Asupan Vitamin B6 Remaja Putri

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Konsumsi Sumber Vitamin dan Mineral Remaja Putri

5.1.1 Asupan Vitamin B6 Remaja Putri

Vitamin B6 merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh rata-rata 1,2 mg setiap harinya. Meski kebutuhan vitamin B6 per hari tergolong sedikit masih banyak remaja putri yang kekurangan asupan vitamin B6 setiap harinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 34 orang dari 44 remaja putri kekurangan asupan vitamin B6 dimana rata-rata jumlah konsumsi per hari sebanyak 0,8 mg. Vitamin B6 secara umum berperan dalam bentuk fosforilasi piridoksal fosfat PLP dan piridoksamin fosfat PMP sebagai koenzim terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi, reaksi lain yg berkaitan dengan metabolisme protein. Kekurangan vitamin B6 dapat menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguang metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur, gangguan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit. Kekurangan lebih lanjut pada usia remaja dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat Almatsier, 2004. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B6 antara lain daging, serealia, telur, dan kacang-kacangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan rata-rata remaja putri mengonsumi makanan sumber vitamin B6 seperti telur, daging ayam, daging sapi, tahu dan tempe sebanyak 4-6 kali dalam seminggu sedangkan untuk kelompok kacang-kacangan sangat jarang dikonsumsi oleh remaja putri. Makanan ini biasa dikonsumsi oleh remaja putri saat makan siang dan beberapa saat makan malam. Sedangkan saat sarapan remaja putri lebih sering mengonsumsi roti, susu, nasi goreng dan telur. Saat istirahat remaja putri cenderung untuk mengonsumsi jajanan yang tersedia di sekolah seperti ayam goreng dan takoyaki sejenis makanan jepang yang terbuat dari tepung dan sosis. Saat makan malam pun kebanyakan remaja putri mengonsumsi makanan berat yang dibeli di luar seperti soto, sate dan ayam penyet. Tak jarang juga remaja putri tidak makan malam lagi di rumah karena sudah merasa cukup dengan jajanan yang dikonsumsi saat pulang sekolah. Pola konsumsi yang tidak teratur ini cenderung menyebabkan remaja putri kekurangan asupan vitamin B6 yang dibutuhkan oleh tubuh. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara jumlah vitamin B6 yang dikonsumsi dengan kejadian dismenorea remaja putri dapat dilihat bahwa angka kejadian dismenorea lebih besar pada remaja putri yang mengonsumsi vitamin B6 dalam jumlah yang kurang daripada remaja putri yang mengonsumsi vitamin B6 dalam jumlah yang cukup pada setiap tingkatan nyeri. Selain itu kejadian dismenorea pada remaja putri yang mengonsumsi vitamin B6 dalam jumlah yang kurang lebih banyak berada pada tingkat nyeri sedang daripada kejadian dismenorea pada tingkat nyeri ringan. Vitamin B6 dapat menstimulasi membran sel dalam mentransfer dan meningkatkan magnesium intrasel yang berperan dalam relaksasi otot Souza, 2000. Selain itu secara tidak langsung menurunnya kadar B6 dalam darah dapat menhambat hati dalam mengonjungsikan esterogen, sehingga esterogen meningkat dalam darah yang berdampak pada keluhan nyeri haid

5.1.2 Asupan Vitamin E Remaja Putri