Sex sebagai pelariankesenangan. Deviasi Sosial pada mahasiswi yang berperan ganda sebagai Ayam

transisi. Tuntutan mode merupakan hal yang lepas dari kalkulasi ekonomis orang tua sebagai donatur dalam proses akademik anak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan mode itu tercapai seorang mahasiswi melacurkan diri. Hal ini berdasarkan penelitian penulis melalui salah satu pernyataan informan bernama Dinda nama samaran, mahasiswi Yaspendhar, “ sebenarnya keterlibatanku di dunia sini gara-gara awalnya aku Cuma pengen update trend aja. Aku pingin make baju-baju seperti punya teman kampusku, begaya elit punyalah. Aku sekarang suka nge’bucks, beli baju merk kek sekarang celanaku zara baju ku dari topshop, make-up ku bobby brown, nyalon 2x seminggu. Buat ngikutin itu terus yaaa gini la cara dapet duitnya. Tapi ok kan? Aku gak mau kelihatan kampungan. Tuntutan mode ternyata bisa sampai berakibat fatal bagi seseorang, tetapi berdasarkan latar belakang yang diungkapkan diatas sebelumnya lihat point 5 merupakan suatu wujud nyata dari kemungkinan itu menjadi ada walaupun dari tiada.

4.3.2.2. Sex sebagai pelariankesenangan.

Penulis berusaha mengkaitkan informan dengan tahap awal pengetahuan seks sebelum terjun ke dalam arena bisnis seks sebagai ayam kampus. Untuk aspek ini, pengikutnya masih dalam tahap kemungkinan ada walaupun tidak banyak. Dari data yang di dapat kebanyakan pengetahuan seks pertama sekali yang mereka dapat pada saat duduk di bangku sekolah menengah umum SMU dan wujud nyata pengetahuan seks itu dilakukan dengan pacar. Bahkan berdasarkan pengakuan informan kepada penulis, pada saat masih di bangku sekolah menengah ia sudah berhubungan seks. Seorang mahasiswi IBBI ini bernama Je, “aku jadi call girl karena aku sudah mengenal dunia seks sejak duduk di bangku sekolah, aku melakukannya pertama kali dengan Universitas Sumatera Utara pacarku waktu SMU bahkan aku sampai aborsi waktu itu, aku pikir aku akan nikah dengannya tapi ternyata tidak, setelah masalah aborsi selesai, hubungan kami pun tamat” Dalam paradigma masyarakat modern ini, cinta sudah tidak dibutuhkan lagi untuk melakukan aktivitas seks, tinggal kemampuan menstimulus lawan “main” dan seks pun bisa dilaksanakan. Selain itu bisa jadi memang yang bersangkutan telah mengalami fase sex addicted Wijayanto, Iip. 2003 : 82, apabila seorang wanita sudah pernah berhubungan badan, maka keinginan untuk melakukan itu akan muncul, dalam fase ini seorang wanita akan berusaha mencari pelariannya. Ada semacam kecanduan yang terjadi dalam diri seorang wanita, apabila sudah dalam fase kecanduan selayaknya ketergantungan narkoba maka ia akan berusaha mencari untuk melampiaskan hasratnya, mencari kepuasan, memenuhi kebutuhan seks yang sudah pernah dirasakan sebelumnya yang menjadi kebutuhan biologis sebagai seorang wanita yang normal. Terkadang memiliki temperamen seks yang tinggi dan cenderung liar, dan apabila dalam fase seperti ini seorang wanita akan menomorduakan ‘tarif’, yang terpenting baginya adalah kepuasan seksnya. Penulis dalam hal ini menemukan salah satu informan yang memiliki kemungkinan seperti yang telah dibahas diatas. Ketergantungan terhadap seks membuatnya menjadi seorang ayam kampus, Je tidak perduli dengan resikonya sebagai ayam kampus, ia sangat suka dengan kebebasan yang tidak terikat dengan batas. Ia pun memberikan pernyataan yang sangat diplomatis. “ aku sangat enjoy dengan pekerjaanku, aku suka, aku dapat uang dalam waktu yang relatif singkat dan disisi lain keinginanku terpenuhi” Universitas Sumatera Utara Demikian juga halnya dengan informan yang bernama Via nama samaran, ketika penulis bertanya alasan yang sebenarnya mengapa terjun ke dunia aib itu, maka dengan sangat lugas ia memberikan jawaban ”Seru....enyak..gaul” Suatu jawaban diluar dugaan penulis, maka contoh informan seperti ini mengalami fase sex addicted. Tetapi ada juga hanya sebagai kesenangan, sedikit berbeda dengan fase sex addicted. Dalam hal ini penulis berusaha menjelaskan dengan sederhana, bentuk kesenangan yang di maksud dalam hal ini adalah mereka melakukan hubungan seks hanya ingin mengusir rasa kecewa yang disebabkan berbagai faktor kehidupan. Kesenangan ini antara lain karena bergaul dengan orang – orang berduit dan punya kedudukan. Banyak yang terjun melacurkan diri disebabkan oleh pengalaman awal seksnya yang pada awalnya berdasarkan cinta tetapi cinta itu justru menjadi racun bagi kehidupan selanjutnya. Sehingga ia lebih cepat menanggapi kenyataan buruk dirinya dengan perspektif yang salah, dengan cara menyesalinya tetapi tidak berusaha menyadari dan keluar dari lingkaran aib tersebut, malah semakin jauh menjerumuskan diri dalam lingkaran setan. Sehingga pada konteks ini seks dijadikan pelarian dengan berbagai macam modus dalam usaha mencari pembenaran dirinya. Penyimpangan yang terjadi ini merupakan salah satu bentuk dari prilaku interaksi yang tidak mampu memberi solusi yang baik atau tanggapan yang kritis terhadap pertunjukan yang diperankan oleh anak manusia dalam kancah dunia sebagai panggung sandiwara. Penyimpangan yang telah dibahas diatas sebelumnya Universitas Sumatera Utara berdasarkan beberapa faktor penyebab penyimpangan memiliki keterkaitan satu sama lain. Seorang mahasiswi berperan ganda sebagai ayam kampus merupakan kombinasi dari faktor – faktor penyebab penyimpangan, hanya berbeda dari penekanannya masing – masing bagi seorang ayam kampus yang ditentukan oleh latar belakang sosial ekonomi dan problema hidupnya. Prilaku dominannya ditentukan oleh kebutuhannya pada saat tertentu. Di sisi lain dari penyimpangan yang terjadi, seorang ayam kampus mayoritas terbiasa dengan rokok. Merokok bukanlah sesuatu yang janggal atau aneh untuk ukuran seorang ayam kampus, bagi mereka itu adalah salah satu dari daya tarik mereka agar terlihat lebih berani dan liar walaupun dari kenyataan yang di dapat oleh penulis di lapangan, tidak semua mahasiswi yang terjun sebagai ayam kampus itu melakukan hal yang sama. Untuk hal ini penulis tidak membahas secara mendetail, karena penulis menganggap merokok bukanlah sesuatu yang aneh lagi pada saat ini. Mengkonsumsi rokok tidak lagi hanya milik seorang pria dewasa tetapi semua kalangan termasuk wanita – wanita muda dan bahkan anak sekolahan. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan 90 informan mengkonsumsi rokok, ditinjau dari segi ketergantungan informan pada rokok sekitar 85 adalah informan yang sangat ketergantungan. Dari berbagai penyimpangan yang telah dibahas, penulis mengamati suatu keadaan yang sangat dilematis ditinjau dari penyebab penyimpangan yang terjadi pada seorang mahasiswi yang nyambi sebagai pelacur atau ayam kampus. Penulis mengamati penyimpangan ini terjadi didasarkan pada tidak adanya Universitas Sumatera Utara keterbukaanketerus-terangan dari diri si informan tetapi dari penelitian yang penulis lakukan hal ini tidak ada muncul.

4.3.2.3 Gaya Hidup dan Rasa Keingintahuan.