nama samaran – faktor ekonomi.
Ia merantau cukup jauh ke Medan. Asalnya dari Banyuwangi Jawa. Jasmine menginjak Medan pada tahun 2004 dan terdaftar sebagai mahasiswa di UISU pada tahun
2005 dengan jurusan Hukum. Jasmine anak ke 4 dari 6 bersaudara, beragama Islam suku Jawa. Orangtuanya seorang kernet metromini dan buruh cuci. Tidak diketahui
kebenarannya namun ia tidak malu mengatakannya. Karena cukup banyaknya anggota
Universitas Sumatera Utara
keluarga yang harus dihidupi, sehingga orangtuanya hanya mampu mengirim 400.000bulan.
Biaya yang kurang penyebab utama Jasmine menjadi ayam kampus sama seperti Oni. Masih memasuki semester II, Jasmine sudah menjadi ayam kampus. Ia tidak tahan
dengan ajakan – ajakan menikmati Medan yang katanya modern dan asik itu. ”Dulu pertama kali kesini kak, saya betul-betul bodo ndak tau apa-apa.
Sekarang, kakak mau nanya apah?” Hasil wawancara, bulan november 2008
Dalam seminggu ia melayani 2-3 tamu dengan tarif yang berbeda – beda sesuai dengan pekerjaan tamu dan pelayanan apa saja yang diinginkan.
Jasmine memilih Medan sebagai tempat merantau hanya karena ia ingin jauh dari bapaknya yang suka main tangan dan main perempuan. Jasmine mempunyai sanak
saudara yang berada di Tj.Balai yang bisa menjamin hidupnya seadanya, namun Jasmine ternyata tidak betah karena selama 1 tahun ia diperlakukan selayaknya pembantu rumah
tangga sehingga ia memilih keluar dari rumah dan memilih kost dekat dengan kampusnya.
Dilihat dari perawakan dan pembawaannya, Jasmine termasuk perempuan yang cukup cantik berkulit putih bersih, bibir yang sensual dan lumayan tinggi tetapi tidak
terlalu feminim. Cukup menarik untuk dilihat lebih lama. Namun dilihat dari caranya berbicara, Jasmine orang yang cukup keras.
3. Je
nama samaran – Penyuka hubungan seksual.
Universitas Sumatera Utara
Je berasal dari rantau prapat. Tinggal di kost bersama temannya yang berasal dari kampung yang sama dan juga seorang ayam kampus. Ia mengambil jurusan ilmu
akuntansi komputer di IBBI. Je berada di Medan sejak ia tamat SMA pada tahun 2005. Masih berumur berumur 20 tahun dan ia menyewa sebuah kamar kost yang
lumayan mahal di sekitar Deli Plaza dekat dengan kampusnya. Namun sesuai dengan keterangan yang diberikan informan disebuah restoran Jepang di Capital Building, ia
memilih lokasi kost tersebut, selain dekat dengan kampus, juga dekat dengan tempat hiburan seperti deli plaza, capital building dan hotel J.W Marriot.
Ayahnya bekerja sebagai pengolah lahan salah satu perkebunan kelapa sawit di rantau prapat dan ia adalah seorang anak tunggal untuk itu ia mendapat kiriman sebesar 1
– 1,5 juta bulan karena ia berasal dari keluarga yang cukup berada perekonomiannya. Keluarganya adalah keturunan Melayu dan beragama Islam sejak ia berada dikandungan
ibunya. Selain ingin melanjutkan pendidikan, ia juga ingin lebih bebas dari orangtuanya karena diakui orangtuanya cukup ketat dalam pergaulan dan waktu bermainnya. Ia
menjadi ayam kampus sejak ia pertama kali masuk kuliah. Dikatakan begitu karena pada masa SMA nya, ia sudah melakukan hubungan seksual dengan beberapa teman laki –
lakinya yang berstatuskan pacar dan sudah melakukan aborsi sekali. Belakangan disadarinya ia sangat menyukai seks
“Gak tau ya, suka aja. Kecarian aja rasanya. Abis enak Coba rasain deh. Seru-seru gimana gitu”
Hasil wawancara, bulan november 2008
Je mengaku mampu melayani 3-4 tamu dalam sehari yang didapatnya dari seorang germo. Tarifnya pun tidak murah, short time nya saja bisa mencapai 600.000.
Universitas Sumatera Utara
Je merupakan gadis yang cantik dilihat dari kulitnya yang bersih, mungil dan tubuh yang berisi membuat banyak laki – laki pasti meliriknya terbukti dari selama
wawancara yang dilakukan di sebuah cafe di daerah kejaksaan banyak laki – laki yang meliriknya. Ia bukan gadis yang mengumbar keseksian karena tanpa tampil seksi pun sex
appeal nya bisa terlihat. Dan karena faktor aura itu ia mendapat banyak pelanggan. Salah satu yang menjadi pelanggan tetapnya ialah seorang anggota dewan di Medan. Namun
karena ia tidak mau mengundang perhatian orang banyak untuk itu ia pun berusaha tampil sealami mungkin layaknya wanita.
4. Via
nama samaran – Kecewa terhadap laki-laki.
Via adalah perantau dari rantau prapat yang merupakan teman dari informan saya yang bernama Je. Tinggal dikamar kost dekat dengan Deli Plaza. Via lebih dahulu berada
di Medan pada tahun 2004 dan mulai kuliah pada tahun 2005 di jurusan yang sama dengan Je.
Via berumur 21 tahun dan anak bungsu dari 2 bersaudara. Ia berasal dari keluarga yang beragama kuat, yang diketahui peneliti dari informan sendiri bahwa sejak dari SMP
ia sudah umroh ke tanah suci dan sudah menunaikan ibadah haji pada saat ia duduk di bangku SMA.
Via mendapat kiriman sebesar Rp. 1 juta – lebih karena orangtua Via mempunyai perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari postur tubuh, Via termasuk perempuan menarik,
selain tubuhnya yang bagus ia juga seorang yang periang dan santai, tampak dari cara ia menjawab semua pertanyaan – pertanyaan dari peneliti yang sangat bekerjasama. Saat
ditanya kenapa mau menjadi ayam kampus, ia hanya menjawab :
Universitas Sumatera Utara
Seru....enyak..gaul Hasil wawancara, bulan november 2008
Tarif Via sebesar 500.000 – lebih dan dalam seminggu ia bisa melayani 4 – 5 tamu yang ia dapat dari jasa germo.
Dan tidak tampak perubahan yang drastis pada fisik Via, karena dari kecil ia sangat diurus ibunya mulai dari tubuh, makanan hingga kulit.
5. Jacky
nama samaran – faktor gaya hidup
Mahasiswi 20 tahun yang berasal dari Siantar ini memilih kost jauh dari kampusnya di daerah sei di pusat kota dari tahun 2005 pada tahun pertama ia kuliah di
UISU daripada tinggal bersama saudaranya dengan alasan ingin lebih bebas. Memang dilihat dari penampilan Jacky tampak sebagai individu yang bebas. Namun saat ditanyai,
Jacky tidak terlalu banyak memberikan informasi. Peneliti lebih banyak dibantu oleh teman Jacky yang adalah juga informan peneliti.
Orangtua Jacky seorang dosen di salah satu kampus di Siantar, Jacky adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara dengan biaya bulanannya berkisar 800.000 – 1 juta. Jacky adalah
perempuan yang ingin bergaul dengan siapa saja, bebas dan sangat mengikuti alur zaman yang berubah-ubah tampak dari pembawaan dirinya selama beberapa hari melakukan
observasi dan mewawancarainya. Jacky seorang yang bersuku Batak yang terkenal keras, dan beragama Kristen,
namun walaupun ia seorang ayam kampus ia tetap menjalankan ibadahnya dengan baik. Namun tidak mengikuti semua kegiatannya karena kesibukannya bersama pelanggan -
pelanggannya.
Universitas Sumatera Utara
Mahasiswi Hukum UISU ini mengatakan, telah menyadari menjadi ayam kampus sejak ia melayani seorang dosen demi nilai mata kuliahnya.
“ waktu itu untuk pertama kali aku datangi dosenku, dengan tujuan mempertanyakan nilai doang, obrolan kami panjang lebar yang
terakhirnya aku ngelayanin dia, kebetulan dosen itu idolaku aku suka gaya necisnya jadi aku mau aja yang penting dapat nilai A, dan aku
nikmatin..” Hasil wawancara, November 2008
Ia bisa melayani 4 – 5 tamu dalam 1 minggu dengan tarif yang berbeda – beda. Ia tidak terlalu mematok harga jasanya karena pada berdasarkan hasil wawancara ia melakukan
ini hanya sekedar menikmati kesenangan.
6. Reni
nama samaran – faktor ekonomi.
Reni adalah mahasiswi asli Medan. Ayahnya seorang pemborong dan ibunya mempunyai catering kue. Ia kuliah di IBBI jurusan pariwisata, untuk itu ia gampang
mendapatkan pelanggan karena dunia kuliahnya yang berhubungan dengan hotel dan pariwisata.
Reni yang berusia 23 tahun seorang anak bungsu dari 3 bersaudara dan keturunan Sunda Batak dan beragama Islam. Ia masih tinggal bersama orangtuanya di daerah Mabar
sementara menunggu uangnya terkumpul sedikit lagi untuk dapat menyewa sebuah rumah yang cukup bagus untuk ia tempati. Keadaan keuangannya yang membuat ia
menjadi ayam kampus Sekarang udah 2 tahun aku gini, hidup ku udah nggak kek dulu lagi,
nggak ancur-ancuran mikirin duit. Hasil wawancara, November 2008
Ia melayani seks para pejabat dan om-om berduit dengan bayaran 500.000 – 700.000 sesuai pelayanan yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
Reni berasal dari keluarga yang tidak harmonis dan sejak kecil ia sudah menafkahi dirinya sendiri hingga sampai saat ini. Menjadi seorang bartender di sebuah
klub malam pun dilakoninya demi untuk mendapatkan uang dan orangtuanya tidak memperdulikan pekerjaannya itu yang notabene adalah pekerjaan yang tidak baik untuk
perempuan karena jam kerja yang dimulai dari jam 22.00 – 04.00. Reni seorang perokok berat, tampak dari saat ia diwawancara. Ia mengatakan
sangat stress apabila ia mengingat tentang keadaan keluarganya
7. Kiky
nama samaran – kecewa terhadap laki – laki.
Kiky seorang mahasiswi yang sedang cuti kuliah sudah 1 tahun belakangan untuk bekerja membantu keuangan keluarganya dan dirinya sendiri. Ia sudah kuliah selama 2
tahun di jurusan hukum UISU Kiky dikenalkan kepada peneliti oleh Jacky yang adalah sahabatnya. Kiky mahasiswi asli Medan yang bertempat tinggal jauh dari kampusnya
sekarang bekerja sebagai seorang SPG Cosmetic di salah satu plaza di Medan. Mahasiswi UISU yang mengambil jurusan Hukum pada tahun 2007 ini anak
sulung dari 4 bersaudara. Keluarganya berasal dari suku Padang Jawa dan beragama Islam. Ia bekerja karena orangtuanya tidak sanggup lagi membiayai disebabkan ayahnya
dipecat dari pekerjaannya karena mempunyai kasus kriminal. Kiky bekerja sambil kuliah namun karena krisis keuangan mengharuskan ia
menghabiskan waktu untuk lembur untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah dan juga membiayai kuliah adiknya, karena itu kiky memilih untuk cuti dari
perkuliahannya.
Universitas Sumatera Utara
Kiky menjadi seorang ayam kampus diawali dari kisah cintanya yang cukup tragis dari cara ia menceritakannya dimana banyak laki – laki yang menjadi kekasihnya
yang kemudian meninggalkannya setelah mengambil uang dan tubuhnya. Namun Kiky sempat berjanji dalam dirinya yang dipaparkan pada saat wawancara di sebuah kafe di
Sun Plaza untuk berhenti menjadi ayam kampus namun tawaran uang yang menggiurkan dan ingatannya akan laki – laki yang meninggalkannya membuat ia mengurungkan
niatnya.
8. Dinda
nama samaran – ingin mengikuti gaya hidup.
Mahasiswi asal Binjai ini mengambil jurusan ilmu ekonomi di Harapan dari tahun 2004. Karena jauhnya jarak tempat tinggal dan kampusnya, ia memilih kost didaerah
Pringgan, tak jauh dari kampusnya. Dinda berasal dari keluarga yang perekonomiannya menengah kebawah karena ayahnya seorang pedagang buah yang tidak jelas berapa
penghasilannya. Ia anak ke 2 dari 4 bersaudara. Ia seorang penganut agama Islam dan bersuku
Batak. Dinda mengaku menerima biaya bulanan dari orangtuanya sebesar Rp.700.000,- dan ia bisa kuliah di Harapan karena saudaranya bersedia membantu biaya kuliahnya
hingga lulus mendapat gelar. Ia sadar dengan jumlah uang yang sedikit tersebut ia tidak akan bisa membeli semua kebutuhan dan mengikuti trend yang selalu berganti namun
karena keinginan semua wanita yang selalu ingin tetap mengikuti tren sangat melekat di diri Dinda menyebabkan ia mencari jalan pintas dengan mengikuti temannya yang juga
seorang ayam kampus untuk mendapatkan uang dengan cepat dan banyak. “ sebenarnya keterlibatanku di dunia sini gara-gara awalnya aku cuma
pengen ngupdate trend aja. Aku pingin make baju-baju seperti punya
Universitas Sumatera Utara
teman kampusku, begaya elit punyalah. Aku sekarang suka nge’bucks, beli baju merk kek sekarang celanaku zara baju ku dari topshop, make-up ku
bobby brown, nyalon 2x seminggu di ex-jo. Buat ngikutin itu terus yaaa gini la cara dapet duitnya. Tapi ok kan? Aku gak mau kelihatan
kampungan.” Hasil wawancara, September 2008
Perubahan fisik yang ia alami tidak begitu diperhatikan keluarga, terutama ibunya karena kedua orangtuanya sibuk menjual buah – buah untuk kehidupan mereka. Ia
menjalani kehidupannya dengan sangat bebas karena ia tidak dibebani untuk membantu usaha keluarganya. Ia hanya diwajibkan oleh orangtuanya untuk menyelesaikan studinya
di perguruan tinggi.
9. Rosa
nama samaran – faktor keingintahuan.
Mahasiswi asal Jakarta ini kuliah di tempat yang sama dengan Dinda. Ia mengambil jurusan yang sama pada tahun yang sama pula. Ia memilih Medan karena
hanya ingin mandiri dari orangtuanya. Biaya bulanannya sekitar Rp 1.5 juta - lebih. Orangtuanya berprofesi sebagai pejabat pemerintah di Jakarta. Ia anak ke 3 dari 4
bersaudara. Ia beragama Islam dan merupakan seorang bersuku Jawa. Rasa keingintahuannya yang besar yang membuat ia menjadi ayam kampus :
“ aku cuma berniat mengetahui pekerjaan teman satu kuliahku, karena aku aneh aja dengan segala tindak tanduknya setiap hari, hingga pada
akhirnya aku berhasil mengungkapnya tanpa aku sadari bahwa aku telah terjebak juga dalam ceritanya. Aku lebih cepat menganggukkan setiap
ajakannya hingga pada suatu saat aku menemaninya melakukan transaksi yang gila itu…”
Hasil wawancara, September 2008
Namun Rosa sangat jarang menerima tamu, hanya sesekali atau 2-3 tamu dalam seminggu, ia lebih memilih bersenang – senang bersama teman – temannya.
Universitas Sumatera Utara
Penampilannya pun sangat biasa. Ia seorang gadis yang cantik dan menarik dan penampilannya yang biasa saja. Tampak dari cara ia berpakaian dan berdandan.
Layaknya wanita biasa karena ia berusaha tampil senormal mungkin di depan orang banyak. Dan saat ini ia menyewa sebuah rumah di perumahan Tasbih. Alasan menyewa
pun sebenarnya untuk menjaga kerahasiaan dirinya sebagai ayam kampus dimana kehidupan diperumahan lebih individualis dan tidak mementingkan kegiatan orang lain.
10. Lola
nama samaran – faktor kecewa terhadap laki – laki.
Ia adalah seorang mahasiswi yang bekerja sebagai SPG dan juga ayam kampus. Ia menggeluti dunia ayam kampus semenjak mengenal seorang pria warga negara asing
yang dikenalnya sebagai customernya sendiri. Lola menjadi SPG Parfum di salah satu plaza selama 2 tahun ini. Ia berasal dari
lubuk pakam dan memilih kost di daerah gatot subroto dekat dengan lokasi ia bekerja. Ia kuliah di UMSU jurusan pertanian pada tahun 2006. Ia anak ke 2 dari 5 bersaudara.
Mahasiswi yang bersuku Batak dan beragama Kristen ini mengaku menjadi SPG karena keuangannya membutuhkan sokongan lebih untuk memenuhi kebutuhannya, karena ia
hanya menerima Rp.700.000bulan dari orangtuanya yang bekerja sebagai guru SMA. Ia memilih kuliah di UMSU karena ajakan beberapa temannya. Orangtuanya
melarang karena UMSU identik dengan Islam namun karena Lola tidak bisa lulus di perguruan tinggi negeri ia pun memutuskan kuliah di UMSU ditambah ia mendapat
bantuan dari seorang kerabat keluarganya untuk kuliah di UMSU.
Universitas Sumatera Utara
Kekecewaannya terhadap seorang lelaki keturunan asing yang membuat ia terjun menjadi ayam kampus dan hingga sekarang ia melayani 5 – 6 tamu dalam seminggu. Dan
hasil yang didapat sebagai ayam kampus terkadang dikirim kepada adik dan orangtuanya.
11. Mona
nama samaran – faktor ekonomi.
Mona berasal dari Porsea, mengambil jurusan sosial sama seperti informan saya yang bernama Oni dan juga masuk pada tahun 2004. Ia anak sulung dari 5 bersaudara.
Memilij kost di daerah Pancing agar lebih dekat dengan kampusnya. Mona seorang wanita bersuku Batak dan beragama Kristen, namun dari perawakannnya saat
diperhatikan dengan seksama oleh peneliti, Mona tidak seperti wanita Batak seperti biasanya, karena wajahnya yang sangat ayu dan kelihatan lembut.
Ia menerima kiriman bulanan dari orangtuanya sebesar Rp.600.000,- dimana jumlah itu sangat sedikit untuk Mona, seorang wanita yang sangat gemar berbelanja dan
menghabiskan waktunya dengan kesenangan – kesenangan seperti cuci mata, belanja, sekedar minum kopi di cafe dll.
Orangtuanya seorang guru honor, dimana banyak adik – adiknya yang masih memerlukan biaya. Untuk itu sudah 5 bulan belakangan ia tidak menerima lagi uang
kiriman dari orangtuanya. Dirinya terpaksa menggeluti dunia ayam kampus lantaran untuk kebutuhan
ekonomi : “Sejak semester kemaren aku udah gak dibiayai orangtua lagi. Adik-adik
ku banyak Masih ada 5 lagi. Ga ada uang bpk ku bt dikirim lagi.” Hasil wawancara, desember 2008
Universitas Sumatera Utara
Hampir 4 x seminggu Mona melayani pria hidung belang dengan tarif minimal Rp 300 ribu. Ia melayani banyak kalangan, namun paling sering yang menggunakan
jasanya ialah anggota militer.
4.3. Analisis Teori Dramaturgi, Penyimpangan – Penyimpangan, Serta Prestasi Ayam Kampus