Status Gizi Remaja Putri Kejadian Dismenorea Tingkat Nyeri pada Remaja Putri

Sumber zink yang dikonsumsi oleh remaja putri yaitu daging, hati, kerang, tiram, dan telur. Jika dilihat pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa masih banyak remaja putri yang tidak mengonsumsi makanan sumber zink seperti kerang, tiram, dan hati dengan alasan beberapa remaja putri diantaranya memiliki alergi, dan sebagian lainnya tidak menyukai makanan tersebut. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara jumlah Zink yang dikonsumsi dengan kejadian dismenorea remaja putripada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa angka kejadian dismenorea pada remaja putri yang mengonsumsi zink dalam jumlah yang kurang lebih tinggi daripada remaja putri yang mengonsumsi zink dalam jumlah yang cukup dimana mayoritas remaja putri yang mengonsumsi zink dalam jumlah yang kurang mengeluhkan nyeri haid tingkat ringan yaitu sebanyak 19 orang 47,5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sundari 2011, pemberian zink per oral dapat mengurangi intensitas nyeri haid karena dapat menghambat sintesis prostaglandin yang memicu terjadinya nyeri. Pemberian zink selama 4 hari sebelum menstruasi dapat menurunkan kadar prostagland in GF2 sehingga mampu menurunkan keluhan nyeri pada kasusnyeri haid primer Sundari, 2011.

5.2 Status Gizi Remaja Putri

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai ekspresi dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi pada remaja perlu diperhatikan karena pada masa ini remaja akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada organ reproduksi. Hasil pengukuran berat dan tinggi badan diketahui bahwa status gizi remaja putri SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang terbanyak mempunyai status gizi normal yaitu sebanyak 26 orang 59,1. Hal ini dipengaruhi oleh pola konsumsi dan aktivitas fisik yang dilakukan oleh remaja putri. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara jumlah status gizi dengan kejadian dismenorea remaja putri SMP Shafiyyatul Amaliyyah dapat diketahui sebagian besar remaja putri yang mengalami nyeri haid memiliki status gizi normal dengan mayoritas mengalami nyeri ringan, yaitu sebanyak 13 orang. Sejalan dengan penelitian Mishra, dkk 2013 menyatakan bahwa faktor-faktor resiko yang berhubungan langsung dengan dismenorea yaitu riwayat dismenorea pada keluarga family history, konsumsi buah-buahan dan sayuran, kotrasepsi oral, dan stres. Hal ini diduga faktor stres dan kurangnya olahraga menjadi salah satu faktor terpenting terhadap siklus dan lama menstruasi. Depkes 2006 menyatakan bahwa kesehatan remaja ternyata tidak hanya terfokus pada kesehatan fisik saja tetapi juga non fisik mental, emosional, dan psikososial. Jika kesehatan non fisik terganggu, maka secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kerja hormonal. Olahraga juga berpengaruh terhadap kerja hormon, yaitu hormon endorphin. Hormon endorphin dapat mendorong munculnya rasa gembira, tenang dan nyaman. Jika jarang berolahraga, maka kemungkinan besar kerja hormon endorphin tidak maksimal.

5.3 Kejadian Dismenorea Tingkat Nyeri pada Remaja Putri

Dismenorea adalah nyeri dibagian bawah perut yang terjadi sebelum dan selama menstruasi. Penyebab utama dismenorea terjadi karena ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis seperti stres juga ikut berperan dalam terjadinya dismenorea pada beberapa wanita. Aktivitas fisik, olahraga, dan pola makan yang tidak baik seperti sering mengonsumsi junk food juga mempengaruhi terjadinya dismenorea. Aktivitas fisik yang sesuai, aman dan efektif dalam upaya mengurangi gejala- gejala dismenorea adalah berolah raga. Olah raga merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri haid, hal ini disebabkan pada saat melakukan olahraga, tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja putri SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan memiliki tingkat nyeri sedang, yaitu sebanyak 21 orang 47,7 dimana nyeri dapat mengganggu konsentrasi meski masih dapat beraktivitas. Kejadian dismenorea berkisar 45 sampai 75 dari seluruh remaja perempuan pubertas, dimana ketidakhadiran di sekolah atau lingkungan kerja berkisar 13 sampai 51 dengan 5 sampai 14 ketidakhadiran tersebut disebabkan beratnya gejala yang terjadi. 3 Studi epidemiologi di Mesir melaporkan kejadian dismenorea pada 75 remaja perempuan pubertas dengan jumlah ketidakhadiran di sekolah sebesar 20,3 yang dihubungkan dengan beratnya gejala El-Gilany, Badawi, El-Fedawy, 2005.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kebanyakan remaja putri masih kekurangan asupan vitamin dan mineral, dimana 77,3 remaja putri kekurangan asupan vitamin B6, 100,0 remaja putri kekurangan vitamin E, 81,8 remaja kekurangan asupan kaslium, dan hanya 9,1 remaja yang mendapatkan asupan zink yang cukup. Sumber vitamin dan mineral seperti kerang, kepiting, tiram, hati, kacang-kacangan dan sayuran masih sedikit dikonsumsi oleh remaja putri. 2. Kejadian dismenorea yang dikeluhkan oleh remaja putri paling banyak berada pada kategori sedang dengan asupan vitamin B6, vitamin E, kalsium, dan zink yang kurang dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan. 3. Sebagian besar remaja putri 50,0 yang memiliki keluhan nyeri haid pada tingkat ringan memiliki status gizi yang normal.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka disarankan kepada remaja putri SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan agar mengonsumsi makanan sumber vitamin dan mineral secara teratur khususnya bahan makanan yang mengandung vitamin B6, vitamin E, kalsium dan zink yang tinggi seperti ikan, kacang- kacangan, sayuran hijau, kerang, tiram, dan hati.