Gaya hidup itulah yang akhirnya dapat membuat keterpurukan moral dan bobroknya nilai – nilai agama yang selama ini ditanamkan oleh keluarga nya. Kemoralan
semakin kurang karena yang diperdulikan hanya gaya hidup yang modern dan bagaimana menutupi kebutuhan hidup. Ayam kampus – ayam kampus tersebut memang masih
memikirkan keluarga, namun seperti yang dikatakan salah seorang ayam kampus :
“Mau bagaimana lagi. Keadaan yang buat kek gini”.
4.3.3. Bentuk deviasi lain yang terjadi pada Ayam Kampus.
4.3.3.1 Alkohol, Rokok dan Narkoba
Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai macam aktivitas dilakukan manusia untuk memenuhi segala kebutuhannya. Proses industrialisasi yang semakin
tinggi menuntut kompetensi yang tinggi bagi masyarakat, sehingga terkadang yang ada dalam keinginan seseorang hanya ambisi untuk menuai tumpukan materi yang
berlipat ganda dalam setiap detik waktu kehidupannya. Hal ini banyak terjadi di kota –kota besar. Dalam suatu hubungan keluarga akan semakin asing satu sama lain
disebabkan kesibukan sang ayah dan bahkan si ibu tidak mau ketinggalan dalam mencapai status yang lebih baik secara ekonomi. Hal ini menyebabkan adanya
kerenggangan yang terjadi antara orangtua dan anak. Anak dalam hal ini akan kekurangan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, orang tua akan lebih
cenderung menghadiahi anak dengan limpahan materi yang seharusnya lebih dari cukup.
Dalam masalah ini, anak akan mencari berbagai macam pelarian untuk mengatasi rasa kesepiannya, salah satunya adalah dengan cara merokok, minum –
Universitas Sumatera Utara
minum, ngobat mengkonsumsi obat terlarang dengan pergaulan yang bebas. Hal ini dilakukan dengan tujuan berharap agar kesepian yang dirasakannya hilang, ini adalah
salah satu bentuk perwujudan rasa frustasi dari si anak yang menjadi korban industrialisasi. Dan berbagai macam alasan lain anak untuk terjun dalam dunia ini.
Industri minuman keras dan narkoba semakin tinggi, maka dengan sendirinya simpul –simpul premanisme pun terbentuk, peluang sindikasi terbentuk
dan beroperasi secara lihai dan terorganisir dengan sangat rapi. Hal ini dapat dilihat pada bagaimana cara mereka menjerat calon korban. Berawal dari rasa ingin tahu saja
terhadap narkoba, calon korban diberikan narkoba secara gratis, lambat laun ketagihan hingga membeli pil – pil sesat itu. Jika tingkat ketagihan semakin tinggi,
maka hanya ada dua pilihan saja: 1.
mencari pemasukan tambahan secepatnya dengan cara apapun juga.pada kasus seperti ini biasanya tingkat kriminalitas meningkat
pesat. Maka akan terjadi peran baru sebagai pencuri dan bahkan akan menjual diri, hingga muncul peran baru lagi sebagai pelacur. Untuk
mendapatkan sebutir pil sesat, mereka akan melakukan apa saja sampai kepada prostitusi
2. menjadi pengedar, cara ini selalu dianggap lebih efektif untuk menekan
pengeluaran ekstra. Sambil “make” sambil mengedarkan dan data ini sudah lazim.
Penggunaan narkoba biasanya linear dengan konsumsi alkohol. Seorang pecandu narkoba biasanya juga adalah seorang alkoholik. Aktivitas ini adalah
aktivitas yang mahal, baik itu dalam penyediaan alat –alatnya ataupun dalam proses
Universitas Sumatera Utara
rehabilitasinya. Dalam hal ini, alasan seorang mahasiswi yang merangkap sebagai ayam kampus oleh karena kecanduan memiliki kemungkinan yang sangat besar dalam
perealisasian diri seseorang untuk melacurkan diri. Bahkan tidak peduli dengan ‘tarif’ pelayanan yang dia berikan, cukup dibayar dengan sebiji pil sesat yang sering
disebut cece. Penulis dalam hal ini tidak menemukan informan yang memberikan data yang akurat, tetapi penulis mendapat data yang samar dari peryataan seorang
informan bernama Reni bukan nama yang sebenarnya, seorang yang berstatus masih mahasiswi di IBBI.
“udah dua tahun aku kek gini…hidupku udah ga kek dulu, yang hancur – hancuran mikir duit hanya untuk sesuatu yang gak berguna, yang merusak
badan dan otakku”
Berdasarkan data sumber yang didapat dari teman –temannya, ternyata Reni adalah seorang mantan pemakai, ia meninggalkannya dua tahun yang lalu. Penulis
berusaha mendalami informan tetapi informan cenderung lebih tertutup dibanding informan lain, disebabkan ketagihan akan obat – obat terlarang hingga informan
terlilit hutang yang pada akhirnya ia terjun sebagai pelacur mahasiswi. Penyimpangan yang merupakan hal yang cukup dilematis.
4.3.4. Indeks Prestasi Mahasiswi Ayam Kampus