Ayam Kampus Kota Medan Dengan Analisis Teori Dramaturgi (Studi Kasus pada Mahasiswi “ayam kampus” di Kota Medan)

(1)

Proposal Penelitian

Ayam Kampus Kota Medan

Dengan Analisis Teori Dramaturgi

(Studi Kasus pada Mahasiswi “ayam kampus” di Kota Medan)

Disusun Oleh

ELFRIDA GRACE

030901023

SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN SOSIOLOGI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : NAMA : Elfrida Grace Manullang

NIM : 030901023

DEPARTEMEN : Sosiologi

JUDUL : Ayam kampus kota Medan dengan analisis teori

dramaturgi (Studi kasus pada mahasiswi ayam kampus di kota Medan)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

(Drs. Henry Sitorus M.Si) (Prof. Dr. Badaruddin M.Si) NIP : 131 913 188 NIP : 131 996 175

Dekan

(Prof. Dr. M Arif Nasution MA) NIP : 131 757 010


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN SOSIOLOGI

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi departemen Sosiologi

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Tim Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji I (Reader) : ( )


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas limpahan berkat dan karunia yang begitu besar untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Segala hormat dan kemuliaan bagi-Nya penulis persembahkan karena hanya berkat bimbingan tangan-Nyalah maka penulis dapat merangkai kata demi kata sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul : “ Ayam Kampus kota Medan dengan Analisis Teori Dramaturgi (Studi kasus pada mahasiswi ayam kampus di kota Medan)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dukungan dari semua pihak sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik itu berupa moril maupun materil. Dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada pihak – pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi 3. Ibu Dra. Rosmiani , MA selaku Sekretaris Departemen Sosiologi

4. Bapak Drs. Hendri Sitorus M.Si selaku dosen pembimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

5. Segenap dosen dan staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

6. Orangtuaku Drs. E. Manullang dan K.Silitonga, terima kasih atas sabar dan kasih sayangnya. Selesai juga aku kan bos?

7. Penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada donatur tetapku dirumah, Franclin Ss, Bob Jimmy Amd, K’Sari Amd, Marini Spd, B’Mozes Ss, Emilya, B’Nurat Se, ponakan – ponakanku. Terima kasih atas pertanyaan sakit telinga “kapan selesai”, dan semua bantuan dan pertolongan baik moril maupun materil.

8. Semua informan kunciku yang tidak mau diungkapkan secara gamblang namanya satu – persatu. Terima kasih atas kerjasama kita. Karena kalianlah aku bisa selesai. Kita jumpa di salon ya bu.

9. Kepada Rio Nare Saragih S.Hut. Buat semua keanehan, tingkah laku autis, telpon sms, egois, emosi, sabar (terutama), senyum, sayang, I heart u.

10. Kepada Bff ku, Sarah, Eva, Helen, Sri Sulastri, Acong, Enda, Kiki Zulaika. Thanks for supporting me.. Cari aku kalo aku sukses!!

11. Rekan – rekan Sosiologi 03, Ferdinand (makasi oriflamenya), Ferry, Rizky Alfarisi, Vorta, Herman, Bastian, Alexsander, Albert, David MFS, David Noel, Hardi, Marganti dan semua yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, terima kasih bantuan kalian.

12. Seniorku yang buat aku malu setiap melihat kalian karena belum lulus juga.. Bro Jordan, Mas Ded, B’Yono.


(6)

13. Adik – adik 04, 05, 06, 07, 08 Juga buat Grace 08, (jangan ikuti jejak kakakmu ni ya)

14. Teman – teman jogetku, Michael Tan, Tumpal Ht.Barat, David Ht.Barat, Joshua, Samantha Yacat, Stefanus, Laura Tarigan, Michelle Djuang, Sweeta Situmeang, Grace Stella, Rosa, Shara, Sofia. We’ll keep on dancing. We’ll still be teenagers. 15. Teman besarku k’Henny, alm.k’Grace, Tasha. We’ll meet someday.

16. Kepada Bang Herwin Girsang, Eva Siboro, Helen Ruth Oktora, kita pasti tetap gila. Ditunggu undangan ke nav.

17. Akhirnya kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu terima kasih atas bantuannya. Tuhan memberkati.

Medan, Juni 2009 Hormat saya


(7)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ………...i

DAFTAR ISI ………iv

DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR MATRIKS ………. ABSTRAKS ……… BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ……….1

1.2. Perumusan Masalah ………5

1.3. Tujuan Penelitian ………5

1.4. Manfaat Penelitian ………..5

1.5. Defenisi Konsep ……….6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Dramaturgi ………...……….7

2.2. Penyimpangan Sosial/ Deviasi Sosial ……….9

2.3. Jaringan Sosial ………..12

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ……….13


(8)

3.3. Unit Analisa dan Informan ………14

3.4. Teknik Pengumpulan Data ………15

3.5. Interpretasi Data ………....17

3.6. Jadwal Kegiatan ………17

3.7. Keterbatasan Penelitian ……….18

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………..20

4.1.1. Sejarah Kota Medan ………...20

4.1.2. Data Perguruan Tinggi di Medan ………...21

4.1.3. Profil Perguruan Tinggi Penelitian ……….27

4.1.3.1. UISU ………...27

4.1.3.2. IBBI ………29

4.1.3.3. UMSU ………30

4.1.3.4. Yaspendhar ……….31

4.1.3.5. UNIMED ………...33

4.2. Profil Informan ………33

4.2.1. Informan Kunci ……….33

4.2.2. Informan Biasa ………..35

4.3. Analisis Teori Dramaturgi, Penyimpangan – penyimpangan, serta Prestasi Ayam Kampus ………..46

4.3.1. Analisis Teori Dramaturgi Pada Ayam Kampus …………..46

4.3.2. Deviasi Sosial pada Mahasiswi yang Berperan Ganda sebagai Ayam Kampus ………54


(9)

4.3.2.1. Ekonomi ………...55 4.3.2.2. Sex sebagai Pelarian/Kesenangan ………..56 4.3.2.3. Gaya Hidup dan Rasa Keingintahuan ………60 4.3.3. Bentuk Deviasi lain yang Terjadi pada Ayam Kampus ……62 4.3.3.1. Alkohol, Rokok, dan Narkoba ………...62 4.3.4. Indeks Prestasi Mahasiswi Ayam Kampus ………...64 4.3.5. Medan Metropolitan dan Keberadaan Ayam Kampus …….70 4.3.6. Agama, Moral dan Kultur ……….74 4.4. Matriks Substansi Penelitian ………...77

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ………..84

5.2. Saran ………86

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ……….17 Tabel 2. Data Perguruan Tinggi di Medan ………....21


(11)

ABSTRAK

Kampus adalah satu ikon penting sebagai tempat berlangsungnya pendidikan. Kampus dianggap sebagai tempat belajar yang cukup kompeten karena mahasiswa bisa menggantungkan impian, cita-cita dan masa depan. Mahasiswa yang tengah mengenyam pendidikan tinggi tidak sekedar masuk kuliah atau mengikuti ujian sebagai syarat kelulusan. Mereka yang akan segera terjun ke masyarakat untuk menerapkan ilmu yang dimiliki, tentu diharapkan juga bisa mengembangkan diri agar bisa menjadi sarjana yang berkualitas, kreatif, kritis dan bertanggung jawab. Seiring laju globalisasi yang begitu pesat, berbagai permasalahan muncul dalam dunia Pendidikan Indonesia. Kasus kriminal seperti peredaran narkoba, pergaulan bebas, pola hidup hedonis dan keberadaan ayam

kampus menjadi kehidupan yang identik dengan dunia kampus. Fenomena keberadaan ayam kampus saat ini semakin menjadi dan cukup merisaukan masyarakat banyak.

Kehadiran mereka pun disebabkan oleh banyak faktor yang perlu diketahui. Keadaan ini menyebabkan pendidikan mengalami degradasi. Keberadaan mereka pun disadari butuh perjuangan untuk tetap berada di tengah – tengah masyarakat. Untuk itu mereka melakoni peran yang rumit, yaitu berperan sebagai anak yang baik di depan keluarga, berperan sebagai mahasiswi yang normal seperti kebanyakan mahasiswi –mahasiswi. Banyak peran yang mereka lakoni agar keadaan mereka sebagai ayam kampus tidak diketahui.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatitif dengan pendekatan analisis teori dramaturgi. Dalam hal ini, data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan didukung dengan pencatatan dokumen yang berasal dari jurnal dan surat khabar serta situs internet. Lokasi penelitian ini berada di 5 kampus di Kota Medan yaitu : Universitas Negeri Medan(UNIMED), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Yayasan Perguruan Tinggi Harapan, IBBI, Universitas Muhamaddiyah Sumatera Utara (UMSU). Informannya ialah : Penghubung (Germo) dan

Ayam kampus.

Dari hasil penelitian terhadap 11 ayam kampus di 5 perguruan tinggi menunjukkan bahwa mahasiswi yang menjadi ayam kampus mempunyai faktor – faktor yang berbeda – beda. Tampak dari faktor yang ada, beberapa diantara hasil penelitian ialah banyak kepada faktor ekonomi, faktor kecewa terhadap laki-laki, faktor kepuasan diri terhadap hubungan seksual dan faktor gaya hidup.

Kehidupan ayam kampus dianalisa dengan teori dramaturgi dimana kehidupan mereka merupakan pertunjukan yang mereka atur, sutradara, dan lakoni sendiri dengan konsep ‘pertunjukan dramanya sendiri’. Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh ayam kampus, terciptalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang memberikan makna tersendiri. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada latar belakang sosial masyarakat itu sendiri. Lakon yang diperankan oleh

ayam kampus itu dimainkan dengan sebaik mungkin untuk tidak menunjukkan identitas

asli mereka kepada khalayak ramai terutama kepada keluarga dan orangtua. Identitas palsu pun beredar, dengan alasan untuk menjaga kerahasiaan. Jasa yang mereka berikan tidak semurah pelacur dijalanan. Ada pelayanan tersendiri, dilihat dari dimana mereka menuntut ilmu.


(12)

ABSTRAK

Kampus adalah satu ikon penting sebagai tempat berlangsungnya pendidikan. Kampus dianggap sebagai tempat belajar yang cukup kompeten karena mahasiswa bisa menggantungkan impian, cita-cita dan masa depan. Mahasiswa yang tengah mengenyam pendidikan tinggi tidak sekedar masuk kuliah atau mengikuti ujian sebagai syarat kelulusan. Mereka yang akan segera terjun ke masyarakat untuk menerapkan ilmu yang dimiliki, tentu diharapkan juga bisa mengembangkan diri agar bisa menjadi sarjana yang berkualitas, kreatif, kritis dan bertanggung jawab. Seiring laju globalisasi yang begitu pesat, berbagai permasalahan muncul dalam dunia Pendidikan Indonesia. Kasus kriminal seperti peredaran narkoba, pergaulan bebas, pola hidup hedonis dan keberadaan ayam

kampus menjadi kehidupan yang identik dengan dunia kampus. Fenomena keberadaan ayam kampus saat ini semakin menjadi dan cukup merisaukan masyarakat banyak.

Kehadiran mereka pun disebabkan oleh banyak faktor yang perlu diketahui. Keadaan ini menyebabkan pendidikan mengalami degradasi. Keberadaan mereka pun disadari butuh perjuangan untuk tetap berada di tengah – tengah masyarakat. Untuk itu mereka melakoni peran yang rumit, yaitu berperan sebagai anak yang baik di depan keluarga, berperan sebagai mahasiswi yang normal seperti kebanyakan mahasiswi –mahasiswi. Banyak peran yang mereka lakoni agar keadaan mereka sebagai ayam kampus tidak diketahui.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatitif dengan pendekatan analisis teori dramaturgi. Dalam hal ini, data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan didukung dengan pencatatan dokumen yang berasal dari jurnal dan surat khabar serta situs internet. Lokasi penelitian ini berada di 5 kampus di Kota Medan yaitu : Universitas Negeri Medan(UNIMED), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Yayasan Perguruan Tinggi Harapan, IBBI, Universitas Muhamaddiyah Sumatera Utara (UMSU). Informannya ialah : Penghubung (Germo) dan

Ayam kampus.

Dari hasil penelitian terhadap 11 ayam kampus di 5 perguruan tinggi menunjukkan bahwa mahasiswi yang menjadi ayam kampus mempunyai faktor – faktor yang berbeda – beda. Tampak dari faktor yang ada, beberapa diantara hasil penelitian ialah banyak kepada faktor ekonomi, faktor kecewa terhadap laki-laki, faktor kepuasan diri terhadap hubungan seksual dan faktor gaya hidup.

Kehidupan ayam kampus dianalisa dengan teori dramaturgi dimana kehidupan mereka merupakan pertunjukan yang mereka atur, sutradara, dan lakoni sendiri dengan konsep ‘pertunjukan dramanya sendiri’. Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh ayam kampus, terciptalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang memberikan makna tersendiri. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada latar belakang sosial masyarakat itu sendiri. Lakon yang diperankan oleh

ayam kampus itu dimainkan dengan sebaik mungkin untuk tidak menunjukkan identitas

asli mereka kepada khalayak ramai terutama kepada keluarga dan orangtua. Identitas palsu pun beredar, dengan alasan untuk menjaga kerahasiaan. Jasa yang mereka berikan tidak semurah pelacur dijalanan. Ada pelayanan tersendiri, dilihat dari dimana mereka menuntut ilmu.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kampus adalah satu ikon penting sebagai tempat berlangsungnya pendidikan. Tak salah jika kampus dianggap sebagai tempat belajar yang cukup kompeten karena mahasiswa bisa menggantungkan impian, cita-cita dan masa depan. Ruang kuliah diklaim sebagai terminal ilmu, di mana mahasiswa tak sekedar datang untuk kuliah, ujian dan kumpul tetapi kampus menjadi agen pengembangan bakat dan penanaman nilai-nilai, sehingga dari ruang kuliah dan berbagai kegiatan kampus itu diharapkan akan lahir mahasiswa yang kreatif, kritis, bertanggung jawab dan bermoral. Mahasiswa yang tengah mengenyam pendidikan tinggi selayaknya tidak sekedar masuk kuliah atau mengikuti ujian sebagai syarat kelulusan. Mereka yang akan segera terjun ke masyarakat untuk menerapkan ilmu yang dimiliki, tentu diharapkan juga bisa mengembangkan diri agar bisa menjadi sarjana yang berkualitas, kreatif, kritis dan bertanggung jawab. Pandangan masyarakat bahwa label pendidikan (gelar dan nama Perguruan Tinggi) adalah suatu gengsi menimbulkan orientasi prestisius dalam benak mahasiswa.

Seiring laju globalisasi yang begitu pesat, berbagai permasalahan muncul dalam dunia Pendidikan Indonesia. Disadari atau tidak, semakin hari generasi muda mengalami kemerosotan moral dan intelektualitas. Berita-berita tentang kasus kriminal yang dilakukan oleh mahasiswa hingga siswa Sekolah Dasar sudah biasa kita dengar, baca dan simak di berbagai media informasi. Pergaulan bebas dan pola hidup hedonis menjadi


(14)

kehidupan yang identik dengan dunia kampus. Dari bangku kuliah itu ternyata tak semua mahasiswa bisa menangkap transformasi ilmu dan nilai-nilai yang ditanamkan. Banyak di antara mereka yang justru terjebak pada perilaku tak bertanggung jawab. Tidaklah mengherankan kalau ada mahasiswa yang ternyata bermoral bejat, pecandu minuman keras dan narkoba, bahkan ada juga yang melacurkan diri atau dikenal dengan sebutan

ayam kampus. Kenyataan itu tak sekedar isapan jempol, karena munculnya istilah seperti ayam kampus (mahasiswi yang nyambi jadi pelacur atau pelacur yang nyambi kuliah) dan gigolo adalah bukan rahasia lagi. Hal-hal tersebut telah menjadikan kampus yang adalah

tempat pendidikan kemudian memiliki stigma miring dan "sisi gelap". (Triwikromo,

Triyanto. 2003).

Hasil penelitian dari Citizen Reporter Boraq Cambuq yang telah melakukan investigasi akhir tahun lalu mengenai penyimpangan perilaku anak kampus di sejumlah perguruan tinggi berhasil mewawancarai sejumlah mahasiswi yang mengaku melakukan

pekerjaan sampingan demi mendapatkan hidup yang lebih nyaman dan mudah. Sebuah

fenomena yang selalu memprihatinkan tentu saja, meski bukan hal yang baru.

Menurut banyak ahli, pelacuran memiliki beberapa komponen. Paling tidak memiliki 4 komponen utama yaitu :

1. Adanya perselingkuhan

2. Adanya pembayaran (tidak harus uang) 3. Adanya perbedaan tujuan

4. Adanya unsur kehidupan (Koentjoro, 2003)


(15)

Setiap perbuatan senantiasa mempunyai latar belakang. Keterlibatan mahasiswi–mahasiswi dalam bisnis seks itu tidak terlepas dari susunan kejiwaan dan lingkungan yang mempengaruhinya. Permasalahan ini dapat dilihat dari 2 faktor, yaitu :

1. Faktor dari dalam diri mahasiswi (internal)

Faktor dari dalam diri mahasiswi ini berkaitan erat dengan keberadaan dirinya, yaitu keadaan badan dalam perkembangan dan keadaan kejiwaannya. Dari keadaan badan maupun jiwa yang tidak sehat dapat membawa mahasiswi ke arah perbuatan yang tidak baik dan jiwa yang tidak sehat akan tercermin dari tingkah laku atau perbuatan yang tidak baik pula.

2. Faktor dari luar diri mahasiswi (eksternal )

Faktor ini erat hubungannya dengan perkembangannya. Sehingga apabila faktor ini kurang baik, kemungkinan besar para mahasiswi akan berkarakter dan bermental kurang baik pula. Seperti kita ketahui di dalam kehidupan mahasiswi terdapat wadah–wadah yang dapat dipakainya untuk mengembangkan kepribadiannya. Wadah–wadah tersebut antara lain adalah lingkungan keluarga, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat.

Masalah keterlibatan mereka saat ini dalam bisnis seks merupakan suatu masalah yang menarik untuk dibicarakan dan menjadi pembahasan atau diskusi yang hangat dewasa ini.

Keprihatinan yang amat mendalam terhadap perilaku generasi muda yang belajar disebuah kota pendidikan, yang katanya kaum terpelajar, harapan bangsa, yang diharapkan dan dibanggakan orangtuanya malah menjadi kaum yang kurang ajar, rentan tergelincir oleh godaan seks, materialisme, dengan segala simbol dan variasinya. Lebih–


(16)

lebih jika dikaitkan dengan posisi sosial keagamaannya, tampak lebih memprihatinkan lagi bahwa ternyata agama belum bisa dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan moral secara optimal. Memang tidak bisa dipungkiri, praktik pelacuran telah menjadi salah satu pusat pertumbuhan sosial dan ekonomi. Karenanya tidaklah aneh jika kompleks pelacuran bisa berfungsi sebagai social atau economic generator. (Wijayanto, Iip. 2003 : 8)

Mengenai isu ayam kampus itu sendiri, seorang wartawan majalah Matra

pernah melakukan investigasi di Yogyakarta pada tahun 1989, ditemukan bahwa ternyata banyak faktor yang menyebabkan ayam–ayam kampus itu menjajakan tubuhnya. Namun satu alasan menarik yang diucapkan oleh mereka adalah bahwa menjadi pelacur mahasiswa di Yogya itu menyenangkan, bahkan banyak terjadi migrant prostitute yaitu pada hari tertentu mahasiswi Yogya melacur di Jakarta Semarang, mahasiswi Malang melacur ke Yogya (Wijayanto, Iip. 2003:15).

Meneliti ayam kampus menyangkut masalah moral dan pribadi seseorang.

Kerapkali ditemukan banyak ayam kampus yang memberikan keterangan palsu. Secara psikologis, hal ini sebenarnya awal dari kondisi masalah atau multiple personality yang sering dialami pelacur. Menjadi pelacur untuk kondisi Indonesia jelas sangat tidak diterima oleh masyarakat. Melacurkan diri berarti melakukan sesuatu yang melanggar norma dan membuat aib keluarga. Kondisi ini membuat pelacur menjadi imbalance (tidak seimbang), padahal orang hidup selalu mencari keseimbangan (balance). Dan agar kondisi mereka tetap balance (seimbang), biasanya mereka menjadi orang dermawan, menjalankan agamanya dengan baik, menciptakan tipuan dan dunia khayal lainnya. (Wijayanto, Iip. 2003 : 12)


(17)

1.2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana deviasi sosial dapat terjadi pada mahasiswi sehingga berkecimpung dalam dunia seks tersebut?

2. Apa sajakah bentuk deviasi sosial dalam komunitas ayam kampus ? 3. Bagaimana indeks prestasi belajar ayam kampus tersebut?

1.3. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan deviasi sosial yang terjadi pada mahasiswi yang sehari–harinya melibatkan dirinya menjadi ayam kampus.

2. Untuk mengetahui bentuk–bentuk penyimpangan lainnya yang terjadi didalam komunitas ayam kampus.

3. Untuk mengetahui tingkat indeks prestasi yang diraih ayam kampus.

1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang beberapa aspek keberadaan ayam kampus di kota Medan, yang dikaitkan dengan kerangka pemikiran Sosiologi

b. Manfaat Praktis

Memahami berbagai aspek keberadaan ayam kampus di kota Medan, yang dapat dijadikan pelajaran dalam perilaku penyimpangan dalam masyarakat.


(18)

1.5. Definisi Konsep

Defenisi yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

a. Deviasi Sosial : Suatu tindakan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok diluar , melawan kaidah sosial yang berlaku di masyarakat. (Hendropuspito,1989). Jadi dengan demikian penyimpangan ini adalah sesuatu yang disengaja dilakukan untuk melawan kaidah–kaidah sosial, sedangkan pembatasan penyimpangan sosial adalah pada faktor–faktor yang disebabkan persaingan ekonomi, usaha dan bisnis.

b. Ayam kampus : Pelaku seks bebas yang memiliki ikatan akademis di sebuah lembaga pendidikan tertentu . Jenis kelaminnya perempuan ataupun laki– laki. Motifnya tidak harus selalu didorong olrh masalah ekonomi (Wijayanto, Iip 2003:47)

c. Germo : seseorang yang memiliki fasilitas yang menyediakan tempat pelayanan seksual atau pengelola bisnis seks dengan komoditi barang dagangannya adalah gadis belia, dan dala kasus ini ialah “ayam kampus”

d. Mahasiswi : Perempuan yang sedang mengikuti studi di sebuah sekolah tinggi/ Universitas.

e. Dramaturgi : Konsep dramatisme sebagai metode untuk memahami fungsi sosial dari bahasa dan drama sebagai pentas simbolik kata dan kehidupan sosial yang mana kental dengan pengaruh drama atau teater atau pertunjukan fiksi diatas panggung dimana seorang aktor memainkan karakter manusia – manusia


(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. TEORI DRAMATURGI

Istilah Dramaturgi kental dengan pengaruh drama atau teater atau pertunjukan fiksi diatas panggung dimana seorang aktor memainkan karakter manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan dari tokoh tersebut dan mampu mengikuti alur cerita dari drama yang disajikan.

Goffman memperkenalkan dramaturgi pertama kali dalam kajian sosial psikologis dan sosiologi melalui bukunya, The Presentation of Self In Everyday Life. Digali segala macam perilaku interaksi yang kita lakukan dalam pertunjukan kehidupan kita sehari-hari yang menampilkan diri kita sendiri dalam cara yang sama dengan cara seorang aktor menampilkan karakter orang lain dalam sebuah pertunjukan drama. Cara yang sama ini berarti mengacu kepada kesamaan yang berarti ada pertunjukan yang ditampilkan. Pertunjukan yang terjadi di masyarakat untuk memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dari presentasi dari Diri – Goffman ini adalah penerimaan penonton akan manipulasi. dramatugis mempelajari konteks dari perilaku manusia dalam mencapai tujuannya dan bukan untuk mempelajari hasil dari perilakunya tersebut.

Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar manusia ada “kesepakatan” perilaku yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. Bukti nyata bahwa terjadi permainan peran dalam kehidupan manusia dapat dilihat pada masyarakat kita sendiri. Manusia menciptakan sebuah


(20)

mekanisme tersendiri, dimana dengan permainan peran tersebut ia bisa tampil sebagai sosok-sosok tertentu. Hal ini sama seperti yang terlihat pada kasus “ayam kampus”, dimana mahasiswi-mahasiswi yang melakukan penyimpangan ini, mereka menjalankan perannya di lingkungan mereka. Mereka berusaha mengontrol diri seperti penampilan, keadaaan fisik, perilaku actual dan gerak agar perilaku menyimpang yang mereka jalani ini tidak dapat diketahui oleh lingkungan mereka. Karena mereka tahu bahwa menjadi

ayam kampus adalah aib pada diri mereka.

Teori dramaturgi menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain. Disinilah dramaturgis masuk, bagaimana kita menguasai interaksi tersebut. Dalam dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”.

Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh manusia, terciptalah suasana-suasana dan kondisi interaksi yang kemudian memberikan makna tersendiri. Munculnya pemaknaan ini sangat tergantung pada latar belakang sosial masyarakat itu sendiri. Dramaturgis dianggap masuk ke dalam perspektif obyektif karena teori ini cenderung melihat manusia sebagai makhluk pasif (berserah). Meskipun, pada awal ingin memasuki peran tertentu manusia memiliki kemampuan untuk menjadi subyektif (kemampuan untuk memilih) namun pada saat menjalankan peran tersebut manusia berlaku objektif, berlaku natural, mengikuti alur. Misalnya, pada kasus ayam


(21)

orangtua yang sangat minim namun ingin mengikuti alur kehidupan kota yang notabene diperlukan biaya yang sangat besar, ia pun memilih untuk terjun ke dunia aib tersebut dimana menjadi ayam kampus adalah jalan untuk mendapatkan biaya hidup dengan cepat, singkat dan tepat. Namun ia sudah pasti tahu, bahwa menjadi seorang ayam kampus adalah aib baginya terutama keluarganya. Proses subyektif ini akan beralih menjadi obyektif saat ia menjalani peran yang dipilihnya tersebut . Misalnya, yang ia ambil adalah pasrah menjadi ayam kampus karena ia takut kalu ia keluar dari dunia aib tersebut konsekuensinya akan lebih parah, atau ia tetap menggantungkan diri di dunia aib tersebut dan mengkhawatirkan kehidupan dirinya bila ia keluar. Maka setelah itu ia akan menjalani perannya sebagai korban. Secara naluriah ia akan menutup jati dirinya, atau ia berusaha untuk menutupi telinganya untuk melindungi mental & psikologisnya terhadap cemoohan orang sekelilingnya. Itulah mengapa dramaturgi di sebut memiliki muatan objektif. Karena pelakunya, menjalankan perannya secara natural, alamiah mengetahui langkah-langkah yang harus dijalani. Seperti telah dijabarkan diatas.

Dramaturgis merupakan teori yang mempelajari proses dari perilaku dan bukan hasil dari perilaku. Obyektifitas yang digunakan disini adalah karena institusi tempat dramaturgi berperan adalah memang institusi yang terukur dan membutuhkan peran-peran yang sesuai dengan semangat institusi tersebut.

2.2. Penyimpangan Sosial / Deviasi Sosial

Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi ( James vander Zanden, 1979).


(22)

Meskipun masyarakat telah berusaha agar setiap anggota berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, namun dalam tiap masyarakat kita selalu menjumpai adanya anggota yang menyimpang--menjumpai adanya penyimpangan atau nonkonformitas.

Menurut Korblum ( 1989:202-204) disamping penyimpangan dan penyimpang, kita menjumpai pula institusi menyimpang (deviant institution). Contohnya ialah kejahatan terorganisasi pencurian yang telah direncanakan, dan bentuk institusi menyimpang lain adalah seperti bisnis seks, sindikat bordil, sindikat narkotika, sindikat pemalsu paspor. Kasus “ayam kampus” ini termasuk di dalamnya. Dimana menjadi seorang pelacur dalam sebuah universitas merupakan institusi penyimpangan. Kecenderungan perilaku seks yang bebas, terutama komersialisasi seks di kalangan mahasiswa, merupakan akibat dari adanya pertentangan dan norma dalam hubungan lawan jenis. Di satu sisi, hubungan yang lebih longgar atau bebas yang sering dipertunjukkan oleh media massa kita, dianggap sebagai nilai yang up to date. Sementara di lain pihak hubungan yang lebih kaku melalui pembatasan-pembatasan moral atau agama, masih diakui secara luas sebagai nilai yang paling baik. Situasi sosial semacam ini akhirnya membuat para remaja, khususnya mahasiswa terombang-ambing dalam mencari pegangan nilai yang benar, sehingga dapat menimbulkan perilaku seksual yang menyimpang. Konsep seperti ini dalam kajian Sosiologi sering disebut sebagai anomi.

Konsep anomi dikembangkan oleh seorang sosiolog dari Prancis Emile Durkheim. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu sama lainnya kontradiktif. Tidak terdapat seperangkat norma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas yang mampu mengikat masyarakat.


(23)

Lebih lanjut, fenomena komersialisasi seks di kalangan remaja dapat dijelaskan juga dengan teori pengendalian. Menurut teori itu, masyarakat memiliki kesepakatan mengenai nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar suatu perilaku dapat dikatakan menyimpang atau tidak. Orang pada dasarnya akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan nilai-nilai yang telah disepakati atau dapat disebut nilai dominan. Dengan kata lain, perilaku seseorang sebenarnya selalu dikendalikan oleh nilai-nilai dominan tersebut.

Teori tersebut menekankan bahwa sebenarnya ada ikatan antara individu dengan masyarakat luas. Paling tidak, terdapat empat unsur dalam ikatan tersebut yakni kepercayaan, keterkaitan, ketanggapan dan keterlibatan. Semakin tinggi tingkat kesadaran orang akan salah satu unsur ikatan tersebut, semakin kecil pula kemungkinan bagi dirinya untuk melakukan penyimpangan. Sebagai contoh, jika para remaja memiliki hubungan kekerabatan, lingkungan sosial, pendidikan di keluarga dan sekolah yang baik, mereka akan terbina untuk mematuhi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya. Sebaliknya, jika ia mempunyai hubungan kekerabatan yang tidak harmonis, lingkungan sosial yang kacau, lembaga pendidikan yang tidak terorganisasi secara baik, besar kemungkinan mereka akan melakukan tindakan yang menyimpang.

Dengan demikian, kampus sebagai sebuah lembaga pendidikan akan memiliki peranan yang signifikan dalam menumbuhkan kesadaran dan moralitas mahasiswanya, di samping keluarga dan lingkungan masyarakat. Sudah saatnya pendidikan dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan moralitas bangsa, bukan sekadar mentransfer ilmu pengetahuan belaka, sebagaimana yang terjadi selama ini.


(24)

2.3. Jaringan Sosial

Dalam kasus ayam kampus, untuk mendapat pelanggan dan komunitas ayam kampus terdapat jaringan sosial atau pola kerjasama yang dibangun :

1. Jaringan yang dibentuk oleh seorang germo dengan ayam-ayam kampus yang memudahkan ayam kampus tersebut mendapatkan pelanggan.

2. Jaringan yang dibentuk oleh sesama ayam kampus untuk pergaulan mereka bertambah luas yang bersifat timbal balik dan sejajar walaupun terdapat beberapa kasus, seperti memperebutkan pelanggan.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan, mencari, dan menganalisis fakta–fakta mengenai suatu masalah. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Dimana dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi, sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen, sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan dan tingkah laku yang didapat dari apa yang diamati. Pendekatan kualitatif juga dapat di maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara utuh misalnya tentang perilaku, tindakan, motivasi dll.

3.2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah sebahagian kampus – kampus yang ada di kota Medan seperti :

1. UNIMED (Universitas Negeri Medan) Jl. Willem Iskandar Ps V Medan Estate, Medan.


(26)

2. IBBI, Jl. Sei Deli no. 15/23 A Medan

3. UISU, Jl. Sisingamangaraja - Teladan Medan 4. UMSU, Jl. Gedung Arca Medan

5. YasPendHar Jl. Imam Bonjol no.34 Medan

3.3. Unit Analisa dan Informan 3.3.1. Unit Analisa

Adapun yang menjadi unit analisa penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswi – mahasiswi yang telah menjadi dan menjalani hidupnya sebagai “ayam

kampus” .

3.3.2. Informan

a. Informan kunci (key informan)

Informan kunci merupakan sumber informasi yang aktual dan banyak mengetahui tentang seluk-beluk keadaan dan kehidupan ayam kampus.

Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah 1. Penghubung (germo) ayam kampus.

Informasi yang ingin diperoleh dari informan ini adalah berupa informasi tentang keberadaan mahasiswi ayam kampus, keadaan ayam kampus , kehidupan ayam kampus, sistem pelayanan, dan pencarian pelanggan yang diketahuinya.


(27)

Informasi yang ingin diketahui dari informan ini adalah berupa informasi tentang hal yang melatarbelakangi mereka terjun ke dunia seks dan kehidupan yang mereka jalani.

b. Informan Biasa

1. Mahasiswi ayam kampus

Informasi yang ingin diperoleh dari informan ini adalah tentang ayam

kampus dan kehidupannya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode tertentu untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 jenis, yakni data primer dan data sekunder.

1. Data primer, diperoleh melalui:

1. Observasi non-partisipan, adalah suatu bentuk pengamatan dimana peneliti menjadi pengamat pasif. (K. Yin, 2002: 113-114). Disini peneliti akan melakukan observasi ke lapangan tempat terjadinya transaksi antara pelanggan dan ayam kampus, mengamati perilaku “ayam kampus” saat berinteraksi dengan pelanggan dan dengan komunitasnya sendiri. , sikap–sikap yang ditunjukkan saat berada ditempat umum, cara mereka berhubungan dengan sesama mahasiswi dan bagaimana kehidupan mereka sehari–hari.


(28)

2. Wawancara mendalam (in-depth interview). , yakni melakukan suatu percakapan atau tanya jawab secara mendalam dengan informan. Disini peneliti akan berusaha menggali informasi yang sebanyak-banyaknya dari informan dengan dipandu oleh pedoman wawancara (Depth Interview). Hal-hal yang ingin diwawancarai adalah berupa informasi tentang hal yang melatarbelakangi mereka menjadi ayam kampus, indeks prestasi ayam kampus, pergaulan ayam kampus, dan informasi tentang kehidupan mahasiswi setelah menjadi ayam kampus

2. Data Sekunder, diperoleh melalui: a. Studi Kepustakaan,

Yakni dengan menggunakan buku-buku atau referensi lainnya yang dapat mendukung penelitian ini.

Peneliti juga melakukan teknik penarikan sampel bola salju (snowball sampling), dan untuk mendapatkan informan (sumber data), peneliti menggunakan skema :

1. Mencari penghubung yang di peroleh dari seorang kerabat peneliti. Disini, peneliti mendapatkan 5 orang ayam kampus yang kuliah di Unimed, Yaspendhar dan UMSU dengan komitmen peneliti harus menjaga kerahasiaan identitas pribadi ayam kampus tersebut seperti dengan menggunakan nama samaran.

2. Pengguna ayam kampus, yang merupakan kerabat peneliti. Dalam hal ini mereka tidak mau diwawancara dan dipublikasikan. Melalui mereka, peneliti mendapatkan 6 orang ayam kampus yang tersebar di beberapa universitas di Medan.


(29)

3.5. Interpretasi Data

Boglan dan Biklei menjelaskan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah–milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, mencari apa yang pentng dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan pada orang lain ( Moleong, Lexi. 2005:248).

Data–data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori, pola, atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama.Bagian akhir dari analisis data adalah upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclusion drawing and verifying).

3.6. Jadwal Kegiatan

Pengajuan judul ini merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah seminar proposal dilakukan, lalu revisi proposal, pengurusan izin penelitian, dan tahapan selanjutnya adalah persiapan penelitian langsung ke lapangan. Untuk lebih rinci jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel.1

Jadwal kegiatan

Bulan No Kegiatan

I II III IV V VI VII VIII IX X 1 Pengajuan Judul Penelitian

2 Penyusunan Proposal Penelitian


(30)

3 Seminar Proposal

4 Revisi Proposal

5 Pengurusan Izin Penelitian

6 Penyusunan interniew guide

7 Turun ke Lapangan

8 Interpretasi Data

9 Penyusunan Laporan Penelitian

10 Revisi Laporan Penelitian

3.7. Keterbatasan Penelitian

Sebagai peneliti yang belum berpengalaman, penulis merasakan banyak kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya adalah penulis masih belum menguasai secara penuh teknik dan metode penelitian, sehingga dapat menjadi keterbatasan dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Kendala tersebut dapat diatasi melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi, selain bimbingan dengan dosen pembimbing, penulis juga berusaha untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat mendukung proses penelitian ini. Terbatasnya waktu yang dimiliki informan juga mempengaruhi pengerjaan tulisan ini, Para informan yang bekerja sebagai ayam kampus hanya dapat dijumpai sesuai dengan waktu luang yang mereka miliki, karena ketidak tentuan waktu sehari – hari mereka seperti melayani pelanggan yang menggunakan jasa para mahasiswi ayam kampus. Disamping itu waktu mereka juga terbatas karena harus


(31)

istirahat, kuliah, salon, belanja dan gaul di klub – klub malam sehingga penulis harus rela melakukan wawancara secara bertahap.


(32)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Kota Medan

Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca Alqur’an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh. Hingga sampai sekarang ini, sektor pendidikan pun mendapat perhatian yang besar dari pemko Medan. Hal itu dibuktikan dengan rasio anggaran bidang pendidikan kota Medan yang meningkat setiap tahunnya dan diupayakan bisa mencapai 20% dari APBD.

Tahun 2005, misalnya, anggaran pendidikan naik hingga 30,5% atau Rp.18,9 miliar dari sebelumnya Rp. 14,47 miliar pada tahun 2004. Dari 2000-2005, pemko Medan telah pula menyalurkan beasiswa terarah bagi 48.348 siswa kurang mampu dan miskin di 3.234 sekolah dari tingkat SD, SLTP dan SLTA. Total anggaran yang telah disalurkan untuk beasiswa terarah ini mencapai Rp. 8,9


(33)

miliar.Sedangkan untuk meningkatkan kualitas bangunan sekolah, pemko Medan terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, salah satunya melalui pola kemitraan dengan pihak swasta.

4.1.2. Data Perguruan Tinggi di Medan

No NAMA FAKULTAS ALAMAT STATUS WILAYAH

1 2 3 4 5 Universitas Islam Sumatera Utara Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Universitas Pembangunan Masyarakat Indonesia Universitas Tjut Nya’ Dhien Universitas Sisingamangaraja XII -Hukum -Agama Islam -Ekonomi -Sastra -KIP -ISIP -Pertanian -Kedokteran -Teknik -Pasca Sarjana -Agama Islam -FKIP -Pertanian -Ekonomi -Tehnik -FISIP -Hukum -Ilmu administrasi -Ekonomi -Pertanian -Teknik -Ekonomi -Hukum -Pertanian -Teknik -Farmasi -Agama Islam -Teknik -Pertanian -Hukum Jl. SM.Raja Jl. Gedung arca Jl. Demak Jl. Kapten Much. Basri Jl. Teladan Medan Jl. Jambi Medan Jl. Perintis Kemerdekaan Terakreditasi B, C, R

Terakreditasi

Terakreditas C, B dan terdaftar Swasta Akreditasi Kec. Medan Kota Kec. Medan kota Kec. Medan Area Kec. Medan Timur Kec. Medan kota Kec. Medan Perjuangan Kec. Medan Perjuangan


(34)

6 7 8 9 10 11 12 Universitas AL-Wasliyah (UNIVA) Universitas Katolik Santo Thomas Universitas Pembangunan Panca Budi Universitas Tri Karya Medan Universitas Darmawangsa Universitas Al-Azhar Universitas HKBP Nomensen -Sastra -Ekonomi -Keuangan -Komputer -Agama Islam -Hukum -Teknik -Ekonomi -Ekonomi -Hukum -Teknik -Sastra -Pertanian -Komputer -Hukum -Ekonomi -Pertanian -Teknik -Ekonomi -Sipol -Mipa -Pertanian -Teknik Industri -Teknik Sipil -Hukum -Sospol -Perikanan -Agama Islam -Ekonomi -Ekonomi -Hukum -Pertanian -Teknik -Ekonomi -Ilmu Sospol -Pertanian -Peternakan -Hukum

Jl. SM Raja Medan

Jl. Setia Budi

Jl. Jend. Gatot Subroto Jl. Brigjend H.A Manaf Lubis Gaperta Ujung

Jl. Kol. Yos Sudorso

Jl. P Air Padang Bulan Jl. Sutomo Medan Terakreditasi Terakreditasi dan izin depdiknas Akreditasi, Terdaftar DPA Terakreditasi Terakreditasi Terakreditas, Proses akreditasi Kec. Medan Amplas Kec. Medan Selayang Kec. Medan Sunggal Kec. Medan Helvetia Kec. Medan Barat Kec. Medan Johor Kec. Medan Timur


(35)

13 14 15 16 17 18 19 20 Universitas Dharma Agung Universitas Medan Area (UMA) Universitasi Amir Hamzah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Managemen (STIM) Sekolah Tinggi Managemen Informatika Komputer BINUS STMIK-AMIK Potensi Utama Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna -Teknik -Bahasa dan Seni -Psikologi -FISIP -Hukum -Ekonomi -Teknik -Pertanian -Sastra -KIP -Kesehatan -Teknik -Pertanian -Ekonomi -Hukum -Fisipol -Psikologi -Biologi -Hukum -Ekonomi -Pertanian -Teknik -Ekonomi -Managemen -Managemen -Tek. Informatika -Teknik Komputer -Pendidikan Jasmani

Jl. DR TD Pardede Jl. Bantam Medan Jl. Kolam Medan Estate Jl. Pancing Medan Estate Jl. Raya Medan Tenggara Jl. Bromo Medan

Jl. AR Hakim Medan

Jl. Kol Yos Sudarso Jl. Aluminium Medan Terakreditasi Terakreditasi - Disamakan Terakreditasi Terakreditasi - Disamakan Kec. Medan Baru Kec. Medan Tembung Kec. Medan Tembung Kec. Medan Denai Kec. Medan Area Kec. Medan Area Kec. Medan Barat Kec. Medan Deli


(36)

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

STBA – STI Hukum Swadaya Medan

STI – Komunikasi Pembangunan

STI – Kesehatan Mutiara Indonesia

STIE – Taman Harapan Institut Teknologi Medan AMIK Triguna Darma Medan AMIK Ksatria Medan AMIK Polibisnis AMIK MBP Pendidikan Teknologi Kimia Industri Harmoni Politeknik -Hukum -Bahasa Asing -Ilmu komunikasi -Jurnalistik -Humas -Ilmu Kesehatan Masyarakat -Ekonomi -Teknik Sipil -Teknik Industri -Manajemen Informatika Komputer -Manajemen Informatika Komputer -Manajemen Informatika Komputer -Manajemen Informatika -Teknik Informatika -Teknologi Kimia Industri dan Mekanik -Informatika Komputer Jl. Raya Medan Tenggara Jl. SM Raja Medan

Jl. Kapten Muslim

Medan

Jl. T.Cik Di Tiro Medan Jl. Gedung Arca Jl. AH Nasution/ Karya wisata Jl. HM Joni Medan Jl. Letjend Jamin Ginting Medan Jl. Letjend Jamin Ginting Medan Jl. Medan Tenggara VII Jl. Dr Mansyur Disamakan, Terdaftar Terakreditasi Disamakan Terdaftar Disamakan Terdaftar Terdaftar Terdaftar Izin Mendikbud 149/9/0/1996 Tgl. 6 Agustus 1999 Kedinasan Izin Depnaker Kec. Medan Denai Kec. Medan Kota Kec. Medan Helvetia Kec. Medan Polonia Kec. Medan Kota Kec. Medan Johor Kec. Medan Kota Kec. Medan Baru Kec. Medan Baru Kec. Medan Denai Kec. Medan Timur


(37)

32 33 34 35 36 37 Politeknik Taman Harapan Akademi Duta Profesindo Politeknik Sekretaris dan managemen Lancang Kuning Akademi Akutansi YPK Medan Akademi Keuangan dan Perbankan Akademi Widya Husada -Keuangan -Perbankan -Akutansi -Sekretaris -Pariwisata -Bahasa Inggris -Bahasa Jepang -Akutansi -Adminstrasi Bisnis -Keuangan -Perbankan -Komputer -Bahasa Inggris -Bahasa Jepang -Bahasa Mandarin -Teknisi Komputer -Sekretaris -Akutansi -Pariwisata -Perhotelan -Keuangan -Perbankan -Sekretaris -Manajemen -Akutansi -Keuangan -Perbankan -Kebidanan Kampus USU Jl. Letjend Jamin Ginting Padang bulan Medan Jl. Letjend Jamin Ginting Jl. Letjend Jamin Ginting Jl. Kapt Muslim Komp Griya Tour Indah Medan JL. Sakti Lubis gg Pegawai Medan Jl. Medan Raya Tenggara Jl. Willem Iskandar Medan No. Kep.01/W2 /K1/1996 Terdaftar Terdaftar Terdaftar Disamakan Disamakan Swasta Kec. Medan Baru Kec. Medan Baru Kec. Medan Helvetia Kec. Medan Kota Kec. Medan Denai Kec. Medan Tembung


(38)

38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Akademi Maritim Indonesia Akademi Teknologi Industri Immanuel Akademi Pariwisata Taman Harapan AKPER-Analisis Kesehatan- Analisis Farmasi dan makanan DR.RUSDI AKPER Widya Husada AKPER Analisis kesehatan dan farmasi – Kebidanan Sari Mutiara AKPER Flora Medan

AKPER – Imeda

Akademi Kebidanan Imelda Akademi Kebidanan Medan -Ketatalaksa naan pelayaran niaga dan kepelabuhan -Teknika -Naotika -Teknik -Perhotelan -Travel -Analisis Farmasi -Makanan -Analisis kesehatan -Keperawatan -Kebidanan -Analisis Kesehatan -Keperawatan -Kebidanan -Keperawatan -Keperawatan -Kebidanan -Kebidanan Jl. Brigjend Bejo Medan Jl. Gatot Subroto

Jl. T.Cik Di Tiro Medan Jl. Sutan Oloan Medan Jl. Willem Iskandar Medan Jl. Kapten Muslim Medan Jl. Cendrawasih Medan Jl. Bilal Medan Jl. Bilal Medan Jl. Rajawali Medan Terakreditas B, C Terakreditasi Terdaftar Akreditasi C, B Swasta Akreditas C, B Disamakan Terakreditasi B Akreditasi B Akreditas Swasta Kec.. Medan Barat Kec. Medan Petisah Kec. Medan Polonia Kec. Medan Helvetia Kec. Medan Tembung Kec. Medan Helvetia Kec. Medan Sunggal Kec. Medan Timur Kec. Medan Timur Kec. Medan Sunggal


(39)

Untuk data perguruan tinggi negeri Medan yang diterima dari Pemko Medan pada saat ini yang tercatat adalah Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Dan juga terdapat info data perguruan tinggi non – formal di Medan.

4.1.3. Profil Perguruan Tinggi penelitian

4.1.3.1. UISU (Universitas Islam Sumatera Utara) Jenis PerguruanTinggi : Swasta

A l a m a t : Jl. Sisingamangaraja, Kampus Munawarah Teladan, Kotak Pos 1217, Medan, Sumatera Utara 20217

Telepon : (061) 7869790, 6860916 F a x : (061) 7868049, 7860916

E-Mail : [email protected], [email protected] Homepage / Website : http://www.uisu.ac.id

Tanggal Berdiri : 1952

Pendiri : H. Bahrum Jamil (alm), Adnan Benawi, Sariani AS, Rivai Abdul Manaf (alm), dan Sabaruddin Ahmad.

Universitas pertama di luar Pulau Jawa ini didirikan oleh sekelompok pemuda Islam yang 'awam' pendidikan tinggi, hanya lulusan SMA yang belum pernah kuliah, bahkan di antaranya masih duduk di SMA. Mula-mula mereka hanya membuka Fakultas Hukum. Maka dua tahun kemudian disusul dengan Fakultas Agama yang diubah menjadi Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi. Berikutnya, 1957, Fakultas Sastra dan FKIP didirikan. Tiga tahun kemudian dibuka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah, Dilanjutkan dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan Fakultas Pertanian pada 1964,


(40)

serta Fakultas Kedokteran pada 1965. Pada 1997 Fakultas Syariah digabung dengan Fakultas Tarbiyah atas ketentuan Departemen Agama, menjadi Fakultas Agama Islam (FAI). Sedangkan Fakultas Dakwah berdiri sendiri sebagai Sekolah Tinggi di bawah Yayasan UISU.

Jumlah Mahasiswa : 13.500 Jumlah Alumni : 21.645 Jumlah Dosen Tetap : 326 Jumlah Dosen Lulusan S2 : 214 Jumlah Dosen Lulusan S3 : 36

Luas Kampus : 512.587 m2

Koleksi Perpustakaan : 29.864 judul, 79.558 eksemplar, luas 991 m2

Laboratorium : 28 buah, luas 4.902 m2. Setiap fakultas eksakta UISU memiliki laboratorium sendiri.

Fasilitas Lain : Sarana perkuliahan dan sarana olah raga untuk mahasiswa

4.1.3.2. IBBI

Ketua Pembina : Juswan

Ketua Pengurus : Amrin Susilo Halim Ketua STIE : Prof.Dr. Amrin Fauzi

Ketua STMIK : Ir.B.Ricson Simarmata, MSEE

IBBI dirintis dengan pikiran untuk berdiri pada tahun 1994 dan mulai dibangun pada tahun 1996. Didirikan, dibangun, didukung atas dasar obsesi dari para pendiri dan pendukung untuk ikut serta yang semula dari kalangan bisnis elektronik sebagai mitra


(41)

pemerintah menyelengarakan lembaga pendidikan tinggi di bidang ilmu ekonomi dan bisnis. Ide ini direalisasikan berdasarkan suatu studi yang relatif panjang. Dilakukan oleh beberapa tokoh formal maupun informal yang keseluruhannya terlibat dalam berbagai kegiatan baik secara berencana, pemikir dan pelaku ekonomi maupun bisnis di wilayah Sumatera Utara. Terdiri dari mereka yang berjenjang pendidikan S-1, S-2, S-3 bahkan guru besar serta beberapa orang praktisi. Untuk memenuhi harapan sebagai lembaga pendidikan tinggi yang layak serta representatif. Disediakan gedung permanen kemudian disebut sebagai kampus yang dipergunakan sebagai pelaksana proses belajar mengajar, dengan fasilitas yang sangat memadai. Dewasa ini IBBI telah mulai mendapat apresiasi yang cukup menggembirakan dari masyarakat ini terbukti dari besarnya animo calon-calon mahasiswa untuk bergabung dengan lembaga ini, yang dari tahun ke tahun telah menunjukan adanya tren peningkatan yang signifikan. Kondisi seperti ini adalah buah dari suatu proses belajar - mengajar yang terkelola dengan baik di mana variabel-variabel penentunya, seperti tenaga pengajar yang handal dan penuh dedikasi, prasarana pendidikan yang Untuk masa-masa yang akan datang peningkatan proses belajar mengajar ini tetap mendapat prioritas utama, sehingga dengan demikian para mahasiswa dan para pengguna jasa pelayanan yang mereka terima. Lembaga ini adalah lembaga resmi yang telah terdaftar di Departemen Pendidikan Nasional, bukan lembaga liar ber-profit motif berkedok pendidikan.

IBBI juga mempunyai 3 kampus yang beralamatkan : Kampus Diamond Jl. Sei Deli No. 18 Medan -20114

Telp. (061)4567-111 Fax. (061) 4527-548


(42)

Kampus Emerald Jl. Jend. Gatot Subroto No.130 Telp. (061)4519-400, 4519-070 Fax. (061) 4522-204

Kampus Topaz. Jl. Damar No.9G Telp. (061)4555-409

4.1.3.3. UMSU (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) Jenis Perguruan Tinggi : Swasta

A l a m a t : Jl. Gedung Arca 53 Medan, Sumatera Utara

Telepon : (061) 716762

F a x : (061) 713488

E-Mail : @umsu.ac.id

Nama Rektor : Drs. H. Chairuman Pasaribu Tanggal Berdiri : 29 Februari 1957

Pendiri : Yayasan Badan Pembina PW Muhammadiyah Sumatera Utara

Memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 12.102 dan jumlah dosen tetap sebanyak 323 orang. Koleksi Perpustakaan cukup lengkap sebanyak 7.513 judul dan 15.871 eksemplar. Luas Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ini adalah 57.190 m2 dimana terdapat banyak fasilitas seperti laboratorium, sarana perkuliahan, ruang dosen dan ruang praktikum. Program Studi di UMSU meliputi :


(43)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik 4.1.3.4. Yaspendhar (Yayasan Pendidikan Harapan)

Lahirnya Yayasan Pendidikan Harapan merupakan salah satu manifestasi dari kehendak masyarakat yang merasa tertinggal dalam bidang. Sejalan dengan itu beberapa tokoh masyarakat Sumatera Utara baik dari kalangan sipil maupun militer pada waktu itu merasa bahwa lembaga pendidikan yang ada selama ini di Sumatera Utara belum dapat menampung anak-anak sekolah apalagi sekolah yang bersifat umum namun bernafaskan Islam. Diresmikan perguruan ini dengan nama PERGURUAN HARAPAN pada tanggal 4 Februari 1967. Perguruan ini semula membuka sekolah 9 tahun, kemudian belakangan dipecah menjadi SD dan SMP. Akhirnya menyusul dibukanya Taman Kanak-Kanak. Harapan mempunyai 3 areal kampus :

Areal kampus I di Jl. Imam Bonjol pertama sekali adalah seluas 5533 m2 yang diperoleh dari pemerintah pada tahun 1967 dan kemudian pada tahun 1976 dimiliki yayasan dengan Hak Guna Bangunan.

Areal kampus II, pada tahun 1996 yayasan membeli sebidang tanah seluas 46742 m2 yang berlokasi di Jl. Karya Wisata ujung sekitar 200 meter dari perbatasan kotamadya Medan. direncanakan untuk bangunan TK (taman kanak-kanak).


(44)

Dan yang menjadi tempat kuliah salah satu informan peneliti ialah STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) yang didirikan Yaspendhar tahun 1974 adalah Akademi Sekretariat dan Manajemen (ASM) yang kemudian menjadi Akademi Sekretaris dan Manajemen. ASM Harapan ini kemudian dikembangkan menjadi suatu sekolah tinggi dengan nama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Harapan pada tahun 1987, terdiri dari program Dl Manajemen Sekretaris dan jurusan Manajemen Bisnis D3 dengan jurusan Manajemen Perkantoran serta program SI jurusan Manajemen dan jurusan Akuntansi. Pada tahun 2005/2006 telah pula berhasil didirikan program S2 Magister Manajemen yang diharapkan akan melengkapi jenjang pendidikan yang ada di STIE Harapan. Kini jumlah mahasiswa mencapai 1750 orang dengan dosen sebanyak 128 orang yang terdiri dari dosen-dosen yang berkualitas.

Sarana pendidikan yang dimiliki STIE Harapan juga cukup lengkap, selain ruang kelas, ruang rapat, ruang serba guna, ruang seminar dan : Laboraturium Komputer dengan fasilitas internet, Lab. Bahasa..

4.1.3.5. UNIMED (Universitas Negeri Medan)

Pada tahun lima puluhan, setelah selesai revolusi fisik sehingga kebutuhan akan tenaga kependidikan (guru) yang berkualitas saat itu tidak dapat dipenuhi. Bertolak dari keadaan tersebut, pada tahun 1956 beberapa tokoh pendidik di Sumatera Utara membuka Perguruan Tinggi Pendidikan Guru yang disebut PTPG yang kemudian PTPG bergabung menjadi salah satu bagian dari USU dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan (FKIP). Pada tahun 1962 FKIP


(45)

mengalami kemajuan pesat yang kemudian berganti menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP) Jakarta cabang Medan. Dan kemudian terjadi perubahan untuk menjadikan IKIP sebagai universitas yang dimaksudkan sebagai upaya peningkatan mutu penyelenggaraan dan mutu lulusan yang dipandang 4.2. Profil Informan

4.2.1. Informan Kunci (Key Informan)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa informan kunci yang mengetahui banyak hal mengenai permasalahan yang bisa diungkapkan dalam penelitian ini. Informan ini mempunyai keterlibatan langsung dan pengetahuan tentang ayam

kampus.

A. Germo (Penghubung)

HP Sinaga (nama samaran) mahasiswa tidak aktif.

Penghubung mempunyai banyak sebutan dimana – mana, seperti Germo, GM, Mucikari, Broker, Cong atau mami (penghubung wanita), papi (penghubung pria).

Hp. Sinaga, seorang penghubung/ germo yang menghubungkan peneliti pada 4 orang ayam kampus yang dikenalnya. HPS, saat ini berumur 25 tahun, dan sudah 1 tahun belakangan ini ia berstatuskan mahasiswa tidak aktif karena kesibukannya bermain di sebuah klub sepak bola. HPS seorang penduduk asli Medan dan bertempat tinggal di daerah Binjai. Dilihat dari nama belakang keluarganya, ia seorang bersuku Batak dan ia beragama Kristen Protestan. Masuk kuliah pada tahun 2003.

HPS mempunyai lingkungan pergaulan yang diakuinya cukup bebas. Mungkin dikarenakan ia seorang laki – laki dan orangtuanya tidak terlalu memperhatikan semua


(46)

tingkah laku yang diperbuatnya. Sebenarnya HPS mempunyai cita-cita ingin menjadi pesepak bola sesuai dengan kegiatan yang dijalaninya saat ini

”Kalo bisa aku jadi seperti barca. Sampe sekarang aku pun masih pengen tapi mungkin memang nasib berkata lain. Aku cuma bisanya sampe tingkatan lapangan antar kampus aja”.

Hasil wawancara, September 2008

Perkenalannya dengan seorang mahasiswi ayam kampus yang mengarahkan HPS menjadi seorang germo. Ia pernah menggunakan ayam kampus yang bernama Oni (bukan

nama sebenarnya) yang berasal dari kampusnya sendiri. Satu tahun belakangan ini, HPS

mempunyai ±10 ayam kampus yang menggunakan jasanya. Tetapi ia juga mempunyai beberapa teman satu stambuknya yang ia tahu mempunyai double job ini. Ia sangat tahu bagaimana keadaan semua ayam kampus yang dikenalnya. Ia sangat tahu bagaimana butuhnya para ayam kampus tersebut akan uang untuk semua kebutuhan – kebutuhannya. Disini HPS mengatakan :

”Sejauh yang kukenal cewek – cewek itu, semua memang murni karena butuh uang aja. Kalo sekarang jd melenceng, jadi buat gaya hidup orang itu... yaa itu buat harga jual orang itu makin tinggi ajanya.”

(Hasil wawancara, September 2008).

Saat ini HPS sedang fokus pada pekerjaannya sebagai pelatih sepakbola anak – anak dan pada lapangan futsal yang ia dirikan sebagai lahan usahanya.

B. Ayam Kampus

1. Oni (nama samaran) – faktor ekonomi.

Oni adalah mahasiswi perantau asal tanah Karo. Tinggal di kost-kostan daerah Jamin Ginting. Mahasiswa stambuk 2004 ini mengambil ilmu sosial di UNIMED. Oni


(47)

termasuk perempuan yang cukup pendiam dilihat dari caranya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dari peneliti.

Oni adalah seorang penganut agama Kristen suku Batak dan anak pertama dari 5 bersaudara. Biaya perbulannya hanya sebesar 500.000 yang disadarinya belakangan ini jumlah segitu sangat minim untuk menghidupi kebutuhannya sehari – hari, namun itu diterimanya karena orangtuanya seorang petani. Menurut pengakuan oni, semakin hari ia semakin tidak kuat menahan beratnya hidup dikota dengan bermodalkan 500.000/bulan.

Selama peneliti melakukan wawancara dengan informan, tampak sekali tekanan berat dari raut mukanya saat menceritakan kehidupan keuangan keluarganya yang beberapa bulan belakangan ini ia sokong dari hasil menjadi ayam kampus.

Pada saat wawancara, Oni yang dijumpai di kamar kost menunjukkan foto – foto dirinya sebelum menjadi ayam kampus. Tampak perubahan drastis pada fisik :

”Dulu pas kali lah wajah anak petani. Itam, legam, kriting gak jelas, kulit

lain-lain warnanya, gak punya apa-apa. ” (Hasil wawancara, bulan oktober 2008).

Dan selama wawancara berlangsung, ia berpenampilan biasa saja layaknya wanita cantik yang alami. Ia tidak menonjolkan kecantikannya dengan berlebihan karena ia tidak mau menjadi bahan perhatian banyak orang.

2. Jasmine (nama samaran) – faktor ekonomi.

Ia merantau cukup jauh ke Medan. Asalnya dari Banyuwangi Jawa. Jasmine menginjak Medan pada tahun 2004 dan terdaftar sebagai mahasiswa di UISU pada tahun 2005 dengan jurusan Hukum. Jasmine anak ke 4 dari 6 bersaudara, beragama Islam suku Jawa. Orangtuanya seorang kernet metromini dan buruh cuci. Tidak diketahui kebenarannya namun ia tidak malu mengatakannya. Karena cukup banyaknya anggota


(48)

keluarga yang harus dihidupi, sehingga orangtuanya hanya mampu mengirim 400.000/bulan.

Biaya yang kurang penyebab utama Jasmine menjadi ayam kampus sama seperti Oni. Masih memasuki semester II, Jasmine sudah menjadi ayam kampus. Ia tidak tahan dengan ajakan – ajakan menikmati Medan yang katanya modern dan asik itu.

”Dulu pertama kali kesini kak, saya betul-betul bodo ndak tau apa-apa. Sekarang, kakak mau nanya apah?”

(Hasil wawancara, bulan november 2008)

Dalam seminggu ia melayani 2-3 tamu dengan tarif yang berbeda – beda sesuai dengan pekerjaan tamu dan pelayanan apa saja yang diinginkan.

Jasmine memilih Medan sebagai tempat merantau hanya karena ia ingin jauh dari bapaknya yang suka main tangan dan main perempuan. Jasmine mempunyai sanak saudara yang berada di Tj.Balai yang bisa menjamin hidupnya seadanya, namun Jasmine ternyata tidak betah karena selama 1 tahun ia diperlakukan selayaknya pembantu rumah tangga sehingga ia memilih keluar dari rumah dan memilih kost dekat dengan kampusnya.

Dilihat dari perawakan dan pembawaannya, Jasmine termasuk perempuan yang cukup cantik berkulit putih bersih, bibir yang sensual dan lumayan tinggi tetapi tidak terlalu feminim. Cukup menarik untuk dilihat lebih lama. Namun dilihat dari caranya berbicara, Jasmine orang yang cukup keras.


(49)

Je berasal dari rantau prapat. Tinggal di kost bersama temannya yang berasal dari kampung yang sama dan juga seorang ayam kampus. Ia mengambil jurusan ilmu akuntansi komputer di IBBI. Je berada di Medan sejak ia tamat SMA pada tahun 2005.

Masih berumur berumur 20 tahun dan ia menyewa sebuah kamar kost yang lumayan mahal di sekitar Deli Plaza dekat dengan kampusnya. Namun sesuai dengan keterangan yang diberikan informan disebuah restoran Jepang di Capital Building, ia memilih lokasi kost tersebut, selain dekat dengan kampus, juga dekat dengan tempat hiburan seperti deli plaza, capital building dan hotel J.W Marriot.

Ayahnya bekerja sebagai pengolah lahan salah satu perkebunan kelapa sawit di rantau prapat dan ia adalah seorang anak tunggal untuk itu ia mendapat kiriman sebesar 1 – 1,5 juta /bulan karena ia berasal dari keluarga yang cukup berada perekonomiannya. Keluarganya adalah keturunan Melayu dan beragama Islam sejak ia berada dikandungan ibunya. Selain ingin melanjutkan pendidikan, ia juga ingin lebih bebas dari orangtuanya karena diakui orangtuanya cukup ketat dalam pergaulan dan waktu bermainnya. Ia menjadi ayam kampus sejak ia pertama kali masuk kuliah. Dikatakan begitu karena pada masa SMA nya, ia sudah melakukan hubungan seksual dengan beberapa teman laki – lakinya yang berstatuskan pacar dan sudah melakukan aborsi sekali. Belakangan disadarinya ia sangat menyukai seks

“Gak tau ya, suka aja. Kecarian aja rasanya. Abis enak! Coba rasain deh. Seru-seru gimana gitu!”

(Hasil wawancara, bulan november 2008)

Je mengaku mampu melayani 3-4 tamu dalam sehari yang didapatnya dari seorang germo. Tarifnya pun tidak murah, short time nya saja bisa mencapai 600.000.


(50)

Je merupakan gadis yang cantik dilihat dari kulitnya yang bersih, mungil dan tubuh yang berisi membuat banyak laki – laki pasti meliriknya terbukti dari selama wawancara yang dilakukan di sebuah cafe di daerah kejaksaan banyak laki – laki yang meliriknya. Ia bukan gadis yang mengumbar keseksian karena tanpa tampil seksi pun sex

appeal nya bisa terlihat. Dan karena faktor aura itu ia mendapat banyak pelanggan. Salah

satu yang menjadi pelanggan tetapnya ialah seorang anggota dewan di Medan. Namun karena ia tidak mau mengundang perhatian orang banyak untuk itu ia pun berusaha tampil sealami mungkin layaknya wanita.

4. Via (nama samaran) – Kecewa terhadap laki-laki.

Via adalah perantau dari rantau prapat yang merupakan teman dari informan saya yang bernama Je. Tinggal dikamar kost dekat dengan Deli Plaza. Via lebih dahulu berada di Medan pada tahun 2004 dan mulai kuliah pada tahun 2005 di jurusan yang sama dengan Je.

Via berumur 21 tahun dan anak bungsu dari 2 bersaudara. Ia berasal dari keluarga yang beragama kuat, yang diketahui peneliti dari informan sendiri bahwa sejak dari SMP ia sudah umroh ke tanah suci dan sudah menunaikan ibadah haji pada saat ia duduk di bangku SMA.

Via mendapat kiriman sebesar Rp. 1 juta – lebih karena orangtua Via mempunyai perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari postur tubuh, Via termasuk perempuan menarik, selain tubuhnya yang bagus ia juga seorang yang periang dan santai, tampak dari cara ia menjawab semua pertanyaan – pertanyaan dari peneliti yang sangat bekerjasama. Saat ditanya kenapa mau menjadi ayam kampus, ia hanya menjawab :


(51)

Seru....enyak..gaul!

(Hasil wawancara, bulan november 2008)

Tarif Via sebesar 500.000 – lebih dan dalam seminggu ia bisa melayani 4 – 5 tamu yang ia dapat dari jasa germo.

Dan tidak tampak perubahan yang drastis pada fisik Via, karena dari kecil ia sangat diurus ibunya mulai dari tubuh, makanan hingga kulit.

5. Jacky (nama samaran) – faktor gaya hidup

Mahasiswi 20 tahun yang berasal dari Siantar ini memilih kost jauh dari kampusnya di daerah sei di pusat kota dari tahun 2005 pada tahun pertama ia kuliah di UISU daripada tinggal bersama saudaranya dengan alasan ingin lebih bebas. Memang dilihat dari penampilan Jacky tampak sebagai individu yang bebas. Namun saat ditanyai, Jacky tidak terlalu banyak memberikan informasi. Peneliti lebih banyak dibantu oleh teman Jacky yang adalah juga informan peneliti.

Orangtua Jacky seorang dosen di salah satu kampus di Siantar, Jacky adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara dengan biaya bulanannya berkisar 800.000 – 1 juta. Jacky adalah perempuan yang ingin bergaul dengan siapa saja, bebas dan sangat mengikuti alur zaman yang berubah-ubah tampak dari pembawaan dirinya selama beberapa hari melakukan observasi dan mewawancarainya.

Jacky seorang yang bersuku Batak yang terkenal keras, dan beragama Kristen, namun walaupun ia seorang ayam kampus ia tetap menjalankan ibadahnya dengan baik. Namun tidak mengikuti semua kegiatannya karena kesibukannya bersama pelanggan - pelanggannya.


(52)

Mahasiswi Hukum UISU ini mengatakan, telah menyadari menjadi ayam kampus sejak ia melayani seorang dosen demi nilai mata kuliahnya.

“ waktu itu untuk pertama kali aku datangi dosenku, dengan tujuan mempertanyakan nilai doang, obrolan kami panjang lebar yang terakhirnya aku ngelayanin dia, kebetulan dosen itu idolaku aku suka gaya necisnya jadi aku mau aja yang penting dapat nilai A, dan aku nikmatin..”

(Hasil wawancara, November 2008)

Ia bisa melayani 4 – 5 tamu dalam 1 minggu dengan tarif yang berbeda – beda. Ia tidak terlalu mematok harga jasanya karena pada berdasarkan hasil wawancara ia melakukan ini hanya sekedar menikmati kesenangan.

6. Reni (nama samaran) – faktor ekonomi.

Reni adalah mahasiswi asli Medan. Ayahnya seorang pemborong dan ibunya mempunyai catering kue. Ia kuliah di IBBI jurusan pariwisata, untuk itu ia gampang mendapatkan pelanggan karena dunia kuliahnya yang berhubungan dengan hotel dan pariwisata.

Reni yang berusia 23 tahun seorang anak bungsu dari 3 bersaudara dan keturunan Sunda Batak dan beragama Islam. Ia masih tinggal bersama orangtuanya di daerah Mabar sementara menunggu uangnya terkumpul sedikit lagi untuk dapat menyewa sebuah rumah yang cukup bagus untuk ia tempati. Keadaan keuangannya yang membuat ia menjadi ayam kampus

Sekarang udah 2 tahun aku gini, hidup ku udah nggak kek dulu lagi, nggak ancur-ancuran mikirin duit.

(Hasil wawancara, November 2008)

Ia melayani seks para pejabat dan om-om berduit dengan bayaran 500.000 – 700.000 sesuai pelayanan yang diinginkan.


(53)

Reni berasal dari keluarga yang tidak harmonis dan sejak kecil ia sudah menafkahi dirinya sendiri hingga sampai saat ini. Menjadi seorang bartender di sebuah klub malam pun dilakoninya demi untuk mendapatkan uang dan orangtuanya tidak memperdulikan pekerjaannya itu yang notabene adalah pekerjaan yang tidak baik untuk perempuan karena jam kerja yang dimulai dari jam 22.00 – 04.00.

Reni seorang perokok berat, tampak dari saat ia diwawancara. Ia mengatakan sangat stress apabila ia mengingat tentang keadaan keluarganya

7. Kiky (nama samaran) – kecewa terhadap laki – laki.

Kiky seorang mahasiswi yang sedang cuti kuliah sudah 1 tahun belakangan untuk bekerja membantu keuangan keluarganya dan dirinya sendiri. Ia sudah kuliah selama 2 tahun di jurusan hukum UISU (Kiky dikenalkan kepada peneliti oleh Jacky yang adalah sahabatnya). Kiky mahasiswi asli Medan yang bertempat tinggal jauh dari kampusnya sekarang bekerja sebagai seorang SPG Cosmetic di salah satu plaza di Medan.

Mahasiswi UISU yang mengambil jurusan Hukum pada tahun 2007 ini anak sulung dari 4 bersaudara. Keluarganya berasal dari suku Padang Jawa dan beragama Islam. Ia bekerja karena orangtuanya tidak sanggup lagi membiayai disebabkan ayahnya dipecat dari pekerjaannya karena mempunyai kasus kriminal.

Kiky bekerja sambil kuliah namun karena krisis keuangan mengharuskan ia menghabiskan waktu untuk lembur untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah dan juga membiayai kuliah adiknya, karena itu kiky memilih untuk cuti dari perkuliahannya.


(54)

Kiky menjadi seorang ayam kampus diawali dari kisah cintanya yang cukup tragis dari cara ia menceritakannya dimana banyak laki – laki yang menjadi kekasihnya yang kemudian meninggalkannya setelah mengambil uang dan tubuhnya. Namun Kiky sempat berjanji dalam dirinya yang dipaparkan pada saat wawancara di sebuah kafe di Sun Plaza untuk berhenti menjadi ayam kampus namun tawaran uang yang menggiurkan dan ingatannya akan laki – laki yang meninggalkannya membuat ia mengurungkan niatnya.

8. Dinda (nama samaran) – ingin mengikuti gaya hidup.

Mahasiswi asal Binjai ini mengambil jurusan ilmu ekonomi di Harapan dari tahun 2004. Karena jauhnya jarak tempat tinggal dan kampusnya, ia memilih kost didaerah Pringgan, tak jauh dari kampusnya. Dinda berasal dari keluarga yang perekonomiannya menengah kebawah karena ayahnya seorang pedagang buah yang tidak jelas berapa penghasilannya.

Ia anak ke 2 dari 4 bersaudara. Ia seorang penganut agama Islam dan bersuku Batak. Dinda mengaku menerima biaya bulanan dari orangtuanya sebesar Rp.700.000,- dan ia bisa kuliah di Harapan karena saudaranya bersedia membantu biaya kuliahnya hingga lulus mendapat gelar. Ia sadar dengan jumlah uang yang sedikit tersebut ia tidak akan bisa membeli semua kebutuhan dan mengikuti trend yang selalu berganti namun karena keinginan semua wanita yang selalu ingin tetap mengikuti tren sangat melekat di diri Dinda menyebabkan ia mencari jalan pintas dengan mengikuti temannya yang juga seorang ayam kampus untuk mendapatkan uang dengan cepat dan banyak.

“ sebenarnya keterlibatanku di dunia sini gara-gara awalnya aku cuma pengen ngupdate trend aja. Aku pingin make baju-baju seperti punya


(55)

teman kampusku, begaya elit punyalah. Aku sekarang suka nge’bucks, beli baju merk kek sekarang celanaku zara baju ku dari topshop, make-up ku bobby brown, nyalon 2x seminggu di ex-jo. Buat ngikutin itu terus yaaa gini la cara dapet duitnya. Tapi ok kan? Aku gak mau kelihatan kampungan.”

(Hasil wawancara, September 2008)

Perubahan fisik yang ia alami tidak begitu diperhatikan keluarga, terutama ibunya karena kedua orangtuanya sibuk menjual buah – buah untuk kehidupan mereka. Ia menjalani kehidupannya dengan sangat bebas karena ia tidak dibebani untuk membantu usaha keluarganya. Ia hanya diwajibkan oleh orangtuanya untuk menyelesaikan studinya di perguruan tinggi.

9. Rosa (nama samaran) – faktor keingintahuan.

Mahasiswi asal Jakarta ini kuliah di tempat yang sama dengan Dinda. Ia mengambil jurusan yang sama pada tahun yang sama pula. Ia memilih Medan karena hanya ingin mandiri dari orangtuanya. Biaya bulanannya sekitar Rp 1.5 juta - lebih. Orangtuanya berprofesi sebagai pejabat pemerintah di Jakarta. Ia anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ia beragama Islam dan merupakan seorang bersuku Jawa. Rasa keingintahuannya yang besar yang membuat ia menjadi ayam kampus :

“ aku cuma berniat mengetahui pekerjaan teman satu kuliahku, karena aku aneh aja dengan segala tindak tanduknya setiap hari, hingga pada akhirnya aku berhasil mengungkapnya tanpa aku sadari bahwa aku telah terjebak juga dalam ceritanya. Aku lebih cepat menganggukkan setiap ajakannya hingga pada suatu saat aku menemaninya melakukan transaksi yang gila itu…”

(Hasil wawancara, September 2008)

Namun Rosa sangat jarang menerima tamu, hanya sesekali atau 2-3 tamu dalam seminggu, ia lebih memilih bersenang – senang bersama teman – temannya.


(56)

Penampilannya pun sangat biasa. Ia seorang gadis yang cantik dan menarik dan penampilannya yang biasa saja. Tampak dari cara ia berpakaian dan berdandan. Layaknya wanita biasa karena ia berusaha tampil senormal mungkin di depan orang banyak. Dan saat ini ia menyewa sebuah rumah di perumahan Tasbih. Alasan menyewa pun sebenarnya untuk menjaga kerahasiaan dirinya sebagai ayam kampus dimana kehidupan diperumahan lebih individualis dan tidak mementingkan kegiatan orang lain.

10. Lola (nama samaran) – faktor kecewa terhadap laki – laki.

Ia adalah seorang mahasiswi yang bekerja sebagai SPG dan juga ayam kampus. Ia menggeluti dunia ayam kampus semenjak mengenal seorang pria warga negara asing yang dikenalnya sebagai customernya sendiri.

Lola menjadi SPG Parfum di salah satu plaza selama 2 tahun ini. Ia berasal dari lubuk pakam dan memilih kost di daerah gatot subroto dekat dengan lokasi ia bekerja. Ia kuliah di UMSU jurusan pertanian pada tahun 2006. Ia anak ke 2 dari 5 bersaudara. Mahasiswi yang bersuku Batak dan beragama Kristen ini mengaku menjadi SPG karena keuangannya membutuhkan sokongan lebih untuk memenuhi kebutuhannya, karena ia hanya menerima Rp.700.000/bulan dari orangtuanya yang bekerja sebagai guru SMA.

Ia memilih kuliah di UMSU karena ajakan beberapa temannya. Orangtuanya melarang karena UMSU identik dengan Islam namun karena Lola tidak bisa lulus di perguruan tinggi negeri ia pun memutuskan kuliah di UMSU ditambah ia mendapat bantuan dari seorang kerabat keluarganya untuk kuliah di UMSU.


(57)

Kekecewaannya terhadap seorang lelaki keturunan asing yang membuat ia terjun menjadi ayam kampus dan hingga sekarang ia melayani 5 – 6 tamu dalam seminggu. Dan hasil yang didapat sebagai ayam kampus terkadang dikirim kepada adik dan orangtuanya.

11. Mona (nama samaran) – faktor ekonomi.

Mona berasal dari Porsea, mengambil jurusan sosial sama seperti informan saya yang bernama Oni dan juga masuk pada tahun 2004. Ia anak sulung dari 5 bersaudara. Memilij kost di daerah Pancing agar lebih dekat dengan kampusnya. Mona seorang wanita bersuku Batak dan beragama Kristen, namun dari perawakannnya saat diperhatikan dengan seksama oleh peneliti, Mona tidak seperti wanita Batak seperti biasanya, karena wajahnya yang sangat ayu dan kelihatan lembut.

Ia menerima kiriman bulanan dari orangtuanya sebesar Rp.600.000,- dimana jumlah itu sangat sedikit untuk Mona, seorang wanita yang sangat gemar berbelanja dan menghabiskan waktunya dengan kesenangan – kesenangan seperti cuci mata, belanja, sekedar minum kopi di cafe dll.

Orangtuanya seorang guru honor, dimana banyak adik – adiknya yang masih memerlukan biaya. Untuk itu sudah 5 bulan belakangan ia tidak menerima lagi uang kiriman dari orangtuanya.

Dirinya terpaksa menggeluti dunia ayam kampus lantaran untuk kebutuhan ekonomi :

“Sejak semester kemaren aku udah gak dibiayai orangtua lagi. Adik-adik ku banyak Masih ada 5 lagi. Ga ada uang bpk ku bt dikirim lagi.”


(58)

Hampir 4 x seminggu Mona melayani pria hidung belang dengan tarif minimal Rp 300 ribu. Ia melayani banyak kalangan, namun paling sering yang menggunakan jasanya ialah anggota militer.

4.3. Analisis Teori Dramaturgi, Penyimpangan – Penyimpangan, Serta Prestasi Ayam Kampus

4.3.1. Analisis Teori Dramaturgi Pada Ayam Kampus

Pada bagian ini, penulis akan membahas tentang analisis teori dramaturgi yang dihubungkan dengna kehidupan ayam kampus. Dimana, segelintir manusia memainkan perannya dengan dua alam yang berbeda. Segelintir manusia dalam hal ini adalah para ayam kampus yang mempunyai peran ganda dalam menjalani siklus hidupnya. Berperan disatu sisi sebagai manusia yang intelek, bermoral dan sangat teratur, tetapi di sisi lain memiliki peranan yang bertolak belakang. Pada saat peran ini dimainkan, mereka tidak memiliki kesan yang mereka mainkan pada peran sebelumnya, mereka kaum yang jauh dari kata intelek, kaum yang cenderung dikatakan tidak tahu moral (tidak bermoral) dan biasanya sangat liar bila sedang berperan.

Dramaturgi sangat kental dengan pengaruh drama atau pertunjukan fiksi diatas panggung, dimana seorang aktor memainkan karakter manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan dari tokoh tersebut dan mampu mengikuti alur cerita dari drama yang disajikan. Dramaturgi dengan kata lain adalah panggung sandiwara, dunia adalah panggungnya sementara insan manusia


(59)

adalah pelaku sandiwaranya. Dalam memainkan peranannya manusia pada dasarnya memiliki hak preority untuk memilih peranan seperti apa yang dia mau tetapi disebabkan berbagai hal manusia terkadang memerankan tokoh yang lain yang jauh dari pilihannya.

Goffman memperkenalkan dramaturgi pertama kali dalam kajian sosial psikologis dan sosiologi melalui bukunya, The Presentation of Self In Everyday Life. Digali segala macam perilaku interaksi yang kita lakukan dalam pertunjukan kehidupan kita sehari-hari yang menampilkan diri kita sendiri dalam cara yang sama dengan cara seorang aktor menampilkan karakter orang lain dalam sebuah pertunjukan drama. Cara yang sama ini adalah mengacu pada hal yang sama yang hendak ditampilkan. Pertunjukan yang terjadi dalam masyarakat memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dari representasi dari diri – Goffman ini adalah penerimaan penonton akan manipulasi. Dramaturgis mempelajari konteks dari perilaku manusia dalam mencapai tujuannya dan bukan untuk mempelajari hasil dari perilakunya, Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar manusia ada “kesepakatan” perilaku yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. Bukti nyata bahwa terjadi permainan peran dalam kehidupan manusia dapat dilihat pada masyarakat kita sendiri. Manusia menciptakan suatu mekanisme tersendiri, dimana dengan permainan peran tersebut ia bisa tampil sebagai sosok tertentu.

Dalam hal ini penulis ingin memaparkan bahwa hal tersebut diatas sama seperti yang terlihat pada kasus ayam kampus, dimana mahasiswi – mahasiswi yang melakukan penyimpangan ini, menjalankan perannya di lingkungan mereka. Mereka


(60)

berusaha mengontrol diri dari segi penampilan, keadaan fisik, perilaku aktual dan gerak agar prilaku menyimpang yang mereka jalani ini tidak diketahui lingkungan mereka. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk menutupi peran tambahan mereka, mereka terkadang terlihat sangat wajar bila hanya diperhatikan kasat mata. Mereka sangat menyadari menjadi ayam kampus adalah aib yang besar bagi diri mereka, tetapi dikarenakan berbagai faktor lain mereka menjalani peran itu. Mereka menjalani peran sebagai ayam kampus memiliki alasan-alasan tersendiri, mereka memiliki tujuan dalam menjalankan peranannya tersebut. Peran mereka sebagai ayam

kampus memiliki latar belakang tentunya, keterlibatan mereka dalam bisnis seks ini

tidak terlepas dari susunan kejiwaan lingkungan yang mempengaruhinya, representasi diri – goffman mengatakan penonton mampu menerima manipulasi. Dalam hal ketelibatan mahasiswi-mahasiswi hingga pada akhirnya terjun menjadi seorang ayam kampus disebabkan salah satu dari representasi diri yang tidak bisa menerima manipulasi, sehingga ia tidak sadar bahwa ia sudah berada dalam pengaruh satu peran. Ketika hal ini terjadi berdasarkan dari penelitian yang penulis lakukan maka mereka akan mencari alasan dalam proses pembelaan diri, berbagai cara akan mereka lakukan hingga mereka akan membentuk peran yang lain lagi, mereka akan muncul dalam prilaku yang berbeda sesuai tuntutan peran yang sedang mereka mainkan.

Teori Dramaturgi menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil dan setiap identitas itu merupakan bagian kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung interaksi dari orang lain. Disinilah Dramaturgis masuk, bagaimana kita menguasai interaksi tersebut. Dalam dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia


(1)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Ayam kampus ada di setiap kampus di Indonesia. Inilah fenomena yang harus kita

cermati bersama. Sepak terjang ayam kampus pun lebih susah ditebak dibanding dengan pelacur-pelacur yang biasa berjejer dikawasan prostitusi dan lokalisasi. Bahkan jika diperhatikan penampilan dan kesehariannya dikampus, mereka terlihat sama dengan mahasiswi-mahasiswi lainnya. Hasil data yang ditemukan oleh seorang penulis Campus fresh chicken, Iip Wijayanto trend ayam kampus mulai muncul pada era 80’an. Keberadaan ayam kampus saat ini sering ditemukan di kota- kota besar, karena keberadaan kampus – kampus banyak berada di tengah kota yang metropolitan atau pun menuju metropolitan. Hasil temuan Iip Wijayanto di Yogyakarta, ditemukan 97.5% mahasiswi dari luar Yogyakarta tidak perawan. Begitu juga hal yang terjadi dikota besar lainnya dikarenakan masuknya informasi secara illegal tentang seks yang dengan gampang mempengaruhi mahasiswi pendatang yang tidak/sedikit mengetahui tentang seks dan semua yang berhubungan.

Pasar ayam kampus pun lebih modern dalam menjajakan kenikmatan seks mereka. Harga yang dipatok pun pasti lebih mahal dibanding dengan kupu-kupu malam didaerah pelacuran. Entah apa yang menjadi alasan utama beberapa mahasiswi memutuskan untuk terlibat di dunia pelacuran ini. Namun yang seringkali menjadi alasan adalah bahwa mereka harus membayar uang kuliah sendiri, kecewa dengan pacar ataupun korban pemerkosaan saat masih duduk di bangku sekolah dll.


(2)

Pengguna ayam kampus pun berasal dari berbagai kalangan, ada yang

berasal dari kalangan pejabat, pengusaha, angkatan militer, dosen dan juga mahasiswa. Harga untuk setiap menggunakan jasa ayam kampus bermacam-macam tergantung dimana dia menuntut ilmu. Ayam kampus dari universitas yang terkenal pasti lebih mahal jika dibanding dengan kampus swasta yang biasa - biasa saja. Itu dikarenakan prestise dari kampus itu sendiri dan semakin terkenal sebuah kampus maka ayam kampus tersebut juga sudah pasti lebih terdidik dan pengetahuannya tentang seks juga pergaulannya lebih luas dan lebih modern. Banyak jenis pelayanan yang diberikan oleh ayam kampus seperti short time, biasanya dilakukan hanya dalam hitungan si pengguna melakukan sekali orgasme atau seks kilat dan paling sering dilakukan pada saat siang hari sering disebut dengan istilah bobok – bobok ciang (BBC) melayani seks istirahat makan siang pengguna. Long time, biasa digunakan dalam waktu panjang hingga si pengguna puas menggunakan ayam kampus. One night stand, dilakukan seorang ayam kampus pada saat berada di diskotik, biasanya bayarannya hanya sebatas obat terlarang dan minuman. Untuk semua jenis pelayanan diatas, harga yang harus dibayar pun berkisar Rp 300.000 – Rp 1.000.000 bahkan lebih sesuai dengan pelayanan yang diinginkan oleh para om – om hidung belang.

Menurut Durkheim, tidak ada masyarakat yang bisa hidup tanpa aturan yang tetap, sehingga peraturan moral adalah syarat bagi adanya suatu kehidupan sosial dimana disiplin atau penguasaan gerak hati, merupakan komponen yang penting di dalam semua peraturan moral. Dan dari etika moral seorang ayam kampus tersebut, dari kacamata mereka sendiri perilaku mereka dianggap benar dimana mereka memaknai


(3)

kebenaran itu dengan realitas yang ada. Realitas yang berasal dari hati mereka yang akhirnya mennyebabkan mereka merasa benar menjalani status sebagai ayam kampus.

5.2. Saran

Peningkatan sistem keamanan dan monitoring harus dilakukan oleh setiap kampus di Indonesia agar kualitas pendidikan kita semakin bersaing. Ada banyak hal yang harus kita lakukan sebagai beban moral untuk mahasiswi-mahasiswi yang masuk kejurang pelacuran ini. Jangan sampai tingkat pendidikan tertinggi kita itu menjadi layaknya lokalisasi pelacuran. Jangan pandang mereka sebagai seorang pesakitan, namun kearifan kita untuk memberikan sebuah solusi terbaik bagi merekalah yang diperlukan. Kiranya gambaran ini semua dapat membuka cakrawala berfikir kita mengenai fenomena ayam kampus di dunia kampus Indonesia. Janganlah sekali-kali melakukan free sex. Karena apabila sudah kecanduan dampak yang akan ditimbulkan sangatlah berbahaya. Free sex menyimpan banyak sekali risiko yang kadang tidak disadari oeh para pelakunya, baik diri pribadi maupun sosial.

Sebuah produk akan hilang dari pasaran jika permintaan terhadap produk sudah tidak ada lagi. Namun karena permintaan akan ayam kampus tetap ada, maka fenomena tersebut pun akan tetap ada. Bisnis bola salju ini semakin lama akan semakin besar karena sistem nilainya tidak pernah terputus, selalu diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pelaku boleh berganti, tetapi nilai selalu berputar-putar pada setiap generasi, sampai satu kemenangan ”ekstrem”, yakni seks bebas sudah menjadi bagian integral dari masyarakat, atau masyarakat akan kembali kepada agamanya

Oleh karena itu, modal pertama kita adalah kesadaran untuk mengakui fenomena tersebut tanpa diiringi rasa malu. Didalam pendidikan ini tidak hanya mementingkan


(4)

aspek kecerdasan intelektual saja, akan tetapi juga harus ada aspek spiritual, moral, budi pekerti yang baik, dan akhlaq yang mulia. Setelah mendapatkan ilmu, maka kewajiban kita selanjutnya adalah mentransformasikan ilmu tersebut kepada orang lain. Kita harus dapat mentransformasikan ilmu tersebut kepada masyarakat di sekitar kita.


(5)

LAMPIRAN.

1. Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Jln. Sisingamangaraja, Teladan – Medan

2. IBBI

Jln. Sei Deli, Medan

3. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Jl. Gedung Arca, Medan

4. Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) Jl. Imam Bonjol, Medan


(6)

5. Universitas Negeri Medan