seluruh provinsi di Indonesia. Hal yang sama juga dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dengan melakukan pembukaan sawah baru di
beberapa wilayah seperti Natal, Batahan, Lingga Bayu, dan Siabu Hutapuli. Selain itu reklamasi lahan juga dapat dilakukan untuk tetap menjamin
keberlanjutan produksi pangan beras.
4.6.4.2. Hubungan Produktivitas Lahan Dengan Ketersediaan Beras
Produktivitas merupakan hasil per satuan luas lahan atau dengan kata lain, produktivitas adalah keseimbangan dari semua faktor produksi yang akan
menyumbangkan hasil yang tertinggi melalui upaya yang terendah. Dari hasil uji, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah
sebesar 0,578. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara produktivitas lahan dengan ketersediaan beras karena berada di rentang 0,40 –
0,599. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r
s
positif, berarti semakin tinggi produktivitas lahan maka semakin meningkatkan ketersediaan
beras. Untuk mengetahui apakah hubungan ini nyata atau tidak dapat dilihat nilai signifikansinya. Dari hasil diperoleh signifikansi sebesar 0,030 dan nilai ini
α
0,05
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima, artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara produktivitas lahan dengan
ketersediaan beras di Kabupaten Mandailing Natal. Hal ini sesuai dengan penelitian Denny Afrianto 2010 yang menyatakan bahwa produktivitas lahan
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap rasio ketersediaan beras.
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata produktivitas padi nasional adalah sebesar 49,44 KwHa, sedang potensi produksi padi dari berbagai varietas mampu 6 tonHa, terutama untuk
padi lahan irigasi teknis. Peluang peningkatan produktivitas dari 5 tonHa menjadi 6 tonHa masih dapat dilakukan pada areal tanam seluas sekitar 5,9 juta
hektar. Untuk produktivitas yang di atas 6 tonha diterapkan SL-PTT padi hibrida, sedangkan yang di bawah 6 tonha dapat diterapkan SL-PTT padi non hibrida,
dengan paket lengkap dan pengawalanpendampingan yang ketat, di lokasi yang sesuai tepat. Pengamanan produksi beras nasional melalui peningkatan
produktivitas padi sesuai Inpres No. 5 tahun 2011 dilakukan dengan: meningkatkan ketersediaan saprodi, meningkatkan tata kelola usaha tani,
meningkatkan alsintan, meningkatkan kegiatan pasca panen, pengelolaan air irigasi, meningkatkan fungsi BUMN dalam penyediaan dan penyaluran saprodi
dan distribusi gabahberas, dan mengembangkan fungsi infrastruktur dalam menunjang produksi padi. Hal ini sangat berguna untuk menjamin keberlanjutan
ketersediaan beras. Namun jika dilihat rata-rata produktivitas padi Kabupaten Mandailing
Natal selama kurun waktu 14 tahun 1999 – 2012 sebesar 48,08 KwHa masih berada di bawah potensi produksi padi 6 tonHa, maka pelaksanaan SLPTT yang
sudah dilakukan di Kabupaten Mandailing Natal sejak tahun 2007 sampai dengan 2012 dengan luas areal sekitar 43.050 hektar harus tetap dilaksanakan secara
berkesinambungan dan berkelanjutan dengan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terlibat dalam program ini demi peningkatan ketersediaan beras.
4.6.4.3. Hubungan Harga Beras Dengan Ketersediaan Beras