Asupan Zink Remaja Putri

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, remaja putri SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan cukup sering mengonsumsi makanan penghambat penyerapan kalsium seperti teh, bayam, dan coklat.

5.1.4 Asupan Zink Remaja Putri

Zink memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh. Sebagai bagian dari enzim atau kofaktor pada kegiata lebih dari dua ratus enzim, zink berperan dalam berbagai aspek metabolisme, seperti reaksi-reksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.Zink juga berperan dalam fungsi kekebalan, yaitu dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B Almatsier, 2004. Kekurangan zink pada remaja dapat menyebabkan gangguan petumbuhan dan gangguan kematangan seksual. Selain itu dapat menyebabkan gangguan pencernaan, dan gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan zink pada tahap kronis dapat mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak. Kebutuhan zink per hari bagi remaja putri yaitu sebanyak 14 mg. Berdasarkan penelitian sebagian besar remaja putri kekurangan zink, yaitu sebanyak 40 orang 90,9 dimana rata-rata konsumsi per hari sebanyak 6,7 mg. Menurut Ulfiyanti 2014, sebagian besar remaja putri di SMAN 1 Pemekasan dan SMAN 1 Galis mengonsumsi zink dalam jumlah yang kurang diduga karena hampir seluruh subjek mendapatkan asupan zink dari pangan nabati. Kandungan zat-zat antinutrisi bahan pangan nabati seperti asam fitat dapat menghambat proses penyerapan seng dari pangan yang dikonsumsi. Sumber zink yang dikonsumsi oleh remaja putri yaitu daging, hati, kerang, tiram, dan telur. Jika dilihat pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa masih banyak remaja putri yang tidak mengonsumsi makanan sumber zink seperti kerang, tiram, dan hati dengan alasan beberapa remaja putri diantaranya memiliki alergi, dan sebagian lainnya tidak menyukai makanan tersebut. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara jumlah Zink yang dikonsumsi dengan kejadian dismenorea remaja putripada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa angka kejadian dismenorea pada remaja putri yang mengonsumsi zink dalam jumlah yang kurang lebih tinggi daripada remaja putri yang mengonsumsi zink dalam jumlah yang cukup dimana mayoritas remaja putri yang mengonsumsi zink dalam jumlah yang kurang mengeluhkan nyeri haid tingkat ringan yaitu sebanyak 19 orang 47,5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sundari 2011, pemberian zink per oral dapat mengurangi intensitas nyeri haid karena dapat menghambat sintesis prostaglandin yang memicu terjadinya nyeri. Pemberian zink selama 4 hari sebelum menstruasi dapat menurunkan kadar prostagland in GF2 sehingga mampu menurunkan keluhan nyeri pada kasusnyeri haid primer Sundari, 2011.

5.2 Status Gizi Remaja Putri