Asupan Vitamin E Remaja Putri

2000. Selain itu secara tidak langsung menurunnya kadar B6 dalam darah dapat menhambat hati dalam mengonjungsikan esterogen, sehingga esterogen meningkat dalam darah yang berdampak pada keluhan nyeri haid

5.1.2 Asupan Vitamin E Remaja Putri

Vitamin E merupakan vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, sintesisi DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, dan berperan dalam menjaga kesehatan kulit Almatsier, 2004. Bagi remaja putri yang berada pada masa pubertas vitamin E juga berfungsi sebagai mencegah gangguang menstruasi. Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, sindroma neurologic sehingga terjadi fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina. Remaja dalam masa pertumbuhan membutuhkan vitamin E lebih besar dari usia sebelumnya, karena selain dibutuhkan untuk sistem metabolisme, vitamin E juga diperlukan dalam perkembangan organ reproduksi. Kebiasaan makan remaja putri yang tidak teratur membuat seluruh remaja putri SMP Shafiyyatul Amaliyyah kekurangan vitamin E dengan rata-rata konsumsi per hari sebesar 3.9 mg dimana angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi remaja putri per hari sebanyak 15 mg. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, seluruh remaja putri di SMAN 1 Pemekasan, dan SMAN 1 Galis mengonsumsi vitamin E dalam jumlah yang kurang disebabkan oleh kebutuhan tubuh terhadap vitamin E lebih tinggi daripada asupan Ulfiyanti, 2014 Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan hampir seluruh remaja putri mengonsumsi bahan makanan ini dalam jumlah yang sangat sedikit. Vitamin E yang berasal dari minyak tumbuh- tumbuhan hanya dikonsumsi sedikit dari makanan yang digoreng. Sumber vitamin E lainnya yaitu untuk sayuran, buah-buahan dimana rata-rata remaja putri mengonsumsinya 4-6 kali seminggu, seperti bayam, kangkung, daun ubi, dan tauge dengan jumlah rata-rata hanya sebagian kecil dari porsi yang dianjurkan 25-50 gr dimana 1 porsi sayur sama dengan 1 gelas yaitu 100gr. Namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan masih banyak remaja putri yang tidak pernah mengonsumsi sayur-sayuran karena alasan tidak suka. Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa remaja putri mengalami dismenorea terbanyak mempunyai tingkat konsumsi vitamin E dalam kategori kurang dengan kejadian dismenorea pada kategori nyerisedang, yaitu sebanyak 21 orang 47,7.Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.6 dimana angka kejadian dismenorea tingkat sedang lebih besar dari angka kejadian dismenorea tingkat ringan dari seluruh remaja putri mengonsumsi vitamin E dalam jumlah yang kurang. Menurut Dawood 2006, vitamin E dapat mengatasi nyeri haid dengan menghambat biosintesis prostaglandin, sebaliknya vitamin E juga akan meningkatkan prostasiklin dan PGE 2 yang berfungsi sebagai vasodilator yang bisa merelaksasi otot polos uterus.

5.1.3 Asupan Kalsium Remaja Putri